PERMAINAN ENGGLEK MODIFIKASI SEBAGAI MEDIA STIMULASI ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

PERAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI (Studi di PAUD Geger Sunten, Desa Suntenjaya) Iis Nurhayati. STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Menurut makna. tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa potensi anak harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

PENINGKATAN SIKAP SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN PUZZLE BUAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH 1 BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UPI Kampus Serang Yeni, 2016

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

PRIYANTI A53C NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

ESENSI BERMAIN BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu. mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. anak didiknya, kesesuaian alat bermain, alat bantu, serta metode yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

SIMPOSIUM GURU TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat bagi perkembangan buah hatinya. Dengan demikian anak akan

BAB II SENI MELIPAT KERTAS (ORIGAMI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1 6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

memenuhi tuntutan sosial, kultural, dam religius dalam lingkungan kehidupannya. Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang

Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

KURIKULUM Pengertian Fungsi Dan Tujuan Ruang Lingkup

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TATA BALOK GAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM HERMAWITA ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014 PENGEMBANGAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI MELALUI AKTIVITAS BERMAIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

JURNAL ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat penulisan skripsi pada program studi pendidikan luar sekolah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah membuat sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU ANGKA GAMBAR RUMAH JAMUR TAMAN KANAK-KANAK AL-AZHAR BUKITTINGGI ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu anugerah yang yang terbesar dan sangat berharga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali,

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

Transkripsi:

PERMAINAN ENGGLEK MODIFIKASI SEBAGAI MEDIA STIMULASI ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI Endah Hendarwati E-mail: endahhendarwati9@gmail.com Dosen Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya Abstrak: Anak usia dini adalah anak berusia 0 sampai usia 6 tahun. Usia dini merupakan dasar pertama untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan meliputi aspek kognitif, fisik, bahasa, sosial emosional, nilai agama dan moral. Oleh sebab itu dibutuhkan stimulasi atau rangsangan yang tepat sesuai tahap perkembangan anak. Dalam upaya pengembangan tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain dengan menggunakan suatu permainan. Salah satu permainan yang aman dan berkualitas adalah permainan tradisional Engglek modifikasi. Permainan Engglek modifikasi ini dapat digunakan oleh guru RA sebagai media stimulasi dalam pengembangan aspek kognitif, fisik, bahasa, sosial emosional, nilai agama dan moral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara permainan Engglek modifikasi dan keterkaitan permainan tradisional Engglek modifikasi dengan pengembangan aspek kognitif, fisik, bahasa, sosial emosional, nilai agama dan moral untuk anak RA. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di RA Darul Arqom Mojokertoyang berada di Surabaya dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis kualitatif digunakan untuk menjawab permasalahan yang akan mengungkap permainan tradisional Engglek modifikasi dalam mengembangkan aspek kognitif, fisik, bahasa, sosial emosional, nilai agama dan moral. Penelitian ini dilakukan melalui tahap pendahuluan/awal dengan observasi lapangan, tahap melakukan wawancara, pengisian kuisioner/angket tentang permainan tradisional, dan tahap menganalisis manfaat permainan tradisional Engglek modifikasi sebagai stimulan aspek perkembangan anak. Kesimpulan dari temuan hasil penelitian ini adalah anak-anak selalu termotivasi untuk bermain, melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaaraan objek-objek yang dekat dengan anak. Jenis permainan tradisional Engglek modifikasi tersebut merupakan media stimulasi dalam mengembangkan aspek perkembangan anak, seperti kognitif, fisik, bahasa, sosial-emosional, nilai agama dan moral. Anak usia dini dapat mengenal nilai-nilai budaya lokal yang terdapat dalam permainan Engglek modifikasi. Hal ini sesuai dengan semboyan pembelajaran pada anak usia dini Belajar seraya Bermain stimulasi aspek perkembangan anak berasal dari permainan khususnya permainan tradisional budaya leluhur. Kata kunci: Permainan Tradisional Engglek Modifikasi, Media Stimulasi, Aspek Perkembangan SELING: Jurnal Program Studi PGRA Volume 1, Nomor 2, Juli 2015

Permainan Engglek Pendahuluan Usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak. Masa ini anak sangat peka untuk menerima berbagai rangsangan yang diberikan oleh lingkungannya, anak memiliki karakteristik yang khas, aktif, memiliki rasa ingin tahu yang besar, bersifat egosentris, unik dan kaya fantasi. Dan anak mengalami proses perkembangan pesat pada semua aspek perkembangannya serta memiliki keinginan untuk belajar memahami sesuatu dengan menggunakan seluruh panca inderanya. Upaya untuk mengembangkan semua aspek perkembangan tersebut agar optimal dapat dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan adalah proses belajar individu secara terus menerus, sejak dalam kandungan sampai akhir hayat manusia. Pendidikan dapat diperoleh dari lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Melalui pendidikan anak dapat mengolah bermacam-macam informasi dan berlatih cara berfikir analitis yang diterima dari kehidupannya selama anak hidup bermasyarakat, dengan bergaul dan bermain sesama teman sebayanya. Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar kelak memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut (Sisdiknas, 2003). Pendidikan pada anak usia dini lebih menitikberaraan pada peletakan dasar pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam proses pembelajarannya guru adalah sebagai fasilatator dan motivator untuk menggali segala potensi yang dimiliki oleh anak. Guru sebagai jembatan untuk membuat anak siap memasuki pendidikan lebih lanjut dari segi akademik, nilai agama dan norma agama serta pembiasaan perilaku yang baik. Salah satu rangsangan pendidikan untuk menyiapkan akademik, nilai agama dan norma agama serta pembiasaan perilaku yang baik dapat dilakukan melalui kegiatan bermain. Bermain merupakan salah satu cara anak usia dini belajar. Pada saat anak bermain, anak akan belajar tentang apa yang ingin mereka ketahui dan memperoleh pengalaman yang sangat berharga dari semua peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Bermain membantu perkembangan kognitif anak, ketrampilan gerakan motorik kasar maupun motorik halus, bahasa, sosial emosional dan moral anak. Semua aspek perkembangan yang optimal akan dicapai oleh anak, karena adanya interaksi antara pengaruh lingkungan sebagai faktor eksternal dengan pengaruh kematangan organisme sebagai faktor internal. Menurut Piaget dalam Sujiono (2007) bahwa pengalaman belajar anak akan lebih banyak didapat dengan cara bermain, melakukan percobaan dengan objek nyata dan melalui pengalaman konkrit. Bermain merupakan sarana penting bagi perkembangan sosial emosional, kognitif anak dan menggambarkan perkembangan anak. Bermain memiliki manfaat yang sangat besar bagi perkembangannya. Manfaat Volume 1, Nomor 1, Januari 2015 136

Endah Hendarwati bermain tersebut antara lain, memberikan kesempatan kepada anak untuk memahami lingkungan dan berinteraksi sosial, mengekspresikan dan mengendalikan emosi, meningkatkan kemampuan simbolik anak dalam menyatakan ide, pikiran dan perasaannya, menyelesaikan konflik, mengembangkan kreatifitas dan lain-lain. Sehingga, orang dewasa atau guru dapat memberi dukungan bagi perkembangan tersebut dengan berbagai strategi yang dapat diterima anak. (Aisyah dkk, 2007: 1.21 22). Bermain merupakan kebutuhan anak usia dini yang dilakukan sepanjang hari. Bermain merupakan cara yang paling baik bagi anak usia dini untuk mengembangkan semua kemampuannya. Melalui bermain anak memperoleh dan memproses informasi belajar hal-hal baru dan bebas untuk berimajinasi, bereksplorasi, dan menciptakan suatu bentuk kreatifitas. Bermain harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, dimulai dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih besar) ke belajar sambil bermain (unsur belajar lebih besar). Bermain akan bermakna bagi anak usia dini dengan melalui permainan. Permainan untuk anak usia dini ini adalah permainan yang dapat merangsang kreativitas dan menyenangkan bagi anak. Permainan yang diberikan kepada anak tidak harus yang mahal, yangpenting aman dan berkualitas dengan mempertimbangkan usia anak, minat, kreativitas dan keamanan. Kenyataan menunjukkan banyak orang tua beranggapan bahwa permainan yang berkualitas adalah jenis-jenis permainan dari bahan-bahan yang mahal, dan orang tua akan bangga bila bisa membelikan permainan bagi anaknya dari luar negeri (perm ainan import). Permainan yang aman dan berkualitas salah satunya adalah permainan tradisional. Permainan tradisional anak sudah cukup lama berkembang, permainanpermainan tersebut sarat dengan nilai-nilai budaya bangsa. Namun demikian seiring dengan perkembangan jaman permainan tradisional ini semakin lama semakin dilupakan oleh anak-anak terutama di perkotaan karena sudah semakin banyaknya permainan modern yang berasal dari luar negeri. Salah satu penyebab semakin surutnya permainan anak-anak tradisional dari tengah kehidupan anak-anak adalah adanya pesawat televisi, game online dan video game. Dengan berbagai tayangan acara yang menarik dan tidak membutuhkan tenaga untuk menikmatinya, tontonan dari pesawat televisi secara langsung menjadi hal yang lebih disukai oleh anak-anak ketimbang berbagai permainan anak-anak. Permainan tradisional menurut Yunus (1981) umumnya bersifat rekreatif, karena banyak memerlukan kreasi anak. Permainan ini biasanya merekonstruksi berbagai kegiatan sosial dalam masyarakat. Seperti: pasaran yang menirukan kegiatan jual beli, jaranan yang menirukan orang yang sedang melakukan perjalanan dengan naik kuda, permainan menthok-menthok yang melambangkan kemalasan. Permainan tradisional mempunyai makna yang luhur seperti nilai agama, nilai edukatif, norma, dan etika yang semuanya bermanfaat dalam kehidupan 137 SELING: Jurnal Program Studi PGRA

Permainan Engglek bermasyarakat kelak. Beragam permainan tradisional mengarahkan anak menjadi kuat secara fisik, maupun mental, sosial dan emosi, bereksplorasi dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan. Permainan tradisional dapat memberikan stimulus seluruh aspek perkembangan anak atau kecerdasan anak meliputi perkembangan kognitif, bahasa, nilai agama dan moral, fisik dan sosial emosianal. Peran guru dan orang tua sangat penting dalam merangsang dan memfasilitasi seluruh aspek perkembangan tersebut. Berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan guru anak usia dini dalam mengembangkan seluruh aspek pengembangan tersebut tidak sesuai dengan tahapan usia anak, sehingga anak merasa jenuh, bosan dan mengabaikan pembelajaran karena metode yang digunakan kurang menarik anak. Terdapat sebagian anak belum mengenal angka, bentuk, menyebutkan nama benda belum lancar, keseimbangan tubuh masih kurang dan tidak sabar menunggu antrian dalam kegiatan pembelajaran Salah satu permainan yang dapat digunakan guru untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan tersebut adalah permainan tradisional Engglek yang telah banyak dilupakan oleh anak-anak, anak-anak lebih suka bermain permainan modern. Hal ini didukung oleh data dari Aswarni Sudjud dkk (1993) bahwa di Yogyakarta ada sekitar 154 jenis permainan tradisional anak yang mulai dilupakan. Permainan Engglek merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang menggunakan benda dan hitungan serta adanya kesepakatan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh pemain berkaitan dengan pelaksanaannya. Permainan Engglek tersebut dapat mengembangkan kemampuan kognitif dan kedisiplinan. Aspek perkembangan yang harus dikembangkan pada anak usia dini meliputi seluruh aspek perkembangannya, aspek kognitif, fisik, bahasa, sosial emosional, nilai agama dan moral untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan tersebut dapat menggunakan permainan Engglek modifikasi. Permainan Engglek modifikasi ini pada dasarnya sama dengan permainan Engglek, yang membedakan adalah pada proses permainannya. Pada permainan Engglek modifikasi guru menyediakan gambar sesuai dengan tema yang telah direncanakan dan menambah kegiatan menyanyi, meniru gerak dan lain-lain sesuai dengan indikatornya. Gambar yang digunakan pada setiap kotak sesuai dengan tema yang direncanakan dan kegiatan dalam bentuk menyanyi, menyebut nama benda, meniru gerak, berhitung dan mengenal bentuk sesuai dengan gambar yang ditunjukkan oleh guru. Terlihat jelas bahwa permainan Engglek modifikasi dapat mengembangkan seluruh perkembangan anak usia dini. Permainan Engglek modifikasi dapatdigunakan oleh guru RA sebagai media stimulasi dalam mengembangkan seluruh aspek perkembangannya. Anak usia dini dituntut untuk mempunyai kemampuan kognitif, fisik, bahasa, sosial emosional, nilai agama dan moral. Oleh sebab itu sejak usia dini anak harus diperkenalkan konsep dari seluruh aspek perkembangan tersebut. Seorang guru RA wajib memahami karakteristik anak-anak RA, dimana anak usia ini (dal am tahap preoperasional) perlu dikembangkan semua aspek perkembangannya melalui Volume 1, Nomor 1, Januari 2015 138

Endah Hendarwati permainan-permainan diantaranya adalah permainan Engglek modifikasi. Dari permainan tersebut diharapkan ada beberapa indikator dari seluruh aspek perkembangan dapat dimiliki dan dipahami anak. Untuk itulah dalam penelitian ini mengambil judul: "Permainan Tradisional Engglek Modifikasi Sebagai Media Stimulasi Aspek Perkembangan Pada Anak Usia Dini. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha menjelaskan rinci tentang exploratif, dalam hal ini peneliti menunjukkan dan menggambarkan bagaimana cara melakukan permainan dengan permainan tradisional engglek modifikasi dan keterkaitan permainan tradisional engglek modifikasi sebagai media stimulasi mengembangkan seluruh aspek perkembangan pada anak usia dini yaitu aspek kognitif, fisik, bahasa, sosial emosional, nilai agama dan moral. Penelitian ini dilaksanakan di RA Darul Arqom Mojokerto, yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah 20 anak RA kelompok A yang berusia 4-5 tahun. Penelitian ini dilakukan pada anak dengan kelompok A usia 4-5 tahun dengan pertimbangan bahwa anak usia 4-5 tahun sesuai dengan tahap perkembangannya anak sudah mampu mengenal konsep bilangan, konsep geometri, konsep memperkirakan, menyebutkan nama dan ciri benda, mampu menghargai teman dan mampu koordinasi keseimbangan kaki. Objek penelitian adalah permainan tradisional Engglek modifikasi. Permainan tradisional Engglek modifikasi ini merupakan pengembangan dari permainan tradisional Engglek yang sudah ada secara turun temurun dengan di modifikasi menggunakan gambar sesuai dengan tema. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan beberapa metode yang saling melengkapi, yaitu: a. Metode observasi, yaitu dengan cara mengamati permainan Engglek modifikasi, mulai dari awal permainan sampai pada akhir permainan, hal ini dilakukan selama 5 x permainan. b. Metode Interview (wawancara), yaitu mengadakan interview (wawancara) yang mendalam ditujukan pada anak-anak RA dan guru untuk mengetahui respon anak terhadap kegiatan permainan tradisional ini. c. Metode Dokumentasi, yaitu dilakukan untuk mendokumentasikan data-data yang terkait pelaksanaan kegiatan permainan Engglek modifikasi. Pengumpulan data penelitian ini diambil melalui beberapa langkah yaitu: data awal diambil dengan cara melakukan observasi lapangan selama sebelum kegiatan permainan tradisional Engglek modifikasi dilakukan. Kemudian melakukan pendekatan, diskusi, wawancara dengan guru RA untuk menentukan waktu pelaksanaan uji coba permainan Engglek modifikasi dan aturan-aturan dalam permainan. Sebelum dilaksanakan permainan, perlu dijelaskan langkah-langkah permainan Engglek modifikasi pada guru RA agar guru dapat menjelaskan langkah- 139 SELING: Jurnal Program Studi PGRA

Permainan Engglek langkah permainan tersebut kepada anak, agar anak-anak memahami permainan sebelum bermain. Ada perbedaan langkah-langkah permainan tradisional Engglek dengan langkah permainan tradisional Engglek modifikasi. Langkah-langkah permainan tradisional Engglek dijabarkan sebagai berikut: 1. Persiapan Permainan a. Membuat bagan arena permainan tradisional Engglek (gambar 1) menggunakan kapur putih atau berwarna untuk menggambar arena permainan tradisional Engglek. b. Menyediakan gaco untuk permainan Engglek, gaco berasal dari pecahan genting atau bahan lain sejenisnya. c. Permainan Engglek dimainkan oleh anak laki-laki maupun perempuan dan dilakukan sedikitnya 2 orang anak dan sebanyak-banyaknya 6-10 orang anak. d. Guru memberikan arahan peraturan-peraturan memainkan permainan tradisional Engglek pada anak-anak. e. Guru mempraktikan terlebih dulu cara bermain permainan tradisional Engglek. 7 4 5 6 3 2 1 Gambar 1. Arena permainan Engglek 2. Proses Permainan a. Permainan ini di mulai dengan sut apabila ada 2 orang pemain dan gambreng apabila pemain lebih dari 2 orang. b. Setelah sut pemain pertama melempar gaco (pecahan genting atau benda yang lain) di kotak. c. Pada kotak nomor 2, 3, 4, 5, 6 pemain menginjak kotak dengan mengantung satu kaki (melompat satu kaki), pada kotak nomor 7 pemain berada dalam posisi obrog dengan kedua kaki menginjak kotak. d. Setelah itu pemain kembali ke kotak nomor 2 dengan cara yang sama, kemudian pemain mengambil gaco kotak 1 dengan melompati kotak nomor 1 kembali ke posisi awal. e. Pada posisi awal pemain melempar gaco apabila gaco yang dilemparkan Volume 1, Nomor 1, Januari 2015 140

Endah Hendarwati keluar dari kotak atau menyentuh garis pemain diganti. Apabila gaco tidak keluar dari kotak pemain akan mendapatkan bintang dan menggambarkannya pada lemparan gaco (rumahnya). f. Rumah boleh diinjak pemiliknya sedangkan pemain yang lain harus melompati rumah tersebut. g. Demikian seterusnya, permainan ini diselesaikan sampai semua pemain menyelesaikan permainan. Sedangkan langkah-langkah permainan tradisional Engglek modifikasi (gambar 2) pada intinya sama dengan langkah pemainan tradisional Engglek karena permainan tradisional Engglek modifikasi ini merupakan penembangan dari permainan tradisonal Engglek, ada beberapa hal yang membedakan, yaitu: a. Pada proses persiapan, langkah a-c sama dengan permainan tradisional Engglek ditambahkan kegiatan guru menyiapkan gambar-gambar sesuai dengan tema yang direncanakan. b. Pada proses permainan, sama dengan permainan tradisional Engglek tetapi setelah pemain melemparkan gaco pada kotak, guru meminta anak untuk menyebutkan nama nama dan cirinya, menyanyikan lagu dan menirukan gerakan sesuai dengan gambar pada kotak dimana gaco dilempar oleh pemain. Gambar 2. Arena permainan Engglek modifikasi Hal-hal yang diamati dan dicatat oleh guru dan peneliti pada saat 141 SELING: Jurnal Program Studi PGRA

Permainan Engglek mempraktekkan permainan tradisional Engglek modifikasi ini adalah: 1. Aspek Kognitif: a. Konsep bilangan/angka (penjumlahan). b. Konsep geometri. c. Konsep estimasi (memperkirakan). d. Kognitif-Sains (membedakan dan menyebukan benda serta menyimpulkan). e. Membedakan di ganti menirukan suara hewan. f. Menyebutkan nama benda dan ciri-cirinya. 2. Aspek Bahasa a. Bernyanyi. b. Pembendaharaan (kosakata). c. Membaca permulaan. d. Bercerita. 3. Aspek Motorik a. Keseimbangan kaki (melompat satu kaki). b. Membungkukkan badan. c. Koordinasi antara tangan dan mata (melempar gacu pada area atau blok yang sesuai). 4. Aspek Sosial emosional a. Mengikuti aturan. b. Sabar menunggu antrian. 5. Aspek Nilai agama dan Moral a. Menghargai teman. b. Tidak memaksakan kehendak. Hasil pengumpulan data kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis kualitatif yang analisis tersebut untuk menjawab permasalahan yang akan mengungkap permainan tradisional Engglek modifikasi dalam mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Dari analisis data yang telah terkumpul tersebut dideskripsikan dengan menggunakan uraian kalimat agar lebih memperjelas hasil yangdiperoleh dalam penelitian ini. Hasil dan Pembahasan Hasil Pemilihan permainan tradisional ini didasarkan atas pemikiran bahwa permainan tradisional merupakan permainan yang telah lama ada dan telah dilakukan secara turun temurun di Indonesia dari berbagai generasi. Disamping itu permainan tradisional tidak memerlukan alat bantu yang rumit, lebih murah dan dapat dimainkan oleh setiap anak yang menginginkan. Pada hakekatnya bermain adalah dunia anak, anak usia dini belajar sambil Volume 1, Nomor 1, Januari 2015 142

Endah Hendarwati bermain. Aktivitas bermain merupakan bagian dalam proses pembelajaran anak usia dini hal ini sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat aktif dalam melakukan berbagai eksplorasi terhadap lingkungannya. Aktivitas bermain ( playful activity) memberikan kesempatan pada anak untuk berinteraksi dengan teman dan lingkungannya. Melalui bermain dapat memberi kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi, menemukan, mengekpresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Supriyadi (2002; 4) menjelaskan Bruner dan Dan also menemukan bahwa sebagian pembelajaran terpenting dalam kehidupan diperoleh dari masa kanak-kanak yang paling awal, dan pembelajaran itu sebagian besar diperoleh dari bermain. Hurlock (1991) mengemukakan pengaruh bermain bagi perkembangan anak yaitu melalui bermain anak dapat belajar bekerjasama, murah hati, jujur, sportif dan disukai orang,dan lain-lain. Kegiatan bermain mempunyai pengaruh yang positif dan optimal dapat dipilih dari permainan yang tumbuh dari lingkungannya yaitu permainan anak tradisional. Siti Rahayu (1985), menyatakan bahwa anak dan menyatakan bahwa anak dan permainan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Bentuk-bentuk permainan yang digunakan tersebut dapat dipilih dari permainanpermainan tradisional yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Anak-anak dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal, baik potensi fisik yang berhubungan dengan kecerdasan gerak-kinestetik, mental intelektual dan spiritual melalui permainan tradisional. Permainan tradisional bagi anak usia dini merupakan jembatan berkembangnya semua aspek. Adapun manfaat dari permainan tradisional adalah: 1) Anak menjadi lebih kreatif, 2) Dapat digunakan sebagai terapi kepada anak, 3) Mengembangkan kecerdasan majemuk anak, yaitu kecerdasan; intelektual, emosional dan personal, gerak, natural, spasial, musikal dan spiritual. Permainan-permainan tradisional memuat unsur-unsur gerak koordinasi, keterampilan lokomotor, keterampilan non lokomotor, dan kemampuan mengontrol serta mengatur tubuh, sehingga dapat merangsang terhadap kecerdasan gerakkinestik anak, untuk membantu perkembangan dan pertumbuhannya. Permainan tradisional dikenal sebagai permainan rakyat merupakan sebuah kegiatan rekreatif yang bertujuan untuk menghibur diri, dan sebagai alat untuk memelihara hubungan dan kenyamanan sosial. Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak dia ketahui sampai pada yang dia ketahui dan dari yang tidak dapat diperbuatnya, sampai mampu melakukannya. Dengan demikian bermain suatu kebutuhan bagi anak. Permainan tradisional yang bersifat edukatif, terdapat unsur-unsur pendidikan di dalamnya. Anak-anak diperkenalkan dengan berbagai macam ketrampilan dan kecakapan yang diperlukan dalam menghadapi kehidupan sebagai anggota masyarakat. Permainan tradisional juga dapat menjadi sarana belajar untuk 143 SELING: Jurnal Program Studi PGRA

Permainan Engglek mengembangkan nilai EQ (emotional question) pada anak. Permainan tradisional Engglek modifikasi dalam penelitian ini dipilih karena dalam permainan ini dapat mengembangkan semua aspek perkembangan anak usia dini. Diantaranya, mengenalkan konsep bilangan/angka (penjumlahan, konsep geometri, konsep estimasi/memperkirakan), membedakan jenis suara, menyebutkan nama benda dan ciri-cirinya, keseimbangan kaki (melompat satu kaki), membungkukkan badan, mengikuti aturan, sabar menunggu antrian, menghargai teman, dan lain-lain, sebagaimana uraian dibawah ini dari hasil pengamatan waktu dilaksanakan permainan Engglek modifikasi ini pada anak RA. Pembahasan Pengamatan dilakukan pada anak RA yang melakukan permainan tradisional Engglek modifikasi, penilaian yang diberikan sesuai dengan penilaian yang berlaku di RA dalam kurikulum 2004, yaitu: Bintang 4****=Baik sekali, di ganti Berkembang Sesuai Harapan, Bintang 3*** =Berkembang Baik, Bintang 2** =Cukup Berkembang, Bintang 1*= Kurang diganti Belum Berkembang. Hasil pengamatan yang dilakukan selama 5 kali permainan dengan waktu yang telah ditentukan, maka diperoleh hasil bahwa permainan tradisional Engglek modifikasi ini dapat dimanfaatkan sebagai media stimulasi semua aspek pengembangan untuk anak RA, sebagai berikut: 1. Aspek Kognitif: a. Konsep bilangan/angka (penjumlahan). Penguasaan konsep bilangan pada anak yang diamati melalui permainan Engglek modifikasi baik sekali berkembang sesuai harapan ( ****=bintang 4), hal ini terlihat pada waktu pelaksanaan permainan sesuai aturan yang telah ditentukan guru, anak mampu menghitung angka yang terdapat pada setiap blok atau area, anak mampu menghitung jumlah kaki binatang, anak mampu menyebutkan lambang bilangan serta ketepatan kaki pada waktu meletakkan kaki pada angka yang telah ditentukan. b. Konsep geometri Penguasaan konsep geometri pada anak yang diamati sudah baik (***= bintang 3), terlihat anak dapat membedakan bentuk persegi panjang dan persegi empat, kadang anak masih salah menyebutkan ketika bertanya. Untuk bentuk geometri setengah lingkaran pada area Engglek anak salah dengan menyebut bentuk lingkaran. c. Konsep estimasi (memperkirakan) Penguasaan konsep estimasi terlihat belum dapat dikuasai oleh anak (*=kurang/belum berkembang) hal ini terlihat ketika anak melemparkan gaco ke kotak yang dituju, anak belum bisa melemparkan gaco pada kotak secara tepat karena anak belum bisa memperkirakan ukuran area sehingga gaco sering keluar dari kotak. d. Konsep Kognitif-Sains Volume 1, Nomor 1, Januari 2015 144

Endah Hendarwati Kemampuan kognitif-sains dalam penelitian ini ditunjukkan dalam kemampuan anak dalam menyebutkan ciri-ciri binatang yang terpilih, kemampuan anak membedakan binatang contohnya binatang ayam dan sapi, serta anak mampu memberikan kesimpulan dengan cara menjawab pertanyaan dari guru mengenai binatang yang ditentukan. Dalam kemampuan menyebutkan ciri-ciri binatang 70% anak mampu menyebutkan ciri-ciri binatang dengan tepat. Sehingga kemapuan anak dalam menyebutkan ciri-ciri binatang berkembang sangat baik atau mendapat bintang 4 (****). Dalam membedakan binatang satu dengan yang lainnya 80% anak mampu membedakan dengan baik. Dengan demikian kemampuan anak berkembang sesuai harapan atau mendapat bintang 4 (****). Sedangkan dalam kemampuan memberikan kesimpulan 60% anak mampu menyimpulkan namun beberapa ada yang kurang tepat sehingga kemampuan anak berkembang cukup baik atau bintang 2 (**). 2. Aspek Bahasa a. Membedakan jenis suara -> kemampuan kognitif sains b. Menirukan suara Kemampuan anak untuk membedakan jenis suara sudah baik (***=bintang 3), Kemampuan anak untuk menirukan suara sudah baik (***=bintang 3) pada waktu anak melempar gaco anak dapat menirukan suara-suara yang ditunjukkan oleh guru sesuai dengan aturan yang ditetapkan pada awal permainan, misalnya tema binatang anak dapat menirukan suara kucing, ayam dan lain-lain c. Menyebutkan nama benda dan ciri-cirinya -> Kognitif Sains Dalam permainan Engglek ini kemampuan anak untuk menyebutkan nama benda dan ciri-cirinya sudah baik (***= bintang 3). Hal ini terlihat ketika anak melempar gaco anak sudah dapat menyebutkan nama binatang dan ciricirinya sesuai yang dengan gambar yang ditunjukkan oleh guru. d. Bernyanyi Dalam permainan Engglek ini kemampuan anak untuk bernyanyi anak sangat baik (****=bintang 4). Hal ini terlihat ketika anak bernyanyi lagu binatang yang sesuai yang ditentukan anak mampu menyanyikannya dengan baik. e. Pembendaharaan (kosakata) Pada saat permainan Engglek pembendaharaan anak meningkat hal ini ditunjukkan semakin meningkatnya atau semakin banyak kosakata anak yang diperoleh setelah permainan yang ke-3. Dalam permainan Engglek ni anak mampu menyebutkan beberapa kata misalnya ayam binatang bertelur, bertelur adalah kosa kata baru untuk anak. f. Membaca permulaan Dalam permainan Engglek ini kemampuan anak untuk membaca permulaan anak baik (***= bintang 3). Hal ini terlihat ketika anak membaca nama 145 SELING: Jurnal Program Studi PGRA

Permainan Engglek binatang yang berada pada gambar sesuai yang ditentukan anak mampu menyebutkan huruf-hurufnya dengan baik. g. Bercerita Dalam permainan Engglek ini kemampuan anak untuk bercerita anak baik (****= bintang 3). Hal ini terlihat ketika anak berceritang tentang binatang sesuai yang ditentukan anak mampu menceritakan pengalamannya dengan baik. 3. Aspek Fisik Motorik a. Keseimbangan kaki (melompat satu kaki) Pada permainan ini terlihat penguasaan kesimbangan kaki anak sudah baik (***= bintang 3), ini dibuktikan anak dapat menyelesaikan 1 x permainan dengan baik, tidak anak yang jatuh ketika melompat dengan 1 kaki. b. Membungkukkan badan Keterampilan untuk membungkukkan badan pada awal permainan masih kurang, anak kesulitan ketika mengambil gaco, tetapi setelah dilakukan berulang-ulang anak mampu membungkukkan badan cukup baik (***= bintang 3), meskipun belum sempurna. c. Koordinasi tangan dan mata Koordinasi tangan dan mata anak pada saat melempar gacu yang di lemparkan pada block atau area yang diingikan pada awal permainan masih kurang, anak kesulitan ketika melempar ke arah yang sesuai, tetapi setelah dilakukan berulang-ulang anak mampu melempar gacu dengan cukup baik (***= bintang 3), meskipun belum sempurna. 4. Aspek Sosial emosional a. Mengikuti aturan Dalam permainan Engglek ini anak sudah dapat mengikuti aturan-aturan permainan yang dijelaskan oleh guru sejak awal, hal ini terlihat tidak ada kesalahan dalam pelaksanaan permainan, anak-anak bermain dengan bergantian sesuai aturan. b. Sabar menunggu antrian Pada permainan Engglek modifikasi ini anak dituntut untuk sabar menunggu giliran sesuai dengan hasil dari sut/gambreng yang dilakukan pada awal permainan. Dalam permainan ini semua anak sabar menunggu dapat dilihat selama pelaksanaan permainan tidak ada anak yang berebut untuk bermain. 5. Aspek Nilai Agama dan Moral a. Menghargai teman Kemampuan anak untuk saling menghargai teman sudah baik, dalam permainan tidak ada anak yang saling mengejek temannya dan tidak memaksakan kehendaknya, semua sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut permainan tradisional Engglek modifikasi Volume 1, Nomor 1, Januari 2015 146

Endah Hendarwati dapat mengembangkan aspek kognitif, motorik, bahasa, sosial emosional, nilai agama dan moral. Sejalan dengan Sujiono (2009:132) mengatakan bahwa melalui permainan anak dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal, baik potensi fisik maupun mental, intelektual dan spiritual. Jadi dapat disimpulkan bahwa permainan tradisonal Engglek modifikasi dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Penutup Kesimpulan Berdasarkan pembahsaan dan temuan dari lapangan tentang permainan tradisonal sebagai media atau sarana stimulasi aspek perkembangan anak, maka diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Permainan anak-anak tradisional yang digali dari budaya bangsa Indonesia yang diwariskan secara turun temurun tidak hanya sekedar permainan yang mengandung kesenangan semata tetapi memiliki nilai edukatif yang tinggi, melatih kemampuan motorik anak, sikap anak, dan juga ketrampilan anak, serta dapat membentuk karakter anak yang luhur. 2. Permainan tradisional Engglek modifikasi ini memuat peraturan-peraturan yang harus diikuti olahanak/pemain, dimana aturan ini dapat melatih anak untuk mengembangkan aspek kognitif, fisik, bahasa, sosial emosional, nilai agama dan moral. Saran Dari penelitian ini, maka terdapat beberapa saran: 1. Guru harus meningkatkan kreativitasnya dengan menemukan dan mengimplementasikan bermacam-macam permainan tradisional yang ada di berbagai daerah di Indonesia. 2. Guru harus mengenal dan menguasai berbagai permainan tradisional yang mengandung nilai edukatif. 3. Guru dalam pembelajaran anak usia dini harus mempraktekkan berbagai macam permainan untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Daftar Pustaka Catron, Carol E. & Allen, Jan. 1999. Early Childhood Curriculum A creative-play Modell. New Jersey: Prentice-Hall. Eliyawati, S. 2005. Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini. Depdiknas Dikti, Jakarta. Direktorat Tenaga Teknis. 2003. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 0 6 Tahun, Jakarta: PT Grasindo. 147 SELING: Jurnal Program Studi PGRA

Permainan Engglek Hartati, S. 2005. Perkembangan Belajar pada Anak Usia Dini. Depdiknas Dirjen Dikti. Jakarta http://www.anneahira.com/permainan/permainan-tradisional.html Hurlock, Elizabeth B. 1991. Psikologi Perkembangan, terjemahan Istiwidayanti dan Soejarwo. Jakarta: Erlangga, Musfiroh, T. 2008. Cerdas melalui Bermain, Jakarta: PT Grasindo Supriyadi, D. 2001. Kreativitas Kebudayaan & Perkembangan IPTEK, Bandung: Alfabeta. Sujiono, Y.N. 2007. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia dini. Jakarta. Universitas Negeri Jakarta. Ahmad Yunus,Drs.1980 /1981. Permainan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Siti Rahayu. 1985. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta UGM. Press. Volume 1, Nomor 1, Januari 2015 148