BAB VII PEMBAHASAN. VII.1 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja. proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan tenaga kerja merasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI HASIL PENELITIAN. VI.1.1 Sejarah didirikannya PT. Lotus Indah Textile Industries

kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk

Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian. Tanggung Jawab Hukum Perusahaan Terhadap Pelayanan Kesehatan Yang Dilakukan Oleh Klinik Perusahaan

Keselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. No. Per.02/MEN/1980

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI No. Per.02/MEN/1980

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal. Kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spritual yang komprehensif ditunjukan pada

I. PENDAHULUAN. Banyaknya minat untuk menjadi seorang dokter berpengaruh di dunia pendidikan.

PEMERINTAH KABUPATEN BUTON SELATAN DINAS KESEHATAN PUSKESMAS WILAYAHKECAMATAN SAMPOLAWA Jl. UwebontoKel. Jaya Bakti Kec. Sampolawa

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat pelayanan kesehatan (DepKes RI, 2002). paling tepat dan murah (Triyanto & Sanusi, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lingkungan. Tentu saja akibat-akibat negatif itu menjadi tanggungan

WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. nampaknya mulai timbul gugatan terhadap dokter dan rumah sakit (selanjutnya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN & SISTEM RUJUKAN. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM TRAUMA CENTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hidup layak dan baik. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PETUGAS PENANGANAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT KOTA PALU

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi tahun 2020 mendatang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kerja di setiap sektor kerja termasuk sektor kesehatan, dalam rangka menekan

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kuesioner Penelitian. Gambaran Perilaku Pencarian Pengobatan Pada. Masyarakat Dusun V Desa Patumbak. Kabupaten Deli Serdang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

DEFINISI PENGERTIAN KESELAMATAN KERJA (K3)

KOMISI IX DPR RI (BIDANG DEPARTEMEN KESEHATAN, DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI, BADAN PENGAWAS OBAT & MAKANAN, DAN BKKBN)

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam

KECELAKAAN AKIBAT KERJA

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PELAKSANAAN ORIENTASI PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA ANGKATAN III TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

ASPEK HUKUM KESEHATAN KERJA DIVISI BIOETIKA DAN MEDIKOLEGAL

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

satu sarana kesehatan yang memiliki peran penting di masyarakat adalah apotek. Menurut Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 2014, tenaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Hiperkes dan Filosofi K3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 57

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

2.4. Penyakit Akibat Kerja Tujuan Tantangan dan Ancaman

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja

BAB I PENDAHULUAN. pemecahannya harus secara multi disiplin. Oleh sebab itu, kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengobatan sendiri (swamedikasi) merupakan bagian dari upaya

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN DI PROVINSI BANTEN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( P2K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER.04/MEN/1998 T E N T A N G PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN DAN TATA KERJA DOKTER PENASEHAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan baik untuk menghilangkan gejala/symptom dari suatu penyakit,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan taraf hidup serta mengurangi pengangguran. Kehadiran

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh tenaga kerja di bengkel las (Widharto, 2007). Industri pengelasan merupakan industri informal yaitu industri yang

G U B E R N U R J A M B I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I. berbagai program dan upaya kesehatan (Depkes, 2004). mutu pelayanan dan mutu hasil pemeriksaan di laboratorium.

PEDOMAN PELAYANAN TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT LAVALETTE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

Transkripsi:

BAB VII PEMBAHASAN VII.1 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja Kesehatan tenaga kerja merupakan hal yang paling utama dalam perusahaan. Jika perusahaan dapat menjaga kesehatan tenaga kerja, maka proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan tenaga kerja merasa diperhatikan dengan cermat kesehatannya. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja bahwa penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dapat diselenggarakan sendiri oleh pengurus dengan mengadakan ikatan dengan dokter atau pelayanan kesehatan lain. Menurut Suma mur (2009) bahwa perusahaan yang memiliki tenaga kerja 1000-3000 orang harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja berbentuk poliklinik dan dipimpin oleh seorang dokter yang praktek setiap hari. PT. Lotus Indah Textile Industries telah menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja dalam bentuk poliklinik. Poliklinik dipimpin oleh dokter perusahaan yang telah memiliki sertifikat wajib latih hiperkes sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-01/MEN/1976 tentang Wajib Latihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan. Dokter dibantu oleh 1 (satu) orang tenaga administrasi yang bertugas setiap hari kerja mulai pukul 08.00-16.00 WIB. Dokter umum praktek setiap hari selasa dan jumat. Apabila poliklinik tidak dapat menangani masalah yang ada maka tenaga 55

56 kerja akan dirujuk ke rumah sakit rujukan. Beberapa rumah sakit yang ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan oleh perusahaan antara lain Rumah Sakit Dr. Soetomo, Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya dan Rumah Sakit Islam Surabaya. VII.2 Program Pelayanan Kesehatan Kerja VII.2.1 Pelayanan Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif Program pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan secara optimal, dapat mengatasi masalah kesehatan kerja seperti kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (Tresnaningsih, 1991). PT. Lotus Indah Textile Industries telah menyusun dan melaksanakan program pelayanan kesehatan kerja yang meliputi : 1. Pelayanan Promotif Pelayanan Promotif bertujuan untuk meningkatkan kegairahan kerja, mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga kerja. PT. Lotus Indah Textile Industries melaksanakan pelayanan promotif dengan memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan kesehatan kerja tentang manfaat alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kerja, pencegahan terjadinya penyakit serta kecelakaan kerja dan 5R. Selain pendidikan dan pelatihan keselamatan kesehatan kerja, pelayanan promotif dapat dilakukan dengan pemasangan poster tentang keselamatan kesehatan kerja dan penyakit akibat kerja.

57 2. Pelayanan Preventif Pelayanan preventif bertujuan untuk melindungi tenaga kerja sebelum terjadi gangguan kesehatan akibat pekerjaan dan lingkungan pekerjaan. PT. Lotus Indah Textile Industries melaksanakan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan kesehatan berkala, pemeriksaan kesehatan khusus, pemantauan dan pengendalian lingkungan kerja sebagai upaya preventif. Kegiatan lain yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan pelayanan preventif yaitu imunisasi dan perlindungan diri terhadap bahaya ditempat kerja. 3. Pelayanan Kuratif Pelayanan kuratif diberikan kepada tenaga kerja yang sudah memperlihatkan gangguan kesehatan dengan mengobati penyakitnya agar cepat sembuh. Pelayanan kuratif yang diberikan PT. Lotus Indah Textile Industries kepada tenaga kerja meliputi pengobatan terhadap penyakit umum, penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja. Poliklinik yang terdapat di PT. Lotus Indah Textile Industries harus dipimpin oleh dokter yang praktek setiap hari. Persediaan obat-obatan untuk penyakit umum dan kotak P3K harus ada karena penyakit dan kecelakaan bisa terjadi setiap saat. 4. Pelayanan Rehabilitatif. Pelayanan rehabilitatif diberikan kepada tenaga kerja yang karena penyakit akibat kerja atau kecelakaan akibat kerja telah mengakibatkan cacat sehingga membutuhkan perawatan secara intensif. Perawatan terhadap penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja dilakukan dengan jasa

58 jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek). Tenaga kerja menjalani perawatan hingga kesehatan tenaga kerja tersebut pulih kembali. VII.2.2 Pemeriksaan Kesehatan Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja maka pemeriksaan kesehatan kerja terdiri dari pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus. Berikut pemeriksaan kesehatan kerja yang dilaksanakan PT. Lotus Indah Textile Industries : 1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja sangat penting manfaatnya salah satunya adalah untuk penempatan tenaga kerja baru pada tempat kerja yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Apabila pemeriksaan kesehatan tidak dilakukan, maka hasil penempatan tenaga kerja baru pada tempat kerja yang sesuai tidak dapat dilakukan secara maksimal dan sulit untuk dilakukan pemantauan pada tenaga kerja tersebut. PT. Lotus Indah Textile Industries tidak melaksanakan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja secara khusus. Status kesehatan calon tenaga kerja diperoleh dengan menyertakan kartu sehat pada awal penerimaan tenaga kerja yang diperiksa oleh dokter. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-02/MEN/1980 pemeriksaan kesehatan sebelum kerja meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rongten paru-paru dan

59 laboratorium rutin. PT. Lotus Indah Textile Industries melaksanakan pemeriksaan kesehatan awal seperti tes mata pada bagian produksi dan tes fisik pada Departemen Keamanan. Sebaiknya pemeriksaan fisik lengkap dilaksanakan agar status kesehatan tenaga kerja dapat diketahui terutama awal penempatan tenaga kerja sehingga penyakit akibat kerja dapat dicegah lebih dini. 2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala Pemeriksaan Kesehatan Berkala dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai adanya pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha pencegahan. Pemeriksaan berkala yang telah dilakukan PT. Lotus Indah Textile Industries meliputi tes audiometri dan tes penglihatan mata. Tes audiometri dan tes penglihatan mata tidak dilakukan kepada seluruh tenaga kerja melainkan tenaga kerja perwakilan dari setiap departemen. Departemen yang dimaksud yaitu departemen pemintalan (spinning), departemen benang rangkap (multifold), departemen kain border (embroidery) dan departemen pewarnaan kain (processing). Sedangkan untuk pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rongten paru dan laboraturium rutin tidak dilakukan terkait dengan biaya yang diperlukan untuk pemeriksaan kesehatan tersebut tidak sedikit mengingat jumlah tenaga kerja yang banyak. Pemeriksaan kesehatan berkala terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2006.

60 3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus Pemeriksaan Kesehatan Khusus dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja maupun golongan tenaga kerja tertentu. Pemeriksaan kesehatan khusus yang dilakukan di poliklinik PT. Lotus Indah Textile Industries meliputi penanganan kecelakaan kerja, pengobatan keluhan kesehatan kerja dan bimbingan konseling. Keluhan yang sering dialami tenaga kerja meliputi penyakit umum yaitu panas, batuk, flu, pusing, sakit gigi, diare dan keluhan haid. VII.3 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kerja Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dapat berjalan dengan baik apabila perusahaan menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan kerja yang memadai dan siap melayani kebutuhan kesehatan tenaga kerja. Fasilitas pelayanan kesehatan tenaga kerja di PT. Lotus Indah Textile Industries dalam kategori baik karena telah mendirikan poliklinik di dalam perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suma mur (2009) bahwa perusahaan dengan tenaga kerja 1000-3000 orang harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja berbentuk klinik dan dipimpin oleh seorang dokter. Selain itu sarana yang menunjang pelayanan kesehatan tenaga kerja di PT. Lotus Indah Textile Industries adalah tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter yang telah mendapatkan sertifikat wajib latih hiperkes. Hal ini sesuai

61 dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per- 01/MEN/1976 tentang Wajib Latihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan. VII.4 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Kerja Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep- 147/MEN/1998 tentang Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Bagi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja bahwa perusahaan yang telah mengikuti Jaminan Sosial Tenaga Kerja harus tetap melaksanakan pelayanan kesehatan kerja kepada tenaga kerjanya. Pemanfaatan pelayanan kesehatan kerja dapat tercapai apabila tenaga kerja memakai fasilitas pelayanan kesehatan kerja yang diberikan oleh perusahaan. Dari hasil penelitian, 14 responden (56%) memanfaatkan dengan baik pelayanan kesehatan kerja yang diberikan oleh PT. Lotus Indah Textile Industries sedangkan 11 responden (44%) tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan kerja yang diberikan oleh PT. Lotus Indah Textile Industries dikarenakan poliklinik hanya menyediakan dokter umum dan peralatan medis yang sangat terbatas. Menurut Notoatmodjo, Soekidjo (2003) bahwa pemilihan fasilitas pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh persepsi tenaga kerja terhadap sehatsakit yang erat hubungannya dengan perilaku pencarian pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan 25 responden yang tidak memanfaatkan poliklinik, mereka lebih memilih alternatif lain yaitu 5 responden (20%) memilih membeli obat di apotik karena merasa penyakitnya tidak terlalu parah

62 sehingga tidak perlu konsultasi ke dokter perusahaan dan obat yang mereka dapatkan pada umumnya adalah obat yang tidak memakai resep. 3 responden (12%) menjalani pengobatan tradisional atau meminum jamu dikarenakan jamu sebagai sesuatu untuk pengobatan (bukan hanya untuk pencegahan saja) makin tampak peranannya dalam kesehatan masyarakat dan mereka lebih percaya pada pengobatan tradisional. 2 responden (8%) melakukan pijat karena merupakan pengobatan tradisional dan penurunan kondisi tubuh yang mereka rasakan hanya pegal-pegal. 10 responden (40%) pergi ke praktek dokter swasta untuk mencari pengobatan dengan fasilitas pengobatan yang modern. 5 responden (20%) pergi ke rumah sakit lain untuk mencari pengobatan dengan fasilitas pengobatan modern yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta.