KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI PENDAPATAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar. tedi last 02/17

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LO DAN BEBAN

AKUNTANSI PENDAPATAN

KEBIJAKAN LRA A. TUJUAN

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 12 Tahun 2014 TANGGAL : 30 Mei 2014 TENTANG : KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA BOGOR

KEBIJAKAN LO. 1. PENDAPATAN-LO Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih (ekuitas).

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN PNBP

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 04 LAPORAN OPERASIONAL

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 4 LAPORAN OPERASIONAL DAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Entitas Pelaporan. Entitas Akuntansi dan Pelaporan

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LAPORAN OPERASIONAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAMPIRAN I.13 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR

AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

B U P A T I K U N I N G A N

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN OPERASIONAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

KEBIJAKAN AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAPORAN OPERASIONAL KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BUPATI BUNGO PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 102 TAHUN 2016

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2013

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PSAP 13 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 67 Tahun : 2015

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA) Oleh : Nathasia dan Susanti

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

INFORMASI TENTANG LAPORAN OPERASIONAL YANG DISAJIKAN DALAM CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :

KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 26 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB 6 AKUNTANSI PENDAPATAN

AKUNTANSI PEMBIAYAAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

AKUNTANSI PENDAPATAN DAN PIUTANG

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 15 AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 52 Tahun : 2015

BAB V SISTEM AKUNTANSI PENDAPATAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PIUTANG. 1. Tujuan kebijakan akuntansi piutang adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi piutang dan informasi relevan lainnya.

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

Transkripsi:

Lampiran III.1 Peraturan Bupati Bungo Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN I. PENDAHULUAN I.1. Tujuan 1. Tujuan kebijakan akuntansi pendapatan adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi pendapatan informasi relevan lainnya. 2. Akuntansi pendapatan disusun untuk memenuhi tujuan akuntabilitas sesuai ketentuan peraturan perung-ungan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen Pemerintah Daerah. 3. Perbandingan antara anggaran realisasi pendapatan menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara Pemerintah Daerah bersama DPRD sesuai dengan peraturan perung-ungan. I.2. Ruang Lingkup 1. Pernyataan kebijakan akuntansi ini berlaku untuk entitas akuntansi/pelaporan Pemerintah Daerah yang memperoleh anggaran berdasarkan APBD, tidak termasuk perusahaan daerah BLUD. 2. Kebijakan akuntansi ini diterapkan dalam Akuntansi Pendapatan-LO yang disusun disajikan dengan menggunakan akuntansi berbasis akrual penyajian Laporan Operasional. 3. Kebijakan ini diterapkan dalam Akuntansi Pendapatan-LRA yang disusun disajikan dengan menggunakan akuntansi berbasis kas dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran. 4. Perlakuan akuntansi pendapatan mencakup definisi, pengakuan, pengukuran, penyajian/pengungkapan. II. DEFINISI Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, terdapat 2 istilah pendapatan yakni Pendapatan-LO Pendapatan-LRA. II.1. Pendapatan-LO 1. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan tidak perlu dibayar kembali. 1. Ekuitas....2 1

2. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset kewajiban pemerintah. II.2. Pendapatan-LRA 1. Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. 2. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh bupati untuk menampung seluruh penerimaan daerah membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan. 3. Saldo Anggaran Lebih adalah gunggungan saldo yang berasal dari akumulasi SiLPA/SiKPA tahun-tahun anggaran sebelumnya tahun berjalan serta penyesuaian lain yang diperkenankan. III. PENGAKUAN III.1. Pendapatan-LO 1. Pendapatan-LO menggunakan basis akrual, diakui pada saat : 1) Timbulnya hak atas pendapatan (earned); atau 2) Pendapatan direalisasi yaitu aliran masuk sumber daya ekonomi (realized). 2. Pengakuan pendapatan-lo pada Pemerintah Daerah dilakukan bersamaan dengan penerimaan kas selama periode berjalan, kecuali perlakuan pada saat penyusunan laporan keuangan dengan melakukan penyesuaian, dengan alasan : 1) Tidak terdapat perbedaan waktu yang signifikan antara penetapan hak pendapatan daerah penerimaan kas; 2) Ketidakpastian penerimaan kas relatif tinggi; 3) Dokumen timbulnya hak sulit, tidak diperoleh atau tidak diterbitkan, misalnya pendapatan atas jasa giro; 4) Sebagian pendapatan menggunakan sistem self assement dimana tidak ada dokumen penetapan (dibayarkan secara tunai tanpa penetapan); 5) Sistem atau administrasi piutang termasuk aging schedule piutang harus memadai, hal ini terkait dengan penyesuaian di awal akhir tahun. Apabila sistem administrasi tersebut tidak memadai, tidak diperkenankan untuk mengakui hak bersamaan dengan penerimaan kas, karena ada risiko Pemerintah Daerah tidak mengakui aya piutang di akhir tahun. 3. Dalam hal ba layanan umum daerah, pendapatan diakui dengan mengacu pada peraturan perungan yang mengatur akuntansi ba layanan umum daerah. 4. Pengakuan Pendapatan-LO dibagi menjadi dua yaitu: 1) Pendapatan-LO diakui bersamaan dengan penerimaan kas selama tahun berjalan (1) Pendapatan-LO....3 2

(1) Pendapatan-LO diakui bersamaan dengan penerimaan kas dilakukan apabila dalam hal proses transaksi pendapatan daerah tidak terjadi perbedaan waktu antara penetapan hak pendapatan daerah penerimaan kas daerah, atau pada saat diterimanya kas/aset nonkas yang menjadi hak pemerintah daerah tanpa lebih dulu aya penetapan. (2) Dengan demikian, Pendapatan-LO diakui pada saat kas diterima baik disertai maupun tidak disertai dokumen penetapan. 2) Pendapatan-LO diakui pada saat penyusunan laporan keuangan (1) Pendapatan-LO diakui sebelum penerimaan kas Pendapatan-LO diakui sebelum penerimaan kas dilakukan apabila terdapat penetapan hak pendapatan daerah (misalnya SKP-D/SKRD yang diterbitkan dengan metode official assesment seperti Perpres/PMK/Penetapan Lainnya dimana hingga akhir tahun belum dilakukan pembayaran oleh pihak ketiga atau belum diterima oleh pemerintah daerah. Hal ini merupakan tagihan (piutang) bagi pemerintah daerah utang bagi wajib bayar atau pihak yang menerbitkan penetapan. (2) Pendapatan-LO diakui setelah penerimaan kas Apabila dalam hal proses transaksi pendapatan daerah terjadi perbedaan antara jumlah kas yang diterima dibandingkan barang/jasa yang belum seluruhnya diserahkan oleh pemerintah daerah kepada pihak lain, atau kas telah diterima terlebih dahulu. Atas Pendapatan-LO yang telah diakui saat kas diterima dilakukan penyesuaian dengan pasangan akun pendapatan diterima dimuka. 5. Dengan memperhatikan sumber, sifat prosedur penerimaan pendapatan, maka pengakuan pendapatan dapat diklasifkasikan ke dalam beberapa alternatif : 1) Ketika pendapatan didahului dengan aya penetapan terlebih dahulu, dimana dalam penetapan tersebut terdapat jumlah uang yang harus diserahkan kepada Pemerintah Daerah, pendapatan ini diakui ketika dokumen penetapan tersebut telah disahkan. 2) Terhadap pendapatan pajak yang didahului dengan penghitungan sendiri oleh wajib pajak (self assessment) dilanjutkan dengan pembayaran oleh wajib pajak berdasarkan perhitungan tersebut. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan terhadap nilai pajak yang dibayar apakah sudah sesuai, kurang atau lebih bayar untuk kemudian dilakukan penetapan. Pendapatan ini diakui pada pendapatan LO, apabila pada saat pemeriksaan ditemukan kurang bayar maka akan diterbitkan surat ketetapan kurang bayar yang akan dijadikan dasar pengakuan pendapatan LO. Segkan apabila dalam pemeriksaan ditemukan lebih bayar pajak maka akan diterbitkan surat ketetapan lebih bayar yang akan dijadikan pengurang pendapatan LO. 3) Terkait pendapatan pajak yang pembayarannya dilakukan di muka oleh wajib pajak untuk memenuhi kewajiban selama beberapa periode ke depan, pendapatan diakui ketika periode yang bersangkutan telah terlalui. 4) Terkait....4 3

4) Terkait pendapatan pajak yang didahului dengan penghitungan sendiri oleh wajib pajak (self assessment) pembayarannya diterima di muka untuk memenuhi kewajiban selama beberapa periode ke depan. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan terhadap nilai pajak yang dibayar apakah sudah sesuai, kurang atau lebih bayar, untuk selanjutnya dilakukan penetapan. Pendapatan diakui setelah diterbitkan penetapan berupa Surat Ketetapan atas pendapatan terkait. 5) Terhadap pendapatan yang tidak perlu ada penetapan terlebih dahulu, pengakuan dilakukan pada saat pembayaran telah diterima oleh Pemerintah Daerah. III.2. Pendapatan-LRA 1. Pendapatan-LRA menggunakan basis kas. 2. Pendapatan-LRA diakui pada saat : 1) Kas atas pendapatan tersebut telah diterima di RKUD; 2) Kas atas pendapatan tersebut telah diterima oleh Bendahara Penerimaan hingga tanggal pelaporan belum disetorkan ke RKUD, dengan ketentuan Bendahara Penerimaan tersebut merupakan bagian dari BUD; 3) Kas atas pendapatan tersebut telah diterima SKPD digunakan langsung tanpa disetor ke RKUD, dengan syarat entitas penerima wajib melaporkannya kepada BUD; 4) Kas atas pendapatan yang berasal dari hibah langsung dalam/luar negeri yang digunakan untuk menai pengeluaran entitas telah diterima, dengan syarat entitas penerima wajib melaporkannya kepada BUD; atau 5) Kas atas pendapatan yang diterima entitas lain di luar entitas Pemerintah Daerah berdasarkan otoritas yang diberikan oleh BUD, BUD mengakuinya sebagai pendapatan. 3. Dengan memperhatikan sumber, sifat prosedur penerimaan pendapatan maka pengakuan pendapatan dapat diklasifkasikan ke dalam beberapa alternatif : 1) Pengakuan pendapatan ketika pendapatan didahului dengan aya penetapan terlebih dahulu, dimana dalam penetapan tersebut terdapat jumlah uang yang harus diserahkan kepada pemerintah daerah. Pendapatan ini diakui ketika pembayaran telah dilakukan. 2) Terhadap pendapatan pajak yang didahului dengan penghitungan sendiri oleh wajib pajak (self assessment) dilanjutkan dengan pembayaran oleh wajib pajak berdasarkan perhitungan tersebut. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan terhadap nilai pajak yang dibayar apakah sudah sesuai, kurang atau lebih bayar untuk kemudian dilakukan penetapan. Pendapatan ini diakui ketika wajib pajak melakukan pembayaran pajak. 3) Terkait pendapatan pajak yang pembayarannya dilakukan di muka oleh wajib pajak untuk memenuhi kewajiban selama beberapa periode ke depan, pendapatan diakui pada saat uang telah diterima. 4) Terkait....5 4

4) Terkait pendapatan pajak yang didahului dengan penghitungan sendiri oleh wajib pajak (self assessment) pembayarannya diterima di muka untuk memenuhi kewajiban selama beberapa periode ke depan. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan terhadap nilai pajak yang dibayar apakah sudah sesuai, kurang atau lebih bayar, untuk selanjutnya dilakukan penetapan. Pendapatan diakui ketika diterima pembayaran oleh Pemerintah Daerah. 5) Terhadap pendapatan yang tidak perlu ada penetapan terlebih dahulu, pengakuan dilakukan pada saat pembayaran telah diterima oleh Pemerintah Daerah. 4. Transaksi pendapatan dalam bentuk barang/jasa tidak dilaporkan sebagai pendapatan melainkan dilaporkan dalam Neraca CaLK. Contoh transaksi berwujud barang/jasa adalah hibah dalam wujud barang, barang rampasan. Biaya-biaya yang muncul dalam rangka transaksi pendapatan berbentuk barang/jasa tersebut dikapitalisasi ke dalam nilai perolehan barang/jasa yang diperoleh. IV. PENGUKURAN IV.1. Pendapatan-LO 1. Pengukuran pendapatan dilakukan dengan menggunakan mata uang Rupiah. 2. Pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan pendapatan bruto, tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). 3. Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-lo bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud tidak dapat diestimasi terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan. 4. Pendapatan dalam mata uang asing dikonversi ke mata uang Rupiah, diukur dicatat pada tanggal transaksi menggunakan kurs tengah Bank Indonesia. IV.2. Pendapatan-LRA 1. Pengukuran pendapatan dilakukan dengan menggunakan mata uang Rupiah. 2. Pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan pendapatan bruto, tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). 3. Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-lra bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan. 4. Pendapatan dalam mata uang asing dikonversi ke mata uang Rupiah, diukur dicatat pada tanggal transaksi menggunakan kurs tengah Bank Indonesia. V. PENYAJIAN....6 5

V. PENYAJIAN/PENGUNGKAPAN V.1. Pendapatan-LO 1. Pendapatan-LO disajikan dalam Laporan Operasional (LO) sesuai dengan klasifikasi dalam BAS. Rincian dari Pendapatan dijelaskan dalam CaLK sesuai dengan klasifikasi sumber pendapatan. 2. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam CaLK terkait dengan Pendapatan-LO adalah sebagai berikut : 1) penerimaan Pendapatan-LO tahun berkenaan setelah tanggal berakhirnya tahun 2) penjelasan mengenai Pendapatan-LO yang pada tahun pelaporan yang bersangkutan terjadi hal-hal yang bersifat khusus. V.2. Pendapatan-LRA 1. Pendapatan-LRA disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dengan basis kas sesuai dengan klasifikasi dalam BAS. 2. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam CaLK terkait dengan Pendapatan-LRA adalah sebagai berikut : 1) penerimaan pendapatan tahun berkenaan setelah tanggal berakhirnya tahun 2) penjelasan mengenai pendapatan yang pada tahun pelaporan yang bersangkutan terjadi hal-hal yang bersifat khusus. BUPATI BUNGO, dto H. SUDIRMAN ZAINI Pendapatan-LO adalah sebagai berikut : 6

1) penerimaan Pendapatan-LO tahun berkenaan setelah tanggal berakhirnya tahun 2) penjelasan mengenai Pendapatan-LO yang pada tahun pelaporan yang bersangkutan terjadi hal-hal yang bersifat khusus. V.2. Pendapatan-LRA 1.atan-LRA disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dengan basis kas sesuai dengan klasifikasi dalam BAS. 2. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam CaLK terkait dengan Pendapatan-LRA adalah sebagai berikut : 1) penerimaan pendapatan tahun berkenaan setelah tanggal berakhirnya tahun 2) penjelasan mengenai pendapatan yang pada tahun pelaporan yang bersangkutan terjadi hal-hal yang bersifat khusus. BUPATI BUNGO, 7