BAB I PENDAHULUAN. periodontal seperti gingiva, ligament periodontal dan tulang alveolar. 1 Penyakit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu masalah gizi yang paling umum di Amerika merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perdarahan disertai pembengkakan, kemerahan, eksudat,

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. penyebab stres pada mahasiswa dapat bersumber dari kehidupan akademisnya,

BAB I PENDAHULUAN. trisomi kromosom 21. Anak dengan Down Syndrome memiliki gangguan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi merupakan komunitas mikroba yang melekat maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pencegahan dan manajemen yang efektif untuk penyakit sistemik. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. ortodontik berdasarkan kebutuhan fungsional dan estetik. Penggunaan alat

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah,

BAB I PENDAHULUAN. Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. anatomi dan hormonal. Efek perubahan hormonal akan mempengaruhi hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik. Kesehatan ibu harus benar-benar dijaga agar janin yang dikandungnya sehat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Terapi ortodontik belakangan ini menjadi populer. 1 Kebutuhan akan perawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimulai sejak 1000 tahun sebelum masehi yaitu dengan perawatan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)

BAB I PENDAHULUAN. melalui mulut, dan pada kalangan usia lanjut. 2 Dry mouth berhubungan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting karena merupakan bekal bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan

Kata kunci: Stres akademis mahasiswa kedokteran, indeks plak, plak gigi.

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4

BAB 1 PENDAHULUAN. Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai. Menurut Dr. WD

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang predominan. Bakteri dapat dibagi menjadi bakteri aerob, bakteri anaerob dan

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan mulut dan senyum dapat berperan penting dalam. penilaian daya tarik wajah dan memberikan kepercayaan diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang untuk dapat beraktivitas dengan baik. Dengan memiliki tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agni Marlina, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tembakau telah lama diketahui merupakan faktor yang merugikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala yang semakin memprihatinkan. 1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, karena banyakdari kaum laki-laki maupun perempuan, tua

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar)

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat di Indonesia (KKI, 2012).

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB I PENDAHULUAN. pada individu seperti dampak fisik, sosial, intelektual, psikologis dan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

ABSTRAK Lazarus Folkman

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya

PERIODONTITIS Definisi Periodontitis merupakan penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. alat ortodontik cekat menyebabkan pemeliharaan oral hygiene menjadi lebih sulit

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rongga mulut merupakan gambaran dari kesehatan seluruh tubuh, karena

BAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Perkembangan masyarakat dengan kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres merupakan respon fisiologis, psikologis dan perilaku yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai mikroorganisme terdapat di dalam rongga mulut, termasuk pada

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

BAB I PENDAHULUAN. Kecemasan dialami pada waktu tertentu oleh tiap individu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. mikroba pada gigi dan permukaan gingiva yang berdekatan. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kondisi ini dapat tercapai dengan melakukan perawatan gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. dimana tiap trimester berlangsung hampir 3 bulan lamanya. Trimester 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil penelitian Horn & Berger (dalam Papalia dkk, 2007) menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal (Berg, 1986). Adanya perbedaan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi akibat akumulasi bakteri plak. Gingivitis dan periodontitis merupakan dua jenis

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab 2 akan dibahas landasan teori dan variabel-variabel yang terkait

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlalunya waktu dan dapat meningkatkan resiko terserang penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya dalam rangka mendapatkan kebebasan itu. (Abdullah, 2007

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak bermunculan berbagai jenis penyakit yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. volume, komposisi dan distribusi cairan tubuh, sebagian besar dijalankan oleh Ginjal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit periodontal dapat diartikan sebagai kelainan pada jaringan periodontal seperti gingiva, ligament periodontal dan tulang alveolar. 1 Penyakit periodontal, dikenal sebagai infeksi bakteri, yang merupakan penyakit yang umum pada masyarakat, dengan kisaran 5 sampai 30% pada populasi dewasa pada usia 25 sampai 75 tahun. Di Indonesia, prevalensi penyakit periodontal cukup tinggi pada semua kelompok umur yaitu 96,58%. 2,3 Penyakit ini biasa di alami pada penderita dewasa dapat menyebabkan rasa sakit, ketidaknyamanan bahkan kehilangan gigi. 2 Penyebab terjadinya penyakit periodontal termasuk usia dewasa, faktor kebersihan mulut dan penyakit sistemik seperti diabetes mellitus dan kebiasaan-kebiasaan termasuk merokok dan faktor risiko perilaku yang tidak mendukung contohnya stres dan biologis. 4,5 Dari beberapa penelitian membuktikan bahwa faktor psikososial seperti kecemasan dan depresi berhubungan dengan penyakit periodontal. 4 Terdapat hubungan stres psikososial terhadap penyakit periodontal yang dapat dilihat secara jelas pada kasus acute necrotizing ulcerative gingivitis (ANUG). 4,6 Stres dan kondisi psikosomatik lainnya dapat berhubungan langsung dengan anti inflamasi dan atau efek anti imun dan atau sebagai efek perilaku pada sistem pertahanan tubuh seseorang. Dengan demikian ada kemungkinan munculnya 1

2 gangguan gigi dan mulut seperti gingivitis dan jika berkelanjutan akan terjadi periodontitis. Gingivitis dan periodontitis diawali adanya penumpukan plak. Beberapa studi mengatakan bahwa stres akademik dan stres finansial dapat berhubungan dengan meningkatnya risiko penyakit periodontal. 7 Stres dapat memengaruhi sistem imun dan kesehatan jaringan periodontal. 8 Mekanisme ini dapat menjelaskan hubungan yang terkait dalam pengaturan sistem imun melalui sistem saraf, endokrin dan perubahan pada perilaku kesehatan mulut. 5 Menurut Papalia (2012), individu yang berusia 18 21 tahun memasuki masa emerging adulthood. 10 Mahasiswa mulai beradaptasi, memiliki bakat yang tinggi, kemampuan memecahkan masalah dengan baik, menjadi aktif dalam studi dan lingkungan akademik mereka dan menikmati kedekatan hubungan dengan orang tua mereka untuk menyesuaikan yang terbaik dan hasil yang maksimal pada perkuliahan. 10 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha angkatan 2014 pada umumnya berusia 18 20 tahun, pada usia tersebut mahasiswa sudah efesien belajar yang tinggi, pemilihan dan persiapan bidang pekerjaan, peningkatan kemandirian, keterikatan yang kuat terhadap kelompok sebaya. 9 Stres dapat memicu seseorang untuk melakukan hal dengan lebih baik, namun pada derajat yang berlebihan, stres dapat menghambat seseorang mencapai tujuan. Menurut Lazarus (1976), stres terjadi jika seseorang mengalami tuntutan yang melampaui sumber daya yang dimiliki untuk melakukan penyesuaian diri, hal ini berarti bahwa kondisi stres terjadi bila terdapat kesenjangan atau keseimbangan antara tuntunan dan kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat

3 waktu, dibutuhkan berbagai faktor internal maupun eksternal. Yang termasuk faktor internal antara lain adalah frustasi, konflik, pressure, dan ancaman. Sedangkan faktor eksternal adalah keadaan lingkungan, misalnya fasilitas, keluarga, dosen, asisten dosen, dan teman-teman. 12 Di kalangan mahasiswa stres yang paling sering dialami merupakan stres akademik. Stres akademik diartikan sebagai suatu keadaaan individu mengalami tekanan hasil persepsi dan penilaian tentang stresor akademik, yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan di perguruan tinggi. 9 Penyebab stres (stressor) akademik pada mahasiswa kedokteran gigi adalah ujian, peringkat, rasa takut tidak lulus, waktu yang terbatas untuk istirahat, jumlah tugas, bahan ujian yang banyak, dan belum beradaptasi dengan lingkungan baru. 13,14 Ujian Student Oral Case Analysis atau SOCA merupakan salah satu penyebab stres yang dialami mahasiswa fakultas kedokteran gigi angkatan 2014. Student Oral Case Analysis atau SOCA adalah suatu bentuk ujian dimana kompetensi analisa mahasiswa kedokteran gigi diuji dengan suatu kasus dan dipresentasikan secara lisan. Ujian ini dilakukan 4 kali setiap semester. Pada ujian ini mahasiswa diberi waktu 30 40 menit untuk menganalisis kasus yang telah diberikan sekitar 6 8 soal dan menulisnya di flipchart. Mahasiswa akan mempresentasikan secara lisan di depan dosen penguji yang terdiri dari 2 3 dosen selama 10 20 menit. Mahasiwa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha telah mengikuti lima kali ujian Student Oral Case Analysis atau SOCA.

4 Menurut survei yang dilakukan peneliti terhadap 11 mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi mengenai reaksi mereka dalam menghadapi ujian Student Oral Case Analysis atau SOCA, 7 mahasiswa (64%) mengatakan mereka memiliki rasa takut tidak lulus ujian Student Oral Case Analysis atau SOCA. Sebanyak 4 mahasiswa (36%) mengatakan bahwa mereka merasa cemas apabila harus presentasi di depan dosen yang bersangkutan terutama harus menjawab pertanyaan dosen. Kecemasan yang dialami membuat mereka menjadi gelisah sehingga tidak dapat menjawab pertanyaan yang ditujukan. Berdasarkan data didapatkan melalui Tata Usaha Fakultas Kedokteran Gigi pada tahun 2015 bahwa 50% mahasiswa tidak lulus dalam ujian Student Oral Case Analysis atau SOCA. Data data diatas menunjukkan gejala gejala stres yang berpengaruh pada akumulasi plak, dan kebersihan mulut seseorang. Seiring dengan meningkatnya derajat stres seseorang dapat memengaruhi proses fisiologi, psikologis dan kognitif, diantaranya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang bertambah buruk sebagai akibat dari sulit berkonsentrasi dan pelupa serta pola tidur yang terganggu. Aliran saliva yang dipengaruhi oleh emosi seseorang juga dapat mempengaruhi peningkatan akumulasi plak di rongga mulut seeorang yang mengalami stres. Stres dapat menghasilkan perubahan ph saliva dan komposisi kimia seperti sekresi IgA. 7, 18 Ini akan berakibat peningkatan kerentanan terhadap penyakit periodontal. 15 Pada penelitian yang dilakukan Kuswandani dkk (2014), terdapat pengaruh yang bermakna antara tingkatan stres akademik dengan indeks plak. Pada

5 penelitian tersebut menyatakan stres mempengaruhi perubahan pola perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Sehingga peneliti tertarik meneliti pengaruh derajat stres akademik yang terjadi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi angkatan 2014 terhadap oral hygiene index semasa ujian Student Oral Case Analysis atau SOCA. 1.2 Identifikasi Masalah Apakah derajat stres akademik dapat memberikan pengaruh terhadap oral hygiene index pada mahasiswa fakultas kedokteran gigi Universitas X Bandung semasa ujian Student Oral Case Analysis atau SOCA. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengevaluasi pengaruh derajat stres akademik dapat memberikan pengaruh terhadap oral hygiene index pada mahasiswa fakultas kedokteran gigi Universitas X Bandung semasa ujian Student Oral Case Analysis atau SOCA.

6 1.3.2 Tujuan Khusus Untuk mengevaluasi derajat stres akademik dapat memberikan pengaruh terhadap oral hygiene index pada mahasiswa fakultas kedokteran gigi Universitas X Bandung semasa ujian Student Oral Case Analysis atau SOCA ditinjau dari indeks plak gigi. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Meningkatkan wawasan dokter gigi, dosen atau staf pengajar terhadap peranan stres sebagai salah satu faktor risiko penyakit periodontal. 1.4.2 Memberikan informasi dan saran mengenai hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi stres yang berdampak pada kerusakan jaringan periodontal. 1.4.3 Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh stres terhadap salah satu faktor risiko penyakit periodontal.

7 1.5 Kerangka Pemikiran Mahasiswa FKG Angkatan 2014 Cognitive appraisal Stressor: Ujian SOCA Derajat stres : Rendah Moderat Tinggi Stres Akademik Perubahan Perilaku Faktor risiko : Usia Merokok Penyakit sistemik Meningkat akumulasi plak Penyakit periodontal Etio: OH buruk Diagram 1.1 Kerangka Pemikiran Menurut Papalia (2012), individu yang berusia 18 21 tahun memasuki masa emerging adulthood. 10 Mahasiswa mulai beradaptasi, memiliki bakat yang tinggi, kemampuan memecahkan masalah dengan baik, menjadi aktif dalam studi dan lingkungan akademik mereka dan menikmati kedekatan hubungan dengan orang

8 tua mereka untuk menyesuaikan yang terbaik dan hasil yang maksimal pada perkuliahan. 10 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha angkatan 2014 pada umumnya berusia 18 20 tahun, pada usia tersebut mahasiswa sudah efesien belajar yang tinggi, pemilihan dan persiapan bidang pekerjaan, peningkatan kemandirian, keterikatan yang kuat terhadap kelompok sebaya dan memiliki emosional yang labil. Remaja mulai mempertanyakan pemikiran yang ada dan mempertimbangkan lebih banyak alternatifnya. Kondisi tersebut juga memicu stres. 9 Di kalangan mahasiswa stres yang paling sering dialami merupakan stres akademik. Stres akademik diartikan sebagai suatu keadaaan individu mengalami tekanan hasil persepsi dan penilaian tentang stresor akademik, yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan di perguruan tinggi. Ujian Student Oral Case Analysis atau SOCA merupakan salah satu penyebab stres yang dialami mahasiswa. Sumber stres atau stressor yang dialami mahasiswa fakultas kedokteran gigi adalah ujian Student Oral Case Analysis atau SOCA, rasa takut tidak lulus ujian, waktu yang terbatas untuk menjawab pertanyaan, jumlah soal ujian dan bahan ujian yang banyak. 9, 13 Salah satu stressor mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi angkatan 2014 adalah ujian Student Oral Case Analysis atau SOCA. Keadaan stres dihayati secara individual, walaupun secara situasi yang dihadapi sama namun penghayatan stres berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lain. Menurut Lazarus dan Folkman (1976), pemilihan strategi yang

9 akan digunakan individu untuk menghadapi suatu masalah dipengaruhi oleh penilaian individu terhadap masalah dan penilaian terhadap potensi yang dimilikinya untuk menghadapi masalah tersebut. Penilaian ini disebut dengan penilaian kognitif (cognitive appraisal) yang merupakan suatu proses evaluatif yang menentukan mengapa suatu interaksi antara individu dengan lingkungannya bisa menimbulkan stres. Cognitive appraisal mempengaruhi perhayatan individu bagaimana memandang situasi sebagai stres. Apabila individu tidak mampu menghadapi permasalahan tersebut, terjadi respon stres dan dapat berdampak pada kesehatan psikologis dan fisik pada individu tersebut. 12 Stres dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu stress rendah, moderat dan tinggi. Stres rendah merupakan stres yang tidak merusak aspek fisiologis dan tidak menimbulkan penyakit pada individu dan biasanya berakhir dalam beberapa menit atau beberapa jam kecuali jika dihadapi terus menerus. Umumnya yang dirasakan individu yang mengalami stres rendah misalnya lupa, kebanyakan tidur dan dikritik. Stres moderat terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari sehingga dapat memicu terjadinya penyakit misalnya bahan ujian yang banyak. Sedangkan pada stres tinggi terjadi beberapa minggu hingga beberapa tahun. (Rasmund, 2004) Stres dapat berpengaruh pada akumulasi plak, dan kebersihan mulut seseorang, dimana seiring dengan meningkatnya tingkatan stres seseorang akan menyebabkan perubahan perilaku, diantaranya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang bertambah buruk sebagai akibat dari sulit berkonsentrasi dan pelupa serta pola tidur yang terganggu. Hal ini akan berakibat peningkatan kerentanan

10 terhadap penyakit periodontal. Aliran saliva yang dipengaruhi oleh emosi seseorang juga dapat mempengaruhi peningkatan akumulasi plak di rongga mulut seeorang yang mengalami stres. Stres dapat menghasilkan perubahan ph saliva dan komposisi kimia seperti sekresi IgA. 7, 18 Terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi kerentanan terhadap penyakit periodontal, yaitu usia, merokok, penyakit sistemik dan dapat berhubungan dengan kebersihan mulut yang buruk. 14,16 1.6 Hipotesis Penelitian H0 : adanya pengaruh derajat stres akademik dapat memberikan pengaruh terhadap oral hygiene index pada mahasiswa fakultas kedokteran gigi Universitas X Bandung semasa ujian Student Oral Case Analysis atau SOCA. H1 : tidak adanya pengaruh derajat stres akademik dapat memberikan pengaruh terhadap oral hygiene index pada mahasiswa fakultas kedokteran gigi Universitas X Bandung semasa ujian Student Oral Case Analysis atau SOCA. 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha gedung Grha Widya Maranatha lantai 11 selama bulan Oktober 2015 sampai Januari 2016.