Mobilitas dan HARAPAN MASYARAKAT PERDESAAN

dokumen-dokumen yang mirip
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

SEKTOR-SEKTOR UNGGULAN PENOPANG PEREKONOMIAN BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

BUPATI KAUR PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT


Seuntai Kata. Bengkulu, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

Seuntai Kata. Bengkulu, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. Ir. Dody Herlando, M.Econ.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

Tipologi Wilayah Provinsi Bengkulu Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan

SULTAN BACHTIAR NAJAMUDIN MUJIONO

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. karena termasuk dalam Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Namun

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

GAMBARAN SINGKAT TENTANG KETERKAITAN EKONOMI MAKRO DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DI TIGA PROVINSI KALIMANTAN. Oleh: Dr. Maria Ratnaningsih, SE, MA

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERANTAU DAN PENGELOLA KEBUN SEBUAH KAJIAN MIGRASI DI KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

POTENSI DAN PELUANG INVESTASI. Kabupaten belitung

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERANTAU DAN PENGELOLA KEBUN: SEBUAH KAJIAN MIGRASI DI KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Utara, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Rantauprapat. Kabupaten

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

I. PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bermakana. Peranansektor ini dalam menyerap tenaga kerja tetap menjadi yang

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1991 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LAMPUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

WAJAH BENGKULU HARI INI.!!! Disampaikan Oleh : Delvi Indriadi Genesis Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

I. PENDAHULUAN. 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. (sebagai tindaklanjut statusnya pada zaman Pemerintahan Hindia Belanda dahulu)

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

PERATURAN GUBERNUR BENGKULU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

GUBERNUR BENGKULU RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2018 PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten di bagian barat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Jumlah penduduk dan keadaan ekonomi Kabupaten Way Kanan

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

Statistik Daerah. Kecamatan Andam Dewi. Katalog BPS : Sopo Godang Raja U

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Dasar Hukum

Transkripsi:

Mobilitas dan HARAPAN MASYARAKAT PERDESAAN eputusan untuk pindah tidak semata ditentukan oleh keuntungan maksimum yang akan diperoleh, tetapi juga ditentukan oleh kerugian yang minimal yang dimungkinkan dan berbagai hambatan yang akan ditemui, dikaitkan dengan terjadinya kegagalan pasar (market failures)...taylor, 1986; Stark: 1991 (Dalam bukunya Mobilitas Sebagai Tantangan Kependudukan Masa Depan oleh Prof. Prijono Tjiptoherijanto, Ph.D) Perpindahan penduduk atau migrasi dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain dalam batas politik/negara, batas administrasi/bagian dalam suatu negara mengalami perkembangan dari tradisional menuju moderen disebabkan adanya perubahan proses sosial dari gejala ekonomi. Perkembangan mobilitas atau perpindahan penduduk disebabkan oleh dampak pembangunan dan juga mempengaruhi proses pembangunan, diperlukan suatu kebijakan pembangunan yang merata. Masih dalam buku Mobilitas sebagai tantangan kependudukan masa depan, sifat dan kecenderungan mobilitas penduduk disampaikan oleh Zelinsky (1971) ada lima tahapan transisi mobilitas yaitu : a) The Premodern Traditional Society sangat rendahnya arus perpindahan penduduk disebabkan hanya terjadi karena adanya pemanfaatan lahan pertanian, perdagangan, dan sebagainya. b) The Early Transitional Society pergerakan penduduk dari desa ke kota dalam jumlah yang besar dan cukup berarti dari penduduk daerah perdesaan menuju ke daerah yang baru, adanya kecenderungan untuk mendatangkan migran atau tenaga kerja ahli dari luar negeri dan berkembangkanya mobilitas sirkuler dengan bentuk dan pola mobilitas sirkuler. c) The Late Transitional Society menurunnya pergerakan penduduk dari perdesaan menuju daerah perkotaan, menuju daerah baru, menurunnya keinginan berpindah keluar negeri, serta makin berkembangnya mobilitas sirkuler dengan bentuk dan pola yang makin kompleks. d) The Advanced Society makin menurunnya arus migrasi dari daerah perdesaan menuju perkotaan, meningkatnya pergerakan penduduk antar kota dalam suatu sistem pemusatan atau aglomerasi yang sama, cenderungnya meningkatnya migrasi masuk tenaga kerja yang kurang berkualitas dari daerah belum berkembang, meningkatnya arus migrasi internasional maupun migrasi sirkuler tenaga kerja terdidik dengan tujuan ekonomi maupun kenyamanan atau bahkan pelesiran. e) A Future Superadvanced Society menurunnya migrasi permanen dan meningkatnya migrasi sirkuler disebabkan makin baiknya sistem komunikasi para pendatang umumnya berasal dari daerah perkotaan atau pinggiran perkotaan,

migrasi tenaga kerja kurang terampil dari negara atau daerah belum berkembang. Pola Perpindahan penduduk baik masuk maupun keluar di Provinsi Bengkulu dari hasil perhitungan sementara Sensus penduduk Tahun 2010 secara total sebesar 3.11 persen yag terdiri dari jenis kelamin laki-laki sebesar 1,69 persen dan perempuan 1,42 persen, dari data tersebut perempuan lebih banyak melakukan perpindahan keluar dari pada laki-laki terutama pada kelompok umur 5 24 tahun dan disusul pada kelompok umur 35 64 tahun sehingga Provinsi Bengkulu menurut Skeldon sudah dapat dikategorikan pada pentahapan ciri dari mobilitas penduduk pada tahap tiga (Intermediate Transitional Society) dengan munculnya partisipasi perempuan dalam keputusan berpindah.. Perpindahaan penduduk baik keluar maupun masuk atau migrasi risen tingkat Kabupaten/Kota hasil Sensus Penduduk tahun Kabupaten/Kota Laki-Laki Perempuan Total 01 Bengkulu Selatan 52.69 47.31 4.89 02 Rejang Lebong 51.33 48.67 8.74 03 Bengkulu Utara 54.39 45.61 12.84 04 Kaur 55.62 44.38 4.03 05 Seluma 55.48 44.52 4.73 06 Mukomuko 55.15 44.85 12.41 07 Lebong 53.62 46.38 4.27 08 Kepahiang 52.31 47.69 5.60 09 Bengkulu Tengah 54.42 45.58 5.70 71 Kota Bengkulu 48.73 51.27 36.79 Provinsi Bengkulu 52.00 48.00 100.00 Kabupaten Kaur tertinggi mobilitas dari perdesaan, disusul dengan kabupaten Seluma dan Bengkulu Tengah, dan Bengkulu Utara masing-masing 96,86 persen; 94,05 persen; 85,15 persen dan 81,53 persen, terendah Kota Bengkulu dengan 6,74 persen. 2010 tertinggi terjadi di Kota Bengkulu dengan 36,79 persen, disusul Bengkulu Utara dan Mukomuko masing-masing 12,84 persen dan 12,41 persen, kabupaten Rejang Lebong sebesar 8,74 persen sedangkan empat kabupaten yaitu Bengkulu Selatan, Kaur, Seluma, dan Lebong masing-masing empat persen. Perpindahan penduduk risen menurut karakteristik tempat tinggal menunjukkan perpindahan dari perdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan, hal ini diasumskan bahwa penduduk perdesaan ingin memperoleh tingkat kesejahteraan yang lebih baik diperkotaan yang dirasakan menjanjikan secara ekonomi, sosial, maupun politik dibandingkan di perdesaan.

Transisi mobilitas di Provinsi Bengkulu masih berada pada tahap kedua yaitu Early Transitional Society didominasi oleh perpindahan antara Kabupaten/Kota (internal) dari daerah perdesaan menuju ke daerah perkotaan, yang memberikan dampak penduduk perkotaan menjadi padat sehingga menimbulkan persoalan-persoalan kependudukan daerah perkotaan. Kota Bengkulu dengan luas wilayah 144,52 km 2 dengan rata 2134,96 jiwa per km 2 dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya. Tiga kabupaten lainnya yaitu Bengkulu Selatan, Rejang Lebong dan Kepahiang mempunyai rata-rata kepedatan diatas 100 jiwa per km 2, masing-masing 120,55 jiwa per km 2, 162,81 dan 187 jiwa per km 2. Kabupaten Kaur yang mempunyai perpindahan penduduk pada wilayah perdesaan tertinggi mempunyai kepadatan penduduk 45,66 jiwa per km 2, termasuk Kabupaten Mukomuko 38,58 jiwa per km 2, bila perpindahan penduduk atau migran tidak dibekali dengan keterampilan dan pendidikan yang memadai akan menimbulkan persoalan pada tempat tujuan dan tempat yang ditingggalkan. Otonomi Daerah dimana adanya pemekaran wilayah baik tingkat Desa, Kecamatan maupun Kabupaten menimbulkan bentuk-bentuk baru dari migrasi sirkuler dan migrasi ulang alik. Kemudahan-kemudahan yang tersedia seperti untuk jarak dekat dan daerah yang memiliki sarana komunikasi dan transportasi yang memadai, banyak ditemukan dari pekerja Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pindah tugas pada Kabupaten/Wilayah pemekaran atau dilakukan oleh petani yang mempunyai Kebun atau Sawah diwilayah diluar tempat tinggalnya karena adanya pemekaran wilayah. Gambaran migrasi penduduk di Provinsi Bengkulu memperlihatkan keterkaitan dan hubungan antara strategi pembangunan ekonomi dengan pola mobilitas penduduk, pola migrasi di Provinsi Bengkulu selain dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil dalam mencari kehidupan yang terbaik dalam karier, juga biasanya secara musiman yang dilakukan oleh para petani/buruh tani disebabkan ketidakberhasilan sektor pertanian yang berpindah profesi mencri pekerjaan diluar sektor pertanian (Off-Farmemployment), migrasi yang dilakukan oleh buruh tani untuk memperoleh kesempatan kerja yang mungkin terbuka dan diharapkan masih terbuka diluar perdesaan tempat tinggalnya seperti tenaga tukang di Kota Bengkulu, penambang batu bara di sungai Bengkulu atau penambang pasir sehingga mengakibatkan persoalan tersendiri di wilayah yang didatangi/kota dan daerah perdesaan menjadi kurang berkembang dan telah ditinggalkan, selain itu migrasi ke wilayah perkotaan juga dilakukan oleh pelajar yang ingin mendapatkan pendidikan yang lengkap, bermutu dan moderen, menyebabkan spekulasi dari wilayah yang dituju dengan peraturan-peraturan berupa pungutan biaya

pendidikan yang melambung tinggi, menyebabkan wilayah perdesaan sekolah akan menjadi kosong, jumlah tenaga guru tidak rasional dengan jumlah murid dan berbandingkan terbalik dengan diwilayah perkotaan. Pemerintah Daerah Bengkulu periode tahun 2011 2015 dengan Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu yang Maju dan Sejahtera, perlu melakukan kebijakan dengan menyebarkan pemerataan pembangunan melalui berbagai sektor a. Meningkatkan sektor Pertanian Tanaman Pangan yang merupakan penyumbang pendapatan daerah yang terbesar dengan produksi yang relatif terus meningkat setiap tahunnya dengan cara intensifikasi dan penyediaan sarana produksi berupa pupuk dan bibit dengan harga termurah atau disubsidi oleh Pemerintah Daerah adanya lumbung-lumbung pangan dan home industri pengolahan hasil pertanian sehingga dijual sudah menjadi bahan jadi. b. Perkebunan, merupakan salah satu sub sektor penyumbang PDRB yang cukup besar di Provinsi Bengkulu dengan menarik inventasi dari luar dan melibatkan masyarakat sekitar. Data dari Bapedda Provinsi Bengkulu, kawasan perkebunan kelapa sawit rakyat baik yang telah bekerja sama dengan pabrik pengolahan maupun belum bekerjasama mencapai luas total 105.654 Ha tersebar di masing-masing kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu serta perlu adanya pengolahan perkebunan sehingga penjualan sudah bahan jadi. Komoditas perkebunan yang dapat dikembangkan di Provinsi Bengkulu adalah Kopi, Karet, Kelapa, Cengkeh, Coklat, Aren, Lada, Kayu Manis, Pinang, Jahe, Nilam, Teh, dan Tembakau. c. Pertambangan dan Industri, Provinsi Bengkulu memiliki cadangan sumber daya mineral yang cukup banyak meliputi Pengelolaan usaha pertambangan yang ditetapkan dalam wilayah pertambangan (WP), terdiri dari wilayah usaha pertambangan (WUP), wilayah pertambangan rakyat (WPR) dan wilayah pencadangan negara (WPN), potensi tambang galian di Provinsi Bengkulu cukup beragam, dari batubara, emas, pasir besi, batu gamping, batu apung, bentonit, lempung, zeolit/tras serta bahan galian C seperti pasir dan batu. d. Perikanan dan Kelautan, Usaha budi daya pengembangan perikanan air tawar (perikanan darat) di Provinsi Bengkulu, pada umumnya diusahakan melalui tambak, keramba, sawah dan perairan. Provinsi Bengkulu yang sebagian besar menghadap ke Samudera Hindia dengan panjang pantai yang diperkirakan sekitar 525 km, dengan luas Laut Teritorial sebesar 53.000 k m2 dan luas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yaitu batas jarak 12-200 mil laut dari pantai dengan luas sebesar 685.000 k m2. Perlu diberikan modal dalam pengembangan tambak, keramba sebagai usaha keluarga yang dikembangkan melalui koperasi dan diolah menjadi bahan jadi yang siap dijual. e. Pariwisata dan Budaya Provinsi Bengkulu memiliki berbagai potensi dan daya tarik wisata yang dapat dikembangkan untuk menarik wisatawan

datang dan menikmati kekayaan alam dan budaya Provinsi Bengkulu. yang belum diolah dan dimanfaatkan sebagai potensi wisata dan sebagian potensi yang telah dimanfaatkan cenderung belum dikelola dengan baik, sehingga perlu diolah sehngga dapat menarik wisatawan yang akan mengembangkan usahausaha perhotelan, produk rumah tangga seperti makanan, asesori, dan konfeksi, budaya serta jasa lainnya. f. Penyebaran sekolah baik sarana prasarana serta SDM dengan modernisasi sehingga anak usia sekolah tidak perlu keluar dari wilayah tempat tinggalnya. Sumber : 1) Publikasi BPS Bengkulu 2) Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo, Ph.D dkk ; Dasar-Dasar Demografi Edisi 2 3) Prof.Prijono Tjiptoherijanto, Ph.D; Mobilitas Sebagai Tantangan Kependudukan Masa Depan 4) Zelinsky (1971),The Hypothesis of the Mobility Transition, dalam buku Mobilitas Sebagai Tantangan Kependudukan Masa Depan Bidang Pengendalian Penduduk Perwakilan BKKBN Bengkulu

Mobilitas dan HaRaPan MASYARAKAT PERDESAAN DAlAM KebijaKan pemerataan pembangunan