BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Infrastruktur sebagai sarana transportasi merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, khususnya yang menggunakan angkutan darat. Kalau kita perhatikan ada ribuan angkutan darat yang melintas setiap harinya. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari peran infrastruktur jalan sebagai salah satu syarat bagi angkutan darat tersebut untuk melakukan aktifitas. Keberadaan jalan yang representatif adalah hal yang tidak dapat ditawar tawar lagi demi kelancaran arus transportasi. Sebahagian besar badan jalan khususnya yang berada di daerah perbukitan sangat rawan terhadap longsor, bahkan badan jalan terancam putus jika terjadi longsor dan menyebabkan terganggunya para pengguna jalan. Diperparah lagi jika jalan tersebut termasuk jalur padat dan merupakan akses satu satunya. Agar badan jalan tidak tertimbun longsor maka dibangun dinding penahannya. Dinding Penahan ( Retaining Wall ) merupakan istilah di bidang teknik sipil. Dinding Penahan merupakan struktur bangunan yang digunakan untuk menahan tanah atau memberikan kestabilan tanah atau bahan lain yang memiliki beda ketinggian dan tidak memperbolehkan tanah memiliki kemiringan longsor lebih dari kemiringan alaminya. Oleh karena itu, konstruksi ini sering digunakan untuk menahan atau menopang suatu peninggian tanah. Pembangunan dinding penahan tanah haruslah benar benar berdasarkan perhitungan kestabilan dan faktor keselamatan karena kesalahan yang terjadi
dalam pembangunan dinding penahan tanah dapat berakibat fatal yaitu kerugian harta dan hilangnya korban jiwa. Secara umum, dinding penahan memiliki beberapa jenis tipe, antara lain: Gravity Retaining Wall, Semi Gravity Retaining Wall, Cantilever Retaining Wall, Counterfort Retaining Wall. Dan dalam penulisan ini hanya membahas Gravity Retaining Wall dan Cantilever Retaining Wall. Secara umum Gravity Retaining Wall ini sangat tidak ekonomis untuk dinding yang tinggi. Hal ini disebabkan karena dimensinya sangat besar. Sebaliknya, Cantilever Retaining Wall bernilai ekonomis untuk dinding yang tinggi. Hal ini disebabkan karena dimensinya lebih ramping. Gbr. I. 1. Gravity Wall ( Mentari disehjahari. Blogspot. Com )
Gbr. I. 2. Cantilever Wall ( Ronymedia. Wordpress. Com ) Tabel 1.1 Perbandingan Gravity Wall Dengan Cantiliver Wall Secara Umum Gravity Wall Cantiliver Wall -Bangunan Gravity ini Tanpa Tulangan -Bentuknya Besar & Berat -Berdasarkan Literatur, Ketinggian Maksimum 3 m, Jika > 3 m Maka tidak ekonomis -Menggunakan Tulangan -Bentuknya Langsing & Ringan -Berdasarkan Literatur, Ketinggian > 3 m
Hal inilah yang mendasari penulisan tugas akhir ini, yaitu untuk menganalisis seberapa besar stabilitas dinding penahan yang terjadi pada Gravity Wall dan Cantilever Wall, dan juga membandingkan nilai keekonomisan Gravity Wall dan Cantilever Wall terhadap ketinggian yang bervariasi. Sehingga kita dapat mengetahui perbedaan yang konkrit antara Gravity Retaining Wall dengan Cantilever Retaining Wall, sehingga hal ini dapat dijadikan pedoman untuk mendesain Retaining Wall. I.2. Permasalahan Permasalahan yang terjadi pada dinding penahan sangat luas dan rumit. Kasus kasus seperti Momen Tahanan, Momen Guling, Ketahanan Terhadap Gempa dan lain sebagainya. Dalam tugas akhir ini, permasalahan yang utama yang dihadapi adalah mengenai stabilitas dan nilai ekonomis yang terjadi pada Gravity Retaining Wall dan Cantiliver Retaining Wall terhadap ketinggian yang bervariasi. Dalam kasus ini, Gravity Retaining Wall memiliki dimensi yang terlalu besar sehingga tidak ekonomis untuk dinding yang tinggi. Sedangkan Cantilever Retaining Wall memiliki dimensi yang ramping sehingga ekonomis untuk dinding yang tinggi. Inilah perbedaan yang khas dari kedua jenis Retaining Wall ini dan inilah yang mendasari penulisan tugas akhir ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar perbedaan stabilitas dari kedua Retaining wall ini dari segi perhitungan mekanika teknik, dan untuk mengetahui nilai keeokonomisan dari kedua retaining wall ini.
α γ φ C α γ φ C Gbr. I. 3. Cantilever Wall Gbr. I. 4. Gravity Wall
I.3. Maksud Dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana perbedaaan nilai ekonomis yang terjadi pada ke dua Retaining Wall terhadap ketinggian yang bervariasi sehingga kita dapat mencari ketinggian (h) berapa yang baik digunakan pada Gravity Wall dan Cantilever Wall sehingga hal ini dapat dijadikan pedoman untuk dapat mendesain Retaining Wall secara ekonomis. I.4. Pembatasan Masalah Karena luasnya permasalahan yang terjadi dalam pembahasan mengenai Retaining Wall dan akibat dari keterbatasan literatur serta waktu yang kurang mencukupi, sehingga dalam penulisan tugas akhir ini hanya akan membahas mengenai perhitungan mekanika teknik dari Retaining Wall dan menghitung nilai keekonomisan dari kedua dinding tersebut, serta membandingkannya. Dengan kata lain, hal-hal diluar perhitungan mekanika teknik tidak akan dibahas dalam tugas akhir ini. I.5. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah studi literatur yaitu dengan mengumpulkan data-data dan keterangan dari buku-buku yang relevan dan berhubungan dengan pembahasan pada tugas akhir ini serta masukan-masukan dari dosen pembimbing. Tulisan ini bersifat komparatif yaitu untuk mengetahui perbandingan Gravity Wall dengan Cantilever Wall yang ditinjau dari segi ekonomis terhadap tinggi yang variatif. Pada kasus Retaining Wall, beban yang
terjadi diproyeksikan tegak lurus terhadap bidang permukaan Retaining Wall. Dengan asumsi, parameter - parameter tanah homogen dengan Φ > 0, dan tekanan air pori dianggap sama dengan nol. Dengan ketinggian yang dimulai dari 1m sampai dengan 10m. Didalam Retaining Wall, terjadi gaya gaya dalam seperti Momen Guling ( M o ), Gaya Geser ( F R ), Daya Dukung Ijin Tanah ( q u ). Untuk perhitungan tabel-tabel dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel 2007. Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini : II. Pendahuluan II.1. Latar Belakang Masalah II.2. Permasalahan II.3. Maksud Dan Tujuan II.4. Pembatasan Masalah II.5. Metode Penulisan III. Tinjauan Pustaka III.1. Dasar-Dasar Teori III.1.1. Pengertian Retaining Wall III.1.2. Fungsi Retaining Wall III.1.3. Jenis Retaining Wall III.2. Tekanan Tanah Lateral III.2.1. Tekanan Tanah Dalam Keadaan Diam III.2.2. Tekanan Tanah Aktif Dan Pasip Menurut Coulomb III.2.3. Tekanan Tanah Aktif Dan Pasip Menurut Rankine
III.2.4. Pengaruh Muka Air Tanah III.2.5. Tekanan Tanah Akibat Beban di Atasnya III.2.6. Tekanan Tanah Akibat Beban Gempa III.2.7. Pemilihan Pemakaian Kondisi Rankine Atau Coulomb IV. Analisa Gravity Wall Dan Cantiliver Wall IV.1. Umum IV.2. Sifat sifat Tanah IV.3. Stabilitas Dinding Penahan Tanah IV.3.1. Analisa Kestabilan Terhadap Guling IV.3.2. Analisa Ketahanan Terhadap Geser IV.3.3. Kapasitas Daya Dukung Ijin Tanah IV.3.4. Analisa Tegangan Pada Dinding Penahan IV.4. Struktur Pada Dinding Penahan II.4.1 Beton Dan Beton Bertulang II.4.2 Kelas Dan Mutu Beton II.4.3 Baja Tulangan II.4.4 Sifat Dari Beton Bertulang V. Aplikasi Analisa Gravity Wall Dan Cantiliver Wall IV. 1. Analisa Gravity Wall VI. 2. Analisa Cantiliver Wall VII. Kesimpulan Dan Saran