BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH

IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung sebagai pusat perdagangan, industri, dan pariwisata.

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM STRATEGI PEMULIHAN KERUSAKAN VEGETASI MANGROVE DI KAWASAN SUAKA MARGASATWA PULAU RAMBUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN DATA. CV. RESPATI Printingadalah Perusahaan keluarga yang telah terpecaya bagi banyak

2 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN KEWENANGAN DAERAH PROVINSI Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

Pokok-Pokok Pikiran DPRD Provinsi Jawa Tengah Untuk Pembangunan Jawa Tengah Tahun

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia. Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan

Shared Resources Joint Solutions

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

SAMBUTAN BUPATI KEBUMEN P A D A KICK OFF PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KABUPATEN KEBUMEN TAHUN ANGGARAN 2015

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA JABATAN STRUKTURAL

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI NOMOR : 682/KPTS/DIR/2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Desain Komunikasi Visual 1

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Perlindungan. Pengelolaan. LHK. Peran. Masyarakat. Pelaku Usaha. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bidang Elektrical, Mechanical, Supplier & Maintenance yang berdiri sejak 12

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KESIAPAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

FOREST LANDSCAPE RESTORATION

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BAB IV ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUPOKSI

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Orisinalitas (State of the Art)

V. ULASAN KARYA PAMERAN

Latar Belakang Inovator Nusantara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

Oleh: Ir. Agus Dermawan, M.Si. Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan

BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA. kekuasaan pemerintah daerah atau negara, dan lingkungan hidup. setidaknya jika dilihat dari konstitusi yang dimilikinya.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat di ambil yaitu:

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG PENATAAN LAHAN PERTAMBAKAN DI WILAYAH TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG HUTAN HAK

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

INVESTASI SOSIAL MELALUI BINA CINTA ALAM

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011

Ikhtisar Eksekutif TUJUAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

Global Reporting Initiatives, PelaporanTanggung Jawab Sosial yang Paripurna. Andilo Tohom Tampubolon (Widyaiswara Madya pada Pusdiklatwas BPKP)

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan 2.1.1 Identitas Perusahaan Yayasan Restorasi Mangrove Indonesia adalah lembaga nirlaba yang fokus berkegiatan dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup khususnya restorasi konservasi hutan mangrove secara berkelanjutan. 2.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan Yayasan Restorasi Mangrove Indonesia awal digagas oleh aktivis lingkungan hidup dan penggiat komunitas, Nurul Ikhsan yang juga seorang jurnalis. Bersama sahabat-sahabat dekatnya di Komunitas Rock Kota Tua Indonesia, sebuah komunitas tempat berkumpulnya para penikmat dan penggiat musik Rock melalui beberapa kali diskusi dengan mengangkat tema-tema seputar isu-isu lingkungan hidup terkini di Indonesia khususnya di Jakarta. Selain diskusi di kawasan kota tua Jakarta, diskusi terus intens diadakan di kantor Lembaga Percepatan Pengembangan Pembangunan Daerah (LP3D) yang juga satu gedung dengan kantor Fox Radio Works (FRW) penerbit rock radio online yang bersedia menfasilitasi. Dari serangkaian diskusi yang dilaksanakan, tercetus ide untuk membuat program kegiatan bersama, ysitu kegiatan berbasis komunitas dengan fokus kegiatan penanaman pohon mangrove di pesisir pantai di Jakarta. Kegiatan yang dibuat adalah Jambore Nasional Komunitas. Peserta jambore nasional adalah lintas komunitas, antara lain komunitas penggiat lingkungan hidup, organisasi pecinta alam, kalangan akademisi muda, komunitas mahasiswa, pelajar, komunitas pekerja media, komunitas berbasis hobi dan keilmuan, unsur lembaga pemerintah dan undangan individu masyarakat yang terpanggil dan 6

merasa satu visi dengan program kegiatan yang dilaksanakan. Tema kegiatan Jambore Nasional Komunitas yang akan dilaksanakan setiap tahun adalah "AYO TANAM MANGROVE! Kenali Mangrove, Peduli Mangrove, Tanam Mangrove, Pelihara Mangrove". Tema ini bagian dari rangkaian gerakan Ayo Tanam Mangrove yang berkelanjutan dalam usaha - usaha pemulihan, penyelamatan dan pelestarian konservasi hutan mangrove yang keberadaannya terus mengalami pengabaian masif dari masyarakat dan pemangku kepentingan. Melalui proses yang panjang akhirnya Yayasan Restorasi Mangrove Indonesia bisa berdiri dan berbadan hukum tetap dengan pengesahan notaris dan telah dicatatkan dalam lembaran negara di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Yayasan Restorasi Mangrove Indonesia berkedudukan di Jakarta dan sesuai konstitusi negara dalam UU No 28 Tahun 2004 tentang Yayasan maka Yayasan Restorasi Mangrove Indonesia dapat berkegiatan menjalankan aktivitas sesuai kapasitas kelembagaannya diseluruh wilayah di Indonesia dan sangat terbuka bekerjasama dengan semua pihak yang peduli dan concern dalam mendukung gerakan pelestarian lingkungan hidup khususnya keberlangsungan mangrove di Indonesia. 2.1.3 Visi, Misi dan Komitmen Perusahaan Visi Menjadi lembaga profesional yang konsisten berkonstribusi dalam usaha-usaha nyata pelestarian lingkungan hidup khususnya penyelamatan, pelestarian dan restorasi hutan mangrove untuk kehidupan secara berkelanjutan. Misi 1. Yayasan Restorasi Mangrove Indonesia menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari gerakan komunitas global masyarakat Indonesiadan 7

masyarakat dunia dalam upaya penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup sesuai 8 (delapan) program Millennium Development Goals (MDG's). 2. Yayasan Restorasi Mangrove Indonesia menjadi institusi yang terbuka dan konsisten dalam aksi nyata pelestarian lingkungan hidup khususnya usaha-usaha penyelamatan dan pelestarian konservasi hutan mangrove untuk mengurangi abrasi pantai yang dapat mengancam keseimbangan ekosistem laut 3. Yayasan Restorasi Mangrove Indonesia mendorong rasa peduli masyarakat dan pemangku kepentingan (stakeholder) untuk ikut serta menjadi bagian dari bangunan program terintegrasi pelestarian lingkungan hidup khususnya keberlangsungan konservasi hutan mangrove secara berkelanjutan. Komitmen Perusahaan Tujuan Strategis Yayasan Restorasi Mangrove Indonesia : 1. Yayasan Restorasi Mangrove Indonesia berperan aktif dalam segala upaya maksimal untuk pelestarian, perlindungan dan pemanfaatan ekosistem untuk sumber-sumber kehidupan biota laut dan menjadikan nilai ekonomis bagi kesejahteraan masyarakat. 2. Mendukung dan mendorong kapasitas lembaga pemerintah dalam aksi program strategis perlindungan dan penguatan konservasi hutan mangrove di Indonesia. 2.1.4 Kebijakan Manajemen Perusahaan Di dalam menjalankan proses distribusi, manajemen distribusi Yayasan Restorasi Mangrove Indonesia memperhatikan berbagai aspek penting diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Fasilitas 8

Aspek fasilitas menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam sebuah proses distribusi. Kelengkapan dari fasilitas yang dibutuhkan untuk sebuah proses distribusi tentunya akan mendukung upaya distribusi secara lebih maksimal. 2. Transportasi Transportasi juga tidak kalah pentingnya diperhatikan dalam distribusi. Pertimbangan ketersediaan sarana transportasi akan mempengaruhi kebijakan distribusi yang diambil, semakin bagus ketersediaan transportasi, maka akan semakin mempermudah proses distribusi. 3. Ketersediaan Ketersediaan menyangkut barang, proses distribusi juga sangat mempertimbangkan ketersediaan dari sebuah produk. 4. Modal yang ditanam pada perusahaan Jumlah modal yang ada pada perusahaan akan mempengaruhi luas tidaknya proses distribusi yang dijalankan. Semakin besar modal tentunya akan memberi peluang perluasan upaya distrbusi ke area pasar yang lebih luas. Keterbatasan modal akan menghambat proses distribusi terutama nantinya pada saat pemasaran dilakukan. 5. Tingkat kehilangan penjualan Di dalam menjalankan proses distribusi untuk strategi distribusi perlu memperhatikan frekuensi atau tingkat kehilangan penjualan. Semakin tinggi tingkat kehilangan penjualan, maka akan semakin membuat sulit proses distribusi, angka distribusi harus diturunkan untuk mengurangi kerugian yang lebih besar. 6. Komunikasi Di dalam sebuah proses distribusi, menjalin komunikasi dengan pihak-pihak yang bersangkutan sangat dibutuhkan karena akan memperlancar proses distribusi itu sendiri, memperjelas dan membantu perusahaan untuk mendapatkan angka yang pasti apakah angka distribusi perlu ditambah atau tidak. 9

Secara umum manajemen distribusi PT. Pelita Media Nusantara meliputi beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan, yakni : 1. Perencanaan kebutuhan distribusi Perencanaan kebutuhan distribusi meliputi segenap rangkaian kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan serta kegiatan menerima dan menyimpan barang dengan jumlah biaya diusahakan serendah mungkin. Jumlah biaya yang dikeluarkan pada proses distribusi terhitung sebagai biaya yang harus ditutupi pada harga jual yang diberikan kepada pelanggan, Proses pengiriman, peletakan dan sebagainya dari barang-barang produksi merupakan hal yang menjadi pertimbangan dalam distribusi. 2. Perencanaan sumber daya distribusi Perencanaan sumber daya distribusi merupakan kelanjutan dari upaya perencanaan terhadap kebutuhan distribusi, didalam distribusi penting diperhatikan sumber daya manusia yang mengerjakannya, ruang gudang, jumlah biaya angkutan dan sebagainya. Perencanaan yang dilakukan harus matang agar tidak berefek pada kerugian modal perusahaan. 3. Persediaan distribusi Persediaan distribusi dalam hal ini merupakan persediaan yang menyangkut semua kebutuhan di dalam proses distribusi. Baik dari segi barang produksi, SDM, fasilitas, transportasi, modal dan sebagainya. Ketersediaan tersebut sangat penting untuk menjamin kelancaran proses distribusi yang terjadi. 2.3 Struktur Perusahaan Ketua dewan pembina Anggota dewan pembina Ketua badan pengawas : Ooy Haerudin : Masyud rosyid : Hery taufik 10

Sekretaris badan pengawas Direktur eksekutif Sekretaris jendral IT &GA Manager Kabid kampanye dan advokasi Kabid pemetaan wilayah Officer sahabat mangrove Kemitraan dan kampanye Humas Sekretariat Logistik Pemetaan dan advokasi Grafik desain IT dan web developer IT Support Library General affair : Lidya D Saktinegara : Noay N. Ikhsan : Fadlan thoeron : Syamsul ma arif : Rere ivansyah abim : Januar alfatah : Estried C. Pratomo : Lita nay, Maulita rina, Latifa : Rizal : Yulianti rose : M. Kuro, Dedi paprianto : Galuh b santoso dan Choki sitanggang : J.P Adi : Egaf m salam : Parmanto : Vivi : M. Freddy n 11