TINJAUAN PUSTAKA. Masalah dapat timbul dalam berbagai macam situasi. Siagian dalam Mahira

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP KRISTEN 2 SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. masalah (problem solving), pengambilan keputusan (decision making), berpikir

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

Pembelajaran Matematika dengan Pemecahan Masalah

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

II. TINJAUAN PUSTAKA

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keterampilan proses serta menumbuhkan berpikir kritis

/.skisi-kisi INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga. Indikator Soal Soal No soal

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN (X 1 ) sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

BAB II KAJIAN TEORI A. Masalah Matematika

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Masalah pada dasarnya merupakan hal yang sangat sering ditemui dalam kehidupan

Pencemaran Lingkungan

TINJAUAN PUSTAKA. kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

Oleh: ANA KUSUMAWATI

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1

Kata Pengantar. Siborongborong, Penulis, Abdiel P. Manullang

TUGAS ARTIKEL KIMIA DAN LINGKUNGAN INDUSTRI YANG BERJUDUL PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT INDUSTRI

KISI-KISI INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga. Indikator Soal Soal No soal

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Masalah Matematika. Masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan tujuan yang

LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

STRATEGI SOLUSI DALAM PEMECAHAN MASALAH POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PONTIANAK. Nurmaningsih. Abstrak. Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak dan lemak merupakan komponen utama bahan makanan yang juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

Cara menanggulangi pencemaran seperti pada gambar diatas adalah...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PROBLEM SOLVING

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak

Iklim Perubahan iklim

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Industri sebagai tempat produksi yang mengolah bahan mentah menjadi

Teori Belajar Menurut Robert M. Gagne

BAB II KAJIAN TEORETIS

Nama:Rendra Styawan NIM: PENCEMARAN LINGKUNGAN

Pengertian Pencemaran Laut dan Penyebab Terjadinya Pencemaran Laut

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh GADIS PRATIWI

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model peraihan konsep disebut juga model perolehan konsep atau model

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan upaya dalam menghasilkan dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencemaran laut adalah perubahan pada lingkungan laut yang terjadi akibat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap konsep pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik profesional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pada penalaran verbal dan pemikiran logis, pada tugas-tugas yang hanya

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II KAJIAN TEORITIK. Pendidikan Matematika menyatakan bahwa masalah merupakan soal (pertanyaan)

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.2

KERUSAKAN LINGKUNGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. lingkungan tidak memenuhi syarat penghidupan bagi manusia.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.

BAB II KAJIAN TEORETIS. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN ( Pertemuan ke-1)

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Air

Masalah Sosial dan Budaya di Lingkungan Sekitar Pencemaran Lingkungan

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II MASALAH MATEMATIKA DAN STRATEGI PEMECAHANNYA

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh guru matematika, kesulitan siswa dalam menalar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau

Indikator Produk 1. Menjelaskan keterkaitan. antara kegiatan manusia dengan masalah. perusakan lingkungan 2. Menjelaskan keterkaitan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan makhluk hidup yang utama. Dewasa ini air

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

METODE PEMECAHAN MASALAH MENURUT POLYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang

PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan. Proses pembelajaran di dalam kelas harus dapat menyiapkan siswa

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. lambang yang formal, sebab matematika bersangkut paut dengan sifat-sifat struktural

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

02/03/2015. Sumber daya Alam hayati SUMBER DAYA ALAM JENIS-JENIS SDA SUMBERDAYA HAYATI. Kepunahan jenis erat kaitannya dengan kegiatan manusia

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan kenyataannya sampai saat ini mutu pendidikan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB XV POPULASI PENDUDUK

BAB I PENDAHULUAN I - 1

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) a. Pengertian Pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kean Pemecahan Masalah Kehidupan setiap individu manusia tidak terlepas dari adanya suatu masalah. Masalah dapat timbul dalam berbagai macam situasi. Siagian dalam Mahira (2012:13) berpendapat bahwa masalah adalah suatu stimulus yang menuntut suatu respon tertentu, masalah dapat timbul setiap kali terjadi perubahan yang tidak menguntungkan dalam lingkungan. Dengan adanya berbagai macam masalah, setiap manusia diharuskan untuk menghadapi masalah tersebut guna memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Terdapat berbagai macam masalah yang ada di kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, manusia harus berpikir untuk memecahkan masalah tersebut. Menurut Hamalik dalam Rahayu (2008:8) menjelaskan bahwa masalah adalah suatu proses berpikir sebagai upaya dalam menemukan suatu masalah dan memecahkannya berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang tepat. Sedangkan menurut pendapat Polya dalam Warli (2006:390) mengemukakan bahwa suatu masalah adalah menemukan makna yang dicari sampai akhirnya dapat dipahami dengan jelas.

10 Kean masalah terutama sangat dibutuhkan oleh siswa untuk menyelesaikan berbagai macam soal yang diberikan oleh guru. Siswa harus berpikir kritis, logis dan kreatif untuk memecahkan masalah dalam soalsoal tersebut. Makmun dalam Rahayu (2008:9) menjelaskan bahwa dalam belajar memecahkan masalah, siswa dihadapkan pada berbagai permasalahan yang akan membuatnya berusaha untuk menggunakan serta menghubungkan pengetahuan-pengetahuan yang telah dimilikinya Hal ini juga diungkapkan Nasution dalam Faulina (2008:9-10) yang menjelaskan bahwa memecahkan masalah dapat dipandang sebagai proses dimana pelajar mengemukakan kombinasi aturan-aturan yang telah dipelajarinya lebih dahulu yang digunakan untuk memecahkan masalah yang baru. Namun memecahkan masalah bukan sekedar menerapkan aturan-aturan yang diketahui, tetapi juga menghasilkan pelajaran baru, dalam memecahkan masalah pelajar harus berpikir, mencoba hipotesis dan bila berhasil memecahkan masalah itu ia mempelajari sesuatu yang baru. Jadi, semakin banyak masalah yang dapat diselesaikan maka siswa akan semakin banyak memiliki kean yang nantinya akan membantu dirinya untuk menghadapi masalah di kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kean siswa dalam memecahkan masalah harus terus dilatih. Tujuan adanya masalah yang diberikan kepada siswa menurut Ruseffendi (1991:341) yaitu: 1) Dapat menimbulkan keingintahuan dan adanya motivasi, menumbuhkan sifat kreativitas.

11 2) Di samping memiliki pengetahuan dan keterampilan, disyaratkan adanya kean untuk terampil membaca dan membuat pernyataan dengan benar. 3) Dapat menimbulkan jawaban yang asli, baru, khas, beraneka ragam dan dapat menambah pengetahuan baru. 4) Dapat meningkatkan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang sudah diperolehnya. 5) Mengajak siswa untuk memiliki prosedur masalah, membuat analisis dan sintesis, dan dituntut untuk membuat evaluasi terhadap hasil nya. 6) Merupakan kegiatan yang penting bagi siswa yang melibatkan bukan saja satu bidang studi tetapi (bila diperlukan) banyak bidang studi, malahan dapat melibatkan pelajaran lain di luar pelajaran sekolah; merangsang siswa untuk menggunakan segala keannya. Ini bagi siswa untuk menghadapi kehidupannya kini dan dikemudian hari. Pemecahan masalah merupakan aktifitas mental yang tinggi dalam teori belajar. Hal tersebut diungkapkan oleh Gagne dalam Warli (2006:390) yang menjelaskan bahwa teori belajar dapat dikelompokkan menjadi 8 tipe belajar, yaitu: 1. Belajar isyarat (signal leaening) 2. Belajar stimulus respon (stimulus-response learning) 3. Rangkaian gerak (motor chaining) 4. Rangkaian verbal (verbal chaining) 5. Belajar membedakan (discrimination learning) 6. Belajar konsep (concepted learning) 7. Belajar aturan (rule learning) 8. Pemecahan masalah (problem solving) Pada teori diatas, masalah terdapat di tingkat yang paling akhir. Hal ini menunjukkan bahwa masalah merupakan tahapan dalam teori belajar yang paling tinggi. Pemecahan masalah terdapat di tahapan yang paling akhir dalam teori belajar. Oleh sebab itu, masalah membutuhkan strategi dalam

12 pelaksanaannya. Beberapa strategi yang digunakan dalam masalah menurut Polya dan Pasmep dalam Depdiknas (2004:10) yaitu: 1. Mencoba-coba Strategi ini biasanya digunakan untuk mendapatkan gambaran umum masalahnya dengan mencoba-coba (trial and error). 2. Membuat diagram Strategi ini berkaitan dengan pembuatan sket atau gambar untuk mempermudah memahami masalahnya dan mempernudah mendapatkan gambaran umum penyelesaian. 3. Mencobakan pada soal yang sederhana Strategi ini berkenaan dengan penggunaan contoh-contoh khusus yang lebih mudah dan lebih sederhana, sehingga gambaran umum penyelesaian masalahnya akan lebih mudah dianalisis dan akan lebih mudah ditemukan. 4. Membuat tabel Strategi ini digunakan untuk membantu menganalisis permasalahan atau jalan pikiran kita, sehingga segala sesuatunya tidak hanya dibayangkan oleh otak yang keannya sangat terbatas. 5. Menemukan pola Strategi ini berkaitan dengan pencarian keteraturan-keteraturan. Dengan keteraturan yang sudah didapatkan tersebut akan lebih memudahkan kita untuk menemukan penyelesaian masalahnya. 6. Memecah tujuan Strategi ini berkaitan dengan tujuan umum yang hendak kita capai menjadi satu atau beberapa tujuan bagian. Tujuan bagian ini dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk mencapai tujuan yang sebenarnya. 7. Memperhitungkan setiap kemungkinan Strategi ini berkaitan dengan pengguanaan aturan-aturan yang dibuat sendiri oleh para pelaku selama proses masalah berlangsung, sehingga dapat dipastikan tidak akan ada satupun alternatif yang terabaikan. 8. Berfikir logis Strategi ini berkaitan dengan penggunaan penalaran ataupun penarikan kesimpulan yang sah atau valid dari berbagai informasi atau data yang ada. 9. Bergerak dari belakang Dengan strategi ini kita mulai dengan menganalisis bagaimana cara mendapatkan tujuan yang hendak dicapai. Dengan strategi ini, kita memulai proses masalahnya dari yang diinginkan atau ditanyakan lalu menyesuaikannya dengan yang diketahui. 10. Mengabaikan hal yang tidak mungkin Dari berbagai alternatif yang ada, alternatif yang sudah jelas-jelas tidak mungkin agar dicoret/ diabaikan sehingga perhatian dapat tercurah sepenuhnya untuk hal-hal yang tersisa dan masih mungkin saja.

13 Strategi ini sangat penting bagi siswa karena dapat digunakan untuk mempelajari mata pelajaran yang membutuhkan kean masalah. Selain strategi masalah, tentunya siswa juga harus mengetahui prosedur atau langkah-langkah dalam masalah. Prosedur dalam telah dijelaskan Rebori dalam Rahayu (2008:10) sebagai berikut: 1. Menemukan adanya masalah. Ketika seseorang menggambarkan masalah, ia akan mengetahui situasi yang sebenarnya berdasarkan fakta yang ia temukan. 2. Mengidentifikasi dan menemukan penyebab utama dari suatu masalah. Untuk dapat memecahkan suatu masalah diperlukan kean identifikasi dan kean menganalisis penyebab dari permasalahan tersebut. 3. Menghasilkan beberapa alternatif solusi. Pada tahapan ini dihasilkan lebih dari satu solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. 4. Menentukan alternatif solusi. Setelah didapatkan beberapa solusi alternatif, kemudian dipilih solusi terbaik untuk memecahkan masalah. 5. Mengembangkan suatu rencana tindakan. Perencanaan tindakan dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari solusi yang dipilih. 6. Penerapan. Setelah membuat perencanaan tindakan, dilakukan penerapan solusi yang dipilih untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.

14 Proses masalah juga telah diungkapkan oleh Berry Beyer dalam Nasution (1999:123), yaitu: 1. Merumuskan masalah atau soal: a. Menyadari adanya problem atau persoalan b. Melihat maknanya c. Mengusahakan agar masalah itu dapat dikendalikan 2. Mengembangkan jawaban sementara (hipotesis) a. Meneliti dan mengklasifikasi data yang ada b. Mencari hubungan, membuat tafsiran yang logis c. Merumuskan hipotesis 3. Menguji jawaban sementara a. Mengumpulkan data/bukti b. Menyusun data/bukti c. Menganalisis data/bukti 4. Mengembangkan dan mengambil kesimpulan a. Mengevaluasi hubungan antara bukti dan hipotesis b. Merumuskan kesimpulan 5. Menerapkan kesimpulan pada data atau pengalaman baru a. Menguji dengan bukti baru b. Membuat generalisasi tentang hasilnya Sedangkan Polya dalam Warli (2006:390) mengemukakan bahwa dalam masalah memuat empat langkah fase penyelesaian yaitu: 1. Memahami masalah Siswa tidak mungkin dapat menyelesaikan masalah dengan benar, bila tidak memahami masalah yang diberikan. 2. Merencanakan penyelesaian Fase ini sangat bergantung pada pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah, semakin bervariasi pengalaman mereka, ada kecenderungan siswa lebih kreatif dalam menyusun rencana penyelesaian masalah. 3. Menyelesaikan masalah sesuai rencana Bila penyusunan rencana telah dibuat, selanjutnya dilakukan penyelesaian masalah sesuai rencana. 4. Melakukan pengecekan kembali Dan fase terakhir ini adalah melakukan pengecekan atas apa yang telah dilakukan mulai dari fase pertama sampai fase ke tiga. Menurut Gagne dalam Ruseffendi (1991:169), dalam masalah biasanya ada 5 langkah yang harus dilakukan, yaitu:

15 a. Menyajikan dalam bentuk yang lebih jelas. b. Menyatakan masalah dalam bentuk yang operasional (dapat dipecahkan). c. Menyusun hipotesis-hipotesis alternatif dan prosedur kerja yang diperkirakan baik untuk dipergunakan dalam memecahkan masalah itu. d. Mengetes hipotesis dan melakukan kerja untuk memperoleh hasilnya (pengumpulan data, pengolahan data, dan lain-lain), hasilnya mungkin lebih dari satu. e. Memeriksa kembali (mengecek) apakah hasil yang diperoleh itu benar, atau mungkin memilih alternatif yang terbaik. Apabila siswa telah memahami strategi, prosedur serta langkah-langkah dalam masalah maka diharapkan siswa memiliki kean masalah dengan baik. Kean masalah akan membantu siswa dalam menguasai berbagai mata pelajaran di sekolah. Sehingga siswa tidak akan merasa kesulitan dalam menerima soal-soal pada mata pelajaran yang membutuhkan kean masalah tersebut. Untuk mengukur kean masalah siswa maka guru harus memberikan penilaian terhadap kean tersebut. Berikut ini merupakan contoh rubrik penilaian kean masalah oleh siswa menurut Paidi (2010:9). Tabel 1. Contoh rubrik penilaian kean siswa memecahkan masalah. No Aspek Kean Memecahkan Masalah Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 1. Mengidentifika si masalah Apabila hanya tidak bisa menuliskan satupun masalah wacana, atau hanya menemukan satu tetapi itupun sebenarnya tidak bercirikan masalah. Apabila hanya bisa menuliskan satu masalah relevan dengan wacana, dan benar bercirikan masalah. Apabila bisa menuliskan lebih dari satu masalah relevan dengan wacana, tetapi hanya satu yang bercirikan masalah. Apabila bisa menuliskan dua atau lebih masalah relevan dengan wacana, dan minimal dua masalah itu bercirikan masalah (ada kesenjangan antara seharusnya dengan

16 2. Merumuskan (menganalisis) masalah Apabila tidak membuat rumusan masalah dalam bentuk kalimat tanya yang baku, tidak menunjukkan satu atau lebih variabel, dan tidak relevan dengan masalahnya. Apabila membuat rumusan masalah dalam bentuk kalimat tanya namun kurang baku, tidak menunjukkan satu atau lebih variabel, dan relevan dengan masalahnya. membuat rumusan masalah dalam bentuk kalimat tanya namun kurang baku, menunjukkan satu atau lebih variabel, dan masalahnya. kenyataannya. membuat rumusan masalah dalam bentuk kalimat tanya yang baku, menunjukkan satu atau lebih variabel, dan masalahnya. 3. Menemukan alternatifalternatif solusi Apabila tidak menuliskan dua atau lebih alternatif solusi atau cara masalah yang kesemua tiap masalah yang akan dipecahkan. Apabila menuliskan hanya dua alternatif solusi atau cara masalah namun tidak semua relevan dengan tiap masalah yang akan dipecahkan. menuliskan hanya dua alternatif solusi atau cara masalah dan kesemua tiap masalah yang akan dipecahkan. menuliskan dua atau lebih alternatif solusi atau cara masalah dan kesemua tiap masalah yang akan dipecahkan. 4. Memilih alternatif solusi (terbaik) Apabila tidak memilih atau menentukan satupun dari alternatif solusi, tidak memilih yang terbaik, tidak dengan alasan yang rasional. Apabila memilih atau menentukan satu dari alternatif solusi, yang tidak terbaik dan tidak dengan alasan yang rasional. memilih atau menentukan satu dari alternatif solusi, yang terbaik, namun tidak dengan alasan yang rasional. memilih atau menentukan satu dari alternatif solusi, yang terbaik, dengan alasan yang rasional. 5. Kelancarannya memecahkan masalah 6. Kualitas hasil masalah Apabila tidak menyelesaikan masalah, atau dengan kecurangan langkah. Apabila hasil nya tidak tepat, tidak rasional, dan tidak dapat Apabila menyelesaika n masalah, tanpa kecurangan langkah apapun, namun dengan tambahan waktu di luar kesepakatan. Apabila rasional, tetapi tidak tepat dan sulit dibenarkan menyelesaikan masalah, tanpa kecurangan langkah apapun, namun dengan tambahan waktu yang disepakati. Apabila hasil nya rasional, tepat, tetapi sulit dibenarkan menyelesaikan masalah, tanpa kecurangan langkah apapun, dan dalam selang waktu yang disediakan. Apabila hasil nya tepat, rasional, dan dapat dibenarkan

17 dibenarkan secara ilmiah. secara ilmiah. secara ilmiah. secara ilmiah. B. Konsep Pencemaran Lingkungan Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 4 tahun 1982 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup atau UULH pada bab 1, pasal 1 ayat (7) disebutkan bahwa Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Pujianto, 2008:287). Hal tersebut juga dijelaskan oleh Syamsuri (2007:157) yang mengatakan bahwa pencemaran atau pengotoran atau polusi adalah masuknya makhluk hidup, zat energi atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan komponen oleh kegiatan manusia oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan menurun. Menurut Achmad dan Pramudiyanti (2010:95) menyatakan bahwa zat energi dan makhluk hidup atau komponen lain yang dapat menyebabkan pencemaran disebut polutan; sedangkan peristiwa pencemarannya sendiri disebut dengan polusi. Polutan dapat dibedakan menjadi 4 yaitu: 1) Polutan fisik 2) Polutan biologis 3) Polutan kimiawi

18 4) Polutan budaya/sosial Mulyanto (2007:15-17) mengemukakan bahwa polusi air dapat berasal dari sumber terpusat yang membawa pencemar dari lokasi-lokasi khusus seperti rumah sakit, pabrik-pabrik, instalasi pengolah limbah dan tanker minyak, dan sumber tak terpusat, yang ditimbulkan jika hujan dan salju cair mengalir melewati lahan dan menghanyutkan pencemar-pencemar diatasnya seperti pestisida dan pupuk dan mengendapkannya dalam danau, telaga, rawa, perairan pantai dan air bawah tanah. Pencemaran air tentunya membawa dampak yang merugikan bagi makhluk hidup. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air menurut Wahono, Dkk (2013:196) antara lain: 1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen. 2. Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi) yang dapat berakibat kurang oksigen di perairan yang dapat membunuh biota perairan dan terjadinya pendangkalan dasar perairan. 3. Menjalarnya penyakit karena air yang kotor menjadi sumber penyakit, diantaranya muntahber. Selanjutnya, menurut KepMEN KLH No. KEP-03/MENKLH/II/1991 dalam Achmad dan Pramudiyanti (2010:109-117) pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Sumber pencemaran udara adalah gunung berapi, kebakaran hutan, badai berdebu, industri dan

19 transportasi. Akibat yang ditimbulkan dari pencemaran udara yaitu pemanasan global, hujan asam dan kerusakan ozon. Menurut Wahono, Dkk (2013:196), terdapat beberapa usaha mencegah pencemaran lingkungan: 1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman penduduk. 2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencemari lingkungan atau ekosistem. 3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. 4. Memperluas gerakan penghijauan. 5. Tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan. 6. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya. 7. Membuang sampah pada tempatnya. 8. Penggunaan lahan yang ramah lingkungan.