Kesehatan hidung masyarakat di komplek perumahan TNI LANUDAL Manado

dokumen-dokumen yang mirip
SURVEI KESEHATAN HIDUNG PADA MASYARAKAT PESISIR PANTAI BAHU

SURVEI KESEHATAN HIDUNG MASYARAKAT DI DESA TINOOR 2

Kesehatan telinga siswa Sekolah Dasar Inpres 1073 Pandu

SURVEI KESEHATAN TELINGA PADA ANAK PASAR BERSEHATI KOMUNITAS DINDING MANADO

Kesehatan Hidung pada Siswa-Siswi Sekolah Dasar Negeri 11 Manado

KESEHATAN TENGGOROK PADA SISWA SEKOLAH DASAR EBEN HAEZAR 1 MANADO DAN SEKOLAH DASAR GMIM BITUNG AMURANG KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Profil Pasien Rinosinusitis Kronik di Poliklinik THT-KL RSUP DR.M.Djamil Padang

KESEHATAN TELINGA DI SEKOLAH DASAR INPRES KEMA 3

BAB 1 PENDAHULUAN. pakar yang dipublikasikan di European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PENDERITA SINUSITIS DI POLIKLINIK TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Rinitis alergi (RA) adalah penyakit yang sering dijumpai. Gejala utamanya

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN SINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PADA APRIL 2015 SAMPAI APRIL 2016 Sinusitis yang merupakan salah

SURVEI KESEHATAN TELINGA MASYARAKAT PESISIR PANTAI BAHU

RINITIS ALERGI DI POLIKLINIK THT-KL BLU RSU PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER Elia Reinhard

BAB I PENDAHULUAN. paranasal dengan jangka waktu gejala 12 minggu, ditandai oleh dua atau lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Rhinitis alergi merupakan peradangan mukosa hidung yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mungkin akan terus meningkat prevalensinya. Rinosinusitis menyebabkan beban

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD

BAB I PENDAHULUAN. hidung dan sinus paranasal ditandai dengan dua gejala atau lebih, salah

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

EPISTAKSIS DI POLIKLINIK THT-KL BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010-DESEMBER 2012

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

PENGARUH PAPARAN BISING TERHADAP AMBANG PENDENGARAN SISWA SMK NEGERI 2 MANADO JURUSAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON

Kaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rinosinusitis kronis merupakan inflamasi kronis. pada mukosa hidung dan sinus paranasal yang berlangsung

Hubungan derajat obstruksi hidung pada pasien deviasi septum dengan disfungsi tuba Eustachius

KUESIONER PENELITIAN RINITIS ALERGI

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

BAB I PENDAHULUAN. WHO menunjukkan jumlah perokok di Indonesia menduduki peringkat ketiga

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian. Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

BENDA ASING TELINGA HIDUNG TENGGOROK DI BAGIAN/SMF THT-KL BLU/RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2008 DESEMBER 2011

1 Kevin G. Pitojo 2 Adrian Tangkilisan 2 Alwin Monoarfa.

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dua atau lebih gejala berupa nasal. nasal drip) disertai facial pain/pressure and reduction or loss of

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia

Hubungan tipe deviasi septum nasi klasifikasi Mladina dengan kejadian rinosinusitis dan fungsi tuba Eustachius

BAB 4 METODE PENELITIAN

Hubungan gejala dan tanda rinosinusitis kronik dengan gambaran CT scan berdasarkan skor Lund-Mackay

BENDA ASING HIDUNG. Ramlan Sitompul DEPARTEMEN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA LEHER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB 4 METODE PENELITIAN. 3. Ruang lingkup waktu adalah bulan Maret-selesai.

4.3.1 Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Instrumen Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization memperkirakan secara kasar bahwa di dunia terdapat ±120

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mendengar dan berkomunikasi dengan orang lain. Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dasar diagnosis rinosinusitis kronik sesuai kriteria EPOS (European

BAB 1 PENDAHULUAN. diperantarai oleh lg E. Rinitis alergi dapat terjadi karena sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah. mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan pada mukosa hidung

BAB 1 PENDAHULUAN. muka sekitar 40%. Lokasi hidung di tengah dan kedudukan di bagian anterior

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. otitis media dibagi menjadi bentuk akut dan kronik. Selain itu terdapat sistem

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

KARAKTERISTIK PASIEN POLIP HIDUNG DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN Oleh: FETRA OLIVIA SIMBOLON

BAB II. Landasan Teori. keberhasilan individu untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada

TUMOR KEPALA LEHER DI POLIKLINIK THT-KL RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan


Laporan Kasus Besar. Observasi Limfadenopati Colli Multipel, Dekstra & Sinistra SHERLINE

PROFIL PENDERITA MORBUS HANSEN (MH) DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

GAMBARAN SKOR MMSE, CDT, TMT A DAN TMT B PADA LANSIA DI PANTI WERDHA AGAPE TONDANO

FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA RINOSINUSITIS KRONIK DI POLIKLINIK THT-KL RSUD Dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. endoskopis berupa polip atau sekret mukopurulen yang berasal dari meatus

Elisa E. B. Paembobo Steward K. Mengko Olivia C. P. Pelealu

Gambaran Rinosinusitis Kronis Di RSUP Haji Adam Malik pada Tahun The Picture Of Chronic Rhinosinusitis in RSUP Haji Adam Malik in Year 2011.

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui adanya makanan (Ship, 1996). mengalami gangguan penghidu (Doty et al, 2006). Di Austria, Switzerland

RINOSINUSITIS KRONIS

Perilaku Pemeliharaan dan Status Kebersihan Gigi dan Mulut Masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

BAB III METODE DAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sinus Paranasalis (SPN) terdiri dari empat sinus yaitu sinus maxillaris,

HUBUNGAN SKOR LUND-MACKAY CT SCAN SINUS PARANASAL DENGAN SNOT-22 PADA PENDERITA RINOSINUSITIS KRONIS TESIS IRWAN TRIANSYAH

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN MULUT SISWA SD KATOLIK ST. AGUSTINUS KAWANGKOAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit THT merupakan salah satu jenis penyakit yang sering ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Definisi klinis rinitis alergi adalah penyakit. simptomatik pada hidung yang dicetuskan oleh reaksi

Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Bitung

PENDERITA TONSILITIS DI POLIKLINIK THT-KL BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO JANUARI 2010-DESEMBER 2012

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada 60 pasien geriatri di Poliklinik Geriatri dan

Laporan Kasus SINUSITIS MAKSILARIS

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh dikenal dengan benda asing endogen (Yunizaf, 2012).

Gambaran status kebersihan gigi dan mulut pada pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Manado

PENGARUH IRIGASI HIDUNG TERHADAP DERAJAT SUMBATAN HIDUNG PADA PEROKOK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara fisiologis hidung berfungsi sebagai alat respirasi untuk mengatur

KORELASI VARIASI ANATOMI HIDUNG DAN SINUS PARANASALIS BERDASARKAN GAMBARAN CT SCAN TERHADAP KEJADIAN RINOSINUSITIS KRONIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai

Hubungan panjang klavikula dan tinggi badan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat angkatan 2012

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara, atau disebut sebagai karsinoma mamae merupakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (simptoms kurang dari 3 minggu), subakut (simptoms 3 minggu sampai

LAPORAN KASUS (CASE REPORT)

BAB I PENDAHULUAN. Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering dari semua

Bronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

Transkripsi:

Kesehatan hidung masyarakat di komplek perumahan TNI LANUDAL Manado 1 Anita R. Tangkelangi 2 Ronaldy E. C. Tumbel 2 Steward K. Mengko 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian/SMF Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: Riskaanita44@gmail.com Abstract: Nose functions as a part of the respiratory system and a sensory organ of smell to recognize the surrounding environment as one of the body armors against the unfavorable environment. This study was aimed obtain the nose health status among residents at Manado Military Airport housing. This was a descriptive observational study with a cross sectional design. There were 36 residents as respondents consisted of 24 males and 12 females. Nose health status was determined by examining the nasal cavity, conchae, mucous layer, secret, septum, and post nasal drips. The results showed that most of the community had normal nose health examination. Conclusion: The nose health status of most residents at Manado Military Airport housing was categorized as good. Keywords: health survey, nose examination. Abstrak: Hidung merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat pernapasan dan indera penciuman untuk mengenali lingkungan sekitar sebagai salah satu organ pelindung tubuh terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesehatan hidung masyarakat TNI. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Responden penelitian ialah 36 terdiri dari 24 laki-laki dan 12 perempuan. Gambaran kesehatan hidung responden diperoleh melallui pemeriksaan kavum nasi, konka, mukosa, sekret, septum, dan post nasal drips. Pemeriksaan hidung menunjukkan bahwa sebagian besar responden memperlihatkan hasil normal. Simpulan: Hasil pemeriksaan hidung dari menunjukkan sebagian besar tergolong baik. Kata kunci: survei kesehatan, pemeriksaan fisik hidung Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan. Menurut Undang- Undang No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 1 Upaya kesehatan secara nasional meliputi berbagai upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan, yang dilakukan oleh unit pelayanan kesehatan baik unit pelayanan kesehatan dasar seperti posyandu, dan puskesmas, maupun unit pelayanan kesehatan rujukan seperti rumah sakit, dan unit pelayanan teknis daerah kabupaten/kota serta propinsi. 2 Derajat kesehatan masyarakat ditentu-

Tangkelangi, Tumbel, Mengko: Kesehatan hidung masyarakat... kan oleh banyak faktor, tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan dan lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya. Menurut Hendrik L. Blumm, terdapat 4 faktor yang memengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu faktor genetik, lingkungan, perilaku kesehatan, dan pelayanan kesehatan. 3 Faktor genetik paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat dibandingkan factorfaktor lainnya. Perilaku masyarakat juga memengaruhi kesehatan. Terdapat tiga faktor perilaku yang memengaruhi kesehatan, yaitu: faktor predisposisi, pemungkin, dan pendukung. 4 Faktor lain yang sangat mempengaruhi status kesehatan ialah faktor lingkungan. Faktor lingkungan terdiri dari tiga bagian, yaitu lingkungan fisik, lingkungan biologis, dan lingkungan sosial. 3 Hidung merupakan organ yang penting dengan beberapa fungsi, antara lain: sebagai indra penghidu, menyiapkan udara inhalasi agar dapat digunakan paru-paru, memengaruhi refleks tertentu pada paruparu, dan memodifikasi bicara. 5,6 Kesehatan hidung kurang mendapat perhatian dari masyarakat. Masyarakat sering kali tidak menyadari gangguan fungsi hidung yang menyebabkan kehilangan kemampuan penghidu, hidung tersumbat, nyeri, dan perdarahan. 7 Gangguan-gangguan yang sering timbul di hidung antara lain rinitis alergi maupun vasomotor, deviasi septum, dan polip hidung. 8 Insiden gangguan penghidu di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 1,4% dari semua jumlah penduduk. Di Austria, Switzerland dan Jerman sekitar 80.000 penduduk pertahun berobat ke bagian THT dengan keluhan gangguan penghidu. 9 Data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI) Tahun 2003 menyebutkan bahwa penyakit hidung dan sinusitis berada pada urutan ke-25 dari 50 pola penyakit peringkat utama atau sekitar 102.817 penderita rawat jalan di rumah sakit terhitung dari anak-anak sampai dewasa. 8 Faktor kesehatan dapat memengaruhi turunnya kualitas hidup masyarakat. Semakin banyak masyarakat yang sakit, semakin rendah pula kualitas hidup masyarakat tersebut. 10 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesehatan hidung masyarakat di Komplek Perumahan TNI. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini ialah deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Penelitian dilaksanakan pada 10 Oktober 2016 di Komplek Perumahan TNI. Responden penelitian ialah. Variabel penelitian ialah jenis kelamin dan hasil pemeriksaan status kesehatan hidung. Pemeriksaan hidung responden dilakukan secara langsung. Data hasil pemeriksaan dimasukkan pada tabel pemeriksaan THT yang telah disusun dengan Microsoft Word dan data pemeriksaan hidung diolah menggunakan Microsoft Excel. HASIL PENELITIAN Pada penelitian di Komplek Perumahan TNI, berdasarkan karakterisktik jenis kelamin didapatkan persentasi terbanyak yaitu lakilaki dengan jumlah 24 responden (66,67%) dan perempuan 12 responden (33,33%). Tabel 1. Distribusi berdasarkan jenis kelamin pada Jenis kelamin Laki-Laki 24 66,67 Perempuan 12 33,33 Total 36 100

Tabel 2. Distribusi keadaan kavum nasi pada Lapang 34 36 94.44 100 Massa 0 0 0 0 Sempit 2 0 5.56 0 Tabel 3. Distribusi keadaan konka pada Udem 0 0 0 0 Hiperemis 0 0 0 0 Pucat 0 0 0 0 Hipertrofi 0 0 0 0 Atrofi 0 0 0 0 Tabel 4. Distribusi keadaan mukosa pada Hiperemis 0 0 0 0 Livide 0 0 0 0 Tabel 5. Distribusi berdasarkan adanya sekret pada Tidak ada 36 36 100 100 Serous 0 0 0 0 Mukoid 0 0 0 0 Purulen 0 0 0 0 Tabel 6. Distribusi berdasarkan keadaan septum nasi pada penghuni Komplek Perumahan TNI Deviasi 0 0 0 0 Abses 0 0 0 0 Hematoma 0 0 0 0 Tabel 7. Distribusi berdasarkan post nasal drips pada Post nasal drips Tidak ada 36 36 100 100 Ada 0 0 0 0 BAHASAN Penelitian kesehatan hidung penghuni Komplek Perumahan TNI LANUDAL Manado yang dilaksanakan pada 10 Oktober 2016 menggunakan 36 responden, yang terbanyak ialah laki-laki (66,67%) dan sisanya perempuan (33,33%). Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pada seluruh responden terlihat hasil normal yang terbanyak. Hasil pemeriksaan kavum nasal kiri dan kanan pada responden laki-laki terdapat kavum nasi sempit sebanyak 2 responden, dan 22 sampel sisanya normal. Pada responden perempuan 12 responden normal. Gangguan yang dapat terjadi di kavum nasal salah satunya ialah polip hidung. Polip hidung merupakan massa lunak yang mengandung banyak cairan di dalam rongga hidung, yang berwarna putih keabuan, yang terjadi akibat inflamasi mukosa. 11 Di Amerika Serikat, insiden polip nasi pada anak ialah 0.1% namun insiden polip meningkat pada anak-anak yang mengalami fibrosis kistik yaitu 6-48%. 12 Pada penelitian yang dilakukan oleh Ishak 13 mengenai kesehatan hidung masyarakat di desa Tinoor 2 didapatkan hasil pemeriksaan kavum nasi kanan dan kiri yang normal ialah kanan sebanyak

Tangkelangi, Tumbel, Mengko: Kesehatan hidung masyarakat... 62,5% dan kiri 60%; pada kavum nasi yang lapang yaitu kanan sebanyak 32,5% dan kiri 35%, sedangkan kavum nasi yang sempit yaitu kanan sebanyak 5% dan kiri 5%. 13 Pada pemeriksaan konka yang dilakukan pada penghuni Komplek Perumahan TNI, didapatkan hasil 36 responden normal (100%). Penelitian yang dilakukan oleh Ishak 13 di desa Tinoor 2 mendapatkan hasil konka pucat sebanyak 2 orang, konka hiperemis 2 orang, konka udem 6 orang, konka udem dan hipermis 2 orang, dan udem pada sisi kiri 1 orang; sisanya 27 orang dengan keadaan konka yang normal. Kelainan-kelainan yang dapat terjadi pada konka yaitu hipertrofi konka yang menyebabkan obstruksi saluran pernapasan atas. 14 Udem pada konka juga merupakan suatu gangguan pada hidung berupa penonjolan atau akumulasi cairan di luar pembuluh karena meningkatnya cairan hidung. Hiperemis pada konka merupakan gejala umum pada peradangan berupa kemerahan dan sering disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah. Udem yang disertai hiperemis pada konka sering ditemukan pada keadaan inflamasi seperti rinitis. 15 Pada hasil pemeriksaan mukosa didapatkan hasil normal pada mukosa hidung kiri dan kanan sebanyak 36 responden (100%). Mukosa hidung pada pasien alergi biasanya basah, pucat dam berwarna merah jambu keabuan. Pada saat yang sama, mukosa menjadi merah dan meradang, terbendung atau bahkan kering sama sekali. 6 Hasil pemeriksaan sekret mendapatkan tidak ada sekret pada 36 responden (100%) baik hidung kiri maupun kanan. Sekret serous merupakan sekret hidung yang encer sering ditemukan pada penderita dengan rhinitis alergi dan rhinitis vasomotor. Sekret purulen (nanah) merupakan sekret bersifat kental, putih kekuningan dan sering berbau busuk. Sekret purulen sering ditemukan pada penderita sinusitis. 16 Pada hasil pemeriksaan septum menunjukkan keseluruhan responden memiliki hasil yang normal. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ishak 13 di desa Tinoor 2 didapatkan 7 responden mengalami deviasi dan sisanya normal pada responden perempuan. Salah satu kelainan pada septum yaitu deviasi septum. Deviasi septum yang ringan tidak mengganggu, tetapi bila deviasi septum cukup berat mengakibatkan penyempitan pada satu sisi hidung. Hal ini mengganggu fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi. Penyebab paling sering gangguan pada septum yaitu trauma yang dapat terjadi sesudah lahir, pada waktu partus, bahkan pada masa intrauterin. 7 Pada pemeriksaan post nasal drips tidak ditemukan kelainan yaitu tidak terdapat post nasal drips pada 36 responden (100%) baik pada hidung kiri dan kanan. Post nasal drips merupakan akumulasi lendir di belakang hidung dan tenggorokan yang dapat menimbulkan sensasi dari tetesan lendir yang turun dari belakang hidung. Salah satu gangguan dengan gejala post nasal drips ialah rhinitis alergi. Meskipun insiden rhinitis alergi yang tepat tidak diketahui tetapi rhinitis alergi ini dapat menyerang sekitar 10% dari populasi umum. 6 Dari keseluruhan hasil penelitian ini didapatkan bahwa status kesehatan hidung masyarakat di Komplek Perumahan TNI yaitu baik. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya dari kesadaran masyarakat akan kebersihan dan kesehatan serta tersedianya pusat pelayanan kesehatan yang memadai untuk anggota TNI dan keluarganya. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian kesehatan hidung dapat disimpulkan kesehatan hidung sebagian besar penghuni tergolong baik. SARAN Perlu dilaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai kesehatan hidung pada

masyarakat agar bisa mendeteksi lebih dini masalah kesehatan pada hidung. Upaya penyuluhan kesehatan telinga, hidung, dan tenggorok yang dilaksanakan oleh pemerintah dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan hidung, telinga, dan tenggorok. Penyuluhan kesehatan hidung sebaiknya dilaksanakan pada masyarakat yang sering terpapar polutan udara. Untuk responden yang mengalami gangguan hidung, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan di Puskesmas atau Rumah Sakit pada bagian THT-KL agar dapat dilakukan pemeriksaan dan pengobatan yang lebih maksimal. DAFTAR PUSTAKA 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. (cited 18 Agustus 2016). Available from: www.pppl.depkes.go.id 2. Kemenkes RI 2011. Profil kesehatan Indonesia pada tahun 2011. (cited 18 Agustus 2016). Available from: http://www.depkes.go.id/resources/do wnload/pusdatin/profil-kesehatan- indonesia/profil-kesehatan-indonesia- 2011.pdf 3. Maulana H. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC, 2009. 4. Depkes RI. Profil kesehatan Provinsi Jawa Timur. (cited 20 Agustus 2016). Available from: www.depkes.go.id/resources/downloa d/profil/profil_kab_kota_2012/ 3515_Jatim_Kab_Sidoarjo_2012.pdf 5. McGylnn TJ. Diagnosis fisik. In: Burnside JW, McGlynn TJ, editors. Adams Diagnosis Fisik (17th ed). Jakarta: EGC, 1955. 6. Hilger PA. Hidung anatomi dan fisiologi terapan. In: Adams GL, Boies LR, Highler PA, editors. Boies Buku Ajar Penyakit THT (6th ed). Jakarta: EGC, 1997; p. 173-89. 7. Soetjipto D, Mangunkusumo E, Wardani R. Sumbatan hidung. In: Soepardi E, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti R, editors. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher (7th ed). Jakarta: FKUI, 2012; p. 96-109. 8. HTA Indonesia. Fuctional endoscopic sinus surgery di Indonesia 2006. (cited 22 Agustus 2016). Available from: http://buk.depkes.go.id/index.php 9. Hummel T, Lotsch J. Prognostic factor of olfactory dysfuction. Arch Otolaryngol Head Neck Surgery. 2010:134(4): 347-51. 10. Budiman S. Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Konteks Kesehatan Lingkungan. (cited 23 Agustus 2016). Available from: http://ejournal.kopertis4.or/id/file/15/.%20ke sehatan%20lingkungan.pdf 11. Mangunkusumo E, Wardani R. Polip Hidung. In: Soepardi E, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti R, editors. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher (7th ed). Jakarta: FKUI, 2012; p. 101-3. 12. Fransina, Sedjawidada R, Amsyar A, Perkasa F, Punagi AQ. Perbandingan pengobatan COX-2 inhibitor dengan pengobatan kortikosteroid terhadap penurunan ukuran polip nasi. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin; 2008. 13. Ishak WS. Survei kesehatan hidung masyarakat di Desa Tinoor 2 [Skripsi]. Manado: Fakultas Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi; 2015. 14. Nizar NW, Mangunkusumo E. Kelainan Septum. In: Soepardi EA, Iskandar H N, editors. Buku Ajar Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok Kepala & Leher (3rd ed). Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 1997; p. 104-5. 15. Shah B, Emanuel IA. In: Lalwani AK editor. Current diagnosis and treatment in otolaryngology head and neck surger (2 nd ed). New York: MacGraw- Hill, 2008; p. 268-70. 16. Suryadi ME. Sinusitis. 2014. (cited 16 Oktober 2016). Available from: http://repository.usu.ac.id/bistream/12 3456789/39684/4/Chapter%2OII.pdf.