BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. 3. Ada hubungan positif yang signifikan antara penguasaan kalimat efektif. dan keterampilan menulis teks eksposisi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dengan baik dan benar dalam berbagai kegiatan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum disetiap jenjang pendidikan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. kapan saja dan di mana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Sadiman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fitri Rahmawati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendengarkan, berbicara/ bercerita, membaca, dan menulis/mengarang.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif,

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB 1 PENDAHULUAN. terampil berbahasa. Adapun keterampilan berbahasa itu mencakup empat

BAB II KAJIAN TEORITIS Kedudukan Pembelajaran Menyimpulkan Isi Bacaan dalam KTSP

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. mampu berbahasa dan bersastra saja namun juga digunakan sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikhlasiah As ar, 2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupannya di dunia. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. paling subjektif dan mengandung nilai aktualisasi diri yang tinggi. Pernyataan

BAB 1 PENDAHULUAN. Memiliki bahasa adalah salah satu kemampuan spesial manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahan ajar merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Bahan

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN Bab terakhir ini berisi tentang; simpulan yang ditarik dari beberapa temuan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya; implikasi penelitian; dan saransaran yang berguna bagi instansi terkait. A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut. 1. Ada hubungan positif yang signifikan antara penguasaan kalimat efektif dan keterampilan menulis teks eksposisi 2. Ada hubungan positif yang signifikan antara keaktifan menulis dan keterampilan menulis teks eksposisi. 3. Ada hubungan positif yang signifikan antara penguasaan kalimat efektif dan keaktifan menulis secara bersama-sama dengan keterampilan menulis teks eksposisi B. Implikasi Hasil analisis dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga hipotesis kerja yang diajukan semuanya diterima. Temuan dalam penelitian ini mengandung makna bahwa secara umum bagi para siswa kelas X SMA Negeri 5 Surakarta, penguasaan kalimat efektif dan keaktifan siswa memiliki hubungan positif dengan keterampilan menulis teks eksposisi baik secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama. Ditemukannya hubungan positif antara tiga variabel tersebut, mengakibatkan lahirnya beberapa implikasi penelitian.implikasi sendiri merupakan konsekuensi logis dari temuan penelitian. Beberapa implikasi penelitian tersebut meliputi implikasi teoretis dan implikasi praktis.berikut ini pemaparan dari kedua implikasi yang dimaksudkan. 1. Implikasi Teoretis Model konseptual teoretis yang dicerminkan melalui hubungan teoretis antarvariabel penelitian, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara 72

73 penguasaan kalimat efektif dan keaktifan siswa terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama telah teruji kebenarannya secara empirik. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa implikasi teoretis dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis teks eksposisi tidak akan muncul begitu saja atau tidak akan muncul tanpa adanya sebab yang jelas, tetapi ditentukan atau dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan dua diantaranya adalah penguasaan kalimat efektif dan keaktifan siswa. 2. Implikasi Praktis Berdasarkan implikasi teoretis yang disebutkan di atas, selanjutnya memunculkan implikasi kebijakan pokok bahwa keterampilan menulis teks eksposisi siswa dapat diupayakan peningkatannya melalui peningkatan penguasaan kalimat efektif dankeaktifan siswa. Secara rinci, beberapa kebijakan implikasi praktis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. a. Upaya Meningkatkan Penguasaan Kalimat Efektif Siswa untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengiasaan kalimat efektif siswa merupakan salah satu faktor penentu bagi tinggi ataupun rendahnya kemampuan menulis teks negosiasi siswa. Hal ini berarti bahwa semakin baik penguasaan kalimat efektif yang dimiliki siswa, maka akan semakin baik pula keterampilan menulis teks eksposisi siswa. Temuan ini memberikan arah pada kita bahwa upaya untuk meningkatkan keterampilan teks eksposisi siswa dapat dilakukan dengan cara atau usaha meningkatkan penguasaan kalimat efektif. Kalimat efektif atau merupakan unsure yang tidak terlepas dalam banyak teks terkhusus teks yang perlu dikuasai oleh siswa SMA kelas X pada kurikulum 2013. Kalimat efektif yang dimiliki siswa diperoleh dari pembelajaran dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia.Teori dasar kalimat efektif harus selalu dipegang oleh siswa saat mengaplikasikanya dalam membuat sebuah teks ataupun menulis sebuah kalimat.peningkatan penguasaan kalimat efektif dapat dilakukan siswa dengan berlatih menulis dengan selalu mengikuti rambu-rambu kalimat efektif utamanya saat pembelajaran di sekolah.uraian tersebut dapat digunakan sebagai

74 acuan untuk melakukan berbagai hal yang mendukung dalam upaya meningkatkan penguasaan kalimat efektif siswa. Penguasaan kalimat efektif siswa akan bertambah, jika siswa tersebut selalu mengaplikasikan teori kalimat efektif yang telah didapat. Siswa juga dituntut mengasah kepekaanya agar sdapat membedakan sebuah kalimat atau teks sudah efektif atau belum, karena dengan mengasah intuisi siswa dengan terus berlatih maka siswa akan secara mudah mengaplikasikan teori kalimat efektif maupun menyunting kalimat kurang efektif yang ditemuinya. Peran guru sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan penguasaan kalimat efektif, karena seperti yang kebanyakan terjadi di lapangan, hanya sedikit siswa yang mampu membuat sebuah karangan berkalimat efektif. Penerapannya dapat dilakukan dengan memberikan tugas menyunting untuk siswa, baik dalam pembelajaran di kelas maupun sebagai tugas rumah. Salah satu contoh penugasan yang dimaksud dapat berupa meringkas materi pelajaran Bahasa Indonesia dalam bentuk Power Point (PPT), yang kemudian hasilnya dapat dipresentasikan di depan kelas. Penguasaan kalimat efektif dapat bertambah dapat berkurang tergantung kemauan siswa untuk dapat terus berlatih, kalimat efektif dapat diaplikasikan dalam karangan apapun termasuk dalam hal menulis teks eksposisi. Sesuai dengan keterangan tersebut dapat diartikan bahwa penguasaan kalimat efektif seseorang adalah penguasaan terhadap rambu-rambu penulisan suatu kalimat atau karangan agar dapat efektif sehingga pesan karangan dapat tersampaikan dengan baik. Berdasarkan pada paparan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa penguasaan kalimat efektif merupakan suatu bentuk kemampuan dalam hal menyampaikan gagasan dalam bentuk yang efektif. Jadi, penguasaan kalimat efektif bersifat aktif-produktif dengan cara menggunakan kata, dan susunan kalimat yangyang efektif sehingga tidak mengalami multi tafsir ketika disampaikan dalam komunikasi sehari-hari serta penyampaian secara cermat dan tepat sesuai dengan konteksnya.

75 b. Upaya Meningkatkan KeaktifanMenulis untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Keaktifan siswa juga merupakan salah satu faktor penentu bagi tinggi ataupun rendahnya Keterampilan menulis teks eksposisi. Jika demikian halnya, maka peningkatan keterampilan menulis teks eksposisi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan keaktifan mereka. Keaktifan, sebagaimana telah dipaparkan oleh beberapa ahli pada bab kajian teori, merupakan sesuatu sikap siswa yang menunjukan siswa aktif mengolah informasi yang diterima dan berusaha dengan seluruh anggota badannya untuk mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menentukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan mengenai materi dalam pembelajaran yang sedang dilaksanakanya Sementara itu, menulis teks eksposisi merupakan aktivitas kebahasaan yang dilakukan dengan cara menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk bahasa tulis atau bentuk-bentuk grafis dengan menggunakan bahasa yang komunikatif, didukung dengan organisasi isi yang runtut, gaya tulisan berdasarkan pilihan struktur teks eksposisi dan susunan kalimat yang tepat, serta berisi memaparkan informasi berdasarkan fakta yang valid untuk menambah wawasan para pembaca. Aktivitas ini akan berjalan dengan baik apabila siswa sebagai penulis memiliki dorongan bersikap positif yang telah ditetapkan. Maka dari itu, untuk meningkatkan keaktifan siswa, supaya siswa lebih bersemangat atau antusias dalam menulis, guru perlu berupaya memilih dan menentukan materi menulis teks eksposisi sesuai dengan kebutuhan, minat, dan tujuan pembelajaran/pendidikan yang ingin dicapai siswa. Hal tersebut dapat mempengaruhi siswa untuk selalu ikut aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pada diri siswa akan timbul keinginan menulis yang tinggi guna mengembangkan kemampuannya secara berkesinambungan. Upaya lain yang dapat dilaksanakan sehubungan dengan bagaimana meningkatkan atau membangkitkan keaktifan siswa adalah dengan cara menanamkan menanamkan kerecayaan diri. Kepercayaan diri merupakan faktor penting dalam membangkitkan keaktifan. Jika siswa merasa percaya diri dalam melakukan tugas belajarnya, ia dapat atau berhasil dalam melakukan tugasnya,

76 lebih-lebih jika ia sering mendapat pujian atau dorongan dari gurunya, maka perasaan positif terhadap kegiatan menulis akan timbul, yang kemudian akan menjadikan keaktifan siswa bertambah tinggi, sehingga keterampilan menulis teks eksposisinya akan meningkat. Selain kedua upaya yang sudah dipaparkan diatas, upaya lain yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan keaktifan siswa adalah mendorong siswa untuk senang menulis. Hal ini bisa dilakukan apabila guru bisa menyakinkan bahwa dengan menulis siswa akan mendapatkan banyak manfaat, baik manfaat jangka pendek maupun manfaat jangka panjang. Sebagai contoh manfaat menulis jangka pendek.misalnya saja, guru bisa mendorong siswa untuk mengikuti beragam kontes menulis di media cetak. Kemudian bila dimuat di media, siswa akan mendapatkan. penghargaan berupa nilai plus (+) pada pelajaran Bahasa Indonesia, tulisan siswa akan dipajang di majalah dinding kelas dan sekolah, atau bahkan dimuat di majalah sekolah. Hal tersebut akan menambah rasa percaya diri siswa, sehingga mereka tidak akan ragu untuk terus berkarya (menulis). Sementara itu, manfaat jangka panjang yang dapat diperoleh siswa dari menulis adalah, dengan menulis siswa dapat mendapatkan penghasilan berupa materi, dikenal khalayak umum, ide-idenya dibicarakan banyak orang, tulisannya bermanfaat bagi orang lain. Hal tersebut tentunya akan mendatangkan kepuasaan psikologis dan rohani bagi penulis (siswa), sehingga siswa akan semakin bersemangat dalam mewujudkan ide/gagasan yang dimilikinya dalam bentuk tulisan. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, simpulan, dan implikasi yang telah diuraikan di atas, maka dapat diusulkan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Pengelola Sekolah Pengelola sekolah sebaiknya meningkatkan peran serta perhatiannya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia.Hal tersebut sedianya dapat dilakukan dengan meningkatkan pengelolaan perpustakaan dan pengelolaan majalah dinding. Upaya meningkatkan pengelolaan perpustakaan dapat dilakukan dengan

77 caramemperbaiki layanan dan menambah koleksi perpustakaan, sehingga menjadikan perpustakaan tempat belajar dan membaca yang nyaman bagi siswa, karena dengan membaca dapat menunjang kualiatas kosakata yang dimiliki siswa. Selanjutnya, pengelolaan majalah dinding.majalah dinding sering kali diabaikan keberadaannya, penempatan di tempat yang strategis dan perawatan yang memadai sangat diperlukan dalam pengelolaannya. Sehingga majalah dinding dapat dijadikan sarana/media yang efektif guna menunjang kemampuan menulis siswa, dengan adanya majalah dinding siswa bisa bebas berkreasi ataupun menuangkan ide/gagasannya dengan senang, karena siswa akan merasa bahwa karya mereka dihargai. 2. Bagi Guru Sehubungan dengan adanya hubungan positif dalam penelitian ini, guru harus bisa memperkuat intuisi siswa dalam mengaplikasikan kalimat efektif baik melalui pembelajaran di sekolah ataupun tugas rumah yang dapat berpengaruh secara langsung terhadap penguasaan kalimat efektif siswa. Guru juga harus bisa meningkatkan keaktifan siswa dengan memberikan dorongan, mensugesti kepercayaan diri siswa atau bisa juga dengan memberikan reward kepada siswa yang menghasilkan tulisan terbaik. 3. Bagi Siswa Disarankan bagi siswa agar lebih banyak berlatih menulis dan membaca dengan memanfaatkan perpustakaan dan majalah dinding yang disediakan oleh pihak sekolah.baik dalam kepentingan akademik ataupun non akademik. Hal tersebut harus dilakukan oleh siswa karena semakin banyak porsi membaca dan menulis mereka, maka kemampuan menulisnya juga akan semakin terasah dengan baik. Bertolak dengan hal tersebut, siswa juga disarankan untuk memperhatikan serta melaksanakan apa yang diperintahkan oleh guru, khususnya tentang tugas menulis, diharapkan siswa dapat berpikir bahwa menulis bukan hanya suatu perintah yang diberikan guru saja melainkan sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.

78 4. Kepada Peneliti lain Para peneliti lain dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan referensi dan bagi yang tertarik dengan bidang kajian ini, disarankan untuk mengadakan penelitian yang serupa dengan populasi yang lebih besar (memperluas wilayah penelitian). Sehingga aspek-aspek lain yang diduga memiliki kontribusi atau sumbangan yang berarti terhadap kemampuan menulis teks negosiasi dapat dideteksi secara menyeluruh.