BAB I PENDAHULUAN. Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-36/PM/2003 dan Peraturan Bursa Efek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dimana bisnis tidak lagi mengenal batas. negara, kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

ARUM KUSUMAWATI B

BAB I PENDAHULUAN. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak ( absolute assurance) mengenai. hasil akhir proses audit yaitu laporan auditor.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri terdapat banyak kantor akuntan publik yang memberikan jasa audit pada

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak (absolute assurance)

PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era dimana kita hidup sekarang ini merupakan zaman yang berubah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan jasa audit yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara yang diatur dalam UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. dan melindungi kepentingan banyak pihak inilah yang menjadi idealisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

Arens, dkk "Auditing and Assurance Services an Integrated Approach". England: Pearson Education International

BAB I PENDAHULUAN. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. auditor sebagai pihak yang dianggap independen dan memiliki profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan

audit yang tinggi menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat waktu yang berbeda dan mengintegrasikan informasi dari bukti-bukti tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB 1 PENDAHULUAN. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), para pemegang saham akan. kepada pihak luar dapat dipercaya. Manajemen perusahaan memerlukan jasa

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik atas auditor internal di sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BABI PENDAHULUAN. Profesi akuntan merupakan profesi yang berlandaskan kepercayaan dari

BAB I PENDAHULUAN. atas kewajarannya sering dibutuhkan judgment (Zulaikha, 2006). Dalam pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laporan hasil audit atas laporan keuangan oleh akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan keuangan lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. persaingan diantara para pelaku bisnis. Berbagai usaha untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan dalam mengaudit laporan keuangan. Munculnya krisis ini

BAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), profesi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meluasnya kebutuhan jasa professional akuntan publik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

BAB I PENDAHULUAN. berlaku di Indonesia dibutuhkan oleh pihak-pihak yang menggunakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan profesi akuntan sejalan dengan perkembangan perusahaan dan berbagai jenis badan hukum lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisnispun semakin ketat pula. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. usaha dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan. Tingkat materialitas salah

BAB I PENDAHULUAN. penilai yang bebas terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. dicapai auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik. Salah satu bukti kinerja

Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan yang telah ditandatanganinya. Untuk itu auditor akan sangat berhati-hati

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/ menyebutkan bahwa perusahaan yang go

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini telah menjadi sorotan bagi akuntan publik. Banyaknya kasus

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. saham sebagai pemilik perusahaan terpisah dari manajemen perusahaan (Mulyadi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-36/PM/2003 dan Peraturan Bursa Efek Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/07-2004 menyebutkan bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan telah diaudit oleh akuntan publik. Laporan keuangan merupakan gambaran dari seluruh hasil kegiatan perusahaan yang terjadi selama satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan oleh para pemilik perusahaan (Baridwan, 2000). Menurut Standar Akuntansi Keuangan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (2007:3) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pemeriksaan atas laporan keuangan oleh pihak luar diperlukan karena laporan keuangan memiliki arti yang penting, khususnya untuk perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen profesional yang ditunjuk oleh para pemegang saham. Biasanya satu tahun sekali dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), para pemegang saham akan meminta 1

2 pertanggungjawaban perusahaan dalam bentuk laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen perusahaan dan perlu diaudit oleh auditor eksternal yang merupakan pihak ketiga yang independen, antara lain karena: a) Laporan keuangan ada kemungkinan mengandung salah saji baik yang disengaja ataupun tidak. b) Laporan keuangan yang sudah diaudit dan mendapat pendapat unqualified (wajar tanpa pengecualian) diharapkan dapat meyakinkan pemakai laporan keuangan bahwa laporan keuangan tersebut dapat terhindar dari salah saji yang material. Artinya, walaupun di dalam laporan keuangan tersebut terdapat salah saji (tetapi tidak terlalu berpengaruh) maka salah saji tersebut dianggap wajar sehingga dapat disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang dapat diterima oleh umum. Sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik mengenai Standar Umum, audit harus dilaksanakan oleh auditor yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang memadai sehingga dengan kata lain auditor dituntut untuk memiliki profesionalisme. Keahlian yang dimiliki auditor dapat diperoleh melalui pendidikan formal di bidang auditing dan akuntansi maupun pendidikan informal lainnya, serta dari pengalaman praktis dalam melakukan audit. Diharapkan dengan keahlian dan pengalaman yang dimiliki, maka auditor dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen perusahaan tidak memberikan informasi yang menyesatkan para pemakainya. Profesionalisme seorang auditor menurut Hall (1968) dalam penelitian Hendro

3 dan Aida (2006) tercermin dalam lima hal yaitu: pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan rekan seprofesi. Untuk mendukung auditor dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit, maka auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti yang mendukung. Bukti-bukti tersebut hendaknya cukup memadai dan dapat meyakinkan auditor. Pertimbangan auditor tentang materialitas adalah suatu masalah kebijakan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan. Konsep materialitas berkaitan erat dengan seberapa besar nilai salah saji yang dapat diterima auditor sehingga para pemakai tidak terpengaruh oleh saji tersebut. Tingkat materialitas suatu laporan keuangan tidak akan sama, tergantung pada ukuran laporan keuangan tersebut. Gender diduga menjadi salah satu faktor yang turut mempengaruhi pertimbangan materialitas seiring dengan terjadinya perubahan pada kompleksitas tugas dan pengaruh tingkat kepatuhan terhadap etika. Temuan riset literatur psikologis kognitif dan pemasaran juga menyebutkan bahwa wanita diduga lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi saat adanya kompleksitas tugas dalam pengambilan keputusan dibandingkan dengan pria. Ruegger dan King (1992) dalam penelitian Siti, Zaenal, dan Grahita (2007) menyatakan wanita umumnya memiliki tingkat pertimbangan moral yang lebih tinggi dari pada pria. Penelitian mengenai masalah materialitas telah banyak dilakukan sebelumnya, di antaranya oleh Mock dan Samet (1982), Schroder (1986),

4 Corcello (1992), Sutton (1993), Wiedhani (2004),dll. Di Indonesia, penelitian mengenai pertimbangan materialitas juga telah dilakukan oleh Hastuti et al. (2003) serta Hendro dan Aida (2006). Dalam penelitian tersebut diidentifikasi bahwa pertimbangan materialitas dalam proses audit atas laporan keuangan dipengaruhi oleh profesionalisme auditor yang tercermin dalam lima dimensi, yaitu: pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan dengan rekan seprofesi. Berbagai penelitian sebelumnya seperti Hartanto (1999), Trisnaningsih dan Iswati (2003), dan Chung dan Monroe (2001) lebih meneliti tentang bagaimana pengaruh gender terhadap audit judgment. Penelitian tersebut menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Hartanto (1999) dalam penelitian Buana (2006) mengatakan bahwa gender tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Thoma dalam Hartanto (1999) mengatakan bahwa gender sangat kecil pengaruhnya terhadap judgment yang di ambil oleh auditor. Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningsih dan Iswati (2003) mengatakan bahwa tidak ada perbedaan kinerja auditor dilihat dari segi gender. Chung dan Monroe (2001) dalam penelitian Buana (2006) mengatakan bahwa gender berpengaruh secara signifikan terhadap judgment yang diambil oleh auditor Peneliti tertarik untuk melakukan replikasi atas penelitian Buana (2006) karena selain profesionalisme auditor, perbedaan gender juga dimasukkan sebagai faktor yang diduga kuat berpengaruh terhadap pertimbangan materialitas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Buana (2006)

5 adalah terletak pada lokasi penelitian yang dilakukan pada Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf (member of RSM International). Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Gender terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, maka peneliti mengidentifikasikan beberapa masalah, yaitu: 1. Seberapa besar pengaruh profesionalisme auditor eksternal yang dicerminkan dalam lima dimensi (pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan rekan seprofesi) terhadap pertimbangan tingkat materialitas untuk tujuan audit laporan keuangan. 2. Bagaimana pengaruh gender terhadap pertimbangan tingkat materialitas untuk tujuan audit laporan keuangan. 3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara profesionalisme auditor eksternal dan gender terhadap pertimbangan tingkat materialitas untuk tujuan audit laporan keuangan.

6 1.3 Maksud dantujuan Penelitian Adapun maksud dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris sejauh mana pengaruh profesionalisme auditor dan gender terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah sesuai dengan identifikasi masalah yang ditetapkan, yakni sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh profesionalisme auditor yang dicerminkan oleh pengabdiannya terhadap profesi, pemenuhan kewajiban sosialnya, kemandiriannya, keyakinannya terhadap peraturan profesi, dan kualitas hubungannya dengan rekan seprofesi atas tingkat materialitas dalam audit atas laporan keuangan. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh gender atas tingkat materialitas dalam audit atas laporan keuangan. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh profesionalisme auditor dan gender atas tingkat materialitas dalam audit atas laporan keuangan. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna bagi: 1. Kantor Akuntan Publik (KAP) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai sumber daya manusia dan gambaran tentang perilaku

7 profesionalisme, serta diharapkan dapat meningkatkan penerapan kode etik dalam diri akuntan. 2. Auditor eksternal Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada auditor eksternal tentang bagaimana meningkatkan profesionalismenya. 3. Pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Kerangka Pemikiran Laporan keuangan biasanya disajikan oleh manajemen perusahaan. Laporan keuangan sendiri merupakan gambaran dari seluruh kegiatan perusahaan yang terjadi selama satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan berbagai keputusan sehingga laporan keuangan dapat juga dikatakan sebagai alat komunikasi mengenai informasi keuangan yang dapat diartikan bermacam-macam oleh pihak yang berkpentingan. Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 mengenai Penyajian Laporan Keuangan paragraf 5, menyatakan bahwa: Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

8 Manajemen perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga agar pertanggungjawaban keuangan yang disajikan pada pihak luar dapat dipercaya, sedangkan pihak luar perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar keputusan yang akan mereka ambil. Baik pihak manajemen perusahaan maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga yang dapat dipercaya. Tanpa menggunakan jasa auditor independen, manajemen perusahaan tidak akan dapat meyakinkan pihak luar perusahaan bahwa laporan keuangan yang disajikan berisi informasi yang dapat dipercaya, karena dari sudut pandang pihak luar, manajemen perusahaan memiliki kepentingan, baik kepentingan keuangan maupun kepentingan yang lain. Pihak luar perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga untuk menilai keandalan pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangannya. Keadaan ini memicu timbulnya profesi akuntan publik untuk melakukan audit atas laporan keuangan. Audit atas laporan keuangan dapat meyakinkan para pemakai laporan keuangan bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material dan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Profesionalisme juga menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi seorang auditor eksternal, sebab dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan auditor akan semakin terjamin. Gambaran tentang profesionalisme seorang auditor menurut Hall (1968) dalam penelitian Hendro dan Aida (2006)

9 tercermin dalam lima hal yaitu: pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan rekan seprofesi. Di dalam menjalankan audit, diperlukan juga informasi yang dapat diverifikasi dan sejumlah standar (kriteria) yang dapat digunakan sebagai pegangan pengevaluasian informasi tersebut. Informasi harus dapat diukur supaya dapat diverifikasi. Informasi yang dapat diukur memiliki berbagai bentuk, sehingga informasi tersebut dapat membantu auditor dalam mengaudit hal-hal seperti laporan keuangan perusahaan, jumlah waktu yang dibutuhkan seorang karyawan untuk menyelesaikan tugasnya, total biaya kontrak kontruksi pemerintah, dan surat pemberitahuan pajak penghasilan (SPT PPh) perseorangan. Auditor eksternal harus mempertimbangkan masalah penetapan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan dan pertimbangan awal tingkat materialitas untuk tujuan audit dalam perencanaan audit. Auditor eksternal yang memiliki pandangan profesionalisme yang tinggi akan memberikan kontribusi yang dapat dipercaya oleh para pengambil keputusan. Untuk menjalankan perannya yang menuntut tanggungjawab yang semakin meluas, auditor eksternal harus mempunyai wawasan yang luas tentang kompleksitas organisasi modern. Independensi merupakan tujuan yang harus selalu diupayakan, dan itu dapat dicapai sampai tingkat tertentu. Misalnya sekalipun auditor dibayar oleh klien, dia harus memiliki kebebasan yang cukup untuk melakukan audit. Auditor akan menjadi sepenuhnya tidak independen apabila dia merupakan karyawan perusahaan.

10 Konsep materialitas berkaitan erat dengan seberapa besar nilai salah saji yang dapat diterima oleh auditor sehinga para pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. Semakin besar tingkat materialitas yang ditetapkan auditor, maka kesalahan yang terjadi atas item tertentu dapat dianggap tidak salah. Semakin tinggi tingkat materialitas, maka semakin kecil luas perencanaan audit, dan bukti audit yang dikumpulkan menjadi lebih sedikit. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap risiko audit yang menjadi semakin tinggi karena hal yang kelihatannya benar mungkin saja salah. Pengambilan keputusan harus didukung oleh informasi yang memadai. Kaum pria dalam pengolahan informasi tersebut biasanya tidak menggunakan seluruh informasi yang tersedia sehingga keputusan yang diambil kurang komprehensif. Lain halnya dengan wanita, mereka dalam mengolah informasi cenderung lebih teliti dengan menggunakan informasi yang lebih lengkap dan mengevaluasi kembali informasi tersebut dan tidak gampang menyerah (Meyer dan Levy, 1986 dalam penelitian Siti, Zaenal, dan Grahita, 2007). Kaum wanita relatif lebih efisien dibandingkan kaum pria selagi mendapat akses informasi. Selain itu, kaum wanita juga memiliki daya ingat yang lebih tajam terhadap suatu informasi baru dibandingkan kaum pria dan demikian halnya kemampuan dalam mengolah informasi yang sedikit menjadi lebih tajam. Argumen ini didukung oleh hasil penelitian dari Giligan (1982), Sweeney dan Robert (1997), Barbeau dan Brabeck dalam Hartanto (1999), dan Cohen, et al. (1999). Berdasarkan uraian di atas, maka model kerangka pemikiran penelitian ini dapat disampaikan dalam gambar berikut ini.

11 Profesionalisme: Gambar 1.1 Model Kerangka Pemikiran Penelitian Pengabdian pada profesi Kewajiban sosial Kemandirian Kepercayaan terhadap peraturan profesi Hubungan dengan sesama profesi Pertimbangan tingkat materialitas Gender Variabel X dalam penelitian ini adalah profesionalisme auditor (yang dicerminkan oleh pengabdian terhadap profesi, pemenuhan kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap peraturan profesi, dan kualitas hubungan dengan rekan seprofesi) dan gender, sedangkan variabel Y adalah pertimbangan tingkat materialitas. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hipotesis-nol dan hipotesisalternatif adalah sebagai berikut: 1. H 0 1: Profesionalisme pengabdian pada profesi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas untuk tujuan audit laporan keuangan klien. H a 1: Profesionalisme pengabdian pada profesi berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas untuk tujuan audit laporan keuangan klien.

12 2. H 0 2: Profesionalisme kewajiban sosial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas untuk tujuan audit laporan keuangan klien. H a 2: Profesionalisme kewajiban sosial berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas untuk tujuan audit laporan keuangan klien. 3. H 0 3: Profesionalisme kemandirian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas untuk tujuan audit laporan keuangan klien. H a 3: Profesionalisme kemandirian berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas untuk tujuan audit laporan keuangan klien. 4. H 0 4: Profesionalisme kepercayaan terhadap peraturan profesi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas untuk tujuan audit laporan keuangan klien. H a 4: Profesionalisme kepercayaan terhadap peraturan profesi berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas untuk tujuan audit laporan keuangan klien. 5. H 0 5: Profesionalisme hubungan dengan sesama rekan seprofesi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas untuk tujuan audit laporan keuangan klien.

13 H a 5: Profesionalisme hubungan dengan sesama rekan seprofesi berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas untuk tujuan audit laporan keuangan klien. 6. H 0 6: Perbedaan gender tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas untuk tujuan audit laporan keuangan klien. H a 6: Perbedaan gender berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas untuk tujuan audit laporan keuangan klien. 1.6 Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran, ataupun suatu peristiwa. Penelitiannya adalah penelitian kausal, maksudnya menguji pengaruh profesionalisme auditor eksternal dan gender terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Dalam pengujian ini digunakan alat uji statistik yaitu uji pengaruh (regresi). Pengujian dilakukan dengan menggunakan software statistik yaitu SPSS 13.0. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Pengumpulan data akan dilakukan dengan menggunakan metode survey. Data akan dikumpulkan melalui kuesioner yang akan dikirimkan secara langsung. Kuesioner yang telah diisi oleh para auditor sebagai responden akan dijaga

14 kerahasiaannya. Penjelasan petunjuk pengisian kuesioner dibuat sederhana dan sejelas mungkin untuk memudahkan pengisian jawaban sesungguhnya dengan lengkap. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian ini dilakukan dengan mencari bahan-bahan yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini. Penelitian kepustakaan ini menggunakan buku, majalah, makalah, dan jurnal yang relevan dengan landasan teori atas masalah yang diteliti agar diperoleh suatu pemahaman yang mendalam serta menunjang proses pembahasan mengenai permasalahan yang telah diidentifikasi. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Kantor Akuntan Publik Aryanto Amir Jusuf (member of RSM International) yang berlokasi di Plaza ABDA lantai 10 dan 11, jalan Jendral Sudirman Kav. 59, Jakarta. Penelitian ini dimulai pada bulan Mei 2008 sampai dengan selesai.