BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA KELAS VII A DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. meletakkan dasar hukum yang kuat yaitu dengan dikeluarkannya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. dari sistem nilai pancasila yang bersumber dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. matematika yaitu memecahkan masalah (problem solving), penalaran dan bukti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional, dalam Undang - Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam usaha pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat. Sesuai dengan UU Republik

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kemajuan iptek ini tidak lepas dari perubahan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam

Pendidikan Nasional dalam pasal 3, bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Slameto (2010:3) belajar adalah proses usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULAAN. Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang, dimana pendidikan harus mampu menuntun segala kekuatan yang ada pada anak-anak agar mereka menjadi sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tercantum bahwa pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan strategi pembelajaran yang baik, karena dengan adanya sebuah strategi yang baik maka akan menjadikan sebuah pembelajaran yang maksimal. 1

2 Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat dua kegiatan yang sinergis, yakni guru mengajar dan siswa yang belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar hingga sesuai dengan tujuan pembelajaran didalam kurikulum 2013 bahwasannya terjadi perubahan dalam diri siswa dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Persoalannya, bagaimana mengaktifkan siswa agar secara sukarela tumbuh kesadaran mau dan senang belajar? Karena itu guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif, baik fisik maupun mental. Siswa akan belajar secara aktif kalau rancangan pembelajaran yang disusun oleh guru mengharuskan siswa, baik secara sukarela maupun terpaksa, menuntut siswa melakukan kegiatan belajar. Rancangan pembelajaran yang mencerminkan kegiatan belajar secara aktif perlu didukung oleh kemampuan guru dalam memfasilitasi kegiatan belajar siswa selama proses berlangsung. Didalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan sebuah aktifitas belajar, karena dapat mengubah dan menjadi tolok ukur kemampuan dan pemahaman siswa baik secara kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar-mengajar. Proses belajar yang baik tentunya akan berpengaruh pada pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Sasaran utama dari proses

3 pembelajaran terletak pada proses belajar siswa. Pembelajaran adalah suatu usaha untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi belajar siswa. Dalam kegiatan belajar siswa dituntut aktif dalam pembelajaran. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Guru hanya sebagai fasilitator yang berperan untuk menciptakan suasana dan lingkungan sekitar yang dapat menunjang belajar siswa sesuai dengan minat, bakat dan kebutuhannya. Persoalan ini tentu tidak mudah karena guru harus bisa memilih metode dan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran. Guru mempunyai peranan sangat penting terhadap terciptanya proses pembelajaran yang dapat mengantarkan siswa ketujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Selama ini dalam pelaksanaan pembelajaran disekolah masih banyak guru yang mendesain siswa untuk menghafal seperangkat fakta yang diberikan oleh guru. Seolah-olah guru sebagai sumber utama pengetahuan. Tidak adanya semangat siswa dalam proses pembelajaran ini dapat menyebabkan aktivitas belajar siswa juga menjadi berkurang, padahal aktivitas belajar siswa ini sangatlah penting karena pada prinsipnya belajar itu adalah berbuat (learning by doing) seperti yang diungkapkan oleh Sardiman (2006:95). Aktivitas belajar siswa yang rendah seringkali juga menyebabkan pemahaman dan penguasaan materi pembelajaran menjadi berkurang. Jika hal

4 ini dibiarkan terjadi secara terus-menerus maka tidak bisa dipungkiri akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan proses pembelajaran yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar sehingga siswa mampu dalam mempelajari suatu pelajaran dan tercermin dari hasil belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Dalam meningkatkan sebuah aktivitas siswa itu dibutuhkan sebuah strategi yang bagus sehingga dapat menumbuhkan sebuah pengaruh positif untuk perkembangan peserta didik dalam menguasai materi yang telah disampaikan. Disisi lain, sebuah pendekatan pembelajaran sangat berpengaruh besar yang akhirnya peneliti akan memadukan strategi pembelajaran kooperatif dengan pendekatan scientific. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu gerakan yang berkembang pesat dalam dunia pendidikan saat ini. Dalam pembelajaran ini mengajarkan ketrampilan dasar kehidupan yang dikembangkan dengan cara belajar kooperatif, diantara yang paling penting untuk dipelajari dalam kehidupan mencakup kegiatan mendengarkan, melihat dari sudut pandang orang lain, berkomunikasi dengan efektif serta bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

5 Pendekatan scientific adalah sebuah pendekatan yang baru diputuskan untuk diterapkan pada setiap sekolah, yang bertujuan bahwasannya dengan adanya sebuah pendekatan baru dalam proses pembelajaran ini bisa membantu proses belajar yang tidak hanya mengedepankan dalam aspek kognitif siswa saja, tetapi juga bisa membangun aspek afektif dan psikomotoriknya. Pendekatan ini melalui pembelajaran secara ilmiah, banyak para ahli yang meyakini bahwa melalui pendekatan scientific/ilmiah, selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Artinya, dalam proses pembelajaran, siswa dibelajarkan dan dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah, bukan diajak untuk beropini apalagi fitnah dalam melihat suatu fenomena. Mereka dilatih untuk mampu berfikir logis, runut dan sistematis, dengan menggunakan kapasistas berfikir tingkat tinggi. Namun dalam kenyataan di lapangan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika belum dapat dikatakan baik. Seperti yang terjadi di MTs Al Iman Babadan, aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika belum baik. Menurut hasil wawancara dengan guru matematika kelas VIIA MTs Al Iman Babadan, siswa disana banyak yang pasif dalam kegiatan pembelajaran matematika. Kesulitan tersebut misalnya siswa masih pasif dalam kegiatan pembelajaran, yang akhirnya mereka bermain dan ngobrol dengan teman sebangkunya. Selain dari hasil wawancara, telah dilaksanakan

6 observasi di MTs Al Iman Babadan. Dari hasil observasi tersebut diketahui bahwa aktivitas matematika memang masih sangat kurang. Dari hasil analisa pre tes dan wawancara dengan guru matematika kelas VIIA diketahui bahwa, kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika tersebut dikarenakan dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan masih terpusat pada guru dan buku pegangan. Siswa hanya menghafal, melihat, mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru serta tidak berani mengeluarkan ide-ide pada saat pembelajaran berlangsung. Metode pembelajaran yang diberikan juga masih monoton yaitu dengan ceramah. Serta mengingat masih banyaknya guru yang mengeluh kesulitan dalam menerapkan kurikulum 2013 yang baru ini, dan mengingat bahwa kurikulum ini wajib diterapkan diseluruh sekolah, untuk itu dalam penelitian ini, seorang peneliti akan mencoba menerapkan Strategi Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Scientific dengan harapan dapat menjadi salah satu acuan atau pedoman dalam pembelajaran matematika yang baru untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran matematika. Dengan demikian, peneliti akhirnya tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas VII A Dalam Pembelajaran Matematika melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Scientific Di MTs Al Iman Babadan Tahun Pelajaran 2013/2014.

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dengan melihat keadaan yang berhubungan dengan masalah kualitas pendidikan khususnya pada matematika dalam pokok bahasan peluang di MTs Al Iman Babadan. Maka peneliti dapat mengidentifikasikan masalahnya sebagai berikut: 1. Kegiatan pembelajaran yang masih menggunakan metode lama sehingga siswi kurang menguasai materi yang disampaikan. 2. Semangat belajar siswa yang masih lemah karena pembelajaran guru yang kurang menarik dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih kurang menarik, akhirnya siswi bermain sendiri dan kurang memperhatikan. 3. Metode pembelajaran yang berpusat pada guru dan buku sehingga siswa menjadi pasif karena hanya mendengar, melihat dan mencatat sehingga minat siswa dalam mata pelajaran matematika kurang. C. Rumusan Masalah Berorientasi pada identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas VII A Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Scientific Di MTs Al Iman Babadan Ponorogo Tahun Pelajaran 2013/2014?

8 D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktifitas siswa kelas VIIA MTs Al Iman Babadan Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui strategi pembelajaran kooperatif dengan pendekatan scientific. E. Penegasan Istilah Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami permasalahan pada penelitian, perlu adanya batasan- batasan pengertian istilah sebagai berikut: 1) Penerapan pendekatan Scientific adalah sebuah pendekatan yang berbasis fakta, yang mana terjalin sebuah interaktif antara guru dan siswa yang terbebas dari prasangka dan mendorong serta menginspirasi siswi untuk berfikir secara kritis, analitis dan tepat. 2) Aktifitas belajar siswa yang akan diteliti dan yang dikembangkan nantinya dengan menggunakan pendekatan scientific yang mana didalamnya akan mencakup lima ranah yang tertuangkan didalam rencana pembelajaran yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Sehingga siswa nantinya dapat melaksanakan pembelajaran yang aktif dan mengembangkan potensi yang mereka miliki sehingga mencakup dalam ketiga ranah pendidikan yang sesuai dengan kurikulum 2013.

9 F. Batasan Masalah Untuk membatasi masalah yang akan dibahas dan menghindari kesalah pahaman dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Materi pokok dalam penelitian ini adalah Peluang dan menemukan konsep himpunan. 2. Kelas yang di pakai penelitian dari kelas VII dari A hingga E hanya menggunakan kelas VII A di MTs Al Iman Babadan. G. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi guru Dapat memberi masukan dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif dengan pendekatan scientific dapat meningkatkan mutu pembelajaran matematika di kelas, sehingga mudah dipahami siswa. 2. Bagi sekolah Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah sehingga bisa meningkatkan mutu dan kwalitas pendidikan yang maksimal. 3. Bagi siswa

10 Siswa lebih mudah memahami materi dan meningkatkan aktifitas siswa meningkat baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya.