BAB I PENDAHULUAN. 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dengan meningkatnya pendapatan masyaraka Di sisi lain,

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Asahan secara geografis terletak pada ,2 LU dan ,4

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan

I. PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

pada akhirnya dapat mengganggu keseimbangan biogeokimia perairan laut terutama di areal sepanjang pantai. Bahkan sejalan dengan berbagai pemanfaatan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah

mendirikan pabrik bertujuan untuk membantu kemudahan manusia. Namun, hal

BAB I PENDAHULUAN. dilaporkan sekitar 5,30 juta hektar jumlah hutan itu telah rusak (Gunarto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan industri (Singh, 2001). Hal ini juga menyebabkan limbah

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari

UKDW I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perubahan lingkungan yang sangat terasa akibat dari maraknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN NIKE (Awaous melanocephalus) DI MUARA SUNGAI BONE KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Wilayah pesisir kota Bandar Lampung merupakan suatu wilayah yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

PENDAHULUAN. sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh menurunkan kualitas lingkungan atau menurunkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Laut dan kehidupan di dalamnya merupakan bagian apa yang disebut

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan

PENDAHULUAN. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memacu. terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah dan udara.

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beberapa waktu yang lalu kita mendengar berita dari koran ataupun

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Jadi, kemajuan

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung adalah ibukota dari Provinsi Lampung yang merupakan

KERANG BULU (Anadara inflata) SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN CADMIUM (Cd) DI MUARA SUNGAI ASAHAN T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lautan merupakan daerah terluas yang menutupi permukaan bumi, sekitar

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya industri-industri yang berkembang, baik dalam skala besar

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM :

KAJIAN LOGAM BERAT Pb, Cu, Hg DAN Cd YANG TERKANDUNG PADA BEBERAPA JENIS IKAN DI WILAYAH PESISIR KOTA BANDAR LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

BAB III METODE PENELITIAN. Pb, Cd, dan Hg di Pantai perairan Lekok Kabupaten Pasuruan.

VI. EVALUASI TINGKAT PENCEMARAN MINYAK DI PERAIRAN SELAT RUPAT

ANALISIS KADAR LOGAM BERAT PADA SUNGAI DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN PELAGIS KECIL YANG DIDARATKAN DI PPS BELAWAN KECAMATAN MEDAN BELAWAN SUMATERA UTARA ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. buangan/limbah yang selanjutnya akan menyebabkan pencemaran air, tanah, dan. h:1). Aktivitas dari manusia dengan adanya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Volume VII Nomor 1, Februari 2017 ISSN: Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Lampiran A. Prosedur Analisa Logam Berat Pb dan Cd Dalam Kerang Bulu (Anadara inflata) Diambil daging. Ditambah 25 ml aquades. Ditambah 10 ml HNO 3

I. PENDAHULUAN. akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya. maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

BAB 6 PENCEMARAN LOGAM BERAT

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon-Subang, Sepanjang

KANDUNGAN LOGAM BERAT AIR LAUT, SEDIMEN DAN DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MENTOK DAN TANJUNG JABUNG TIMUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENENTUAN POLUTAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN DAS CIUJUNG MENGGUNAKAN TEKNIK NUKLIR ANALISIS AKTIVASI NEUTRON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko

Kandungan Logam Berat Pb pada Air laut dan Tiram Saccostrea glomerata sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Prigi, Trenggalek, Jawa timur

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan Bagan Asahan yang terletak pada koordinat 03 01' 00 LU dan 99 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat Malaka, Bagan Asahan adalah kawasan muara Sungai Asahan, sungai yang berhulu dari Danau Toba. Sungai Asahan mengalir melewati Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai. Sejumlah sungai kecil bermuara ke Sungai Asahan, sehingga semakin mendekati muaranya, debit air Sungai Asahan makin besar. Lebar Sungai Asahan di kawasan muara sekitar 1 kilometer. Secara kasat mata, terutama yang terlihat di bagian sungai yang melewati Kota Tanjung Balai, Sungai Asahan telah tercemar. Air sungai selalu keruh dan sering pula terlihat tumpahan sisa minyak pelumas tergenang di sungai. Sejumlah industri di Asahan dan Tanjung Balai, terutama yang terdapat di sepanjang Sungai Asahan sekitar 10 kilometer sebelum muara, atau persisnya sejak pusat Kota Tanjung Balai, sisi kiri sungai merupakan tangkahan (pelabuhan pendaratan kapal ikan) yang setiap hari disinggahi sekitar 1.500 kapal, boat dan sampan nelayan (PT. Pelabuhan Indonesia 1, 2010). Di pinggir Sungai Asahan terdapat Pelabuhan Teluk Nibung, yakni pelabuhan ekspor impor barang dan penumpang tujuan dalam dan luar negeri. Kemudian, di muara Sungai Asahan terdapat Pelabuhan Bagan Asahan. pelabuhan pelabuhan ini

letaknya berhadapan langsung dengan pelabuhan negara tetangga Malaysia atau Port Klang. Pelabuhan tersebut dimanfaatkan untuk pendaratan perahu maupun kapal nelayan, diantaranya adalah kapal nelayan penangkap kerang. Tanjung Balai memang dikenal sebagai penghasil kerang bulu (Anadara inflata) utama di Sumatera Utara, sehingga dikenal dengan sebutan sebagai kota kerang. Penangkapan kerang dilakukan secara tradisional maupun dengan peralatan tangkap modern. Hasilnya dijual ke berbagai kota di Sumatera Utara, seperti Medan, Binjai, Tanah Karo, Pematang Siantar, Kisaran, Rantau Prapat dan Padang Sidempuan. Muara Sungai Asahan mendapat pengaruh langsung aliran massa air dari Sungai Asahan yang berasal dari Danau Toba dan perairan laut Selat Malaka. Di sepanjang Sungai Asahan banyak terdapat aktivitas manusia antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Asahan, pariwisata, pemukiman, rumah sakit, pabrik es (cold storange), pabrik kapur, industri tapioka, gudang-gudang penyimpanan barang, gudang-gudang ikan, tambak udang dan lalu lintas kapal mempunyai potensi membuang limbah khususnya logam berat ke Sungai Asahan. Perilaku masyarakat yang cendrung membuang limbah industri, limbah rumah tangga dan minyak sisa kapal ke Sungai Asahan akan dapat menyebabkan perairan muara Sungai Asahan tercemar logam berat seperti Kadmium (Cd), Plumbum (Pb). Menurut Kementrian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1990) sifat toksisitas logam berat dapat dikelompokan ke dalam 3 kelompok, yaitu bersifat toksik tinggi yang terdiri dari atas unsur-unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn. Bersifat

toksik sedang terdiri dari unsur-unsur Cr, Ni, dan Co, sedangkan bersifat tosik rendah terdiri atas unsur Mn dan Fe (PPLH-IPB,1997; Sutamihardja et al., 1982, dalam Marganof, 2003). Logam berat berbahaya karena umumnya memiliki rapat massa tinggi dan sejumlah konsentrasi kecil dapat bersifat racun dan berbahaya, yang termasuk golongan logam berat adalah seluruh elemen logam kimia. Merkuri atau raksa (Hg), kadmium (Cd), arsen (As), kromium (Cr), talium (Tl), dan timbal (Pb) adalah beberapa contoh logam berat berbahaya. Logam berat merupakan komponen alami tanah. Elemen ini tidak dapat didegradasi maupun dihancurkan (Supriharyono, 2006). Logam berat memiliki beberapa sifat, diantaranya yang pertama sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan dan keberadaannya secara alami sulit terurai (dihilangkan). Kedua, dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsi organisme tersebut. Ketiga, mudah terakumulasi di sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih tinggi dari konsentrasi logam dalam air (PPLH, IPB, 1997; Sutamiharjda et al., 1982 dalam Marganof, 2003). Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM) Nomor. 03725/B/SK/VII/1989 tentang batas Maksimum Cemaran Logam dalam makanan untuk biota laut dan hasil olahan sebesar 2 mg/kg (ppm). Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai kandungan logam berat timbal (Pb) dan cadmium (Cd) pada tersebut.

1.2 Perumusan Masalah Perairan muara Sungai Asahan dikenal sebagai penghasil kerang bulu (Anadara inflata) utama di Sumatera Utara. Kawasan tersebut juga muara dari limbah industri, kapal, rumah tangga dan minyak pelumas sisa kapal ke Sungai Asahan, terutama dari kawasan sepanjang 10 kilometer yakni dari Kota Tanjung Balai hingga ke perairan muara Sungai Asahan. Melihat tingginya aktivitas masyarakat di sepanjang perairan muara Sungai Asahan seperti pembuangan limbah industri, rumah tangga, transportasi serta sisa pelumas dari kapal-kapal nelayan dapat menyebabkan terjadinya pencemaran logam berat pada perairan muara Sungai Asahan seperti cadmium (Cd) dan Plumbum (Pb). Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No.03725/B/SK/VII/1989 tentang batas Maksimum Cemaran Logam dalam makanan untuk Biota laut dan hasil olahan sebesar 2 mg/kg(ppm). Dampak negatif pencemaran di perairan muara Sungai Asahan menyebabkan perubahan populasi biota laut, khususnya kerang bulu (Anadara inflata). Untuk mengetahui sejauh mana kandungan logam berat Cd dan Pb pada kerang, sedimen dan air yang terdapat di perairan muara Sungai Asahan perlu dilakukan penelitian. Ini dilakukan karena kerang bulu (Anadara inflata) adalah salah satu spesies biota laut yang merupakan bioindikator pencemaran (Palar, 2004). 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kadar logam berat Pb dan Cd pada daging kerang bulu (Anadara inflata) pada beberapa lokasi di perairan muara Sungai Asahan.

2. Untuk mengetahui kandungan logam berat Pb dan Cd di beberapa lokasi perairan muara Sungai Asahan. 3. Untuk mengetahui kandungan logam berat Pb dan Cd pada sedimen di beberapa lokasi perairan muara Sungai Asahan. 4. Untuk menganalisa korelasi kadar Pb dan Cd daging kerang bulu (Anadara inflata) terhadap kandungan Pb dan Cd di beberapa lokasi perairan muara Sungai Asahan (sedimen dan air). 1.4 Hipotesis 1. Adanya perbedaan kandungan logam berat Pb dan Cd daging kerang bulu (Anadara inflata) yang hidup pada beberapa lokasi di perairan muara Sungai Asahan. 2. Adanya perbedaan kandungan logam berat Pb dan Cd pada beberapa lokasi perairan muara Sungai Asahan. 3. Adanya perbedaan kandungan logam berat Pb dan Cd pada sedimen di beberapa lokasi perairan muara Sungai Asahan. 4. Adanya korelasi kadar Pb dan Cd daging kerang bulu (Anadara inflata) terhadap kandungan Pb dan Cd di beberapa lokasi perairan muara Sungai Asahan (sedimen dan air). 1.5 Manfaat Penelitian 1. Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai kelayakan kerang bulu (Anadara inflata) di perairan muara Sungai Asahan.

2. Untuk mengetahui tingkat kontaminasi logam berat dalam air, sedimen dan kerang bulu sebagai informasi bagi Pemkab Asahan, Kodya Tanjung Balai dan Departemen Perikanan dan Kelautan dalam kaitanya dengan usaha pemanfaatan sumberdaya perikanan daerah tersebut. 3. Sebagai informasi bagi Bapeldalda dalam kaitanya dalam masalah penyusunan AMDAL dan ANDAL bagi industri yang menghasilkan limbah logam berat.