BAB V Analisis Jaringan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3. Analisis Jaringan

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

Operations Management

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

Operations Management

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

NETWORK (Analisa Jaringan)

: Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing)

Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

BAB II Tinjauan Pustaka

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

Pada perkembangannya ternyata model transportasi ini dapat juga digambarkan dan diselesaikan dalam suatu bentuk jaringan

Manajemen Proyek CPM (Critical( PERT (Program( Evaluation and Review Technique

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

CPM DAN PERT CRITICAL PATH METHOD AND PROGRAM EVALUATION REVIEW TECHNIQUE. Pertemuan Copyright By Nurul Adhayanti

ANALISIS JARINGAN MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11 &12. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

Analisa Network Sapta Candra Miarsa, ST.,MT.

Pertemuan 5 Penjadwalan

JALUR KRITIS (Critical Path)

2.2. Work Breakdown Structure

PERTEMUAN 9 JARINGAN KERJA (NETWORK)

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN 2008 NANI SUTARNI 2010

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB III LANDASAN TEORI

LAPORAN RESMI MODUL VI PERT & CPM

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

STUDI KASUS PENERAPAN METODE PERT PADA PROYEK GUDANG X

Manajemen Waktu Dalam Proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

BAB II LANDASAN TEORI

Manajemen Waktu Proyek. Materi 5 Manajemen Proyek TI

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

BAB II LANDASAN TEORI

PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT)

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan.

BAB I. MASALAH TRANSPORTASI KHUSUS

BAB III METODE PENELITIAN

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini:

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III LANDASAN TEORI

MATERI 8 MEMULAI USAHA

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG

ANALISA NETWORK PENDAHULUAN PEMBUATAN NETWORK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015.

BAB II LANDASAN TEORI

a. Menyelesaikan Masalah Penugasan dengan Algoritma Hungaria

TEKNIK PENJADUALAN PROYEK

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PENJADUALAN, PERENCANAAN BIAYA DAN PENGENDALIAN JADUAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2003

NETWORK PLANNING. Oleh : Ir. Hartono, MT Aldin Ardian, ST, MT

Penjadwalan Proyek dan Menentukan Jalur Kritis

BAB 14 PENJADWALAN. Bab ini merinci langkah 4, 5 dan 6, jaringan kerja dan jadwal.

BAB 14 PENJADWALAN. Bab ini merinci langkah 4, 5 dan 6, jaringan kerja dan jadwal.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

MANAJEMEN PROYEK. Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka & Terpadu

BAB 3 METODE PENELITIAN

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Network Proyek Rehabilitasi Sekolah Dasar Negeri Combongan 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo

PENERAPAN METODE PERT DAN CPM PADA SUATU JARINGAN KERJA (NETWORK) SERTA MENGOPTIMALKAN WAKTU PENYELESAIAN PROYEK

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah : Henry L. Gantt ( 9 ) menciptakan Bar Chart untuk mengontrol kegiatan dalam proyek, namun tidak menjelaskan urutan kegiatannya Booz, Allen da

Pertemuan 4 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT

CPM/PERT A. Konsep Dasar, Tujuan, dan Peran Strategis CPM/PERT

Pohon. Modul 4 PENDAHULUAN. alam modul-modul sebelumnya Anda telah mempelajari graph terhubung tanpa sikel, misalnya model graph untuk molekul C 4

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemui berbagai macam proyek

Transkripsi:

BAB V Analisis Jaringan Jaringan lahir karena berbagai keperluan seperti: transportasi, listrik, komunikasi, perencanaan proyek, aliran air, pembuatan jalan, dan lain-lain. Saat ini jaringan sangat penting, sebab dengan jaringan maka masalah yang besar dan rumit dapat disederhanakan. Ada beberapa jaringan yang dapat diselesaikan dengan permasalahan program linear. Pada kajian di sini akan dibahas empat masalah jaringan, yaitu: permasalahan lintasan terpendek, masalah diagram pohon terpendek, masalah aliran maksimum, dan penyelesaian proyek dengan Program Evaluation and Review Technique (PERT), dan Critical-Path Method (CPM). Beberapa Istilah yang dipakai dalam Analisis Jaringan Jaringan didefinisikan sebagai gabungan dua himpunan yaitu himpunan node dan himpunan arc. Himpunan node dilambangkan dengan V dan himpunan arc dilambangkan dengan A. Arc terdiri dari pasangan terurut dari node dan menggambarkan arah gerakan yang mungkin. Untuk tujuan ini, misalkan jaringan memuat arc(j, k), maka arah gerakan yang mungkin adalah dari node j ke node k. Perhatikan jaringan berikut. V = {1, 2, 3, 4, 5} himpunan node A = {(1, 5), (5, 4), (4, 3), (3, 2), (2, 1), (3, 1), (2, 3), (4, 5) } himpunan arc. Misalkan arc(j, k) berada di jaringan, maka j disebut node awal atau node pangkal, dan k disebut node akhir atau node ujung. Gambar contoh sebuah Jaringan 125

126 Rangkaian arc sedemikian hingga untuk setiap arc mempunyai tepat satu node persekutuan bersama dengan arc sebelumnya disebut chain (rantai). Lintasan adalah rantai yang memenuhi pernyaratan bahwa untuk setiap node akhir suatu arc adalah node awal dari arc sebelumnya. Pada contoh jaringan di atas, (3, 1) (1, 5) (4, 5) adalah rantai tetapi bukan lintasan, sedangkan (3, 1) (1, 5) (5, 4) adalah lintasan. Lintasan ini menggambarkan perjalanan (gerak) dari node 3 ke node 4. Selanjutnya kita perhatikan contoh permasalahan berikut. 7 Gambar 3.1 Jarak antar tempat peristirahatan (dalam kilometer) Sebuah lokasi sebut saja Taman Sari akan dijadikan sebagai taman wisata yang sejuk, nyaman, dan lingkungan yang terlindungi termasuk satwa di dalamnya. Pada node (bertanda huruf O, A, B, C, D, E, T) dibuat tempat peristirahatan. Jarak antar tempat peristirahatan seperti terlihat pada gambar di atas (dalam kilometer) lihat gambar 3.1. Untuk melindungi satwa dan kesejukan Taman Sari tersebut semua mobil pribadi, termasuk angkutan umum dilarang masuk. Sistem transportasi yang akan dibuat adalah kereta listrik, banyaknya kereta yang lewat setiap jalur dibatasi. Banyaknya kereta yang lewat maksimum setiap harinya terlihat pada Gambar 3.2, Ini diperlukan untuk menjaga ketenangan taman. Pintu masuk adalah node O, dan pintu keluarnya node T. Kembalinya kereta dari T ke O melalui jalur luar taman. Selanjutnya untuk kebutuhan air, akan dibuat jaringan pipa air dari O ke masing-masing tempat peristirahatan.

127 Gambar 3.2 Maksimum banyaknya kereta yang boleh lewat setiap harinya Permasalahan yang muncul ada tiga yaitu: 1. Lewat jalur mana dari O menuju ke T sehingga diperoleh jarak terpendek, berapa jaraknya. 2. Buatlah jaringan air yang menghubungkan semua tempat peristirahatan agar panjang pipa yang digunakan minimum. 3. Buatlah jalur kereta, agar banyaknya lintasan maksimum. Masalah yang pertama disebut sebagai masalah lintasan terpendek, masalah kedua disebut masalah diagram pohon terpendek, dan masalah ke tiga disebut masalah aliran maksimum. 1. Masalah Lintasan Terpendek Masalah lintasan terpendek adalah masalah yang menyangkut node, panjang jalur, arah lintasan. Dalam lintasan ini perlu diperhatikan khusus yaitu node supply (node awal) dan node demand (node akhir). Dalam hal masalah di atas, node supply adalah node O, dan node demand adalah node T. Untuk menyelesaikan masalah lintasan terpendek ada algoritma yang bisa dipakai yaitu: Algoritma masalah lintasan terpendek a. Tujuan pada iterasi ke-n: Tentukan node terdekat dari titik awal (node awal). b. Input pada iterasi ke-n: node terdekat ke n-1 ke node awal, termasuk di dalamnya lintasan terpendek dan jarak dari node awal. (node-node ini ditambah dengan node awal disebut node terselesaikan, yang lain node belum terselesaikan).

128 c. Kandidat untuk node terdekat ke-n: Setiap node terselesaikan yang langsung berhubungan dengan satu atau lebih node belum terselesaikan sebagai kandidatnode belum terselesaikan yang mempunyai hubungan terpendek. d. Perhitungan node terdekat ke-n: Untuk setiap node terselesaikan dan node kandidat, ditambah dengan jarak diantaranya. Kandidat yang mempunyai total jarak terpendek ke-n. Untuk masalah lintasan terpendek pada Taman Sari di atas adalah sebagai berikut: Node awal adalah node O dan node akhir adalah node T. Perhitungan lintasan dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Penerapan Algoritma lintasan terpendek pada Taman sari n Node terselesaikan Tersambung langsung dengan Node belum terselesaikan Sambungan terpendek node belum terselesaikan Total jarak Node terde - kat ke-n Jarak Minimum Sambungan terakhir 1 O A 2 A 2 OA 2,3 O C 4 C 4 OC A B 2 + 2 = 4 B 4 AB 4 A B C D E E 2 + 7 = 9 4 + 3 = 7 4 + 4 = 8 E 7 BE 5 6 A B E D E D D D T T 2 + 7 = 9 4 + 4 = 8 7 + 1 = 8 8 + 5 = 13 7 + 7 = 14 D 8 BD D ED T 13 DT

129 Jarak minimum dari node O ke node T adalah 13 kilometer dengan jalur O A B E D T atau O A B D T Masalah jaringan terpendek di atas dapat kita pandang sebagai masalah transshipment yaitu dengan mengisikan bilangan besar M pada jalur yang tidak ada, oleh karena itu tabel transportasi dari masalah jaringan ini adalah sebagai berikut. Tabel Jarak antar tempat A B C D E T O 2 5 4 M M M A 0 2 M 7 M M B M 0 1 4 3 M C M M 0 M 4 M D M M M 0 1 5 E M M M 1 0 7 Apabila kita kerjakan dengan Solver, yaitu dengan menggantikan M menjadi 1000 dan masing-masing kapasitas 1 serta permintaan 1, maka akan diperoleh hasil berikut. Tabel Hasil perhitungan dengan Solver A B C D E T O 1 0 0 0 0 0 1 A 0 1 0 0 0 0 1 B 0 0 0 1 0 0 1 C 0 0 1 0 0 0 1 D 0 0 0 0 0 1 1 E 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 Total 13

130 Dari tabel hasil di atas, diperoleh bahwa total jarak adalah 13 dengan lintasan O A B D T. Catatan. Dengan Solver, lintasan yang diperoleh hanya tunggal (1 macam). Contoh 2. Sebuah Toko Bangunan akan menggunakan mobil Pickup untuk melayani pengiriman bahan bangunan kepada pembeli. Harga mobil Pickup baru Rp 60 juta. Mobil tersebut setelah dipakai semakin lama semakin turun harganya, sedangkan biaya perwatannya semakin lama semakin besar. Besarnya biaya perawatan dan harga jual mobil terlihat pada tabel berikut. Tabel Biaya perawatan dan Harga Jual Kembali Mobil Pickup Umur Mobil (Th) Biaya Perawatan (Jt) Harga Jual (Trade In /Jt) 0 2 1 5 45 2 9 35 3 13 30 4 18 25 5 22 20 6 25 15 7 28 10 Dengan asumsi harga mobil Pickup baru tetap, pada tahun ke-berapa mobil harus diganti agar biaya total yang dikeluarkan minimum? Penyelesaian Pada masalah jaringan ini, kita akan melibatkan delapan node V= {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}. Node i menggambarkan awal tahun ke-i. Untuk setiap i < j, arc(i, j) menggambarkan pembelian mobil baru pada awal tahun ke-i dan tetap memakainya sampai awal tahun ke-j.

131 Panjang arc (i, j) atau cij adalah total pengeluaran biaya penggunaan mobil dari awal tahun ke-i sampai awal tahun ke-j jika mobil dibeli pada awal tahun ke-i dan mobil akan ditukar mobil baru lagi pada awal tahun ke-j. Jadi Cij = biaya perawatan tahun ke-i, i+1,..., j-1 + biaya pembelian mobil baru pada awal tahun ke-i - harga jual mobil pada awal tahun ke-j. Dengan menerapkan bentuk ini pada masalah di atas, maka diperoleh. C12 = 2 + 60 45 = 17 C13 = 2 + 5 + 60 35 = 32 C14 = 2 + 5 + 9 + 60 30 = 46 C15 = 2 + 5 + 9 + 13 + 60 25 = 64 C16 = 2 + 5 + 9 + 13 + 18 + 60 20 = 87 C17 = 2 + 5 + 9 + 13 + 18 + 22 + 60 15 = 114 C18 = 2 + 5 + 9 + 13 + 18 + 22 + 25 + 60 10 = 144 C23 = 2 + 60 45 = 17 C24 = 2 + 5 + 60 35 = 32 C25 = 2 + 5 + 9 + 60 30 = 46 C26 = 2 + 5 + 9 + 13 + 60 25 = 64 C27 = 2 + 5 + 9 + 13 + 18 + 60 20 = 87 C28 = 2 + 5 + 9 + 13 + 18 + 22 + 60 15 = 114 C34 = 2 + 60 45 = 17 C35 = 2 + 5 + 60 35 = 32 C36 = 2 + 5 + 9 + 60 30 = 46 C37 = 2 + 5 + 9 + 13 + 60 25 = 64 C38 = 2 + 5 + 9 + 13 + 18 + 60 20 = 87 Dst

132 Dari data masalah Jaringan ini dapat dibuat tabel sebagai berikut. Tabel Total Pengeluaran penggunaan Mobil Pickup Awal tahun ke 2 3 4 5 6 7 8 1 17 32 46 64 86 114 144 2 0 17 32 46 64 86 114 3 0 17 32 46 64 86 4 0 17 32 46 64 5 0 17 32 46 6 0 17 32 7 0 17 Dengan melengkapi tabel, yaitu memberi nilai besar pada sel kosong dan menggunakan Solver akan diperoleh hasil 2 3 4 5 6 7 8 1 0 0 1 0 0 0 0 1 2 1 0 0 0 0 0 0 1 3 0 1 0 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 0 1 0 1 5 0 0 0 1 0 0 0 1 6 0 0 0 0 1 0 0 1 7 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Total 109

133 Atau hasil 2 3 4 5 6 7 8 1 1 0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 1 0 0 0 1 3 0 1 0 0 0 0 0 1 4 0 0 1 0 0 0 0 1 5 0 0 0 0 0 0 1 1 6 0 0 0 0 1 0 0 1 7 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 Total 109 Hasil pertama: 1 4 7 8 Hasil kedua : 1 2 5 7 Dengan mengambil waktu yang cukup, maka akan diperoleh bahwa periode terbaik untuk ganti mobil baru adalah 3 tahunan. 2. Masalah Diagram Pohon Terpendek Kembali pada masalah induk di atas, yaitu pada masalah jaringan untuk menentukan jaringan pipa air terpendek. Masalah ini termasuk dalam masalah diagram pohon terpendek. Untuk menyelesaikan masalah ini digunakan algoritma untuk masalah diagram pohon terpendek sebagai berikut: a. Pilih sebarang node, dan hubungkan node tersebut dengan node berbeda yang terdekat. b. Kenali node taktersambung yaitu yang disambungkan dengan node terdekat, dan hubungkan kedua node tersebut. Ulangi sampai semua node tersambung. Untuk permasalahan jaringan pipa air tersebut kita perhatikan langkah-langkah berikut:

134 Misalkan kita memulai dengan node B, maka node terdekat adalah C, hubungkan BC, maka diperoleh diagram berikut: Node terdekat dengan BC adalah A, kemudian sambungkan titik A ke B, maka diperoleh diagram berikut:

135 Selanjutnya berturut-turut node O ke node A, node E ke node B, node D ke node E, dan node T ke node D, sehingga diperoleh jaringan lengkap sebagai berikut: Jumlah panjang pipa air bersih yang diperlukan adalah 2 + 2 + 1 + 3 + 1 + 5 = 14 km. 3. Masalah Aliran Maksimum Diagram kapasitas maksimum dari transportasi kereta dari node awal O ke node akhir T. Untuk membahas aliran maksimum, ada beberapa terminology yang harus kita pahami terlebih dahulu.

136 Perhatikan arah dan sambungan jaringan. Arah jaringan dari node awal O dan node akhir T. Diberikan kapasitas lintasan dan kita bertujuan memaksimumkan total lintasan dari node O ke node T. Kita menggunakan algoritma yang disebut residual network dan augmenting path. Dari jaringan asli, residual network menunjukkan kapasitas sisa yaitu setelah adanya aliran. Sebagai contoh, kapasitas jalur dari O ke A adalah 5. Bilamana ada aliran dari node O ke node A sebanyak 2, maka residual network adalah sebagai berikut: Augmenting path adalah arah lintasan dari node awal ke node akhir pada residual network sedemikian hingga setiap jalur mempunyai kapasitas sisa positif. Algoritma masalah aliran maksimum adalah sebagai berikut: a. Identifikasi (kenali) augmenting path yang mempunyai kapasitas sisa positif. b. Sebut kapasitas sisa c* dari augmenting path, yaitu minimum dari kapasitas setiap jalur (arc) yang dilalui. c. Kurangkan dengan c* pada setiap awal jalur kapasitas sisa, dan tambahkan c* pada arah yang berlawanan. Selanjutnya kembali ke langkah a. Selanjutnya marilah kita bahas masalah aliran maksimum pada Taman Sari dengan algoritma ini: Iterasi 1. Augmenting path O A D T adalah min {5,3,9} = 3. Dengan lintasan ini maka diperoleh residual network

137 Iterasi 2. Augmenting path O B D T adalah min {7,4,6} = 4. Dengan lintasan ini maka diperoleh residual network 4 Iterasi 3. Augmenting path O C E T adalah min {4,4,6} = 4. Dengan lintasan ini maka diperoleh residual network 0

138 Iterasi 4. Augmenting path O B E D T adalah min {3,5,1,2} = 1. Dengan lintasan ini maka diperoleh residual network Iterasi 5. Augmenting path O B E T adalah min {2,4,2} = 2. Dengan lintasan ini maka diperoleh residual network Dari gambar jaringan yang terakhir ini terlihat bahwa, sudah tidak ada augmenting path yang positif lagi, sehingga aliran telah mencapai optimal yaitu sebanyak 14 perjalanan dari node awal O ke node akhir T dengan lintasan: O A D T sebanyak 3 buah; O B D T sebanyak 4 buah; O C E T sebanyak 4 buah; O B E D T sebanyak 1 buah; dan O B E T sebanyak 2 buah. Masalah aliran maksimum ini apabila diselesaikan dengan program Lingo, maka programnya sebagai berikut.

139 MODEL: SETS: NODES/O A B C D E T/; ARCS(NODES,NODES)/O,A O,B O,C A,B A,D B,C B,D B,E C,E D,T E,D E,T T,O/:CAP,FLOW; ENDSETS MAX=FLOW(T,O); @FOR(ARCS(I,J):FLOW(I,J)<CAP(I,J)); @FOR(NODES(I):@SUM(ARCS(J,I):FLOW(J,I))=@SUM(ARCS(I,J):FLOW(I,J))); DATA: CAP=5, 7,4,1,3,2,4,5,4,9,1,6,1000; ENDDATA END Setelah dijalankan, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut. Optimal solution found at step: 3 Objective value: 14.00000 Variable Value Reduced Cost CAP( O, A) 5.000000 0.0000000E+00 CAP( O, B) 7.000000 0.0000000E+00 CAP( O, C) 4.000000 0.0000000E+00 CAP( A, B) 1.000000 0.0000000E+00 CAP( A, D) 3.000000 0.0000000E+00 CAP( B, C) 2.000000 0.0000000E+00 CAP( B, D) 4.000000 0.0000000E+00 CAP( B, E) 5.000000 0.0000000E+00 CAP( C, E) 4.000000 0.0000000E+00 CAP( D, T) 9.000000 0.0000000E+00 CAP( E, D) 1.000000 0.0000000E+00 CAP( E, T) 6.000000 0.0000000E+00 CAP( T, O) 1000.000 0.0000000E+00 FLOW( O, A) 4.000000 0.0000000E+00 FLOW( O, B) 7.000000 0.0000000E+00 FLOW( O, C) 3.000000 0.0000000E+00 FLOW( A, B) 1.000000 0.0000000E+00 FLOW( A, D) 3.000000 0.0000000E+00 FLOW( B, C) 1.000000 0.0000000E+00 FLOW( B, D) 4.000000 0.0000000E+00 FLOW( B, E) 3.000000 0.0000000E+00 FLOW( C, E) 4.000000 0.0000000E+00 FLOW( D, T) 8.000000 0.0000000E+00 FLOW( E, D) 1.000000 0.0000000E+00 FLOW( E, T) 6.000000 0.0000000E+00 FLOW( T, O) 14.00000 0.0000000E+00 Hasil di atas menunjukkan bahwa, total aliran maksimum adalah 14, dengan aliran OA sebesar 4, OB sebesar 7, dan seterusnya (lihat hasil FLOW(i,j) di atas).

140 4. Menyelesaikan proyek dengan PERT dan CPM a. PERT dengan Waktu Tepat Keberhasilan pengelolaan proyek skala besar adalah kehati-hatian dalam perencanaan, penjadwalan, dan koordinasi antar kegiatan (aktivitas) yang terkait. Prosedur yang cukup terkenal adalah prosedur Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical- Path Method (CPM). Sistem PERT dirancang untuk membantu di dalam perencanaan dan kontrol, sehingga tidak dibuat secara langsung untuk mengoptimalkan. Namun demikian dapat digunakan untuk menentukan dead line suatu pekerjaan. Sistem PERT menggunakan jaringan proyek (project network) untuk melukiskan secara grafik hubungan antar unsur dalam suatu proyek. Terminologi yang digunakan dalam PERT ini mirip dengan sistem jaringan sebelumnya, dimana garis/lintasan (arc) menggambarkan aktivitas, node menggambarkan peristiwa (event), dan anak panah menggambarkan arah jalannya aktivitas. Contoh: Dalam membuat sebuah rumah sederhana, ada beberapa kegiatan / aktivitas yang menyangkut pekerjaan pembuatan rumah. Pekerjaan ini ada yang menuntut secara urut ada pula yang dapat dilaksanakan secara bersamaan. Aktivitas-aktivitas itu terlihat pada Tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 Aktivitas Pembuatan Rumah No Aktivitas Lama (hari) Prasyarat 1 Persiapan / perataan tanah 2-2 Fondasi 4 No 1. 3 Dinding kasar (pemasangan batu bata/batako) 10 No 2. 4 Pemasangan atap 6 No 3. 5 Pemasangan pipa ledeng bagian luar rumah 6 Pemasangan pipa ledeng bagian dalam rumah 4 No 3. 5 No 5. 7 Pemasangan Jaringan listrik 7 No 3. 8 Pemasangan dinding papan 8 No 6, dan No 7. 9 Pemasangan keramik lantai 4 No 8.

141 10 Pengecatan bagian dalam rumah 11 Pemasangan papan bagian luar rumah 5 No 8. 7 No 4. 12 Pengecatan bagian luar rumah 9 No 4, dan No 11. 13 Pengaturan Interior rumah 6 No 9, dan No 10. 14 Pengaturan eksterior rumah 2 No 12. 15 SELESAI Berapa lama pembuatan rumah tersebut, bilamana lama aktivitas-aktivitas tersebut di atas bersifat tepat (fix). Pada kajian ini perlu diperkenalkan lagi dua istilah yaitu waktu paling cepat dan waktu paling lambat. Waktu paling cepat adalah waktu (dari awal) paling cepat (earliest time) yang dibutuhkan untuk berakhirnya aktivitas dan atau akan dimulainya aktivitas selanjutnya. Waktu paling lambat adalah waktu (dari awal) paling lambat (latest time) yang dibutuhkan untuk berakhirnya aktivitas dan atau akan dimulainya aktivitas selanjutnya. Pada setiap node terdapat pasangan waktu, yaitu pasangan waktu paling cepat, dan waktu paling lambat. Untuk memudahkan dalam pembacaan diagram, Sebuah peristiwa (event) dilambangkan dengan huruf kapital (A, B, C, ), sebuah aktivitas dengan nomor aktivitas (No 1, No 2, ), lama aktivitas ditulis dalam tanda kurung sesudah aktivitas dalam bentuk bilangannya saja (1, 2, ). Pembuatan rumah sederhana tersebut diatas dapat digambarkan seperti Diagram berikut: Dari diagram di bawah, terlihat bahwa lama pembuatan rumah adalah 44 hari. Aktivitas kritis terjadi bilamana waktu paling cepat sama dengan waktu paling lambat, artinya adalah apabila sebuah aktivitas telah selesai, maka aktivitas selanjutnya harus segera dilaksanakan dan tidak boleh ditunda, sedangkan apabila waktu paling cepat tidak sama dengan waktu paling lambat, maka bilamana sebuah aktivitas selesai, maka aktivitas selanjutnya bisa ditunda sejauh perbedaan antara kedua waktu tersebut. Perbedaan waktu paling cepat dan waktu paling lambat disebut waktu slack. Sebuah aktivitas digambarkan dengan garis putus-putus artinya aktivitas dummy yaitu tidak ada aktivitas, namun perlu digambarkan karena akan menggambarkan prasyarat suatu aktivitas yang lain, sebagai contoh aktivitas No 13 dapat dilakukan setelah aktivitas no 9 dan aktivitas No 10. Demikian pula aktivitas No 12 dapat dilakukan setelah aktivitas No 5 dan aktivitas no 11 selesai.

142 Diagram pembuatan rumah sederhana. b. PERT dengan pendekatan tiga-waktu Sampai sejauh ini, kita menganggap bahwa perkiraan/perhitungan waktu adalah tepat, namun demikian kenyataan di lapangan tidaklah demikian. Ada kalanya waktunya lebih panjang dari perkiraan tetapi ada kalanya waktunya lebih cepat selesainya sebuah aktivitas. Untuk keperluan ini ada tiga macam waktu yang sering digunakan untuk memperkirakan penyelesaian sebuah aktivitas, yaitu: perkiraan tercepat (optimistic estimate) dinotasikan dengan a, perkiraan ter-lambat (pessimistic estimate) dinotasikan

143 dengan b, dan perkiraan yang kebanyakan terjadi (most likely estimate) yang dinotasikan dengan m. Model hubungan antara a, b, dan m biasanya berdistribusi beta dimana a ujung kiri, b di ujung kanan dan m modusnya. Secara grafik dapat digambarkan sebagai berikut: Model probabilitas suatu aktivitas dapat diselesaikan. Selanjutnya di dalam Program Evaluation and Review Technique (PERT), untuk menyelesaikan proyek ada beberapa asumsi tentang estimasi (perkiraan waktu). Asumsi 1. Penyebaran antara a (optimistic estimate) dan b ( pessimistic estimate) adalah enam simpangan baku, sehingga diperoleh hubungan 6 σ = b a. Akibatnya varian dari 2 aktivitas adalah σ 1 = ( b a) 6 2 Asumsi 2. Distribusi probabilitas setiap aktivitas adalah (sekurang-kurangnya mendekati) distribusi beta. Berdasarkan ke dua asumsi diatas, estimasi waktu ( t e ) dapat didekati dengan 1 1 t e = 2m + ( a + b) 3 2 1 Perhatikan bahwa ( a + b) adalah titik tengah antara a dan b. 2 Selanjutnya kita memisalkan ketiga waktu untuk proyek pembuatan rumah sederhana diatas seperti Tabel 3. 5 berikut:

144 Tabel 3. 5 Perkiraan waktu penyelesaian suatu aktivitas Aktivitas No Optimistic estimate (a) Most likely estimate (m) Pessimistic estimate (b) Expected estimate t e Variance 1 (A,B) 1 2 3 2 1/9 2 (B,C) 2 3,5 8 4 1 3 (C,D) 6 9 18 10 4 4 (D,K) 4 5,5 10 6 1 5 (D,F) 1 4,5 5 4 4/9 6 (F,G) 4 4 10 5 1 7 (D,G) 3 7,5 9 7 1 8 (G,H) 3 9 9 8 1 9 (H,I) 4 4 4 4 0 10 (H,J) 1 5,5 7 5 1 11 (K,L) 5 6,5 11 7 1 12 (L,M) 5 8 17 9 4 13 (J,N) 5 5,5 9 6 4/9 14 (M,N) 1 2 3 2 1/9 2 σ Kita perhatikan bahwa dari diagram di atas, lintasan A B C D F G H J N adalah lintasan kritis. Asumsi 3 Waktu aktivitas adalah bebas secara statistik dan merupakan peubah acak. Asumsi 4 Lintasan kritis selalu mempunyai total waktu lebih panjang dari pada lintasan yang lain. Dari asumsi 3, asumsi 4, dan dari keterangan wantu di atas, maka didapat lintasan kritis seperti tabel berikut:

145 Tabel Lintasan Kritis Aktivitas pada lintasan kritis Expected value t e Variance 2 σ 1 (A,B) 2 1/9 2 (B,C) 4 1 3 (C,D) 10 4 5 (D,F) 4 4/9 6 (F,G) 5 1 8 (G,H) 8 1 10 (H,J) 5 1 13 (J,N) 6 4/9 Jumlah 44 9 Dari tabel lintasan kritis diatas, diperoleh: Expected project time = 44 hari Variance of project time = 9. Asumsi 5 Distribusi probabilitas project time adalah distribusi normal. Jadi Penyelesaian rumah sederhana di atas selama 44 hari dengan simpangan baku = 3.

146 Soal-soal 1. Seseorang dari Jakarta akan menuju ke Jayapura dengan pesawat terbang. Jalur dan biaya (dalam ribuan rupiah) perjalanan dari Jakarta ke Jayapura adalah sebagai berikut. Tentukan lintasan perjalanan agar biaya yang dikeluarkan minimum.

147 2. Sebuah Motel dibangun di daerah pegunungan yang sejuk dan nyaman, dengan denah sebagai berikut. Untuk pelayanan kebutuhan listrik Motel, akan dibuat sistem jaringan listrik sendiri agar tidak terganggu kestabilan tenaganya. Buatlah jaringan kabel listrik, agar kabel yang dipakai minimum! 50 40 Km 1 Km 2 75 30 60 Kantor 40 20 Km 4 Km 5 20 40 40 100 Km 7 30 Km 9 Km 8 Denah Motel, jarak diukur dalam meter. 25 50 Km 3 30 Km 6 3. Pada Pembangunan Motel di atas, akan dibangun sistem aliran air yang terletak di dekat Km 6 dan berakhir di Km 1. Besarnya ukuran pipa berbeda-beda dan kapasitas aliran air (liter per menit) terlihat pada gambar berikut. 150 200 Km 1 Km 2 200 150 100 Kantor 150 100 Km 4 Km 5 100 100 200 100 Km 7 200 Km 9 Km 8 250 500 Km 3 Km 6 300 Gambar Kapasitas Aliran Air (liter per menit). Tentukan basarnya aliran air maksimum dalam sistem jaringan aliran air pada Motel ini.

148 4. Dalam pembangunan Motel ini, waktu yang diperlukan terlihat pada tabel berikut. No Aktivitas Lama (minggu) Prasyarat 1 Persiapan / perataan tanah 4-2 Fondasi 4 No 1. 3 Dinding kasar (pemasangan batu bata) 18 No 2. 4 Pemasangan atap 4 No 3. 5 Pemasangan pipa ledeng bagian luar kamar 4 No 3. 6 Pemasangan pipa ledeng bagian dalam kamar 7 No 5. 7 Pemasangan Jaringan listrik 3 No 3. 8 Pemasangan dinding papan untuk peredam suara 6 No 6, dan No 7. 9 Pemasangan keramik lantai 4 No 8. 10 Pengecatan bagian dalam kamar 4 No 8. 11 Pengaturan Taman (diluar kamar) 6 No 4. 12 Pengecatan bagian luar kamar 6 No 4, dan No 11. 13 Pengaturan Interior kamar 6 No 9, dan No 10. 14 Pengaturan eksterior kamar 2 No 12. 15 SELESAI Tentukan berapa lama pembuatan Motel tersebut, dengan asumsi bahwa pelaksanaan pembangunan sesuai dengan perencaraan waktu yang tepat.