BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini pengguna jejaring sosial facebook di Indonesia khususnya

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA NARSISME DENGAN PRESENTASI DIRI PADA PENGGUNA JEJARING SOSIAL FACEBOOK NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan

2 gambar terbaik untuk mengatur kesan yang baik kepada orang lain. Hal ini terlihat, data dari Taylor Nelson Sofres (TNS) tahun 2015 tercatat lebih da

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. terhindarkan dari pengaruh yang diberikan dari paparan media sosial. Boyd dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah jam hanya untuk mengakses internet dan layanan teknologi baru lainnya

FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

, 2015 FANATISME PENGGEMAR KOREAN IDOL GROUP PELAKU AGRESI VERBAL DI MEDIA SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan perilaku konsumen. keras seseorang mempunyai kemauan untuk mencoba. Apabila seseorang

2015 HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang membutuhkan dorongan atau koneksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. antar manusia menjadi lebih luas dan tidak lagi mengenal batas-batas wilayah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berada direntang usia tahun (Monks, dkk, 2002). Menurut Haditono (dalam

mereka. Menurut Schouten (2007), Facebook merupakan salah satu media yang dapat menstimuli terjadinya self disclosure (pengungkapan diri) Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menjalar keseluruh dunia. Rata-rata masyarakat modern, seperti orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. ketika menggunakan teknologi informasi ini (Flourensia, 2012: 22). Pada

HUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. jaringan digital, jangkauan global, interaktivitas, may to many communications,

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan zaman yang semakin maju, interaksi dapat terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. Internet merupakan salah satu media yang paling diminati banyak orang.

BAB I PENDAHULUAN. banyak situs di dalamnya termasuk situs jejaring social. Mendengar kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber dan media informasi, internet mampu menyampaikan berbagai bentuk

Pembuatan Konten Manajemen Video untuk mendukung Komunitas IbuKreatif di Facebook

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UPDATE STATUS DAN NAMA FACEBOOK DENGAN PERILAKU NARSISTIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengenai penyimpangan dan ketidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil penelitian Yahoo!-TNSNet Index, aktivitas internet yang paling

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan teknologi e-commerce dalam berinteraksi dengan para

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

MENGAPA MEDIA SOSIAL. Selamat Datang di Era Generasi Y

ABSTRAKSI JUDUL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perkembangan informasi yang sangat cepat serta mempermudah. individu dalam berkomunikasi satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan canggih memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. media dengan surat kabar, radio, televisi dan telepon dalam memenuhi kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya jumlah pengguna internet, telah menarik berbagai

Hubungan Antara Persepsi Tentang Foto Profil Pada Facebook Dengan Normal Narsisme Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya penggunaan teknologi berbasis internet kini mulai marak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik individu maupun kelompok. Setiap saat manusia berpikir, bertindak

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya adalah alat komunikasi. ICT (Information and

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dahlia Veronika Sitanggang, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan internet sangat mempengaruhi kehidupan sosial serta cara

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menurut penilaian konsumen yang menggunakan produk tersebut. perhatian dan memberikan penjelasan tentang produk-produknya.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fenomena menarik dalam perkembangan teknologi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Anggota dari Polisi merupakan anggota masyarakat, walaupun ada aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat. berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang

PERSEPSI REMAJA DAN ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN FACEBOOK NIRMALA DIINA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. (2007: 287) internet merupakan revolusi komunikasi yang sangat luas dan

I. PENDAHULUAN. sosial (misalnya, Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, dll) yang. Tingkat akses internet didominasi oleh situs-situs jejaring

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan lingkungan kehidupan yang melingkupinya. Untuk itu, manusia

BAB I PENDAHULUAN UKDW. konsumen. Kebutuhan akan gadget yang bisa mengerjakan segala hal menggantikan

BAB I PENDAHULUAN. khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunukasi ini.

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. tatap muka secara langsung menjadi komunikasi yang termediasi oleh teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang. Namun kini di beberapa Negara seperti Amerika, banyak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki personal branding, setidaknya untuk lingkungan terdekatnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Esensi dari komunikasi politik sendiri adalah proses interaksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam aktifitas promosi di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh praktek dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi semakin meningkat dalam kehidupan kita, hal ini

PERSONAL BRANDING MELALUI MEDIA SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dari tahun ke tahun penggunaan internet semakin penting dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi di abad modern ini tidak

2015 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Internet merupakan sebuah media massa baru (new media) yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Media massa dapat menjadi suatu alat yang memberikan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. dari media internet ketimbang harus membaca.kecenderungan ini ternyata

BAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial, seperti facebook, twitter maupun instagram (data Puskakom UI).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. media sosial. Popularitas media sosial semakin berkembang dari tahun ke

BAB 1 PENDAHULUAN. namun juga di negara berkembang salah satunya Indonesia. internet. Internet (singkatan dari interconnected networking)

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini pengguna jejaring sosial facebook di Indonesia khususnya pada remaja mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Situs jejaring sosial facebook yang di rancang oleh Mark Zukerberg menjadi media baru yang berpengaruh. Antusiasme masyarakat Indonesia terhadap situs jejaring sosial facebook sangat tinggi. Tamburaka (2013) menyatakan pada tahun 2010 Indonesia telah menjadi negara dengan pengguna facebook terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Pengguna facebook di Indonesia sekitar 24 juta atau 10 persen dari total penduduk Indonesia. Wong (2012) melalui melalui facebook, orang mempunyai keuntungan untuk berpikir tentang apa yang mereka utamakan untuk ditunjukan kepada orang lain. Sebagai contoh orang dapat menekankan aspek dari kepribadian mereka atau membagi foto yang menyampaikan gambar terbaik untuk mengatur kesan yang baik kepada orang lain. Pengguna facebook pada dasarnya selalu menampilkan dirinya melalui fitur-fitur yang ada seperti update status dan foto. Alifiah (2014) menyebutkan Facebook tidak hanya dijadikan sarana interaksi sosial, namun menjadi sarana untuk melakukan manajemen kesan dimana para user melakukan presentasi diri. Sarwono (2009) menyebutkan presentasi diri adalah usaha untuk mengatur kesan yang orang lain tangkap mengenai kita baik disadari atau tidak. 1

2 Sedangkan Siibak (2009) mengungkapkan presentasi diri adalah keinginan individu untuk mengontrol kesan yang mereka sampaikan kepada orang lain, sehingga mereka dapat dengan sadar atau dengan tidak sadar menghitung aksi dan perbuatan mereka. Berdasarkan hasil observasi peneliti, dalam perkembangannya aplikasi pendukung presentasikan diri di jejaring sosial sangat beragam. Sebut saja kamera 360, adobe photoshop, plastic surgery, beauty plus-magical camera dan banyak aplikasi yang lainnya. Penampilan di media sosial bisa menjadi lebih cantik dan imajinatif dari pada diri yang sebenarnya. Ada banyak hal yang mendorong orang untuk melakukan presentasi diri. Argyle (Dayakisni, 2009) mengemukakan ada tiga motivasi primer pengelolaan kesan, yaitu untuk mendapatkan imbalan materi atau sosial, untuk mempertahankan atau untuk meningkatkan harga diri, dan untuk mempermudah pengembangan identitas diri yaitu menciptakan dan mengukuhkan identitas diri. Individu dalam melakukan presentasi diri biasanya memilih dan mengatur kesan yang ingin diciptakan, Dayakisni (2009) menyebutnya konstruksi pengelolaan kesan. Konstruksi pengelolaan kesan menyangkut pengelolaan image tertentu yang ingin diciptakan dan mengubah perilaku dalam cara-cara tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Ada beberapa taktik dalam melakukan presentasi diri yang bisa dilakukan. Leary (wong, 2012) memperkenalkan beberapa taktik presentasi diri dalam kehidupan sehari-hari seperti deskripsi diri kita, pernyataan sikap, perilaku non verbal, asosiasi sosial, kesesuaian dan kepatuhan, agresi dan pengambilan risiko.

3 Presentasi diri berhubungan erat dengan identitas yang sengaja ditampilkan atau konsep diri pemilik akun, seperti yang diungkapkan oleh beberapa penelitian terdahulu. De graff (2011) mengungkapkan remaja membangun sebuah identitas yang sesuai dengan kepribadiannya. Wong (2012) menyatakan pengguna jejaring sosial facebook mempresentasikan diri sesuai dengan citra diri yang diiinginkan. Gonzalez (2010) menyebutkan penelitian terbaru dalam bidang CMC (Computer Mediated Communication) memberi kesan bahwa presentasi secara online dapat berefek pada konsep diri pengguna. Melakukan presentasi diri dijejaring sosial memiliki beberapa keuntungan, Ong (2011) menyebutkan Pengguna SNS (Social Networking Sites, misal facebook) memiliki kontrol hampir penuh atas pengungkapan informasi, mereka dapat lebih strategis dalam mengelola presentasi diri. Walther (Ong, 2011) menyatakan selain SNS mampu mempengaruhi keterbukaan sosial, diharapkan adanya peningkatan citra diri dengan presentasi diri secara online di profil SNS mereka. Tidak semua pengguna jejaring sosial mempresentasikan diri sesuai dengan keadaan sebenarnya. Aryati (2013) menyatakan individu dapat memanipulasi mengenai dirinya, misalnya memalsukan tanggal kelahiran, tempat tinggal dan bahkan nama sebenarnya. Perbuatan tersebut dapat disebut dengan online deception. Michikyan (2014) menyebutkan pada facebook mahasiswa tidak hanya mempresentasikan diri mereka yang sebenarnya dan diri yang ideal (yang diharapkan atau diinginkan), tetapi kadang-kadang juga mempresentasikan diri

4 mereka yang salah. Dewasa muda dengan neurotik yang tinggi akan menampilkan diri ideal mereka dan diri mereka yang salah (dengan tujuan untuk menipu dan mengesankan yang lain) di facebook dengan lebih luas. Bufardi (2008) mengungkapkan akhir-akhir ini ada perhatian yang besar di media mengenai permasalahan narsisme dan jejaring sosial. Ini mengenai situs web menawarkan pintu gerbang untuk promosi diri melalui diskripsi diri, kesombongan melalui foto dan hubungan pertemanan yang dangkal dalam jumlah yang banyak, yang mana secara potensial terhubung dengan ciri narsisme. Individu dengan narsisme memiliki konsep diri yang tidak realistis dan sebuah komitmen untuk memperkokoh gambaran diri yang posistif (Campbel & Foster, 2007). Narsisme diperburuk dan didorong oleh jejaring sosial. Pengguna jejaring sosial facebook yang lebih banyak menghabiskan waktu menggunakan facebook juga menunjukan skor yang tinggi (Rosen, 2013). Twenge dan Campbell (Rosen, 2013) berpendapat bahwa narsisme adalah epidemi yang telah meningkat dalam dua dekade terakhir. Penelitian menggunakan metode cross-sectional terhadap lebih dari 16.000 mahasiswa, menemukan bahwa mahasiswa saat ini skor jauh lebih tinggi (diukur melalui Narcissism Personality Inventory) dari 20 tahun yang lalu. Bahkan, dua-pertiga dari mahasiswa baru-baru ini mencetak diatas rata-rata dibandingkan dengan setengah dari mahasiswa yang mengambil tes yang sama pada akhir tahun 1970 dan awal 1980-an. Komunikasi yang dilakukan dijejaring sosial membuat narsisme menjadi lebih mudah diaktualisasikan karena beberapa alasan. Mehdizadeh (2010)

5 menjelaskan: Pertama, pengaturan jejaring sosial menawarkan gerbang untuk ratusan hubungan dangkal dan komunikasi emosional terpisah. Kedua, halaman Web jejaring sosial adalah lingkungan yang sangat terkontrol yang memungkinkan pemilik berkuasa sepenuhnya atas penggunaan jejaring sosial sebagai alat presentasi diri. Selain itu dapat menyampaikan informasi yang diinginkan tentang diri mereka sendiri. Jejaring sosial memungkinkan kepribadian narsis untuk mengejar persahabatan sepele dengan jumlah yang tak terbatas dan selanjutnya memungkinkan mereka untuk bermegah-pandangan diri positif. Irwin (1999) menyatakan faktor yang penting dalam diagnosis narsisme adalah secara perasaan ekstrem mementingkan diri, membutuhkan perhatian yang konstan, kelemahan dari rasa harga diri dan kekurangan empati dari yang lain. Namun orang dengan pola narsistik mempunyai presentasi diri yang baik. Ong (2011) mengungkapkan remaja yang lebih narsis dinilai foto profilnya lebih atraktif secara fisik, lebih modis, lebih mewah dan lebih keren dari pada kelompok yang lebih sedikit tingkat narsisnya. Adi & Yudiati (2009) mengungkapkan bahwa individu dengan kecenderungan narsisme mempunyai harga diri yang rendah. Orang dengan narsisme butuh pengakuan dan pujian dari orang lain demi menaikkan harga dirinya. Ini yang menyebabkan individu dengan narsisme membutuhkan jejaring sosial untuk mencari perhatian dan dukungan sosial. Gonzales (2010) mengungkapkan studi baru-baru ini menemukan bahwa Facebook dapat meningkatkan harga diri sosial diukur sebagai persepsi seseorang penampilan

6 fisik, hubungan dekat, dan daya tarik romantis, terutama ketika pengguna menerima umpan balik positif dari pertemanan difacebook. Selain itu, Halaman web pribadi sekarang ini akan menambah keuntungan dari promosi diri (Buffardi, 2008). Individu dengan narsisme dalam melakukan presentasi diri dan cenderung memenuhi kemauannya untuk menjadi unik, penting dan mendapat banyak perhatian dari orang banyak. Selain itu beberapa aktivitas presentasi diri dijejaring sosial juga tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Pengguna jejaring sosial seperti facebook hendaknya memiliki kemampuan literasi media. Tamburaka (2013) menyatakan literasi dalam hal ini merujuk kemampuan khalayak yang melek terhadap media dan pesan media massa dalam konteks komunikasi massa. Literasi media melingkupi literasi teknologi, literasi informasi, kreativitas media, tanggung jawab dan kompetensi sosial. Individu dengan kepribadian yang sehat yang bisa mengontrol penggunaan akun yang mempunyai tanggungjawab sosial, mempunyai kreativitas dalam melakukan presentasi diri yang sesuai dengan realitas diri dan mampu menyaring informasi yang ada di media jejaring sosial. Atas dasar permasalahan tersebut dapat diajukan rumusan masalah, yaitu Apakah ada hubungan Narsisme dengan Presentasi diri pada pengguna jejaring sosial Facebook?. Dari uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara Narsisme dengan Presentasi diri pada pengguna jejaring sosial Facebook?

7 B. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Hubungan antara narsisme dengan Presentasi diri pada pengguna jejaring sosial facebook 2. Tingkat presentasi diri pengguna jejaring sosial facebook 3. Tingkat narsisme pengguna jejaring sosial facebook C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi wahana perkembangan ilmu psikologi khususnya ilmu psikologi sosial dan kepribadian terutama yang berhubungan dengan penggunaan jejaring sosial dalam hal ini facebook. 2.Manfaat Praktis a. Bagi pengguna jejaring sosial Facebook Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai data agar pengguna jejaring sosial tidak tertipu dengan presentasi diri yang ditampilkan di facebook. b. Ilmuwan Psikologi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data untuk mendukung penelitian selanjutnya mengenai presentasi diri dan perilaku pengguna jejaring sosial lainnya.