BAB I PENDAHULUAN. menaikkan produktivitas sektor pertanian, khususnya sub-sektor pertanian

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pertanian karena sebagian besar tanahnya mempunyai solum dangkal, tekstur

BAB I PENDAHULUAN. tani tertentu untuk menggalang kepentingan bersama, atau merupakan suatu

Optimalisasi UPK Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

I. PENDAHULUAN. melaksanakan usaha-usaha yang paling baik untuk menghasilkan pangan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut membuat mereka jatuh kejurang kemiskinan.

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

KEMANDIRIAN PANGAN DI DAERAH 1.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan disektor industri adalah salah satu sasaran pembangunan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. produksi pertanian baik secara kuantitas maupun kualitas. Pada tahun 1984

BAB I PENDAHULUAN. Ekologi Pertanian ~ 1

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. lainnya, baik dalam bentuk mentah ataupun setengah jadi. Produk-produk hasil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang penduduknya mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Kebutuhan akan

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nasional yang memiliki tujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

Beras dan perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

BAB V KESIMPULAN. masalah pada sistem usaha tani modern. Beberapa di antaranya mengenai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang

I. PENDAHULUAN. ini belum mampu memenuhi kebutuhannya secara baik, sehingga kekurangannya

Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia. Sistem Ekonomi Indonesia Hubungan Internasional

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Definisi dan Tujuan Usaha Tani

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2006 sebanyak 39,05 juta

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan jika terjadi penyimpangan. Kegiatan pengawasan merupakan unsur

BAB VI LANGKAH KE DEPAN

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Agro Ekologi 1

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan berusaha, memberi sumbangan pada pengembangan wilayah. Misi. memberi sumbangan yang besar kepada pembangunan nasional (Abdoel

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain yaitu sekitar 44,5% (Pusat Data dan Informasi Departemen

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

Diterbitkan melalui:

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan berdasarkan FAO pada World Food Summit 1996 menyatakan bahwa:

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan. a. Tanah dalam kehidupan manusia.

ANALISIS FINANSIAL USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI DI KABUPATEN BANTUL I. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi

BAB I PENDAHULUAN. hidup dari bidang pertanian (Warnadi & Nugraheni, 2012). Sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. usaha ekonomi desa, pengembangan Lembaga Keuangan Desa, serta kegiatankegiatan

BAB I PENDAHULUAN. padi sawah merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi

I. PENDAHULUAN. saat Revolusi Hijau pada tahun 1980-an. Revolusi hijau merupakan teknik

I. PENDAHULUAN. substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global

Analisis Tataniaga Kubis (Brasica Olereacea) Organik Bersertifikat Di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso Kabupaten Agam

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DALAM PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 5 TAHUN 2015 T E N T A N G

BAB II KERANGKA TEORITIK

PENDAHULUAN. kerja, penyedia pangan, penyumbang devisa negara malalui ekspor dan sebagainya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Secara umum kita dapat melihat bahwa pada saat ini kondisi rakyat yang

LAPORAN AKHIR MATA KULIAH TEKNOLOGI PUPUK DAN PEMUPUKAN PUPUK HAYATI MIKORIZA MIRPROB

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pada permulaan tahun 1970-an, pemerintah Indonesia meluncurkan suatu program pembangunan pertanian yang dikenal secara luas dengan program revolusi hijau, yang dimasyarakat petani di kenal dengan program BIMAS. Program BIMAS baru di uji coba dan di tinjau kembali dalam upaya meningkatkan produksi beras. 1 Tujuan utama revolusi hijau adalah untuk menaikkan produktivitas sektor pertanian, khususnya sub-sektor pertanian pangan, melalui penerapan paket teknologi pertanian modern. Paket tersebut terdiri atas pupuk non-organik, obat-obatan pelindung tanaman, dan bibit padi unggul. Di samping itu, pemerintah juga menyediakan prasarana kredit dan prasarana penunjang lain, misalnya rehabilitasi pembangunan prasarana irigasi. Meskipun memakan waktu yang relatif lama, revolusi hijau atau program BIMAS telah berhasil mengubah sikap para petani, khususnya para petani sub-sektor pangan, dari sikap anti teknologi ke sikap yang mau memanfaatkan teknologi pertanian modern, misalnya pupuk kimia, obat-obat pelindung dan bibit padi unggul. Perubahan sikap petani tersebut sangat 1 William L.Collier, Pendekatan Baru Dalam Pembangunan Pedesaan Di Jawa, (Jakarata:Yayasan Obor Indonesia,1996), hal 3 1

2 berpengaruh terhadap kenaikan produktivitas sub-sektor pertanian pangan, sehingga Indonesia mampu mencapai swasembada pangan. Akan tetapi, meskipun revolusi hijau mampu mencapai tujuan makronya, yakni meningkatkan produktivitas sub-sektor pertanian pangan, namun pada tingkat mikro revolusi hijau tersebut telah menimbulkan berbagai masalah tersendiri. Salah satu masalah yang sangat penting adalah terjadinya uniformitas bibit padi di Indonesia. Bibit padi yang boleh ditanam adalah bibit padi unggul yang disediakan oleh pemerintah, sementara bibit lokal yang semula banyak ditanam oleh petani dilarang. Uniformitas bibit padi tersebut mengakibatkan timbulnya kerentanan dalam tubuh sub-sektor pertanian pangan, yang muncul dalam dua bentuk: 2 - Sub sektor pertanian pangan rentan terhadap berbagai hama. Meskipun memiliki produktivitas yang tinggi, namun padi bibit unggul tidak memiliki ketahanan hidup yang lama. Pada tahun 1970-an, sub sektor pangan Indonesia terserang hama wereng cokelat yang memusnahkan tanaman padi dan mengancam Indonesia dengan bahaya kelaparan. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah harus sering mengadakan pergantian bibit padi yang diharapkan dapat lebih memiliki ketahanan terhadap hama. - Revolusi hijau membuat petani Indonesia menjadi bodoh. Banyak pengetahuan lokal yang menyangkut pertanian telah banyak dilupakan oleh petani. Para petani lebih menggantungkan diri pada paket-paket teknologi pertanian produk industri. Ketergantungan tersebut 2 Loekman Soetrisno, Pembangunan Pertanian, (yogyakarta: kanisus, 2002), hal 10

3 menimbulkan suatu kerentanan baru, yakni petani Inonesia menjadi obyek permainan harga produk-produk tersebut. Hal ini dapat mengganggu proses produksi pangan. Apabila harga pupuk naik, maka petani terpaksa mengurangi pemakaian pupuk, sehingga produksi menurun. Situasi kehidupan manusia yang tergantung pada pertanian ditentukan terutama oleh hubungan mereka dengan tanah (tata tanah), oleh hubungan pekerjaan mereka satu dengan yang lainnya (tata kerja), dan oleh sistem ekonomi dan masyarakat yang ada diatas mereka (tata kekuasaan). Keseluruhan tata sosial ini di sebut sebagai hukum agraria. 3 Ketergantungan petani terhadap produk industri tersebut menjadikan sarana dan prasarana produksi pertanian menjadi rawan ter hadap permainan harga oleh produsen maupun kondisi eksternal lain. Sebagai contoh pada saat krisis moneter di Indonesia yang mulai terjadi pada tahun 1997 maka dengan rendahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar,mengakibatkan sarana produksi pertanian seper i pupuk dan pestisida harganya naik antara 200-400 % sehingga pemakaian pupuk menurun yang mengakibatkan produktivitas pertanian menurun. Memasuki era pasar bebas dengan diberlakukannya standart tertentu dalam setiap produk pertanian, pemberlakuan standart ISO dan Eco-labelling mensyaratkan produksi yang ramah lingkungan maka sektor pertanian memperoleh tantangan baru dan membutuhkan pemikiran yang serius bagi ahli pertanian dan ahli yang terkait agar tetap mampu bersaing di dunia 3 Ulrich Plank, Sosiologi Pertanian, (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia,1993), hal 4

4 Internasional. Penggunaan bahan organik yang ramah lingkungan dalam produksi pertanian agar diupayakan untuk tetap mempertahankan produktivitas tanah. 4 Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Dapat dikatakan bahwa pupuk organik merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah secara aman.dalam arti produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman di konsumsi. Kandungan unsur hara dalam pupuk organik tidak dapat lebih unggul dari pada pupuk anorganik. Namun penggunaan pupuk organik secara terus menerus dalam rentang waktu tertentu akan menjadikan kualitas tanah lebih baik dibanding penggunaan pupuk anorganik. Selain itu penggunaan pupuk organik tidak akan meninggalkan residu pada hasil tanaman sehingga aman bagi kesehatan manusia. Melihat realitas tersebut menginspirasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) Prakarsa sejak tahun 2003 telah aktif memberdayakan system pertanian berkelanjutan. Salah satu fokusnya adalah menggalakkan system pertanian terpadu, ekonomis, efisien, ramah lingkungan dan menggali potensi sumberdaya yang ada dikomunitas pedesaan. Salah satunya adalah penggunaan pupuk Bokhasi (pupuk organik). Di samping program 4 http//pustakanet.wordpress.com

5 pemberdayaan petani, melalui pengolahan pembuatan pupuk organik ini juga merupakan salah satu upaya melestarikan lingkungan hidup. Lingkungan hidup mengandung arti tempat,wadah atau ruang yang ditempati oleh makhluk hidup dan tak hidup yang berhubungan dan saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain,baik antara makhluk-makhluk itu sendiri maupun antara makhluk-makhluk itu dengan alam sekitarnya. 5 Dalam rangka menggali manfaat dari lingkungan,tidak boleh diabaikan upaya untuk melestarikan lingkungan itu sendiri. Artinya hendaknya dijaga keseimbangan lingkungan dan dihindari pencemaran serta diupayakan agar kekayaan alam itu dipergunakan sehemat mungkin. 6 Salah satu wilayah yang dikembangkan oleh LSM Prakarsa adalah desa Sumurgenuk Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan.Adapun usaha yang dilakukan oleh LSM Prakarsa adalah dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang cara pengolahan pembuatan pupuk organik. Upaya sebagai fasilitator yang dilakukan oleh LSM Prakarsa ini merupakan wujud pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan populer yang mana diharapkan mampu meningkatkan sumberdaya manusia dan dengan adanya kerja sama ini tercipta hubungan persaudaran yang erat antara LSM Prakarsa dengan petani Lamongan khususnya petani di Desa Sumurgenuk Kecamatan Babat. 5 Harun M.Husen, Lingkungan Hidup Masalah Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya, (Jakarta:Bumi Aksara,1993), hal 6 6 Khaelany, Islam Kependudukan dan Lingkungan Hidup, (Jakarta:Rineka Cipta,1996), hal 96

6 B. Rumusan masalah 1. Bagaimana pemberdayaan pertanian padi organik oleh LSM Prakarsa di Desa Sumurgenuk kecamatan Babat Kabupaten Lamongan? 2. Bagaimana relevansinya dengan dakwah pengembangan masyarakat Islam? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian mengenai pemberdayaan masyarakat melalui pembuatan pupuk oleh LSM Prakarsa adalah: 1. Untuk mengetahui pemberdayaan pertanian padi organik oleh LSM Prakarsa di Desa Sumurgenuk kecamatan Babat Kabupaten Lamongan. 2. Untuk mengetahui relevansinya dengan dakwah pengembangan masyarakat Islam. D. Manfaat Penelitian Dengan penellitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi: 1. Bagi Peneliti Penelitian ini disamping sebagai salah satu upaya untuk memenuhi tugas akhir dalam program Strata Satu (S-1) jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya juga diharapkan mampu menambah keilmuan penelitian dalam bidang pemberdayaan masyarakat secara lebih mendalam.

7 2. Bagi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan bahan bacaan bagi jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. 3. Bagi LSM Prakarsa Penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan dan referensi bagi LSM Prakarsa dalam upaya memberdayakan masyarakat petani melalui pengelolaan pembuatan pupuk sehingga tercipta LSM yang memberdayakan masyarakat petani dan lingkungan secara serasi dan seimbang. E. Definisi konsep Agar tidak terjadi kesalahan persepsi maupun kesimpangsiuran pe mbahasan dalam memahami judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan konsep tentang judul yang di angkat dalam penelitian ini,yaitu antara lain: a). Pemberdayaan Istilah pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah asing empowerment. Secara leksikal, pemberdayaan berarti penguatan. Secara teknis, istilah pemberdayaan dapat disamakan atau setidaknya diserupakan dengan istilah pengembangan. Bahkan dalam dua istilah ini dalam batasbatas tertentu bersifat interchangeable atau dapat di pertukarkan. 7 Dalam pengertian lain, pemberdayaan atau pengembangan tepatnya pengembangan sumber daya manusia adalah upaya memperluas horizon 7 Nanih Machendrawaty, Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2001) hal 41-42

8 pilihan bagi masyarakat. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Denga n memakai logika ini, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mengadakan pilihan-pilihan. Pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah asing empowerment yang secara leksikal berarti penguatan. Pemberdayaan adalah konsep ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi tidak mampu melepaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. 8 Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan untuk atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individi-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang diingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, 8 Hari Witono,dkk, Pemberdayaan Masyarakat Modul Para Aktivis, (Sidoarjo:Paramulia Press,2006), hal xvii

9 berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya b). Lembaga Swadaya Masyarakat Lembaga Swadaya Masyarakat adalah sebuah organisasi masyarakat yang dapat di gunakan pemerintah untuk mencapai tujuan dari pembangunan. Dalam konteks ini kemudian muncul konsep kemitraan antara pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Lembaga Swadaya Masyarakat tersebut terbentuk karena program yang dijalankan oleh pemerintah yang ingin membantu kelompok paling miskin tidak sampai pada sasarannya. 9 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) memiliki lima ciri sebagai identitasnya, yaitu dapat menjangkau penduduk termiskin, mendorong partisipasi yang lebih luas, tidak birokratis, mampu bereksperimen dan membutuhkan biaya murah. 10 Dari definisi konsep diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud skripsi yang berjudul Pola pemberdayaan pertanian oleh LSM Prakarsa di Desa Sumurgenuk Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan adalah bagaimana LSM Prakarsa dalam membina dan meningkatkan kualitas masyarakat petani melalui tindakan nyata dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam masyarakat petani dengan mengarah pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam kegiatan pemberdayaannya, LSM Prakarsa telah berupaya untuk mengubah pola 9 John Clark, NGO dan Pembangunan Demokrasi, (Yogyakarta: Tiara Wacana,1995), hal 16 10 Peter Hagul, pembangunan Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat, (Jakarta:Rajawali Press,1992), hal 153

10 pikir (mind set) dan kesadaran masyarakat petani dalam memanfaatkan potensi sumber da ya alam yang ada (kotoran sapi) menjadi pupuk. F. Kerangka Teori Dalam penelitian ini, strategi pemberdayaan yang digunakan adalah the integrated or holistic strategy yakni stategi yang mengintegrasikan / menyatukan seluruh komponen dan unsur-unsur masyarakat baik yang berupa sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu proses pemberdayaan masyarakat untuk mencapai keswadayaan atau kemandirian masyarakat. Hal tersebut sebagaimana perspektif pengembangan masyarakat yang dikemukakan oleh Mayo yang dikutip oleh Edi Soeharto dalam pendekatan profesional yang memadukan unsur tradisional, netral dan teknikal yang mengungkapkan bahwasannya pemgembangan masyarakat menggunakan persoektif perawatan masyarakat, pengorganisasian masyarakat, dan pembangunan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan inisiatif (partisipasi) dan kemandirian masyarakat. Seperti yang dipaparkan dalam tabel berikut ini: 11 Tabel 4.1 Dua Perspektif Pengembangan Masyarakat Pendekatan Perspektif Tujuan/Asumsi Profesional (tradisional, netral, Perawatan masyarakat Pengorganisasian Meningkatkan inisiatif dan kemandirian masyarakat 11 Edi Soeharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,hal 41

11 tekhnikal) Radikal (transformational) masyarakat Pengembangan masyarakat Aksi masyarakat berdasarkan kelas Aksi masyarakat berdasarkan jender Aksi masyarakat berdasarkan ras Memperbaiki pemberian pelayanan sosial dalam kerangka relasi sosial yang ada Meningkatkan kesadaran dan inisiatif masyarakat Memberdayakan masyarakat guna mencari akar penyebab ketertindasan dan diskriminasi Mengembangkan strategi dan membangun kerjasama dalam melakukan perubahan sosial sebagai bagian dari upaya mengubah relasi sosial yang menindas, diskriminasi dan eksploratif

12 G. Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN Bab ini mengawali seluruh rangkaian pembahasan yang terdiri dari: Konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, konseptualisasi dan sistematika pembahasan. BAB II PERSPEKTIF TEORITIS Dalam perspektif teoritis, penulis menyajikan hal-hal kajian kepustakaan konseptual yang menyangkut tentang pembahasan dalam penelitian, dalam hal ini perspektif teoritis tentang pendidikan petani oleh LSM Prakarsa BAB III METODE PENELITIAN BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Dalam bab ini terdiri dari beberapa sub bab yang berkaitan dengan kajian dalam penelitian, terutama mendeskripsikan penelitian, keadaan lokasi penelitian, kondisi program pendidikan LSM Prakarsa terhadap petani di Desa Sumurgenuk Kec. Babat Kab. :Lamongan BAB V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini berisi tentang penyajian yang disesuaikan dengan fokus yang diangkat yang meliputi pola-pola penanganan pendidikan masyarakat petani oleh LSM Prakarsa, beserta perubahan yang terjadi pada masyarakat setelah dilakukan proses pemberdayaan beserta relevansinya dengan dakwah PMI. BAB VI PENUTUP Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran