BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menulis bukanlah suatu keterampilan yang mudah untuk dipelajari,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

YUNICA ANGGRAENI A

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dimilikinya. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang dihadapi. Dalam proses pembelajaran, guru maupun siswa juga

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kapan saja dan di mana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Sadiman

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anita Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Motivasi belajar matematika berkurang. Minat belajar merupakan

MAKALAH. Oleh RINA HERLINA NPM :

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional siswa. Di samping itu, bahasa merupakan penunjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed.

Apa itu CTL? M n e g n a g p a a p a h a h r a us u s C TL

BAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan

TITIK ARIYANI HALIMAH A

2015 PENERAPAN METODE HYPNO-NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING) DALAM MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI TEKS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. garis besar kegiatan belajar-mengajar dikatakan berhasil dan sukses dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. terampil berbahasa Indonesia yang baik dan benar. ragam. Untuk memperoleh keterampilan berbahasa, mula-mula anak pada

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan lingkungan dan membantu. kosakata, istilah, dan pemantapan struktur bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa seperti representasi gambar, grafik, tabel, dan teks melalui pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rianti Febriani Setia, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. kepada seseorang untuk mengembangkan potensi diri agar semua potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. (2005:3-4), Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek ketermpilan, yaitu mendengar,

PAILKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif dan Menarik)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Sastra Inggris,

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd.

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis bukanlah suatu keterampilan yang mudah untuk dipelajari, karena keterampilan menulis dapat diperoleh melalui proses belajar yang memerlukan ketekunan berlatih. Semakin rajin peserta didik berlatih terampilan menulis yang dimilki juga akan semakin meningkat. Untuk itu peserta didik perlu dimotivasi supaya gemar menulis. Di era globalisasi seperti sekarang ini keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Dalam dunia pendidikan, keterampilan menulis mempunyai arti yang sangat penting. Dengan berlatihnya peserta didik menulis dan mengungkapkan ide, peserta didik akan terampil dan terarah kemampuan berekspresinya. Pelaksanaan pembelajaran menulis yang bervariasi meliputi metode, teknik dan media pembelajaran yang bervariasi akan mendorong minat peserta didik untuk meningkatkan keterampilan menulisnya. Keterampilan menulis teks pidato tidak terlepas dari keterampilan menulis yang merupakan salah satu keterampilan berbahasa disamping keterampilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menyimak yang menjadi tujuan setiap pengajaran bahasa di Sekolah Menengah Atas mata pelajaran bahasa dan sastra indonesia dengan: 1

2 Standar Kompetensi: Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karya ilmiah sederhana, teks pidato dan surat pembaca. Kompetensi Dasar : menyusun teks pidato. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut keterampilan menulis teks pidato perlu dipelajari oleh peserta didik. Disamping itu, keterampilan menulis teks pidato relevan dengan kebutuhan peserta didik misalnya, dalam suatu organisasi peserta didik sering terlibat dengan kegiatan berpidato. Pada saat pemilihan ketua OSIS, acara perpisahan peserta didik, peringatan hari besar nasional, peringatan hari besar keagamaan, dan juga keperluan berinteraksi sosial dalam acara-acara kemasyarakatan. Keterampilan menulis teks pidato perlu dimiliki setiap peserta didik, tetapi pada pembelajaran menulis teks pidato kecenderungan peserta didik malas dan pembelajaran menulis di SMA yang dilaksanakan selama ini kurang produktif, dalam arti manfaat atau hasil dari pembelajaran menulis teks pidato hanya sebatas pengetahuan bagi peserta didik karena realisasinya dalam kehidupan sehari-hari kurang. Guru bahasa dan sastra Indonesia pada umumnya menerangkan hal-hal yang berkenaan dengan teori menulis teks pidato. Sementara pelatihan menulis teks pidato jarang diimplementasikan. Akibatnya keterampilan menulis teks pidato yang dimiliki peserta didik rendah. Teks pidato dan berpidato sangat erat hubungannya. Teks pidato sebagai persiapan sebelum tampil berpidato dihadapan publik dan teks pidato turut ambil bagian dalam menentukan keberhasilan berpidato. Berdasarkan hasil

3 wawancara dengan guru bahasa dan sastra indonesia SMA Negeri I Gondang Kabupaten Sragen, kemampuan menulis teks pidato kelas X-G masih rendah. Standar kompetensi kelulusan minimal (KKM) yang ditetapkan untuk KD menulis teks pidato adalah 70 sedangkan nilai rata-rata kelas X-G pada pembelajaran menulis teks pidato adalah 6,6. Adapun rendahnya kemampuan menulis tersebut disebabkan oleh: kurangnya minat peserta didik dalam hal menulis teks pidato itu sulit, sulitnya mengembangkan topik karena kurannya pengetahuan, perbendaharaan kata yang kurang memadai untuk menulis teks pidato dengan lancar, dan kurangnya pengetahuan mengenai sistematika menulis teks pidato yang baik dan benar. Dalam belajar minat sebagai awal yang menentukan segalanya, karena minat merupakan kecenderungan hati, keinginan atau ketertarikan yang tinggi terhadap sesuatu. Tanpa adanya minat dalam belajar, keinginan untuk memperdalam materi menjadi kurang berminat cenderung melakukan aktifitas yang lain dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Ketika diadakan evaluasi ringan banyak peserta didik yang menunjukkan tidak paham pada materi yang telah disampaikan oleh guru, lalu mengatakan bahwa menulis teks pidato itu sulit. Kurangnya minat dan adanya anggapan bahwa menulis teks pidato itu sulit, merupakan hambatan yang saling berkaitan, untuk itu motivasi sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat peserta didik dalam belajar menulis teks pidato dan mengahapus anggapan bahwa menulis teks pidato itu sulit.

4 Topik dalam menulis teks pidato merupakan salah satu penunjang keefektifan apa yang ingin disampaikan pembicara kepada khalayak ramai atau penulis kepada pembaca. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber yaitu pengetahuan, pengalaman, pengamatan, pendapat, penalaran, buku bacaan, dan khalayak. Perbendaharaan kata yang kurang memadai atau kosakata yang rendah disebabkan oleh rendahnya minat baca peserta didik. Dengan rajin membaca buku ilmu pengetahuan luas, sehingga kendala sulitnya mengembangkan topik karena kurangnya pengetahuan dan perbendaharaan kata yang kurang memadai dalam meningkatkan keterampilan menulis teks pidato dapat teratasi. Berikut ini contoh kesalahan peserta didik dalam menulis teks pidato: (1) Em... ok menurut anda apa saja sih manfaatnya facebook bagi anda hahaha ok beri tepuk tangan untuk pendapat mbak/mas yang satu ini. Menurut sensus yang saya adakan sendiri di facebook bagi mereka semua. Jawaban yang saya temukan sungguh beragam, mulai dari Cuma buat gaya, ikut tren, cari cewek/cowok, promosi bisnis dll. (Yasinta Sugesti Putri, absen 34, kelas X-G). Pada contoh no (1) tentang manfaat dan dampak negatif facebook belum memenuhi skema suatu pidato yang baik. Kekurangan pada contoh no (1) adalah menyertakan komunikasi verbal secara langsung, yang seharusnya tidak usah disertakan suatu teks pidato, karena hal itu merupakan komunikasi yang dimungkinkan dilakukan secara reflek. Dan kesalahan yang lain adalah tentang diksi atau pilihan kata yang tidak resmi. (2) Facebook juga bisa mendekatkan yang jauh namun juga bisa menjauhkan yang dekat. Sebagai contohnya saya dan anda sedang ol dengan teman-teman yang ada di facebook. Kita benar-benar serasa dekat. Namun di sisi lain tanpa sadar teman yang sebelah kita justru kita cuekin. kita sibuk dengan teman facebook masing-

5 masing. hal ini benar-benar lucu tapi nyata. (Yasinta Sugesti Putri, absen 34, kelas X-G). Pada contoh no (2) teks pidato tentang Manfaat dan Dampak Negatif Facebook tersebut jika pidatonya dijadikan menjadi pidato yang persuasif, kurang mempengaruhi terhadap pendengar karena diksi atau pilihan katanya kurang baik dan berpengaruh. (3) Bukan hanya itu, pengaruhnya juga timbul dari segi ekonomi. Suatu saat nanti apabila kita sedang mengalami krisis uang dan kita ingin menghisap rokok. Pastinya akan timbul fikiran untuk mendapatkan uang dengan cara yang tidak halal seperti mencuri atau mungkin kita sampai meminjam uang dengan teman. Maka dari itu tidak capek-capeknya saya bilang marilah kita bilang dan lakukan Say No to Smoking. (Dewi Suryaningsih, absen 6, kelas X-G). Pada contoh no (3) judul teks pidato tentang Pengaruh Rokok bagi Kesehatan seharusnya tidak termasuk dalam maksud, tujuan, sasaran, rencana, dan langkah dalam menyusun teks pidato. Karena hal tersebut membicarakan tentang ekonomi bukan kesehatan dan keluar dari lingkup tema atau topik yang ada. (4) Hadirin yang berbahagia, di era globalisasi seperti sekarang ini, facebook telah menjadi hal yang lumprah di kehidupan kita. siapa yang tidak mengenalinya? Hampir setiap orang kenal dan menggunakannya. tidak terkecuali saya sendiri facebook, pertama kali dibuat sekitar tahun 2007 oleh seorang mahasiswa di Amerika bernama Mark Zunkenberg. awalnya, facebook dibuat untuk media komunikasi dan silaturahmi anatar mahasiswa di universitas tempat mark menimba ilmu. lama kelamaan, pengguna dan peminatnya pun makin banyak dan akhirnya facebook pun mendunia. Kini, penggunanya pun satu juta orang di setiap negara, dan indonesia sendiri adalah pengguna facebook terbesar kedua setelah amerika. (Meitri Wilistyaningrum, absen 20, kelas X-G). Pada contoh teks pidato no (4) tentang Dampak Penggunaan Facebook tidak sesuai dengan skema penulisan teks pidato yang benar, terutama pada pendahuluan yang seharusnya sedikit menggambarkan isi tentang dampak menggunakan facebook, tetapi disini malah mengutarakan seluk beluk awal mula facebook, dan jika ditilik dari diksinya masih banyak

6 penulisan yang salah pada penggunaan huruf depan yang masih penggunakan huruf kecil. (5) Hadirin yang berbahagia, pertanyaannya sekarang adalah Bagaimana caranya agar kita tidak terkontaminasi dengan hal-hal yang negatif yang disebabkan oleh penggunaan facebook? (Meitri Wilistyaningrum, absen 20, kelas X-G). Pada contoh teks pidato no (5) tentang Dampak Penggunaan Facebook kurang pas jika yang dimaksudkan penulis adalah untuk berinteraksi dengan pendengar maka diksi atau pilihan katanya kurang bagus karena kurang lengkap dan menyakinkan jika teks pidatonya digolongkan kedalam persuasif, seharusnya kata-katanya ditambahkan dengan (Hal inilah yang seharusnya kita buat pemikiran yang serius jika kita ingin aman dari dampak dari facebook tersebut). Sistematika menulis teks pidato merupakan susunan atau aturan dalam menulis teks pidato yang terdiri atas: judul teks pidato, salam pembuka, pendahuluan, isi pidato, penutup, dan salam penutup. Kurangnya pengetahuan peserta didik mengenai sistematika menulis teks pidato disebabkan karena rendahnya pemahaman peserta didik pada saat guru memberikan penjelasan materi. Dengan melakukan pengajaran terhadap sistematika menulis teks pidato dan menghadirkan peserta didik untuk menulis teks pidato secara sistematis. Media pembelajaran berbasis berita (News-Based Learning) adalah seperangkat sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang bersumber dari berita baik dari surat kabar, majalah, internet, televisi, dan lain-lain untuk mencapai proses dan hasil instruktusional secara efektif dan efisien serta tujuan instruktusional dapat dicapai dengan mudah.

7 Penggunaan media pembelajaran berbasis berita (News-Based Learing) diharapkan dapat mengatasi kesulitan dalam pembelajaran menulis teks pidato peserta didik SMA Negeri I Gondang Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2010/2011, khususnya kelas X-G. Penggunaan media pembelajaran berbasis berita (News-Based Learning) yang berupa teks berita digunakan dalam pembelajaran menulis teks pidato dikarenakan teks berita mempunyai tiga ciri yaitu: ciri fiksative yang artinya teks berita mempunyai kemampuan untuk menangkap dan membuat suatu objek atau peristiwa. Teks berita juga mempunyai manipulative yang artinya teks berita merupakan hasil perpindahan atau manipulasi suatu objek atau kejadian yang telah diubah ukuran dan bentuknya. Ciri yang terakhir dari teks berita adalah ciri distributive yang dapat disajikan sewaktu-waktu dan menumbuhkan waktu yang relatif singkat, dengan demikian teks berita dapat menambah pengetahuan dan membantu mengembangkan topik dalam menulis teks pidato. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks pidato dalam penelitian ini adalah pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual merupakan sebuah konsep guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan atau pengetahuan yang dimilikinya dengan menerapkan dalam kehidupan seharihari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektifitas, yakni konstruktivisme (Construktivisme), bertanya (Questioning), menemukan (Inkuiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Asessment) (Depdiknas, 2003:5).

8 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat membawa pengaruh besar pada dunia pendidikan Indonesia. Hal ini juga berpengaruh pada perubahan dan perkembangan pendidikan, pendekatan, dan media atau sarana pendidikan. Pemilihan pendekatan pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi dapat dijadikan alat menapai salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA. Untuk meningkatkan keterampilan menulis teks pidato pada peserta didik kelas X-G SMA Negeri I Gondang Kabupaten Sragen perlu dicobakan menulis teks pidato dengan menggunakan media pembelajaran berbasis berita (News-Based Learning) pendidikan kontekstual komponen pemodelan. Dalam pembelajaran menulis teks pidato akan dihadirkan sebuah media pembelajaran berupa teks berita dengan topik yang berkaitan dengan teks pidato yang akan ditulis oleh peserta didik dapat memahami sistematika sebuah teks pidato. Media teks berita yang dijadikan acuan untuk mengembangkan topik menulis teks pidato dan contohnya agar peserta didik mengetahui bentuk dari teks pidato. Teks berita dan contoh nyata teks pidato merupakan komponen pemodelan pemodelan dalam pendekatan kontekstual yang diharapkan dapat mengatasi kesulitan dalam pendekatan kontekstual yang diharapkan dapat mengatasi kesulitan dalam menulis teks pidato peserta didik kelas X-G SMA Negeri I Gondang Kabupaten Sragen. Dalam pembelajaran ini akan dikaitkan antara materi menulis teks pidato yang diajarkan dengan situasi atau dunia nyata peserta didik yaitu menjelang diperingatinya hari kartini, hari pahlawan, hari pendidikan nasional, hari kebangkitan nasional, dan hari

9 lingkungan hidup. Peserta didik akan mempelajari teks berita tersebut, sehingga kesulitan mengembangkan topik karena kurangnya pengetahuan dapat teratasi. Peserta didik dapat menulis teks pidato dengan mudah. Penggunaan media pembelajaran berbasis berita (News-Based Learning) dan pendidikan kontekstual komponen pemodelan dapat dijadikan alat untuk mencapai salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Untuk itulah, peneliti melakukan penelitian tentang Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Pidato dengan Menggunakan Media Pembelajaran Berbasis Berita (News-Based Learning) Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan pada Peserta Didik Kelas X-G SMA Negeri I Gondang Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2010/2011. B. Pembatasan Masalah Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk peserta didik kelas X-G Sekolah Menengah Atas salah satu kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah peserta didik mampu menyusun teks pidato. Untuk meningkatkan keterampilan menulis teks pidato diperlukan sebuah media pembelajaran yang mendukung sehingga peserta didik lebih memahami dan mudah menulis teks pidato dengan sistematika dan bahasa yang efektif. Berdasarkan permasalahan yang timbul dalam pembelajaran menulis teks pidato, peneliti ingin memfokuskan penelitian pada upaya peningkatan keterampilan menulis teks pidato dengan menggunakan media pembelajaran berita (News-Based Learning) pendidikan kontekstual komponen pemodelan pada peserta didik

10 kelas X-G SMA Negeri I Gondang Kabupaten Sragen. Media pembelajaran berbasis berita (News-Based Learning) akan memudahkan peserta didik mengembangkan topik dalam menulis teks pidato. Dengan menghadirkan media pembelajaran berbasis berita (News-Based Learning) peserta didik menjadi terampil menulis teks pidato dan pembelajaran menulis teks pidato menjadi menyenangkan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan suatu rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah peningkatan keterampilan peserta didik kelas X-G SMA Negeri I Gondang Kabupaten Sragen tahun ajaran 2010/2011 setelah mengikuti pembelajaran menulis teks pidato dengan menggunakan media pembelajaran berbasis berita (News-Based Learning) pendekatan kontekstual komponen pemodelan? 2. Bagaimanakah motivasi peserta didik kelas X-G SMA Negeri I Gondang Kabupaten Sragen tahun ajaran 2010/2011 dalam kegiatan menulis teks pidato dengan menggunakan media pembelajaran berbasis berita (News- Based Learning) pendekatan kontekstual komponen pemodelan? 3. Bagaimana persepsi dan tanggapan peserta didik kelas X-G SMA Negeri I Gondang Kabupaten Sragen tahun ajaran 2010/2011 tentang menulis teks pidato dengan menggunakan media pembelajaran berbasis berita (News- Based Learning) pendekatan kontekstual komponen pemodelan?

11 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Untuk meningkatkan hasil belajar menulis teks pidato. 2. Tujuan Khusus a. Untuk meningkatkan hasil belajar menulis teks pidato dengan menggunakan media pembelajaran berbasis berita (News-Based Learning) pendekatan kontekstual komponen pemodelan pada peserta didik kelas X-G SMA Negeri I Gondang Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2010/2011. b. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa peserta didik kelas X- G SMA Negeri I Gondang Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2010/2011 dengan menggunakan media pembelajaran berbasis berita (News-Based Learning) pendekatan kontekstual komponen pemodelan. c. Untuk mengetahui persepsi dan tanggapan peserta didik kelas X-G SMA Negeri I Gondang Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2010/2011 setelah menulis teks pidato dengan menggunakan media pembelajaran berbasis berita (News-Based Learning) pendekatan kontekstual komponen pemodelan.

12 E. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini akan menambahkan pengetahuan tentang menulis teks pidato selain itu menambah khasanah keilmuan Bahasa Indonesia dengan menggunakan media pembelajaran berbasis berita (News-Based Learning) pendekatan kontekstual komponen pemodelan untuk meningkatkan kemampuan menulis teks pidato pada peserta didik kelas X-G SMA Negeri I Gondang Kabupaten Sragen. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik terhadap pembelajaran menulis teks pidato. Sedangkan bagi guru, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan alternatif pemilihan media pembelajaran dan pendekatan pembelajaran guna lebih mengefektifkan dan meningkatkan prestasi belajar lebih optimal khususnya pada pembelajaran menulis teks pidato. Serta menambah wawasan bagi peneliti dan para pembaca mengenai keefektifan penggunaan media pembelajaran (News-Based Learning) dan pendekatan kontekstual komponen pemodelan dalam meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menulis teks pidato.