Jurnal Mutiara Ilmu, Nomor 1 Tahun 6, Maret 2011: hal Ernawati Br Surbakti

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGUASAAN KONTEKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA JOSUA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif lebih

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari alat

BAB III METODE PENELITIAN

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

hitung = 7,290 < taraf signifikansi 5%. (3) variabel hasil belajar pengetahuan dasar teknik bangunan (Y) yaitu

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya.sarana yang paling vital untuk menenuhi kebutuhan tersebut adalah

HUBUNGAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MERESENSI NOVEL REMBULAN MERAH OLEH SISWA KELAS XI SMA DHARMA BAKTI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. supaya dapat mempermudah proses pengambilan data. Penelitian ini dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi tentang persepsi siwa terhadap pemberian tugas fisika

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF DENGAN KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS VIII SMP PENCAWAN MEDAN TAHUN PELAJARAN

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. nilai. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pada bagian ini akan membahas tentang metode penelitian, populasi dan sampel,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengolahan data berdasarkan hasil pengisian angket tentang pola asuh orangtua

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian.

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian meliputi prosedur dan cara melakukan verifikasi data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan seberapa besar hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis yang telah dirumuskan perlu diuji kebenarannya, untuk

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional ini dilakukan diseluruh kelas 2 dengan jumlah siswa 448 orang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional karena penelitian berusaha menyelidiki pengaruh antara beberapa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Ex post facto

Distribusi Rata-rata Kualitas Catatan

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, angkatan 2010.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Indonesia telah dirancang ke dalam pembelajaran berbasis teks. Di dalam pembelajaran tersebut, siswa diharapkan mampu memproduksi dan menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan gejala-gejala serta pengaruh

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi pusat perhatian adalah hubungan antara pemahaman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODA PENELITIAN. Menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian diperlukan

PENGARUH PENGUASAAN DEIKSIS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS ARTIKEL OLEH SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 MEDAN SEMESTER GANJIL TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yakni: SMAN 1 kota Gorontalo, SMAN 2 Kota Gorontalo, SMAN. digunakan 3 bulan ( april, mei, juni 2013)

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang akan menganalisis korelasi antara

Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dapat pula dikatakan sebagai cara yang digunakan untuk mencapai

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan penelitian. Berdasarkan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Konjungsi yang Berasal dari Kata Berafiks dalam Bahasa Indonesia. Mujid F. Amin Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pokok masalah penelitian sangat tergantung pada metode penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Two-Hand Medicine Ball Putt menunjukkan bahwa kelompok responden yang

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci: Struktur, Ciri Kebahasaan, Menulis, Teks Prosedur Kompleks.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik inferesial

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang Kecerdasan Spiritual Siswa dan Kondisi Psikologis Keluarga di SMP Negeri 2 Telaga

METODE PENELITIAN. Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian sangatlah penting.

Hubungan Kemampuan Menggunakan Diksi Dalam Menulis Puisi Siswa Kelas VII MTs. Al Hidayah Laras

2. Penerapan Materi Pendidikan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan sesuai dengan permasalahan yang dihadapinya. Adapun metode penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan sesuai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut

Rama Wadi. NIM

III. METODELOGI PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGUASAAN KONJUNGSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT BERITA SISWA BT-BS BIMA CABANG LHOKSEUMAWE TAHUN 010 Ernawati Br Surbakti Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRAK Tujuan penelitian ini menggambarkan hubungan penguasaan konjungsi dengan kemampuan menulis kalimat berita siswa BT-BS BIMA Cabang Lhokseumawe tahun 010. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif dengan teknik korelasional, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dan dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara penguasaan konjungsi dengan kemampuan menulis kalimat berita siswa BT-BS BIMA Cabang Lhokseumawe tahun 010. Jumlah populasi adalah seluruh siswa kelas IX BT-BS BIMA Cabang Lhokseumawe sebanyak 00 orang. Karena jumlah populasi lebih besar dari 100 orang, maka penelitian menentukan sampel 0% x 00 orang = 40 orang. Dalam pengambilan sampel teknik yang digunakan adalah teknik random atau acak. Metode yang digunakan adalah metode deskriftif dengan teknik korelasional (product momen pearson). Dari hasil analisis korelasi ditemukan harga koefisien sebesar 0,74 dan setelah dikonsultasikan dengan tabel pada taraf signifikansi 5% adalah 0,31. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan sebesar 0,74 dan setelah dikonsultasikan dengan tabel harga kritik r pada taraf signifikansi 5% dengan jumlah responden = 40 orang diperoleh r tabel = 0,31 dan pada taraf signifikansi1% adalah 0,403 dengan demikian r hitung > r tabel (0,74> 0,31) dan 0,74>0,31) dan 0,74>0,403). Sehingga hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara penguasaan konjungsi dengan kemampuan menulis kalimat berita teruji kebenarannya dan hipotesis kerja diterima. Dapat disimpulkan bahwa semakin baik penguasaan konjungsi maka semakin baik pula kemampuan menulis kalimat berita. Kata Kunci: metode deskriptif, teknik korelasional, kalimat berita. I. PENDAHULUAN Konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Dengan memakai konjungsi hubungan antar klausa yang satu dengan yang lain akan tampak jelas. Banyak jenis konjungsi yang kita jumpai dalam bahasa Indonesia misalnya: dan, atau, tetapi, sebelum, ketika, dll. Konjungsi (kata sambung) adalah kata yang bertugas menghubungkan atau merangkaikan kata dengan kata, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat. Kata konjungsi berpadanan dengan conjunction dalam bahasa Inggris yang artinya kata penghubung, kata sambung atau kata perangkai. Kalimat adalah gagasan perasaan atau pikiran yang relatif lengkap serta kesatuan bahasa yang utuh yang memiliki arti penuh bisa dalam bentuk berkelompok kata atau kata yang dibatasi oleh adanya intonasi /jeda panjang yang disertai oleh nada akhir turun atau naik dan mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan sedangkan kalimat berita menurut Alwi (000:353) Kalimat berita disebut juga kalimat deklaratif.

Dalam pemakaian bahasa umumnya digunakan oleh pernyataan sehingga isinya merupakan berita bagi pendengar, atau pembacanya. Dari uraian di atas penulis merasa tertarik untuk meneliti hubungan penguasaan konjungsi dengan kemampuan menulis kalimat berita pada siswa kelas IX BT-BS BIMA Cabang Lhokseumawe semester genap tahun 010. Agar penelitian ini menjadi terarah maka penulis merumuskan masalah bagaimanakah hubungan penguasaan konjungsi dengan kemampuan menulis kalimat berita siswa BT-BS BIMA Cabang Lhokseumawe tahun 010? Adapun tujuan penelitian ini adalah menggambarkan hubungan penguasaan konjungsi dengan kemampuan menulis kalimat berita siswa BT-BS BIMA Cabang Lhokseumawe tahun 010. II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam kegiatan penelitian, kerangka teoretis memuat sejumlah teori yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dan dapat dijadikan sebagai landasan pemikiran dan acuan dalam penguatan fakta. Kerangka teoretis merupakan suatu cara untuk menjelaskan variabel atau pokok masalah yang terkandung dalam penelitian. Mengingat pentingnya hal itu maka dalam penelitian akan dimanfaatkan seperangkat teori yang relevan dengan masalah dan ruang lingkup penelitian. Dalam penelitian ini, hubungan penguasaan konjungsi dengan kemampuan menulis kalimat berita diangkat menjadi pokok permasalahan. Untuk memahami konsep tentang penguasaan konjungsi dikemukakan pengertian penguasaan dan konjungsi serta jenis-jenis konjungsi sehingga diperoleh simpulan pengertian penguasaan konjungsi pada kerangka konseptual. Sedangkan untuk memahami konsep tentang kemampuan menulis kalimat berita, dikemukakan pengertian kemampuan menulis kalimat berita serta jenis-jenis kalimat berita sehingga diperoleh simpulan pengertian kemampuan menulis kalimat berita pada kerangka konseptual..1 Pengertian Penguasaan Konjungsi Penguasaan merupakan sebuah kata yang telah mengalami afiksasi (imbuhan) dari kata dasar kuasa. Penguasaan adalah suatu perbuatan untuk memahami suatu hal dan sanggup menggunakannya untuk hal lain. Penguasaan berarti kemampuan dalam melakukan sesuatu baik yang bersifat abstrak maupun konkret. Menurut Moeliono (000: 305) Kuasa adalah kemampuan atau kesanggupan untuk berbuat sesuatu, kekuatan. Penguasaan adalah: (1) proses, cara, perbuatan, menguasai atau menguasakan; () Pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan (pengetahuan, kepandaian, dsb). Menurut Poerwadarminta, (003: 5) Penguasaan adalah perbuatan (sesuatu hal) menguasai atau menguasakan. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penguasaan adalah kemampuan, kesanggupan, kekuatan atau pemahaman untuk melakukan suatu perbuatan dan untuk sesuatu hal lain baik yang bersifat abstrak ataupun konkret. Konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Dengan memakai konjungsi hubungan antarklausa yang satu dengan yang lain akan tampak jelas. Banyak jenis konjungsi yang kita jumpai dalam bahasa Indonesia misalnya: dan, atau, tetapi, sebelum, ketika, dll.

Konjungsi (kata sambung) adalah kata yang bertugas menghubungkan atau merangkaikan kata dengan kata, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat. Kata konjungsi berpadanan dengan conjunction dalam bahasa Inggris yang artinya kata penghubung, kata sambung atau kata perangkai. Menurut Moeliono (000: 456) Konjungsi adalah partikel yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat atau paragraf dengan paragraf. Menurut Alwi, (000: 39) mengatakan Konjungsi yang juga dikatakan kata sambung adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa. Pada kenyataannya dapat diamati bahwa konjungsi dalam bahasa Indonesia tidak hanya berbentuk satu kata. Disamping ada yang terdiri dari satu kata, konjungsi bahasa Indonesia ada juga yang berbentuk gabungan kata. Konjungsi yang terdiri dari satu kata misalnya: sebab, karena, supaya, agar, dan, atau, tetapi, hingga, dan sebagainya. Sedangkan konjungsi yang merupakan gabungan kata, misalnya: oleh karena, walaupun demikian, akan tetapi, bila mana, dsb. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penguasaan konjungsi adalah pemahaman, kesanggupan, kemampuan menguasai kata-kata tugas (kata sambung).. Jenis-Jenis Konjungsi Konjungsi Koordinatif Menurut Alwi (000: 68) Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih dan kedua unsur itu memiliki kedudukan yang sama. Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi koordinatif adalah: dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, dan sedangkan. Konjungsi Subordinatif Menurut Alwi (000: 69) Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih dan klausa itu tidak memiliki kedudukan yang sama atau konjungsi yang menghubungkan induk kalimat dengan anak kalimat. Berikut ini adalah beberapa konjungsi subordinatif: a. Konjungsi Subordinatif Waktu Konjungsi subordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai. Penggunaan konjungsi subordinatif waktu dengan fungsi menggabungkan menyatakan waktu digunakan di depan unsur kalimat yang berfungsi sebagai keterangan. Saya berkenalan dengannya ketika saya menghadiri acara ulang tahun di Hotel Asean. b.konjungsi Subordinatif Syarat Konjungsi subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, asalkan, bila, manakala. Kata penghubung jika, jikalau, kalau, asalkan, bila, manakala, dengan fungsi untuk menggabungkan-menyatakan syarat digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada suatu kalimat majemuk bertingkat. Kalau (jika/jikalau) saya punya uang, pasti kamu akan saya bantu. Kami akan datang jika kami diundang.

c. Konjungsi Subordinatif Pengandaian Konjungsi subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya. Konjungsi subordinatif pengandaian adalah subordinatif yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang menyatakan pengandaian. Seandainya aku jadi orang kaya, maka aku akan membantu semua orang terlantar yang seperti diriku ini. d. Konjungsi Subordinatif Tujuan Konjungsi subordinatif tujuan: agar, supaya, biar, digunakan dalam kalimat yang menyatakan hubungan tujuan. Warga secara bersama-sama membersihkan lingkungan agar bersih dan indah. Mereka belajar sungguh-sungguh supaya lulus dalam ujian nasional. e. Konjungsi Subordinatif Konsesif Konjungsi subordinatif konsesif adalah: biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun, sungguhpun, kendatipun. Konjungsi subordinatif konsesif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang menyatakan hubungan perlawanan. Meskipun hujan turun dengan derasnya, ia tetap berlari menuju rumahnya. f. Konjungsi Subordinatif Pembandingan Konjungsi subordinatif pembandingan: seakan-akan, seolaholah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih. Konjungsi subordinatif pembandingan menghubungkan dua klausa atau lebih yang menyatakan perbandingan. Ketika ditanya apakah dia yang mencuri uang itu, wajahnya pucat seperti bulan kesiangan. g. Konjungsi Subordinatif Sebab Akibat Konjungsi subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena itu, oleh sebab itu dengan fungsi menggabungkan menyatakan alasan digunakan di depan kata, frase, atau klausa yang berfungsi sebagai keterangan di dalam sebuah kalimat majemuk setara. Kata penghubung sebab merupakan varian dari kata penghubung karena. Namun perlu diperhatikan sebab yang merupakan kata benda tidak dapat diganti dengan karena. Tanpa sebab yang jelas beliau marah kepada kami. Dia tidak masuk sekolah karena sakit.(ia tidak masuk sekolah sebab ia sakit) h. Konjungsi Subordinatif Hasil Konjungsi subordinatif hasil: sehingga, sampai, maka. Kata penghuung sampai, sehingga, maka dengan fungsi menggabungkan menyatakan akibat digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada kalimat majemuk bertingkat. Secara umum kata penghubung sampai dapat diganti dengan kata penghubung hingga atau sehingga.

i.konjungsi Subordinatif Alat Konjungsi subordinatif alat: dengan, tanpa. Kata penghubung dengan, tanpa berfungsi untuk menyatakan gabungan biasa. Dapat digunakan diantara dua buah kata benda. j. Konjungsi Subordinatif Cara Konjungsi subordinatif cara: dengan, tanpa untuk menghubungkan dua klausa atau lebih yang menyatakan cara. Dengan memohon dan bersujut, dia berlutut meminta maaf di hadapan ibunya. k. Konjungsi Subordinatif Komplementasi Konjungsi Subordinatif komplementasi: bahwa. Kata penghubung bahwa digunakan dengan aturan: a. Untuk menggabungkan mengantarkan objek digunakan pada klausa yang menjadi anak kalimat objek pada sebuah kalimat. b. Untuk menggabungkan mengantarkan subjek digunakan di dalam kalimat pasif. l. Konjungsi Subordinatif Atributif Konjungsi Subordinatif Atributif: yang. Kata penghubung yang dengan fungsi menggabungkan menyatakan ketentuan atau penjelasan digunakan diantara kata benda atau frase benda dengan: a. Kata sifat atau frase sifat b. Kata kerja atau frase kerja m.konjungsi Subordinatif Perbandingan Konjungsi subordinatif perbandingan: sama...dengan, lebih...daripada. Konjungsi subordinatif perbandingan adalah konjungsi subordinatif yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang menyatakan perbandingan. Konjungsi Korelatif Menurut Alwi, (000:7) Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa; dan kedua unsur itu memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif adalah konjungsi terbelah yaitu sebagian terletak di awal kalimat dan sebagian lagi terletak ditengahnya. Kata-kata yang termasuk ke dalam konjungsi korelatif adalah: (1) baik... maupun... () tidak hanya...,tetapi...juga (3) demikian...(rupa), sehingga (4) apakah...atau... (5) entah...entah... (6) jangankan...pun... Konjungsi Antar Kalimat Alwi, (000:73) mengatakan bahwa, Konjungsi antarkalimat menghubungkan sebuah kalimat dengan kalimat yang lain. Karena itu, konjungsi jenis ini selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. namun bisa juga terdapat dalam satu kalimat dengan memakai tanda koma. Kata-kata yang termasuk ke dalam konjungsi antarkalimat adalah: (1) Biarpun demikian/begitu, sekalipun, demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu. () Kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya. (3) Tambahkan pula, lagipula, selain itu (4) Sebaliknya (5) Sesungguhnya, bahwasanya, oleh karena itu, oleh sebab itu.

.3 Pengertian kemampuan Menulis Kalimat Berita Pengertian Kemampuan Menurut Moeliono (000:63) Kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan; kekuatan. Menurut KBBI (005:707) Kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan; kekuatan: kekayaan. Pengertian Menulis Tarigan (1988: ) mengemukakan, Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu. Selanjutnya Akhadiah, dkk (1991:1) menyatakan, Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan persasaan dalam tulisan. Dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis. Pengertian Kalimat Kalimat adalah kesatuan ujaran yang mengungkapkan suatu konsep pikiran, perasaan, perkataan suatu bahasa yang secara relatif berdiri sendiri dan mempunyai pola intonasi. Oleh karena menulis kalimat ini sangat penting, maka dalam pelajaran bahasa Indonesia sebagian besar diwajibkan mempelajari kalimat. Fokker (1983: 11) mengatakan, Kalimat adalah ucapan bahasa yang mempunyai arti penuh dan batas keseluruhannya ditentukan oleh turunan suara. Sedangkan Ramlan, (198: 86) mengatakan, Kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah gagasan perasaan atau pikiran yang relatif lengkap serta kesatuan bahasa yang utuh yang memiliki arti penuh bisa dalam bentuk berkelompok kata atau kata yang dibatasi oleh adanya intonasi /jeda panjang yang disertai oleh nada akhir turun atau naik dan mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Kalimat Berita Menurut Chaer, (1998: 349) Kalimat berita adalah yang isinya menyatakan berita atau pernyataan untuk diketahui oleh orang lain (pendengar atau pembaca). Menurut Alwi(000:353) Kalimat berita disebut juga kalimat deklaratif. Dalam pemakaian bahasa umumnya digunakan oleh pernyataan sehingga isinya merupakan berita bagi pendengar, atau pembacanya. Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat berita adalah kalimat yang isinya berupa penyampaian berita atau pernyataan kepada orang lain (pendengar atau pembaca) yang fungsinya untuk menyatakan pendapat, tanggapan atau informasi..4 Jenis-Jenis Kalimat Berita Menurut Pardjimin, (005:73) Kalimat berita terdiri dari dua macam yaitu kalimat berita positif dan kalimat berita negatif (kalimat pengingkaran).

1.Kalimat Berita Positif Kalimat berita positif adalah kalimat yang disampaikan dalam bentuk berita yang faktual. Kalimat berita positif berisi pembicaraan atau informasi yang sebenarnya. Kruni satu-satunya siswa yang pintar melukis di sekolah kami. Kota Cimahi seramai Kota Tasikmalaya.. Kalimat Berita Negatif Kalimat berita negatif adalah pengingkaran disampaikan dalam bentuk kalimat berita negatif. Kalimat berita negatif adalah kalimat berita yang menggunakan kata tidak, belum, atau bukan. Hani tidak profesional dalam melaksanakan tugasnya. Hani tidak hadir di sekolah karena sakit..5 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah sebuah jawaban sementara pada suatu penelitian yang harus diuji kebenarannya.menurut Suryabrata, (1990: 75) Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji coba secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap penelitian teoretis dianggap paling tinggi kebenarannya. Berdasarkan kerangka teoretis dan kerangka konseptual yang telah diajukan di atas, maka peneliti menetapkan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ha: terdapat hubungan positif yang signifikan antara penguasaan konjungsi dengan kemampuan menulis kalimat berita siswa BT-BS BIMA Cabang Lhokseumawe tahun 010. III. METODE PENELITIAN Sampel adalah sebagian dari populasi yang digunakan untuk mewakili penelitian. Suharsimi Arikunto, (199:107) Untuk sekedar ancar-ancar maka apabila subjeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jumlah populasi adalah seluruh siswa kelas IX BT-BS BIMA Cabang Lhokseumawe sebanyak 00 orang. Berdasarkan pendapat di atas, karena jumlah populasi lebih besar dari 100 orang, maka penelitian menentukan sampel 0% x 00 orang = 40 orang. Dalam pengambilan sampel teknik yang digunakan adalah teknik random atau acak. Metode yang digunakan adalah metode deskriftif dengan teknik korelasional (product momen pearson). Metode deskriftif adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mendapatkan gambaran suatu hubungan antara dua variabel, Nazir (003:54) menyatakan bahwa Metode deskriftif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriftif ini adalah untuk membuat deskrifsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki Berdasarkan pendapat di atas, maka metode deskriftif dengan teknik korelasional adalah suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dan dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara penguasaan konjungsi dengan kemampuan menulis kalimat berita.

Instrumen Penelitian Alat pengumpul data yang digunakan adalah tes, tes yang digunakan adalah tes objektif pilihan berganda yang dibagi menjadi: Untuk memperoleh data penguasaan konjungsi (variabel X) dan (variabel Y) digunakan tes objektif pilihan berganda sebanyak 30 soal. Setiap soal memiliki alternatif (a,b,c, dan d) dan untuk setiap jawaban yang benar diberi skor satu (1) dan jika salah diberi skor nol (0) untuk setiap soal. Dengan demikian, kumpulan skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 30 dan terendah adalah nol. Teknik Analisi Data Teknik analisis data yang diguanakan: (1) Memeriksa lembar jawaban siswa dalam rangka untuk mengetahui skor yang diperoleh setiap siswa baik untuk penguasaan konjungsi (variabel x) maupun menulis kalimat berita (variabel Y); () Mengubah skor menjadi nilai akhir setiap siswa dengan cara membagi jumlah skor yang diperoleh dengan total skor yang diperoleh dengan total skor di kali 100; (3) Mencari nilai rata-rata dengan cara menjumlahkan seluruh nilai siswa kemudian dibagi dengan jumlah siswa untuk kedua variabel yakni, penguasaan konjungsi (variabel X) dan kemampuan menulis kalimat berita (variabel Y); (4) Melakukan uji persyaratan yaitu uji normalitas dan uji linieritas; (5) Mencari hubungan penguasaan konjungsi dengan kemampuan menulis kalimat berita, digunakan rumus korelasi product moment pearson sesuai dengan pendapat Arikunto,(199:100)yaitu: rxy } N XY } ( X )( Y ) }( N X } ( X ) )( N Y } ( Y ) } Keterangan: Rxy : koefisien perkalian antara variabel X : jumlah skor X Y : jumlah skor Y X :jumlah skor X yang dikuadratkan Y :jumlah skor Y yang dikuadratkan XY :jumlah dari hasil kali skor X dan Y N : jumlah sampel (6) Menguji hipotesis dengan cara membandingkan harga kritik r hasil (r.h) denhan harga kritik r tabel (r.t) jika rh>rt pada taraf signifikansi 5% dengan N=40 maka Ha diterima. Sebaliknya jika rh < rt pada taraf signifikansi 5% dengan N=40 maka Ha ditolak. IV. HASIL DAN ANALISA 4.1 Analisis Data Tabel 1. Persentase pada Setiap Peringkat Penguasaan Konjungsi (X) N Interval F. F. Kategori o. Nilai Absolut relatif 1.. 3. 4. 5. 100-80 79-70 69-60 59-50 49-0 1 1 16 -,5% 5,5% 40% 5% - Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah 40 (N) 100% -

Tabel. Persentase pada Setiap Peringkat Kemampuan Menulis Kalimat Berita (Y) N Interval F. F. Kategori o. Nilai Absolut Relatif 1.. 3. 4. 5. 100-80 79-70 69-60 59-50 49-0 9 0 9 -,5% 50%,5% 5% - Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah 40 (N) 100% - Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui siswa yang berkemampuan sangat baik ada 9 orang (,5%), kemampuan baik ada 0 orang (50%), berkemampuan cukup ada 9 orang (,5%), berkemampuan kurang ada orang (5%), dan tidak ada siswa yang memperoleh kemampuan sangat kurang. Hubungan Penguasaan Konjungsi dengan Kemampuan Menulis Kalimat Berita Sebelum koefisien korelasi antara penguasaan konjungsi dengan kemampuan menulis kalimat berita dihitung, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis, dalam rangka untuk mengetahui data berdistribusi normal dan linier hal itu disebabkan perhitungan koefisien korelasi harus memenuhi syarat pengujian yakni data harus berdistribusi normal dan linear, maka di bawah ini akan disajikan uji persyaratan analisis sebaran data yaitu uji normalitas dan uji linieritas. Uji Normalitas Sebaran Data Pengujian normal tidaknya sebaran data dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat (X ) syarat normal dipenuhi apabila X h < X t pada taraf signifikansi a = 0,05 dengan derajat kebebasan jumlah interval kelas dikurang 1, dalam hal ini jumlah kelas adalah 6 kelas berdasarkan jumlah kelas dikurang 1, dalam hal ini jumlah kelas adalah 6 kelas berdasarkan kelas interval kurva normal sehingga derajat kebebasan(dk)= 5. Tabel 3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel Perhitungan No Variabel dk X X Penelitian (hitung (tabel) ) 1. Penguasaan 5 5,06 11,07 Konjungsi. Kemampuan menulis kalimat berita 5 4,1 11,07 4. Uji Linearitas dan Keberartian Regresi Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yang diduga dapat mempengaruhi variabel terikat.oleh karena itu, ada persamaan regresi yang perlu diuji kelinieran masing-masing Y atas X. Tabel 4 Ringkasa Anava Untuk Persyaratan Y atas X Sumber Varians Totak 40 1745 Regresi(a) 1 5431,1 Regresi 1 17363,54 (b/a) 38 117,34 Residu (s) dk JK RJK Fh Ft (5%) 431,1 17363,54 117,34 0,735,65 Tuna 4 1745 53,59 0,749 4,10 Cocok Galat 36 475,98 7,8

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Ft dengan dk (4:34) padaa = 0,05 adalah,65 dan Fh yang diperoleh adalah 0,735. ternyatabfh < Ft (0,735<,65) sehingga persamaan Y= 1,58 + 6,85X adalah linear sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap pertambahan satu poin penguasaan konjungsi maka akan bertambah pula kemampuan menulis kalimat berita sebesar 6, 85. Uji keberartian regresi dengan dk (1:38) pada a =0,05 diperoleh Ft=4,10 sedangkan Fh=0,749<4,10) sehingga persamaan regresi Y atas Xadalah berarti. Ini berarti setiap penguasaan konjungsi bertambah maka kemampuan menulis kalimat berita juga akan bertambah maka akan bertambah pula penguasaan konjungsi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Y=1,58+ 6,85X membuktikan bahwa data berdistribusi normal dan linier. Setelah diketahui data berdistribusi normal dan linear maka dilanjutkan dengan perhitungan koefisien korelasi antara penguasaan konjungsi (X) dengan kemampuan menulis kalimat berita (Y) digunakan rumus product moment angka kasar sebagai berikut: N NY } ( X )( Y ) rxy } N X } ( X ) N Y } ( Y ) } } Dimana: N=40 X } 690 Y } 931 X }18300 Y } 1745 } } XY }198490 Dengan memasukkan harga-harga tersebut ke dalam rumus maka diperoleh: xy = 0,74 4.3 Pengujian Hipotesis Dari uji persyaratan analisis yakni uji normalitas dan uji linieritas ditunjukkan bahwa Uji normalitas ke dua variabel penelitian adalah berdistribusi normal. Hal ini dapat dibuktikan dari syarat uji normalitas yaitu X h } X t. Dari hasil perhitungan uji normalitas variabel penelitian X h (variabel X) =4,55 dan X h (variabel Y)= 4,3 dan setelah dikonsultasikan dengan X t dengan dk=5 pada taraf signifikansi a } 0,05 diperoleh X t =11,7. Sehingga uji normalitas dari setiap variabel diperoleh X h } X t, yaitu (4,55<11,07)dan (4,3<11,07). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data kedua variabel berdistribusi normal. Demikian juga dengan uji linieritas ditemukan bahwa uji linieritas Y atas X adalah linier. Hal ini dapat dibuktikan dari tabel ringkasan ANAVA untuk persyaratan Y atas X bahwa Ft dengan dk (4:34) padaa } 0, 05 adalah,65 dan Fh yang diperoleh adalah 1,8 ternyata Fh<Ft 1,8<,65) sehingga persamaan Y=1,48+,99X adalah linier. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap pertambahan satu poin penguasaan konjungsi maka akan bertambah pula kemampuan menulis kalimat berita sebesar,99. V. SIMPULAN Dari hasil analisis korelasi ditemukan harga koefisien sebesar 0,74

dan setelah dikonsultasikan dengan tabel pada taraf signifikansi 5% adalah 0,31. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan sebesar 0,74 dan setelah dikonsultasikan dengan tabel harga kritik r pada taraf signifikansi 5% dengan jumlah responden = 40 orang diperoleh r tabel = 0,31 dan pada taraf signifikansi1% adalah 0,403 dengan demikian r hitung > r tabel (0,74> 0,31) dan 0,74>0,403). Sehingga hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara penguasaan konjungsi dengan kemampuan menulis kalimat berita teruji kebenarannya dan hipotesis kerja diterima. Berdasarkan pendapat di atas dengan harga koefisien korelasi sebesar 0,74 dapat disimpulkan bahwa variabel dalam penelitian ini memiliki korelasi yang tinggi. Hal ini berarti hipotesis kerja (Ha) diterima dan dapat disimpulkan bahwa semakin baik penguasaan konjungsi maka semakin baik pula kemampuan menulis kalimat berita. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, dkk. 000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud R.I. Akhadiah, Sabarti, dkk. 1991. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Arikunto, Suharsimi. 199. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 1998. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. 005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional. 006. Silabus Bahasa Indonesia. Jakarta. Foker, A.A. 1983. Pengantar Sintaksis Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita. Mulyono. 003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Nazir. 003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Poerdarminta,W.J.S. 003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Pardjimin. 005. Bahasa Indonesia Kelas SMP. Bogor: Yudistira Ramlan. 198. Sintaksis. Jakarta: Rineka Cipta. Suryabrata, Sumadi. 1990. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grafindo. Tarigan, H.G. 1988. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.