BAB 1 MENGENAL HUTAN MANGROVE

dokumen-dokumen yang mirip
PROPOSAL PENELITIAN PENYIAPAN PENYUSUNAN BAKU KERUSAKAN MANGROVE KEPULAUAN KARIMUNJAWA

KERAGAMAN JENIS MANGROVE DI NUSA TENGGARA TIMUR. Oleh : M. Hidayatullah

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai

TINJAUAN PUSTAKA. pendapat mengenai asal-usul katanya. Macnae (1968) menyebutkan kata mangrove

PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE 1

BAB I PENDAHULUAN. batas pasang surut air disebut tumbuhan mangrove.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove dilaporkan berasal dari kata mangal yang menunjukkan

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bantu yang mampu merangsang pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perkiraan luas mangrove sangat beragam, dengan luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Struktur Dan Komposisi Vegetasi Mangrove Di Pulau Mantehage

Mangrove menurut Macnae (1968) merupakan perpaduan

TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera Utara 7300 ha. Di daerah-daerah ini dan juga daerah lainnya, mangrove

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REPORT MONITORING MANGROVE PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL WAKATOBI KABUPATEN WAKATOBI

TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan pantai, penyerap polutan, habitat burung (Bismark, 1986). Kemampuan mangrove untuk mengembangkan wilayahnya ke arah laut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara tradisional oleh suku bangsa primitif. Secara terminologi, etnobotani

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang. berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini

TINJAUAN PUSTAKA. Mangrove tumbuh terutama pada tanah lumpur, namun berbagai jenis. mangrove juga dapat tumbuh di tanah berpasir atau berkoral yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. wilayah perbatasan antara daratan dan laut, oleh karena itu wilayah ini

1. Pengantar A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove diduga berasal dari bahasa Melayu manggi-manggi, yaitu

MANUAL SILVIKULTUR MANGROVE DI INDONESIA

SERI BUKU INFORMASI DAN POTENSI MANGROVE TAMAN NASIONAL ALAS PURWO. Penyunting : Rudijanta Tjahja Nugraha. Penyusun : Dian Sulastini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di

Hasil dan Pembahasan

TINJUAN PUSTAKA. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove diduga berasal dari bahasa Melayu manggi - manggi,

Avicenia sp. ( Api-Api ) Rhizophora sp( Bakau ) Nypa sp. ( Nipah ) Bruguiera sp. ( Lacang ) Sonneratia sp. ( Pedada )

Komposisi Jenis-Jenis Tumbuhan Mangrove Di Kawasan Hutan Perapat Benoa Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kodya Denpasar, Propinsi Bali

TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa ahli mendefinisikan istilah mangrove secara berbeda-beda,

Aplikasi Klasifikasi Jenis Tumbuhan Mangrove Berdasarkan Karakteristik Morfologi Menggunakan Metode K-Nearest Neighbor (KNN) Berbasis Web

BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan hutan mangrove di Indonesia, kini semakin merata ke berbagai

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2010

ANALISIS VEGETASI DAN STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI TELUK BENOA-BALI. Dwi Budi Wiyanto 1 dan Elok Faiqoh 2.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

coastal woodland, mangrove swamp forest, dan dalam bahasa Indonesia juga

Inventarisasi Vegetasi Mangrove Di Pantai Marosi Kabupaten Sumba Barat. Ni Kade Ayu Dewi Aryani ABSTRACT

IDENTIFIKASI VEGETASI MANGROVE DI SEGORO ANAK SELATAN, TAMAN NASIONAL ALAS PURWO, BANYUWANGI, JAWA TIMUR

TINJAUAN PUSTAKA. dipengaruhi pasang surut air laut. Tumbuhan mangrove memiliki kemampuan

SUMBERDAYA ALAM WILAYAH PESISIR

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Mangrove Mangrove berasal dari kata mangue (Portugis) yang berarti bakau dan kata

Teknik Merehabilitasi Hutan Bakau

KOMPOSISI JENIS DAN KERAPATAN MANGROVE DI PESISIR ARAFURA KABUPATEN MERAUKE PROVINSI PAPUA

KOMPOSISI VEGETASI MANGROVE DI TELUK BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TINJAUAN PUSTAKA. komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar

TINJAUAN PUSTAKA. Umumnya mangrove dapat ditemukan di seluruh kepulauan Indonesia, mangrove terluas

TINJAUAN PUSTAKA. 16 famili yang digolongkan sebagai mangrove sejati. Kitamura et al. (1997)

BABI PENDAHULUAN. mangrove, namun dari beberapa definisi bisa ditarik satu kesimpulan untuk

TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan salah satu peran penting mangrove dalam pembentukan lahan baru. Akar mangrove mampu mengikat dan menstabilkan substrat

TINJAUAN PUSTAKA. pada daerah landai di muara sungai dan pesisir pantai yang dipengaruhi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove merupakan kombinasi antara kata mangue (bahasa

ANALISIS VEGETASI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE KPH BANYUMAS BARAT

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa portugis mangue dan bahasa inggris

BAB I PENDAHULUAN. Hutan mangrove adalah komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ekosistem Mangrove

TINJAUAN PUSTAKA. A. Perencanaan Lanskap. berasal dari kata land dan scape yang artinya pada suatu lanskap terdapat

PEMANFAATAN PERSEMAIAN BERTINGKAT UNTUK PRODUKSI BIBIT DALAM KERANGKA REHABILITASI HUTAN MANGROVE SPESIFIK LOKASI. Bau Toknok 1 Wardah 1 1

BAB I PENDAHULUAN. pantai sekitar Km, memiliki sumberdaya pesisir yang sangat potensial.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan mangrove (Hanley, dkk 2014: 7)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan

TINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi

I. PENDAHULUAN. Menurut Tomlinson(1986), mangrove merupakan sebutan umum yang digunakan

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN

ZONASI TUMBUHAN UTAMA PENYUSUN MANGROVE BERDASARKAN TINGKAT SALINITAS AIR LAUT DI DESA TELING KECAMATAN TOMBARIRI

PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELESTARIAN, PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Dudepo merupakan salah satu pulau kecil berpenduduk yang berada

STRUKTUR VEGETASI MANGROVE ALAMI DI AREAL TAMAN NASIONAL SEMBILANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN

Perkembangan Hutan Mangrove di Muara Kali Porong Tahun

BAB I PENDAHULUAN. antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik mempunyai

STRUKTUR DAN POLA ZONASI (SEBARAN) MANGROVE SERTA MAKROZOOBENTHOS YANG BERKOEKSISTENSI, DI DESA TANAH MERAH DAN OEBELO KECIL KABUPATEN KUPANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

Keanekaragaman Jenis dan Indeks Nilai Penting Mangrove di Desa Tabulo Selatan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo

TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas marin. Dengan demikian daerah pantai terdiri dari perairan pantai dan

BAB I PENDAHULUAN. ekologis yaitu untuk melakukan pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ari Luqman, 2013

ANALISIS VEGETASI DAN POLA SEBARAN SALINITAS DI EKOSISTEM MANGROVE PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA

KUESIONER DI LAPANGAN

ABSTRACT. Keywords: Mangrove Composition, Mangrove Species, Mangrove Zones, Marsegu Island.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik untuk komonitas tumbuhan yang tumbuh di daerah pasang-surut. masyarakat Indonesia dan Asia Tenggara (Kusmana et al., 2003).

Struktur dan Komposisi Mangrove di Pulau Hoga Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara Jamili

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CILACAP

Analisis Vegetasi Mangrove di Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara

Teknologi penanaman jenis mangrove dan tumbuhan pantai pada tapak khusus

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam 3 zona berdasarkan perbedaan rona lingkungannya. Zona 1 merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh

Transkripsi:

BAB 1 MENGENAL HUTAN MANGROVE 1.1. Pendahuluan Ekosistem mangrove memiliki peranan penting dan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan masyarakat khususnya yang berada disekitar pantai. Tanaman mangrove tumbuh pada pantai-pantai yang terlindung atau pantai-pantai yang datar, biasanya di sepanjang sisi pulau yang terlindung dari angin atau di belakang terumbu karang di lepas pantai yang terlindung. Pembahasan pada hand out ini akan memfasilitasi mahasiswa untuk memahami hutan mangrove dan secara spesifik akan membahas tentang defenisi hutan mangrove, sebaran dan identifikasi mangrove 1.2. Defenisi Mangrove Macnae (1968) menyebutkan bahwa mangrove merupakan perpaduan antara bahasa Portugis mangue dan bahasa Inggris grove. Perpaduan dua bahasa ini menjadi mangrove yakni semak belukar yang tumbuh di tepi laut. Sementara itu, menurut Mastaller (1997) kata mangrove berasal dari bahasa Melayu kuno yaitu mangi-mangi yang digunakan untuk menerangkan marga Avicennia dan sampai saat ini masih digunakan di Indonesia bagian timur. Tomlinson (1986) dan Wightman (1989) mendefinisikan mangrove sebagai tumbuhan yang terdapat di daerah pasang surut. Mangrove juga didefinisikan sebagai formasi tumbuhan daerah litoral yang khas di pantai daerah tropis dan sub tropis yang terlindung (Saenger et al., 1983 in Giesen et al., 2006). Menurut Nybakken (1992) mangrove (hutan bakau) atau mangal adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh pada perairan asin. Lebih lanjut Nybakken (1992) menyebutkan bahwa bakau adalah tumbuhan daratan yang ditujukan untuk semua individu tumbuhan. Mangal ditujukan bagi seluruh komunitas atau asosiasi yang didominasi oleh tumbuhan bakau. Mangrove disebut juga sebagai hutan pantai, hutan payau atau hutan bakau.

Dalam bahasa Indonesia mangrove disebut juga hutan pasang surut, hutan payau, rawa-rawa payau atau hutan bakau. Istilah yang sering digunakan adalah mangrove, hutan bakau, atau hutan payau (Kartawinata, 1979; SNM, 2003). Namun, demikian lebih dianjurkan penggunaan istilah mangrove karena bakau adalah nama lokal untuk anggota genus Rhizophora, sementara mangrove disusun oleh banyak genus dan spesies tumbuhan lainnya. Oleh karena itu, penyebutan hutan mangrove dengan hutan bakau sebaiknya dihindari (SNM, 2003). Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis. Mangrove hidup dan berkembang pada lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah anaerob. Secara ringkas hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama di pantai yang terlindung, laguna, muara sungai) yang komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap garam. Ekosistem mangrove merupakan suatu sistem yang terdiri atas organisme (tumbuhan dan hewan) yang berinteraksi dengan faktor lingkungan di dalam suatu habitat mangrove (Snedaker 1978 in Anwar 2005). 1.3. Sebaran mangrove Mangrove diperkirakan berasal dari kawasan Indo-Malaysia. Mangrove tersebut tersebar ke barat hingga India dan Afrika Timur, serta ke timur hingga Amerika dan Afrika Barat (Atlantik). Penyebaran mangrove dari pantai barat Amerika ke laut Karibia, terjadi pada jaman Cretaceous atas dan Miocene bawah, antara 66-23 juta tahun yang lalu. Penyebaran ini melewati selat yang kini menjadi tanah genting negara Panama. Penyebaran ke timur diikuti penyebaran ke utara hingga Jepang dan ke selatan hingga Selandia Baru. Sebagai pengecualian, mangrove ditemukan di Selandia Baru (38 o LS) dan Jepang (32 o LU). Cara penyebaran ini menyebabkan mangrove di Amerika dan Afrika Barat memiliki luas dan keragaman lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh penyebaran yang harus melewati Samudera Pasifik. Mangrove di Asia, India, dan Afrika Timur memiliki keragaman lebih tinggi (Walsh, 1974; Tomlison, 1986). Hal ini menginspirasi Walsh (1974) untuk membagi dunia mangrove menjadi dua kawasan utama, yaitu Indo-Pasifik Barat yang meliputi Asia, India dan Afrika Timur, serta Amerika- Afrika Barat.

Mann (2000) menyebutkan bahwa mangrove ditemukan sampai pada pasang tertinggi air laut (supra tidal) di daerah tropis dan beberapa di daerah subtropis. Lebih lanjut Wong & Tam (1995) in Mann (2000) menyebutkan bahwa mangrove ditemukan pada 25 0 LU dan 25 0 LS dan luasnya diperkirakan mencapai 170.000 km 2. Menurut Hogarth (2007) distribusi mangrove di dunia dapat ditemukan pada 23,5 0 LU dan 23,5 0 LS. Distribusi mangrove di dunia dapat dilihat pada Gambar 1. B A Gambar 1. Distribusi mangrove dunia (dari total luas 18.107.700 ha) Keterangan: A. Indo-Pasifik Barat, B. Amerika - Afrika Barat (Spalding et al., 1997; Mann 2000; Hogarth 2007). Ekosistem mangrove di Indonesia pada umumnya terpencar dalam kelompok-kelompok kecil, dimana sebagian besar terletak di Irian Jaya (Papua). Mangrove paling baik tumbuh di pantai berlumpur yang terlindung dari gelombang dan mendapat masukan air sungai. Tumbuhan mangrove di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dapat mencapai tinggi 50 m dengan diameter 50 cm. Namun umumnya hanya setinggi 25 m dengan diameter 18 cm (Soemodihardjo dan Ishemat, 1989). Mangrove di Indonesia mempunyai keragaman jenis yang tinggi yaitu memiliki 89 jenis tumbuhan yang terdiri dari 35 jenis pohon, 5 jenis terna, 9 jenis perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit, dan 2 jenis parasit (Nontji, 1987). Informasi lain menyatakan jumlahnya lebih dari 37 spesies (Soemodihardjo dan Ishemat, 1989) atau 45 spesies (Spalding et al., 1997). Spesies utama berasal dari genera

Avicennia, Rhizophora, Sonneratia, Bruguiera, Ceriops, Excoecaria, Heritiera, Lumnitzera, Nypa fruticans, Xylocarpus, dan Aegiceras (Soemodihardjo dan Sumardjani, 1994). Penyebaran mangrove di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2 menurut Giesen et al., (2006) dan menurut KLH (2008) serta Tabel 1. Gambar 2. Distribusi mangrove di Indonesia menurut Giesen et al., (2006) dan KLH (2008) Sementara itu, Giesen et al., (2006) menyebutkan di Indonesia tercatat setidaknya 202 jenis tumbuhan mangrove. Jenis tersebut meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjat, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit dan 1 jenis paku. Sebanyak 43 jenis, dari 202 jenis tersebut (diantaranya 33 jenis pohon dan beberapa jenis perdu) ditemukan sebagai mangrove sejati (true mangrove). Sementara jenis lain ditemukan di sekitar mangrove dan dikenal sebagai jenis mangrove ikutan (associate mangrove). Menurut Kitamura et al., (1997), mangrove dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Mangrove Mayor, Mangrove Minor dan Mangrove Asosiasi. Berikut ini adalah penjelasan dari tiga bagian tersebut: 1). Mangrove Mayor (komponen utama) Tumbuhan yang membentuk spesialisasi morfologis seperti akar udara dan mekanisme fisiologis khusus lainnya untuk mengeluarkan garam agar dapat beradaptasi terhadap lingkungan mangrove. Secara taksonomi, kelompok tumbuhan ini berbeda dengan kelompok tumbuhan darat. Kelompok ini hanya terdapat di hutan mangrove dan membentuk tegakan murni, tidak pernah

bergabung dengan kelompok tumbuhan darat. Contoh: Bruguiera cylindrica (Tancang), Ceriops decandra (Kenyonyong), dan Rhizophora apiculata (Bakau). Contoh mangrove mayor disajikan pada Gambar 3 berikut: Tabel 1. Sebaran jenis mengrove di pulau-pulau di Indonesia No Jenis Pulau Jawa Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku Papua 1 Aegiceras corniculatum + + + + + + + 2 Aegiceras floridum + + + + 3 Avicennia alba + + + + + + + 4 Avicennia lanata + + 5 Avicennia marina + + + + + + + 6 Avicennia officinalis + + + + + + + 7 Bruguiera cylindrica + + + + + + + 8 Bruguiera gymnorrhiza + + + + + + + 9 Bruguiera parviflora + + + + + + + 10 Bruguiera sexangula + + + + + + 11 Ceriops decandra + + + + + + + 12 Ceriops tagal + + + + + + + 13 Dolichandrone spathacea + + 14 Excoecaria agallocha + + + + + + + 15 Heritiera littoralis + + + + + + + 16 Kandelia candel + + 17 Lumnitzera littorea + + + + + + + 18 Lumnitzera racemosa + + + + + + + 19 Nypa fruticans + + + + + + + 20 Osbornea octodonta + + + + + 21 Phoenix paludosa + 22 Pemphis acidula + + + 23 Rhizophora apiculata + + + + + + + 24 Rhizophora lamarckii + + + + 25 Rhizophora mucronata + + + + + + + 26 Rhizophora stylosa + + + + + + + 27 Scyphiphora + + + + + + + hydrophyllacea 28 Sonneratia alba + + + + + + + 29 Sonneratia caseolaris + + + + + + + 30 Sonneratia ovata + + + + + + 31 Xylocarpus granatum + + + + + + + 32 Xylocarpus moluccensis + + + + + + + 33 Xylocarpus rumphii + + + + Sumber: Kusmana et al., 2008

Gambar 3. Mangrove mayor (Rhizophora apiculata) 2). Mangrove Minor (komponen tambahan/tumbuhan pantai) Kelompok ini bukan merupakan bagian yang penting dari mangrove, biasanya terdapat pada daerah tepi dan jarang sekali membentuk tegakan murni. Contoh: Pemphis acidula (Sentigi), Excoecaria agallocha (Buta-buta), dan Xylocarpus granatum (Nyirih). Contoh mangrove minor disajikan pada Gambar 4 berikut: Gambar 4. Mangrove minor (Xylocarpus granatum) 3). Mangrove Associates (Asosiasi Mangrove) Kelompok ini tidak pernah tumbuh di dalam komunitas mangrove sejati dan biasanya hidup bersama tumbuhan darat (Gambar 5). Contoh: Vitex ovata (Legundi), Terminalia catappa (Ketapang) dan Thespesia populnea (Waru laut), pandan (Pandanus odoratissima).

Gambar 5. Mangrove asosiasi (Pandanus odoratissima) 1.4. Identifikasi Mangrove Dibandingkan dengan pengamatan di hutan tropis, pengamatan vegetasi di habitat mangrove relatif lebih mudah, karena terbatasnya jenis tumbuhan serta sifat perbungaannya yang tidak terlalu musiman. Hal ini berarti bahwa hampir setiap saat dapat ditemukan pohon yang memiliki bunga atau buah yang akan memudahkan identifikasi jenis pohon. Lebih dari itu, tumbuhan pada habitat mangrove tidaklah setinggi pohon-pohon di hutan hujan tropis. Meskipun demikian, pengamatan pada habitat mangrove juga memiliki kesulitan tersendiri. Sebagian besar bentuk pohonnya memiliki kesamaan, sehingga pengamat harus memfokuskan perhatiannya pada perbedaan kulit kayu, tipe akar serta bunga/buahnya. Jika waktu pengamatan tidak memungkinkan, perlu dibuat koleksi tumbuhan, yakni dengan mengambil daun, bunga, dan buah dari pohon yang akan diidentifikasi. Identifikasi dapat dilakukan kemudian di laboratorium dengan membuat catatan mengenai lokasi, tanggal, tipe perakaran, dan habitat. Spesimen sebaiknya disimpan diantara kertas koran yang dijepit oleh bambu atau tripleks. Biasanya dengan cara ini spesimen masih bisa diidentifikasi selama 2-3 hari kemudian. Untuk perjalanan yang lebih lama, spesimen dapat disimpan dalam kantung pelastik yang tahan air dan sama sekali tidak terbuka terhadap udara luar, dan kemudian ditaburi methylate spirit. Kelemahannya, bahan ini cukup mahal, mudah terbakar dan mudah menguap. Untuk 25-35 spesimen dibutuhkan 1 liter methylate spirit. Bagi pemula, cara termudah untuk mengenali jenis-jenis mangrove adalah dengan mengidentifikasinya secara visual. Bagi pemula dan sama sekali belum

mengenal spesies mangrove, pada saat ke lapangan (untuk mulai melakukan identifikasi), sebaiknya membawa dan menggunakan buku-buku identifikasi rujukan mangrove yang sudah sangat lengkap dan memudahkan. Hal yang perlu diketahui dari mempelajari mangrove adalah melihat minimal tiga dari lima karakteristik utama mangrove. Karakteriktik identifikasi mangrove tersebut meliputi: 1. Bentuk tumbuhan: pohon, semak, liana, paku/palem, dan herba/rumput 2. Akar; 3. Daun: komposisi daun dan susunan daun 4. Bunga: posisi bunga dan susunan bunga 5. Buah Buku-buku identifikasi mangrove yang komprehensip antara lain: 1) Giesen et al., (2006). Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. PKA/WIIP. Bogor; 2) Kitamura, S., C. Anwar, A. Chaniago, S. Baba. (1997). Buku Panduan Mangrove di Indonesia Bali dan Lombok. JICA/ISME/MIC. Bali. Untuk mengetahui informasi mengenai cara budidaya mangrove dapat dibaca Pedoman Pembuatan Persemaian dan Penanaman Mangrove oleh Kusmana (1997) atau Panduan Teknis Penanaman Mangrove bersama Masyarakat oleh Khazali (1999). Selain itu ada juga buku terbaru dari Priyono (2010) tentang Panduan Praktis Teknis Rehabilitasi Mangrove di kawasan Pesisir Indonesia. KESIMPULAN Mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove di Indonesia mempunyai keragaman jenis yang tinggi yaitu memiliki 89 jenis tumbuhan yang terdiri dari 35 jenis pohon, 5 jenis terna, 9 jenis perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit, dan 2 jenis parasit. Mangrove dibagi menjadi tiga bagian, yaitu mangrove mayor, mangrove minor dan mangrove asosiasi. Karakteriktik identifikasi mangrove tersebut meliputi: bentuk tumbuhan (pohon, semak, liana, paku/palem, dan herba/rumput), akar, daun (komposisi daun dan susunan daun), bunga (posisi bunga dan susunan bunga), dan buah.

LATIHAN SOAL: 1. Jelaskan defenisi dari ekosistem mangrove! 2. Uraikan sebaran mangrove di dunia! 3. Jelaskan sebaran mangrove di Indonesia! 4. Jelaskan cara melakukan identifikasi mangrove! REFERENSI: Aksornkoae, S. 1993. Ecology and Management of Mangrove. IUCN Wetland Program. Bangkok. FAO. 1994. Mangrove Forest Management Guidlines. Food and Agriculture Organization of the United Nations Hamilton, L. S. dan Snedaker. 1984. Handbook for Mangrove Area Management. Gland, Paris, Honolulu. Kusmana, C, S. Wilarso, I. Hilwan, P. Pamoengkas, C. Wibowo, T. Tiryana, A. Triswato, Yunasfi dan Hamzah, 2005. Tenik Rehabilitasi Mangrove. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.Bogor.