BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN MENURUT PSAK NO.23 PADA PT. RAYA UTAMA TRAVEL MEDAN

2. Pendapatan Menurut Ilmu Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dari review terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang masih bingung dalam penggunaan istilah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. yang penting karena pendapatan adalah objek atas aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan alat untuk menghasilkan informasi yang bersifat

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

LAPORAN LABA-RUGI. Income Statement

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. revenue. Istilah pendapatan digunakan untuk menyatakan penghasilan (revenue)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersifat kuantitatif. Hal ini disebabkan keputusan-keputusan yang akan

MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN

BAB II KAS, PENDAPATAN DAN MODAL. atau logam), cek yang dapat dicairkan setiap saat dan setara kas. b. Pendapatan di luar operasi perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

TINJAUAN AKUNTANSI DAN LANDASAN TEORITISNYA (Materi 1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat berbeda-beda tergantung

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dapat dikatakan layak apabila dapat dipahami, relevan, reliabilitas,

PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR. Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI. I B R A H I M STIE-YPUP Makassar

PENDAPATAN. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAPATAN PSAK 23. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 9. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan adanya perkembangan ekonomi yang sangat pesat, maka peranan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI. lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan. Hal ini

.KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI. Sri Supadmini *) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian akuntansi yang dikemukakan oleh James M. Reeve. et.al (2009 : 4) menyatakan bahwa :

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

Laporan Keuangan: Neraca

Asset (aktiva) 1. Definisi dan klasifikasi asset 2. Pengakuan dan pengukuran asset 3. Penyajian (pelaporan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengakuan Pendapatan

BAB VII PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan

BAB II LANDASAN TEORI. adalah suatu kegiatan jasa (Service Activity)yang berfungsi untuk. memilih di antara beberapa alternatif.

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

PROGRAM S1 JURUSAN AKUNTANSI

PENDAPATAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 23. RUSTAM Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara

Diajukan Guna Memenuhi Salah satu syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi NPM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini adalah pengertian sistem menurut beberapa ahli :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

LAPORAN KEUANGAN & KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Pendapatan Kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan adalah hal yang penting bagi perusahaan untuk kelangsungan operasi perusahaan tersebut. Tiap-tiap perusahaan bertujuan untuk hidup dan semakin berkembang. Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha tertentu. Informasi ini disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan. Neraca menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu, dimana informasi yang tersedia berupa informasi harta, kewajiban serta modal. Dalam perhitungan laba rugi menunjukkan pendapatan yang diperoleh, beban yang dikeluarkan serta hasil usaha yang diperoleh dalam satu periode, yang berakhir pada tanggal yang tertera di neraca. Laboran perubahan posisi keuangan menyajikan aktivitas pembiayaan dan investasi perusahaan. Dalam beberapa dasawarsa belakangan ini, perhatian pada perhitungan laba rugi semakin dirasakan manfaatnya. Karena dengan adanya informasi mengenai pendapatan, manfaat yang diperoleh, antara lain: a. Dapat membandingkan antara modal yang tertanam dengan penghasilan. b. Mempunyai alat ukur untuk mengukur kinerja efisiensi manajemen. c. Dapat memprediksi distribusi dividen di masa yang akan datang.

Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh atas kegiatan-kegiatan perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting karena pendapatan adalah objek atas kegiatan perusahaan. Pengertian pendapatan bermacam-macam tergantung dari sisi mana meninjau pengertian pendapatan tersebut. Pendapatan timbul dari peristiwa ekonomi antara lain penjualan barang, penjualan jasa, penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen. Adanya penafsiran yang berlainan terhadap pengertian pendapatan bagi pihak yang berkompeten disebabkan karena latar belakang disiplin yang berbeda dengan penyusunan konsep pendapatan bagi pihak tertentu. Oleh pemakaian akuntansi, konsep pendapatan belum dapat dijelaskan secara universal, karena pemakai informasi laporan keuangan khususnya laporan laba rugi yang memuat tentang pendapatan yang berguna untuk masing-masing pemakai laporan yang berbedabeda tergantung dari sudut mana ia memandang. Secara garis besar pendapatan dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu: 1) Pengertian pendapatan menurut ilmu ekonomi Menurut Dyckman dkk (2000:234), pendapatan (revenue) merupakan arus masuk atau peningkatan nilai entitas atau penyelesaian kewajiban (kombinasi dari keduanya) selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode.

Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode, dan menekankan pada jumlah nilai yang statis pada akhir periode. Secara garis besar pendapatan adalah jumlah kenaikan harta kekayaan karena perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang. 2) Pengertian pendapatan menurut ilmu akuntansi Definisi pendapatan antara para akuntan dengan para ahli ekonomi sangat jauh berbeda, demikian juga sesama para akuntan, yang mendefinisikan pendapatan berbeda satu sama lainnya. Akan tetapi umumnya definisi ini menekankan kepada masalah yang berkenaan dengan pendapatan yang dinyatakan dalam satuan uang. Pendapatan sulit didefinisikan karena pendapatan sering berkaitan dengan prosedur akuntansi tertentu, jenis perubahan nilai tertentu dan kaidah yang implisit mengenai kapan pendapatan kapan harus dilaporkan. Pada dasarnya konsep pendapatan menurut ilmu akuntansi dapat ditelusuri dari dua sudut pandang, yaitu: a) Pandangan yang menekankan pada pertumbuhan atau peningkatan jumlah aktiva yang timbul sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan pendekatan yang memusatkan perhatian kepada arus masuk atau inflow. Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No. 6 yang dikemukakan oleh Dykman

Revenue are inflows or other enchancements of assets of an entity or settelements of its liabilities (a combination of both) from delivering of producing goods, rendering services, or carrying out other activities that constitute the entity s on going major or central operations. Definisi diatas, menekankan pengertian pendapatan pada arus masuk atau peningkatan-peningkatan lainnya atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian kewajiban-kewajibannya atau kombinasi keduanya yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyelenggara jasa, pelaksanaan aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan operasi utama entitas tersebut yang berlangsung terus menerus. b) Pandangan yang menekankan kepada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan serta penyerahan barang dan jasa atau outflow. Dalam PSAK No. 23 paragraf 06 Ikatan Akuntan Indonesia (2004, 23.2) menyatakan bahwa: Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Baridwan (2001:30) menyatakan bahwa: Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dari definisi pendapatan diatas jelaslah bahwasanya pendapatan berasal dari penyerahan barang atau jasa serta aktivitas usaha lainnya dalam satu periode. Pendapatan dan beban sehubungan dengan suatu transaksi atau peristiwa tertentu

diakui secara bersamaan, proses ini mengacu pada pengaitan pendapatan (matching revenue and expense). Beban termasuk jaminan dan beban lain yang terjadi setelah pengiriman barang, biasanya dapat diukur dengan andal jika kondisi lain untuk pengakuan pendapatan yang berkaitan dapat dipenuhi. Dalam pandangan yang luas, yang diidentifikasikan sebagai pendapatan adalah perubahan didalam aktiva netto yang berasal dari kegiatan memproduksi. Sedangkan pandangan yang lebih sempit mengenai pendapatan hanya mencakup hasil-hasil dari kegiatan produksi pendapatan dan tidak memasukkan laba investasi dan keuntungan serta kerugian dari pelepasan harta tetap yang memberikan perbedaan yang jelas antara pendapatan dan kerugian. Pada prinsipnya pendapatan adalah sama dengan keseluruhan produksi atau jasa yang dapat dinyatakan dengan satuan uang dan diserahkan oleh perusahaan kepada para langganannya dalam suatu periode tertentu. 2. Sumber dan Jenis Pendapatan Dalam membahas masalah pendapatan maka kita tidak akan terlepas dari pembahasan masalah sumber dan jenis pendapatan. Sumber dan jenis pendapatan ini merupakan unsur yang perlu mendapat perhatian penting sebelum membicarakan pendapatan lebih lanjut, sebagaimana pendapatan itu sendiri diperoleh dari berbagai sumber. Kesalahan dalam menentukan sumber dan jenis pendapatan yang kurang tepat dapat mempengaruhi besarnya pendapatan yang akan diperoleh, dan berhubungan erat dengan masalah pengukuran pendapatan tersebut.

Pendapatan dan laba timbul karena adanya kegiatan yang dilakukan perusahaan. Seluruh aktivitas perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebut earning process. Secara garis besar earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif (pendapatan dan keuntungan) dan pengaruh negatif (beban dan kerugian). Selisih dari keduanya nantinya menjadi laba atau rugi. Pendapatan umumnya diklassifikasikan atas pendapatan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan dan pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan. Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang atau jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendaptan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan adalah hasil di luar kegiatan utama perusahaan yang sering disebut hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya dimasukkan ke dalam pendapatan lain-lain misalnya pendapatan bunga dan dividen. Sedangkan pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan yang disebut extra ordinary income. Pada dasarnya pendapatan timbul dari penjualan barang atau penyerahan jasa kepada pihak lain dalam periode akuntansi tertentu. Pendapatan dapat timbul dari penjualan, proses produksi, pemberian jasa, termasuk pengangkutan dan proses penyimpanan dalam perusahaan dagang, pendapatan timbul terutama dari penjualan barang dagangan. Pada perusahaan manufaktur, pendapatan terutama diperoleh dari penjualan produk selesai, sedangkan untuk perusahaan jasa, pendapatan usaha dari penyerahan jasa kepada pihak lain.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi adalah sebagai berikut: 1. Penjualan barang 2. Penjualan jasa 3. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen. Pendapatan yang timbul dari penjualan barang meliputi barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan untuk dijual kembali kepada langganan, misalnya barang dagangan dibeli oleh pengecer merupakan barang yang sudah selesai diproduksi tanpa harus diproses lagi. Demikian juga dengan penjualan jasa atau penyerahan pendapatan ini menyangkut pelaksanaan tugas yang dilakukan dengan cara suatu perjanjian tugas yang telah disetujui oleh perusahaan jasa. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain akan menimbulkan berapa besar pendapatan yang akan diperoleh perusahaan dalam bentuk: a. Bunga, dimana berapa besar jumlah kas terhutang pihak lain kepada pihak perusahaan. b. Royalti, dalam penggunaan aktiva jangka panjang perusahaan yang digunakan perusahaan lain dalam meningkatkan jumlah produksinya, misalnya hak paten. c. Dividen, pembagian laba kepada para pemegang saham sesuai dengan jenis modal tertentu dan jumlah yang diinvestasikan. Dari timbulnya pendapatan itu, dapat disimpulkan bahwa sumber pendapatan meliputi semua hasil (proses) yang diperoleh dari bisnis dan investasi. Kaitannya dengan operasi perusahaan, pada umumnya sumber dan jenis pendapatan yang diperoleh perusahaan dapat dikelompokkan atas: a) Pendapatan operasional Pendapatan Operasional adalah pendapatan yang timbul dari penjualan barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam rangka kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan yang berhubungan langsung dengan usaha (operasi) pokok perusahaan yang bersangkutan. Pendapatan ini sifatnya normal sesuai dengan tujuan dan usaha perusahaan dan terjadinya berulang-ulang selama perusahaan melangsungkan kegiatannya. Pendapatan operasional untuk setiap perusahaan berbeda-beda sesuai dengan jenis usaha yang dikelola perusahaan. Salah satu jenis pendapatan operasional perusahaan adalah pendapatan yang bersumber dari penjualan. Penjualan ini berupa penjualan barang dan penjualan jasa yang menjadi objek maupun sasaran utama dari usaha pokok perusahaan. Penjualan ini dapat dibedakan dalam bentuk: 1) Penjualan kotor Penjualan kotor merupakan semua hasil atau penjualan barang-barang maupun jasa sebelum dikurangi dengan berbagai potongan-potongan atau pengurangan lainnya untuk dibebankan kepada langganan atau yang membutuhkannya. 2) Penjualan bersih

Penjualan bersih merupakan semua hasil penjualan yang sudah diperhitungkan atau dikurangkan dengan berbagai potongan-potongan yang menjadi hak pihak pembeli. Pada dasarnya jenis pendapatan operasional timbul dari berbagai cara, yaitu: a) Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan tersebut tanpa penyerahan jasa yang telah selesai diproduksi. b) Pendapatan diperoleh dari kegiatan usaha dengan adanya hubungan yang telah disetujui, misalnya penjualan konsinyasi. c) Pendapatan dari kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui kerjasama dengan para investor. Pendapatan ini juga dapat dibedakan sebagai berikut: a) Penjualan Barang, meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagangan yang dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dibeli untuk dijual kembali. b) Penjualan Jasa, biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan. c) Pendapatan non operasional. Pendapatan non operasional merupakan pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam periode tertentu, akan tetapi bukan diperoleh dari kegiatan operasional utama perusahaan. Pendapatan non operasional sering juga disebut dengan pendapatan lain-lain atau other revenue and again. Pendapatan ini juga diterima perusahaan tidak secara kontinyu namun menunjang pendapatan operasi perusahaan. Adapun jenis dari pendapatan non operasional dapat dibedakan sebagaberikut: 1) Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber ekonomi perusahaan oleh pihak lain. Contohnya, pendapatan bunga, sewa, royalty dan lain-lain. 2) Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva diluar barang dagangan atau hasil produksi. Contohnya, penjualan surat-surat berharga, penjualan aktiva tak berwujud (gain on sales of fixed asset). Pendapatan bunga, sewa, royalty, keuntungan (laba), penjualan aktiva tetap dan investasi jangka panjang, dan dividen. Dividen merupakan pendapatan diluar usaha bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan dan manufaktur. Pendapatan yang diperoleh perusahaan dari transaksi penjualan aktiva tetap dan investasi jangka panjang, hanya sebesar jumlah harga jual di atas nilai buku aktiva tetap yang bersangkutan dan

umumnya disebut sebagai keuntungan (laba).penyajian untuk pendapatan yang demikian dalam perhitungan laba rugi ditempatkan pada bagian atau kelompok tersendiri yang dibuat pendapatan dan laba diluar usaha. Sumber dan jenis pendapatan berhubungan dengan jenis aktivitas perusahaan, oleh karena itu peranan manajemen dalam menentukan sumber pendapatan sangat penting dalam menjamin kelangsungan hidup perusahaan. 3. Kriteria Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan a) Pengakuan Pendapatan Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No. 5 yang dikemukakan oleh Dykman(2000:237), pengakuan sebagai pencatatan suatu item dalam perkiraan-perkiraan dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Seluruh kegiatan perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebut earning process. Secara garis besar earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan keuntungan dan pengaruh negative atau beban dan kerugian. Selisih dari keduanya nantinya menjadi laba dan rugi. Pendapatan umumnya digolongkan atas pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan. Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang atau pun jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan yang sering disebut dengan hasil non operasi. Pendapatan non

operasi biasanya dimasukkan dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan dividen. Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik tersebut antara lain berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan. Menurut Dykman dkk, (1995:237) ada empat kriteria yang harus dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui, yaitu: a. Definisi, item atau kejadian dalam pertanyaan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh unsur laporan keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian). b. Dapat diukur, item atau kejadian tersebut harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur secara andal, yaitu karakteristik, sifat atau aspek yang dapat dikuantifikasi dan diukur. c. Relevansi informasi mengenai item atau kejadian membuat suatu perbedaan dalam pengambilan keputusan. d. Realibilitas informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara wajar dapat diuji dan netral. Empat kriteria pengakuan diatas diterapkan pada semua item yang akan diakui pada laporan keuangan. Pendapatan dan keuntungan umumnya diakui apabila : 1. Pendapatan dan keuntungan tersebut telah direalisasikan. 2. Pendapatan dan keuntungan tersebut telah dihasilkan karena sebagian besar dari proses untuk menghasilkan laba telah selesai. Kedua kriteria diatas biasanya dipenuhi pada titik penjualan (point of sale), yang seringkali terjadi ketika barang diantar atau ketika pelayanan diberikan kepada pelanggan. Pada dasarnya pendapatan diperoleh melalui suatu proses yang terdiri dari tahap-tahap siklus operasi. Berkaitan dengan itu para akuntan lalu membuat aturan umum mengenai pengakuan terjadinya pendapatan yang

dikenal dengan prinsip realisasi. Secara umum realisasi berarti melaporkan pendapatan bilamana suatu transaksi pertukaran telah terjadi. Transaksi pertukaran ini menentukan saat pengakuan pendapatan dan jumlah pendapatan yang diakui, yaitu jumlah kas yang diterima atau akan diterima. Menurut Belkoui (2006:281), ada dua cara untuk menunjukkan pendapatan dalam periode akuntansi, yaitu : a. Dasar kejadian penting (Critical Event Basis/Cash Basis) Kriteria ini telah mengarah kepada kejadian penting mengenai pendapatan pada suatu titik tertentu dalam proses laba, yaitu pada suatu titik tertentu dalam proses laba, yaitu pada saat harta terjual atau jasa diserahkan. Ini berarti, dengan penggunaan dasar tunai atau cash basis yang murni (pure basis), pendapatan dari penjualan barang atau jasa hanya dapat diperhitungkan pada saat tagihan langganan diterima. Jurnal : Pencatatan pada saat pendapatan dan kas diterima Kas xxxxx Penjualan xxxxx b. Dasar akrual (Accrual Basis) Menurut dasar akrual pendapat diakui apabila penjualan barang atau jasa telah dilakukan pada saat terjadinya tanpa memandang pada saat periode penerimaan. Dengan demikian metode dasar akrual memperhitungkan pendapatan pada saat terjadinya penjualan. Sesuatu hal yang sering terjadi bahwa sesuatu pendapatan telah diterima tetapi kewajiban atas pendapatan tersebut belum diselesaikan dan dapat juga terjadi hal yang sebaliknya. Untuk tujuan pencatatan dan pelaporan dalam akuntansi diperlukan adanya pengakuan yang jelas tentang kapan pendapatan itu terjadi. Dasar akrual untuk pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus dilaporkan selama produksi, maka dalam hal ini apabila keuntungan dapat dihitung secara sebanding dengan tugas yang dikerjakan atau jasa yang dilaksanakan pada akhir produksi, maka pendapatan diakui pada barang atau pada pengumpulan hasil penjualan. Jurnal : Pada saat diakui pendapatan yang ditandai dengan perpindahan pemilikan dari penjual ke pembeli : Piutang xxxxx Penjualan xxxxx Pada saat kas diterima : Kas xxxxx Piutang xxxxx

Dari dua unsur pengakuan pendapatan diatas akan dijelaskan lebih terperinci seperti dibawah ini : Menurut Kieso(2004:599) dalam bukunya mengatakan pengakuan pendapatan dilakukan dengan empat cara : a. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan Sering disebut dengan Point of Scale (titik penjualan). Pendapatan dari penjualan barang biasanya dianggap realisasi pada waktu produk yang dijual telah meninggalkan perusahaan dan diganti dengan suatu asset yang lain. Pada saat itu harga jual disepakati, pembeli mendapatkan hak kepemilikan atas barang tersebut, dan penjual mempunyai klaim (tuntutan) yang sah terhadap pembeli. b. Pengakuan pendapatan pada saat sebelum penjualan Dalam situasi tertentu pendapatan dapat diakui pada saat sebelum penjualan (penyerahan). Dimana aktivitas pemerolehan pendapatan yang berhubungan dengan jangka waktu, serta jumlah pendapatan yang harus diakui dalam proses atau aktivitas produktifnya. Dalam hal semacam ini melaporkan pendapatan sebelum terjadinya penyerahan barang berdasarkan kontrak akan lebih bermanfaat. Misalnya kontrak jangka panjang dimana dalam pengakuannya menggunakan metode persentase penyelesaian atau kontrak selesai. c. Pengakuan pendapatan pada saat sesudah penjualan Pendapatan diakui setelah penyediaan jasa dan penyerahan barang benar terjadi. Namun dalam beberapa kasus, transaksi yang berhubungan dengan upaya untuk memperoleh pendapatan yang menyangkut ketidakpastian dengan penerima kasnya. Adanya ketidakpastian yang besar dalam penerimaan kasnya membuat pengakuan pendapatan menunggu sampai dengan diterimanya kas dari hasil penjualannya. Misalnya penjualan cicilan. Metode pengakuan pendapatan setelah penyerahan barang dan jasa, yaitu: 1) Akrual (Accrual Basis), waktu pengakuan pendapatan pada saat penjualan. Perlakuan akuntansi terhadap harga pokok produk atau jasa dibebankan kepada pendapatan pada saat terjadinya transaksi penjualan barang atau penyerahan jasa. 2) Angsuran (Installment), waktu pengakuan pendapatan pada saat terjadinya penerimaan kas. Pada umumnya sebagian dari penerimaan kas diakui sebagai laba. Perlakuan akuntansinya ditangguhkan untuk dibandingkan dengan bagian dari tiap penerimaan kas dan biasanya dilakukan dengan menangguhkan laba. 3) Pemulihan kas (Recovery Cash), waktu pengakuan pendapatannya terjadi pada saat penerimaan kas, tetapi diatas jumlah harga pokok

atau biaya barang yang dijual. Perlakuan akuntansinya ditangguhkan untuk dipertemukan dengan total penerimaan kas. 4) Metode kas (Cash Basis), pada saat terjadinya penerimaan kas adalah waktu pengakuan pendapatan, sedangkan dalam perlakuan beban semua biaya dibebankan sebagai beban ketika dikeluarkan. d. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan khusus Penjualan khusus atau konsinyasi, mengakui pendapatan setelah consignor menerima pemberitahuan penjualan dan dilakukan pengiriman kas dari consignee. Sedangkan menurut Soemarso (2003:275), mengatakan bahwa ada empat kejadian yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan saat pengakuan pendapatan, yaitu: a. Pada saat dilakukannya penjualan, pendapatan biasanya diakui pada saat barang diserahkan kepada pembeli (saat dikirimkankannya faktur tagihan). Tetapi, apabila antara penyerahan barang oleh penjual dengan penerimaan barang oleh pembeli terdapat tenggang waktu, maka pendapatan dapat diakui pada saat penjual menyerahkan barangnya kepada perusahaan pengangkutan. b. Pada saat pembayaran telah diterima, pendapatan dapat pula baru diakui pada saat pembayaran atas penjualan diterima. Contoh cara ini adalah pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh dokter, pengacara dan perusahaan-perusahaan lain dimana jasa-jasa profesional merupakan sumber pendapatannya. Secara teoritis cara ini kurang dapat diterima c. Pada saat tahap produksi diselesaikan, pada perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi, pekerjaan yang harus diselesaikan dapat berlangsung sampai tiga atau empat tahun atau lebih. Dalam keadaan demikian pendapatan dapat diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian atau kontrak selesai. Dan apabila pendapatan diakui pada akhir penyelesaian pekerjaan sekaligus akan mengakibatkan laba atau rugi menjadi sangat berfluktuasi. d. Pada saat selesainya produksi, untuk barang yang nilai pasarnya sudah tertentu dan pemasarannya terjamin atau untuk barang yang sudah dipastikan akan terjual dengan harga tertentu berdasarkan kontrak penjualan, pendapatan dapat diakui pada saat selesainya produksi. Menurut Dyckman (2000:239), pengakuan pendapatan didasarkan pada tiga kategori waktu yang luas, yaitu : a. Pendapatan diakui pada saat pengiriman produk atau jasa (titik penjualan).

Menurut metode ini, pengakuan pendapatan dilakukan apabila transaksi telah memenuhi dua kondisi pengakuan pendapatan, yaitu ketika pendapatan direalisasikan atau tidak dapat direalisasikan dan ketika dihasilkan, biasanya dipenuhi pada saat barang dan jasa dikirim. Jadi penjualan produk umumnya diakui pada tanggal penjualan, yang berarti tanggal produk itu dikirim ke pelanggan. Pendapatan dari jasa yang telah dilaksanakan diakui sama seperti ketika jasa telah dilaksanakan. Metode titik penjualan kadang kala disebut juga metode penjualan atau metode pengiriman dari pengangkutan. b. Pendapatan diakui setelah pengiriman produk atau jasa, hal ini disebabkan karena adanya pertimbangan mengenai jumlah pendapatan yang akan direalisasikan. Dalam situasi tertentu pendapatan tidak dapat diakui hingga beberapa waktu setelah pengiriman barang atau jasa kepada pelanggan, misalnya pengakuan pendapatan ketika ada hak retur. c. Pendapatan diakui sebelum pengiriman produk atau jasa, dalam situasi tertentu pendapatan dapat secara wajar diakui pada penyelesaian produk. Dimana kemampuan realisasi yang andal, yaitu produk harus dapat dipasarkan segera pada harga tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh produsen tertentu. Dan ketika nilai produk meningkat, pendapatan yang dihasilkan harus diakui. Misalnya kontrak jangka panjang. Saat pengakuan pendapatan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu transaksi yang menimbulkan pendapatan. Penentuan timing harus dilaksanakan dengan tepat. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi secara bersamaan untuk menentukan saat pendapatan, yaitu : 1. The revenue is captured Captured, yang berarti bahwa pendapatan harus diikat sedemikian rupa sehingga dapat dipastikan tidak batal. 2. The revenue is measurable Measurable, pendapatan harus dapat di ukur. 3. The revenue is earned Earned, prestasi si penjual telah dilaksanakan.

b) Pengukuran Pendapatan Untuk kebanyakan perusahaan jumlah rupiah yang disepakati pelanggan merupakan pengukuran pendapatan yang telah terealisasi dan yang paling objektif. Penjualan adalah produk akhir dari setiap kegiatan operasi, oleh karena itu sebagai ketentuan umum penyerahan produk kepada konsumen sekaligus dianggap sebagai kegiatan yang menandai pemilikan hak milik. Dengan terjadinya penjualan, maka biaya produk berubah menjadi aktiva baru yakni kas atau pun yang setara dengan kas. Pendapatan diukur dengan nilai barang atau jasa yang ditukar dalam suatu transaksi perdagangan independen. Nilai tersebut menggambarkan equivalen kas atau nilai sekarang dari pendiskontoan tagihan uang yang akhirnya akan diterima dari transaksi penjualan baik barang maupun jasa. Cara terbaik untuk mengukur pendapatan adalah dengan menggunakan nilai tukar dari barang atau jasa. Nilai tukar ini merupakan kas atau setara kas (cash equivalent) atau nilai sekarang (present value) dari tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima dari transaksi pendapatan. Dalam banyak situasi, ini adalah harga yang sudah disepakati dengan langganan. Pengukuran menurut Belkoui (2006-279) memiliki arti pemberian angka-angka kepada objek atau kejadian-kejadian menurut aturan tertentu. Tanpa melihat batasan-batasan tersebut, secara tradisional pengukuran dalam akuntansi akan melibatkan pemberian nilai-nilai angka kepada objek, kejadian atau atributnya dengan suatu cara tertentu, sehingga dapat memastikan pelaksanaan atau disagresasi data dengan mudah. Ada empat dasar pengukuran yang digunakan dalam akuntansi, yaitu : a. Harga dalam pertukaran dimasa lalu (harga pokok historis)

Merupakan dasar utama pengukuran dalam akuntansi keuangan. Harga ini adalah harga pokok sumber daya tersebut saat mendapatkannya dan biasanya digunakan untuk mengukur persediaan, pabrik, peralatan dan beberapa aktiva lain. b. Harga dalam suatu pertukaran pembelian. Biasanya harga ini diidentifikasikan sebagai harga pokok penggantian karena sumber daya yang ditimbulkan oleh sumber daya yang ditimbulkan oleh sumber daya diukur dengan harga beli yang berlaku saat ini akan dibayar untuk memperoleh sumber daya tersebut apabila sumber daya ini tidak dimiliki. Misalnya menerapkan aturan harga pokok terendah atau harga pasar pada persediaan. c. Harga dalam pertukaran penjualan saat ini. Harga ini biasanya diidentifikasikan sebagai harga jual yang berlaku saat ini karena jumlah yang berlaku saat ini karena jumlah yang ditimbulkan oleh sumber daya diukur dengan harga jual yang berlaku saat ini dari sumber daya yang akan diterima dalam satuan pertukaran saat ini. Harga ini dapat digunakan, misalnya untuk mengukur logam mulia yang mempunyai harga moneter yang sudah dipastikan dengan biaya pemasaran yang tidak berarti jumlahnya. d. Harga pertukaran di masa mendatang Harga ini digunakan dalam berbagai konsep yang berkaitan dengan nilai tunai penerimaan uang tunai netto di masa yang akan datang, dan mendiskontokannya terhadap niali yang berlaku sehingga realisasi dan kesetaraan pendapatan dapat terjamin. Harga ini digunakan, misalnya untuk menaksir harga pokok di masa yang akan datang apabila pendapatan diakui atas dasar persentase selesai dan penjualan kredit. Menurut konsep konservatif pengukuran akuntansi berlangsung di dalam suatu konteks ketidakpastian yang signifikan dan kemungkinan kesalahan pengukuran aktiva dan laba bersih haruslah cenderung disajikan lebih rendah 4. Pengakuan Pendapatan Menurut PSAK No. 23 Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan penghasilan didefinisikan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal

dari kontribusi penanaman modal. Dalam hal ini penghasilan yang dipandang sebagai income baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain). Menurut PSAK No. 23 paragraf 06 Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi pendapatan. Dari pernyataan ini dapat diketahui bahwa pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Dengan demikian bahwa jumlah yang dapat ditagih atas nama pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai, bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas (jumlah kepemilikan atas perusahaan tersebut) dan karena itu harus dikeluarkan dari pendapatan. Tujuan dari pernyataan ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi tertentu. Pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi adalah sebagai berikut : a. Penjualan barang Barang dalam hal ini meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk di jual kembali, seperti barang dagangan yang dibeli pengecer atau tanah dan properti (kekayaan) lainnya yang dibeli untuk dijual kembali. b. Penjualan jasa

Biasanya menyangkut dalam pelaksanaan tugas yang sudah disepakati dalam suatu kontrak untuk dilaksanakan oleh perusahaan selama suatu periode waktu yang disepakati. Jasa tersebut dapat diserahkan selama satu periode atau selama lebih dari satu periode. c. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen. Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan memiliki indentifikasi tertentu. Kriteria pengakuan pendapatan menurut PSAK No. 23 biasanya diterapkan secara terpisah kepada transaksi. Namun dalam keadaaan tertentu perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponenkomponen yang dapat diidentifikasikan secara terpisah dari suatu transaksi tunggal agar mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Kriteria dari pengakuan pendapatan didasarkan atas kebutuhan akan informasi akuntansi yang relevan dan andal. Informasi yang relevan diharapkan memiliki manfaat prediktif dan manfaat umpan balik pada saat yang sama dan disampaikan pada waktu yang tepat. Begitu juga dengan informasi yang andal akan menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi sehingga pemakai tergantung pada kepercayaannya pada data yang disajikan. Kemampuan dari akuntansi memberi suatu informasi dapat dilihat dari kemampuannya untuk memberikan konsep pengakuan pendapatan dengan tetap sehingga membantu para pemakai dalam mengambil keputusan. Suatu pendapatan dikatakan telah direalisasi jika telah terjadi suatu pertukaran produk atau jasa hasil kegiatan perusahaan. Dan pendapatan tersebut

telah berjalan dan secara substansial telah selesai sehingga suatu unit usaha berhak untuk menguasai manfaat yang terkandung dalam pendapatan. Pada dasarnya pendapatan diperoleh melalui suatu proses yang terdiri dari tahap-tahap siklus operasi. Berkaitan dengan itu para akuntan lalu membuat aturan umum mengenai pengakuan terjadinya pendapatan yang dikenal dengan prinsip realisasi. Secara umum realisasi berarti melaporkan pendapatan bilamana suatu transaksi pertukaran telah terjadi. Transaksi pertukaran ini menentukan saat pengakuan pendapatan dan jumlah pendapatan yang diakui, jumlah kas yang diterima atau akan diterima. Menurut PSAK No. 23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi-transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan. Pendapatan dari penjualan barang harus segera diakui bila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi : a. Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli, b. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual,

c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal, d. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut, e. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal. Bila salah satu kriteria diatas tidak terpenuhi, maka pengakuan pendapatan harus ditangguhkan. Pendapatan tidak diakui apabila perusahaan tersebut menahan resiko signifikan dari kepemilikan, antara lain : a. Bila perusahaan menahan kewajiban sehubungan dengan pelaksanaan suatu hal yang tidak memuaskan yang tidak dijamin sebagaimana lazimnya, b. Bila penerimaan pendapatan dari suatu penjualan tergantung pada pendapatan pembeli yang bersumber dari penjualan barang yang bersangkutan, c. Bila pengiriman barang tergantung pada instalasinya, dan instalasi tersebut merupakan bagian signifikan dari kontrak yang belum di selesaikan oleh perusahaan, dan d. Bila pembeli berhak untuk membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang ditentukan dalam kontrak dan perusahaan tidak dapat memastikan apakah akan terjadi retur. Jika perusahaan hanya menahan resiko tidak signifikan atas kepemilikan, transaksi tersebut adalah suatu penjualan dan pendapatan diakui. Pendapatan

diakui hanya bila besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada perusahaan. Pendapatan diakui hanya bila besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke perusahaan. Namun, bila suatu ketidakpastian timbul mengenai kolektibilitas suatu jumlah yang telah termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tertagih, atau jumlah yang pemulihannya (recovery) tidak lagi besar kemungkinannya diakui sebagai beban. Pendapatan dan transaksi penjualan jasa dapat diestimasi atas tugas yang disepakati preusan. Pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Penjualan jasa dapat diakui dengan presentase penyelesaian, bila memenuhi seluruh kondisi berikut : 1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal. 2. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan. 3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal, 4. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal. Suatu perusahaan dapat membuat estimasi yang andal setelah perusahaan tersebut dapat dipisahkan dari kekuatan hukum berkenaan dengan jasa yang diberikan dan diterima oleh pihak-pihak tersebut, antara lain :

1. Hak masing-masing pihak pelaksanaannya dapat dipaksakan dengan kekuatan hukum berkenaan dengan jasa yang diberikan dan diterima pihak-pihak tersebut. 2. Imbalan harus dipertukarkan. 3. Cara dan persyaratan penyelesaian. Tingkat penyelesaian suatu transaksi dapat ditentukan dengan berbagai metode tergantung dari sifat transaksi, metode tersebut meliputi survey pekerjaan yang telah dilaksanakan, jasa dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai persentase dari total jasa yang harus dilakukan, serta proporsi biaya yang terjadi hingga tanggal tertentu dibagi estimasi total biaya transaksi tersebut. Pendapatan yang timbul dari penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen harus diakui atas dasar : 1. Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil efektif aktiva tersebut. 2. Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuatu dengan substansi perjanjian yang relevan. 3. Dengan metode biaya (cost method) dividen tunai harus diakui bila hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan. 5. Pengukuran Pendapatan Menurut PSAK No. 23 Menurut Ikatan Akuntan Indonesia : Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.

Jumlah pendapatan yang ditimbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dengan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperoleh oleh perusahaan. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan yaitu jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun jika terdapat perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal, maka imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga. Nilai wajar yang dimaksud adalah sebagai suatu jumlah dimana suatu aktiva mungkin ditukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melaksanakan transaksi wajar. Bila barang dan jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau jasa dengan sifat dan nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai suatu transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Bila barang dijual atau jasa diberikan untuk pertukaran dengan barang atau jasa yang tidak serupa, pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer. Walaupun demikian, pengukuran pendapatan juga memiliki keterbatasan. Keterbatasan pengukuran pendapatan dapat timbul karena data akuntansi yang disajikan berdasarkan asumsi bahwa data itu relevan. Namun, ketidakmampuan

untuk membuat pengukuran pendapatan yang terandal dan atribut khusus yang dianggap relevan dapat juga disebabkan oleh kurangnya teknik pengukuran yangterandal dan ketidakmampuan untuk menemukan prosedur pendapatan yang menjelaskan secara layak atribut yang sedang diukur. B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Skripsi Hasil Penelitian Rini Afriyanti Hasibuan Analisa Pengakuan Pendapatan dan biaya konstruksi sesuai Hasil penelitian menyatakan bahwa PT. Harfa Rahmat (2006) dengan standar akuntansi Utama memiliki kebijakan keuangan no.34 pada PT. Harfa Rahmat Utama akuntasi yang sesuai dari standar akuntansi keuangan no.34, metode yang digunakan adalah metode kontrak selesai, metode persentase penyelesaian. Yusnita Penerapan PSAK no.23 dan 26 PT. Adisaran Wana Artha Nasution dalam pengakuan dan telah sesuai dengan PSAK (2005) pengukuran pendapatan pada no. 23 sebab jumlah PT. Adisaran Wana Artha pendapatan dapat diakui dan diukur dengan andal, sedangkan no.36 kurang sesuai sebab pendapatan terkadang tidak diakui berdasarkan periode kontrak maupun pada saat jatuh tempo dari pemegang polis Elsa Butar-butar Pengakuan Pendapatan dan Pengakuan Pendapatan dan

(2005) Beban pada PT. Pomona Indah Permai Andry Roy P.S Analisa Pengakuan dan (2004) pengukuran pendapatan selam kegiatan bongkar muat kapal pada PT. Pelayaran Nusantara Meratus Cabang Medan Beban pada PT. Pomona Indah Permai telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan dimana yang diakui sebagai pendapatan dan beban adalah dari laporan keuangan pendapatan dan beban yang terlihat dari laporan laba rugi perusahaan PT. Pelayaran Nusantara Meratus Cabang Medan telah menerapkan suatu bentuk pelaporan mengenai pendapatan selama kegiatan bongkar muat kapal