BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

VII. ANALISIS PENDAPATAN

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI. Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha peternakan unggas di Sumatera Barat saat ini semakin

Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang

IV. METODE PENELITIAN

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGUMPUL AYAM POTONG DI KOTA MAKASSAR

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

VI POLA KEMITRAAN. Perusahaan Inti DUF. Perusahaan Pemasok Sapronak

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

I.PENDAHULUAN. dikembangkan, baik dalam usaha kecil maupun dalam skala besar. Hal ini terlihat

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU

Animal Agriculture Journal 3(1): 24-33, April 2014 On Line at :

PENGARUH KEMAMPUAN KEWIRAUSAHAAN DAN SISTEM KEMITRAAN TERHADAP MOTIVASI PETERNAK AYAM PEDAGING DI KECAMATAN BANTIMURUNG KABUPATEN MAROS

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler di Indonesia

122 ZIRAA AH, Volume 34 Nomor 2, Juni 2012 Halaman ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

ABSTRACT. Keywords: profit, R/C ratio, Brean Even Point.

KONTRIBUSI USAHA PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

BAB I PENDAHULUAN. Peternakan ayam broiler mempunyai prospek yang cukup baik untuk

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK. Karakteristik Struktur Biaya, Tingkat Pendapatan, Pola Usaha Kemitraan dan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan UNHAS 2. Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. berlanjut hingga saat ini. Dunia perunggasan semakin popular di kalangan

TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER DI KABUPATEN SRAGEN

PERFORMAN PELAKSANAAN KEMITRAAN PT. PRIMATAMA KARYA PERSADA DENGAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING DI KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak lepas dari berbagai keunggulan

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI. Abstrak

Analisis Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Pada Pola Usaha Yang Berbeda Di Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka

ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP PENGEMBALIAN ASET USAHA AYAM PETELUR (Studi Kasus UD. Putra Tamago Kota Palu)

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

VII. ANALISIS FINANSIAL

I. PENDAHULUAN. Sumber :

KEMITRAAN USAHA AYAM RAS PEDAGING: KAJIAN POSISI TAWAR DAN PENDAPATAN TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Magister

Perbandingan Keuntungan Antara Usaha Peternak Plasma Dan Mandiri Pada Peternakan Ayam Broiler Di Kota Padang

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER

II. TINJAUAN PUSTAKA

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

ANALISIS FINANSIAL USAHA BUDIDAYA AYAM PEDAGING (BROILER) PETERNAK PLASMA POLA KEMITRAAN DI PT. REZA PERKASA UNIT BUDIDAYA MADIUN

Simon Candra, Hari Dwi Utami and Budi Hartono Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang ABSTRACT

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. serta dalam menunjang pembangunan nasional. Salah satu tujuan pembangunan

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

KELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR

VII ANALISIS KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP ATRIBUT KEMITRAAN. 7.1 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kemitraan

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

Perbandingan Pendapatan Sistem Kemitraan Peternakan Ayam Broiler di Kota Pekanbaru. ABSTRACT

Karya Ilmiah Bisnis ayam jawa super online

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. diterapkan berdasarkan kebutuhan. Selain itu aplikasi ini akan dibuat sedemikian

RECORDING (PENCATATAN)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN TRADISIONAL ITIK PETELUR DI KABUPATEN JEMBER.

RENTABILITAS USAHA PEMASARAN AYAM RAS PEDAGING PADA UD. MITRA SAHABAT

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari

Marina Sulistyati, Munandar Sulaeman, dan Siti Homzah Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor Sumedang

BAB I PENDAHULUAN. populasi, produktifitas, kualitas, pemasaran dan efisiensi usaha ternak, baik

Pedaging di Kabupaten Majalengka

JIIA, VOLUME 4 No. 3 AGUSTUS 2016

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

I. PENDAHULUAN. penghidupan bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Secara umum, pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981).

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS (LAYER) SISTEM KEMITRAAN UD. JATINOM INDAH KABUPATEN BLITAR. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

KESINAMBUNGAN USAHA BISNIS KEMITRAAN AYAM RAS PEDAGING (Kasus di Tunas Mekar Farm Bogor) SKRIPSI Intani Dewi

ANALISIS EKONOMI USAHA AYAM PETELUR DI FARM HARMA BANJARHARJO KECAMATAN NGEMPLAK, SLEMAN

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah

BAB III MATERI DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Pengembangan Usaha Ternak Ayam Buras di Indonesia

Transkripsi:

BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN PRODUCTION SHARING IN BROILER PARTNERSHIP IN PT. X IN MAROS REGENCY, SOUTH SULAWESI PROVINCE Mathina Ranggadatu¹, S. Nurani.Sirajuddin², dan Ahmad R.Siregar². ¹ Ilmu dan Teknologi Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar ² Sosial Ekonomi Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat Korespondensi : Marthina Ranggadatu Ilmu dan Teknologi Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar 90245 HP. 085244277297 Email : marthinaranggadatu@yahoo.co.id

ABSTRAK Usaha peternakan ayam pedaging di Sulawesi Selatan sampai saat ini masih terus dapat dikembangkan karena permintaan domestik terhadap ayam pedaging masih sangat besar. Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan variabel penelitian yang meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh peternak, penerimaan, dan keuntungan yang diperoleh melalui pola kemitraan PT. Satwa Indo Perkasa di Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh peternak ayam pedaging sebagai plasma dan PT. Satwa Indo Perkasa sebagi inti dalam usaha kemitraan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2012, bertempat di Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa bagi hasil usaha kemitraan ayam pedaging yang diterima PT. Satwa Indo Perkasa sebagai inti berkisar antara 71-79%, sedangkan yang diterima peternak sebagai plasma berkisar antara 21 29%. Sebagai kesimpulan, bagi hasil yang diperoleh PT. Satwa Indo Perkasa jauh lebih besar dibandingkan dengan yang diperoleh peternak. Kata Kunci: Kemitraan, peternak (plasma), perusahaan (inti), bagi hasil ABSTRACT Broiler breeding business in South Sulawesi is still continued to be developed because domestic demand for broiler is still very large. A descriptive research was conducted to describe the research variables, including the budget by ranchers, the income, and the profit obtained in the partnership PT. Satwa Indo Perkasa in Maros Regency, South Sulawesi Province. This study aims to find out the profit obtained by broiler ranchers (as the plasma) and PT. Satwa Indo Perkasa (as the core) in business partnership. This study was conducted from April to August 2012, in Maros Regency, South Sulawesi Province. The results obtained that the results of production sharing in broiler partnership that received PT. Satwa Indo Perkasa (as the core) ranged from 71-79%, while ranchers received as plasma ranged between 21-29%. In conclusion, the results obtained by PT. Satwa Indo Perkasa much larger than those obtained by the ranchers. Key words: Partnership, ranchers (plasma), company (the core), production sharing.

PENDAHULUAN Usaha peternakan ayam pedaging di Sulawesi Selatan sampai saat ini masih terus dapat dikembangkan antara lain karena permintaan domestik terhadap ayam pedaging masih sangat besar, hal ini dapat dilihat dari peningkatan produksi ayam pedaging di Sulawesi Selatan setiap tahun semakin meningkat yaitu dari tahun 2005 2011 masing-masing adalah 7.859.944 Kg, 7.529.044 Kg, 9.768.434 Kg, 10.728.406 Kg, 9.768.434 Kg, 10.692.339 Kg, dan 18.497.399 Kg (Anonim, 2012). Peningkatan produksi ayam pedaging ini dapat disebabkan karena terjadinya peningkatan permintaan akibat pertambahan penduduk, peningkatan pendapatan masyarakat, kesadaran masyarakat akan gizi, daging ayam mudah diperoleh, dan harga daging ayam yang relatif murah. Konsep kemitraan merupakan terjemahan dari partnership atau bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungannya, sesuai dengan konsep manajemen berdasarkan sasaran atau partisipatif, perusahaan besar harus juga bertanggung jawab mengembangkan usaha kecil atau masyarakat pelanggannya karena pada akhirnya hanya konsep kemitraan ini yang akan dapat menjamin eksistensi perusahaan besar, terutama untuk jangka panjang (Anoraga, 2001). Pola kemitraan inti plasma merupakan pola hubungan kemitraan antara kelompok mitra usaha sebagai plasma dengan perusahaan inti yang bermitra. Salah satu contoh kemitraan ini adalah pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR), dimana perusahaan inti menyediakan lahan, sarana produksi, bimbingan teknis, dan memasarkan hasil produksi, sedangkan kelompok mitra usaha memenuhi kebutuhan perusahaan sesuai dengan persyaratan yang telah disepekati sehingga hasil yang diciptakan harus mempunyai daya kompetitif dan nilai jual yang tinggi (Jafar, 2000). Peternak plasma pada umumnya mempunyai tingkat ketergantungan yang tinggi kepada perusahaan inti dalam hal bibit (DOC), pakan dan input produksi lainnya. Selain itu terdapat beberapa kelemahan dan keterbatasan yang melekat pada peternak plasma diantaranya adalah terbatasnya modal, skill (penguasaan teknis), akses pasar dan lemahnya kemampuan memprediksi pasar yang sangat

fluktuatif setiap saat. Kondisi ini menyebabkan peternak plasma dalam posisi yang lemah terutama dalam posisi tawar terhadap harga DOC, pakan ternak dan harga ayam yang dihasilkan. Dengan posisi yang lemah ini, daya tawar peternak plasma lebih banyak ditentukan oleh perusahaan inti termasuk dalam pembagian laba dalam pola kemitraan ayam ras pedaging sehingga terjadinya distribusi laba yang kurang seimbang antara inti dan plasma sangat dimungkinkan (Wibowo, 2000). Peternak yang memiliki modal yang besar atau mendapat dukungan dari pemodal serta bersedia menanggung resiko usaha cenderung memilih pola mandiri dalam menjalankan usahanya. Alasan utamanya adalah untuk meningkatkan keuntungan karena beternak dengan pola mandiri menghasilkan keuntungan lebih tinggi dari peternak pola kemitraan. Sejalan dengan fakta yang diungkap oleh Sumartini (2008) bahwa usaha peternakan ayam ras pedaging yang dikelola secara mandiri memberikan pendapatan yang cenderung lebih besar karena biaya yang lebih rendah dari usaha yang dikelola dengan kemitraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh peternak ayam pedaging sebagai plasma dan PT. Satwa Indo Perkasa sebagai inti dalam usaha kemitraan di Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan, pada bulan April sampai Agustus 2012. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan variabel penelitian yang meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh peternak, penerimaan, dan keuntungan yang diperoleh melalui pola kemitraan PT. Satwa Indo Perkasa di Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan.

Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua peternak yang bermitra dengan PT. Satwa Indo Perkasa tahun 2011 di Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan yang berjumlah 26 orang. Teknik penentuan sampel yang akan digunakan adalah purposive sampling yaitu metode penentuan sampel yang mempertimbangkan kriteriakriteria tertentu yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan penelitian. Jumlah peternak yang akan dijadikan sampel penelitian menggunakan rumus Slovin sebagaimana yang dikemukakan oleh Umar (1999) adalah sebagai berikut: N n = ------------ 1 + N e² Dimana: n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Tingkat kelonggaran (10%). Berdasarkan rumus tersebut maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 21 peternak. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan pada penelitian ini yakni data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui: Observasi dan wawancara. Data sekunder diperoleh dari kajian kepustakaan, peraturan atau ketentuan yang berlaku dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian yang diperoleh dari instansi terkait. Analisis Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menghitung pendapatan bersih peternak, digunakan rumus yang dikemukakan oleh Soekartawi (2003): π = TR TC

Dimana: π = Pendapatan bersih (Rp/periode). TR = Total penerimaan (Rp/periode). TC = Total Biaya (Rp/periode). HASIL Tabel 1 menunjukkan rata-rata pendapatan yang diperoleh peternak ayam pedaging yang bermitra dengan PT. Satwa Indo Perkasa di Kabupaten Maros, Propinsi Sulkawesi Selatan. Tabel 2 menunjukkan rata-rata pendapatan yang diperoleh PT. Satwa Indo Perkasa dalam pola kemitraan ayam pedaging di kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan. Tabel 3 menunjukkan rata-rata persentase bagi hasil usaha kemitraan ayam pedaging yang diperoleh peternak dan PT. Satwa Indo Perkasa di Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan. PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan yang diperoleh peternak pada skala usaha diatas 6.500 ekor lebih banyak dibandingkan dengan skala usaha yang lebih kecil. Skala usaha diatass 6.500 ekor, rata-rata pendapatan yang diperoleh peternak sebesar Rp. 15.214.862,- untuk skala 3.500 6.500 ekor, rata-rata pendapatan sebesar Rp. 5.716.504,- dan untuk skala dibawah 3.500 ekor rata-rata pendapatan yang diperoleh peternak sebesar Rp. 5.716.504,-. Pendapatan peternak ini diperoleh dari hasil penjualan ayam kepada perusahaan. Adapun harga yang diberikan oleh perusahaan, biasanya disesuaikan berdasarkan pada harga garansi yang telah ada, yaitu harga yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerjasama. Hal ini sesuai dengan pendapat Lisnawati (2010) yang menyatakan bahwa sistem yang digunakan dalam penjualan ayam setelah panen ditentukan oleh perusahaan bersangkutan. Panen maupun pemasaran dilakukan sendiri oleh perusahaan dengan cara membeli dengan harga kontrak yang telah ditentukan berdasarkan jumlah dan berat badan dan

selanjutnya dikurangi dengan total input atau biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama pemeliharaan. Dalam pola kemitraan ini, PT. Satwa Indo Perkasa juga memberikan bonus yang didasarkan pada nilai Rasio Konversi Pakan atau FCR (Feed Convertion Ratio) dan angka kematian (mortalitas) kepada peternak apabila sesuai dengan ketentuan yang ada. FCR menggambarkan tingkat efisiensi konsumsi pakan dalam pemeliharaan ayam. Jika FCR aktual lebih rendah dari FCR standar, berarti penggunaan pakan lebih efisien, sehingga peternak akan mendapatkan insentif. Pemberian bonus FCR berkisar antara Rp. 100,- sampai dengan Rp. 200,- per Kilogram. Sedangkan untuk bonus mortalitas, perusahaan akan memberikan kepada peternak sebesar Rp. 50,- sampai Rp. 60,- per Kilogram apabila tingkat mortalitas usahanya kurang dari 5%. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahman (2011), bahwa pihak perusahaan juga memberikan penghargaan jika peternak mencapai prestasi yaitu insentif FCR berdasarkan perbandingan standar dan aktual FCR antara Rp. 100,- sampai Rp. 200,-. Lebih lanjut dikatakan bahwa, peternak mendapatkan insentif Rp. 50,-/Kg jika mortalitas kurang dari 5%. Biasanya dengan semakin besar skala usaha pemeliharaan, maka akan semakin besar pula bonus yang diterima petenak. Hal ini sesuai dengan pendapat Novian (2006), bahwa besarnya jumlah produksi juga memberikan keuntungan tersendiri bagi peternak dalam hal penghitungan insentif. PT. Satwa Indo Perkasa memperoleh pendapatan dari hasil penjualan DOC sebesar Rp. 1.250,-/ekor, pakan Rp. 1.050,-/kg, biaya angkut DOC Rp. 80,5,-/ekor, dan biaya angkut pakan Rp. 4.250,-/zak. Pendapatan tertinggi yang diperoleh PT. Satwa Indo Perkasa, berada pada skala usaha diatas 6.500 ekor yaitu sebesar Rp. 37.614.797,- kemudian skala usaha 3.500 6.500 ekor memperoleh rata-rata pendapatan sebesar Rp. 19.311.858,- dan untuk skala usaha dibawah 3.500 ekor, PT. Satwa Indo Perkasa memperoleh rata-rata pendapatan sebesar Rp. 14.344.483,-. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar skala usaha peternak, maka akan semakin besar pula keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Persentase bagi hasil yang diperoleh PT. Satwa Indo Perkasa dalam pola kemitraan ayam pedaging di Kabupaten Maros ternyata jauh lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh peternak sebagai plasma. Ratarata persentase keuntungan yang diperoleh perusahaan antara 71 79%, sedangkan keuntungan yang diperoleh peternak berkisar antara 21-29%. Perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar disebabkan perusahaan yang menentukan harga-harga sapronak seperti DOC, pakan, vitamin dan obat-obatan, dan juga harga ayam. Harga-harga tersebut telah ditetapkan oleh perusahaan dalam kontrak perjanjian kerjasama, dimana kontrak ini tidak dapat diubah oleh peternak, sehingga peternak hanya dapat menerima isi kontrak perjanjian kerjasama tersebut. Sedangkan untuk biaya-biaya seperti gaji karyawan, biaya gas, litter, listrik, dan lain-lain merupakan tanggung jawab peternak. KESIMPULAN DAN SARAN Sistem bagi hasil usaha kemitraan ayam pedaging yang diterima PT. Satwa Indo Perkasa lebih besar dibanding yang diterima peternak. Keuntungan yang diterima perusahaan antara 71-79%, sedangkan peternak 21 29%. Perlu kerjasama yang lebih baik antara perusahaan dan peternak sebagai pelaksana pola kemitraan, sehingga diharapkan kedua belah pihak bisa saling menguntungkan sesuai dengan prinsip-prinsip kemitraan. Kepada pemerintah sebagai pengambil kebijakan, perlu lebih banyak melakukan kajian mengenai pola kemitraan, agar usaha budidaya ayam pedaging betul-betul dapat dirasakan manfaatnya bagi peternak dan tentunya juga berdampak positif pada perekonomian bangsa.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2012). Data Base Peternakan Propinsi Sulawesi Selatan. Makassar: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Sulawesi Selatan. Anoraga. (2001). Manajemen Bisnis. Malang: Rineka Cipta. Jafar, M.H. (2000). Kemitraan Usaha. Jakarta: PT. Pustaka Sinar Harapan. Lisnawati, A. (2010). Analisis Kualitas Pelayanan Perusahaan Inti terhadap Kepuasan Peternak Plasma dalam Implementasi Kemitraan Usaha. (Tesis). Makassar: Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Novian. (2006). Strategi Pengembangan Peternakan Ayam Ras Pedaging dengan Meningkatkan Pendapatan Peternak melalui Kemitraan di Kota Pekanbaru. (Tesis). Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Rahman, A. (2011). Analisis Biaya Transaksi dalam Pelaksanaan Pola Kemitraan Usaha Ayam Ras Pedaging di Kabupaten Maros. (Tesis). Makassar: Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Soekartawi. (2003). Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sumartini. (2004). Analisis Pendapatan Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan dan Peternakan Mandiri. (Studi Kasus: Peternak di Setaya Farm Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman). (Skripsi). Padang: Fakultas Peternakan Andalas. Umar, H. (1999). Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Wibowo, P.P. (2002). Kajian Distribusi Laba antara Perusahaan Inti dengan Peternak Plasma Dalam Pola Kemitraan Ayam Ras. (Serial Online). Diunduh 2 Maret 2012. Http://www.bisnispeternakankaltim.blogspot.com.

Tabel 1. Analisa Pendapatan Peternak yang bermitra dengan PT. Satwa Indo Perkasa di Kabupaten Maros. No. Skala Usaha (Ekor) Jumlah Peternak (Orang) Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Raat-rata Penerimaan (Rp) Pendapatan (Rp) 1. < 3.500 6 1,136,167 72,460,911 79,313,581 5,716,504 2. 3.500-6.500 12 1,748,454 95,604,622 102,451,016 5,097,941 3. > 6.500 3 3,268,633 180,752,615 199,236,110 15,214,862 Sumber: Data Primer setelah Diolah, 2013. Tabel 2. Pendapatan PT. Satwa Indo Perkasa di Kabupaten Maros. No. Skala Usaha (Ekor) Penerimaan DOC (Rp) Penerimaan Pakan (Rp) Penerimaan Pengangkutan DOC (Rp) Penerimaan Pengangkutan Pakan (RP) Pendapatan (Rp) 1. < 3.500 3,604,167 9,721,250 232,108 786,958 14,344,483 2. 3.500-6.500 5,505,208 12,444,688 354,535 1,007,427 19,311,858 3. > 6.500 12,454,931 22,662,500 662,783 1,834,583 37,614,797 Sumber: Data Primer setelah Diolah, 2013. Tabel 3. Persentase Bagi Hasil Usaha Kemitraan Ayam Pedaging PT. Satwa Indo Perkasa dan Peternak di Kabupaten Maros. No. Skala Usaha (Ekor) Pendapatan Peternak (Rp) Pendapatan PT. Satwa Indo Perkasa (Rp) Persentase Keuntungan Peternak (%) Rata-Rata Persentase Keuntungan PT. Satwa Indo Perkasa (%) 1. < 3.500 5,716,504 14,344,483 28 72 2. 3.500-6.500 5,097,941 19,311,858 21 79 3. > 6.500 15,214,862 37,614,797 29 71 Sumber: Data Primer setelah Diolah, 2013.