BAB I PENDAHULUAN. terutama pada bulan bulan pertama kehidupan bayi. 1 Namun, hanya 39%

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post sectio caesarea pada kasus Ny.S

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

serta suami sangat dibutuhkan. Karena pikiran pikiran negatif atau rasa kurang

EFEKTIFITAS KOMBINASI STIMULASI OKSITOSIN DAN ENDORFIN MASSAGE TERHADAP KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM PRIMIPARA

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah kira-kira 6 minggu yang berlangsung antara berakhirnya organ-organ

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu target Millenium Development Goals 4 (MDGs4) adalah Bangsa

Abstrak. Pengetahuan, Teknik Marmet, Pijat Oksitosin, Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin, Kelancaran Pengeluaran ASI.

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB I PENDAHULUAN. ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

METODE SPEOS (STIMULASI PIJAT ENDORPHIN, OKSITOSIN DAN SUGESTIF) DAPAT MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DAN PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan dan proses persalinan pada ibu primipara membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut laporan WHO (2014) angka kematian ibu di Indonesia menduduki

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 1.8 Latar Belakang. Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

METODE MEMPERBANYAK PRODUKSI ASI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DENGAN TEHNIK MARMET DAN BREAST CARE DI RSUD KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

PENGARUH TEKNIK MARMET TERHADAP PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA SEMARANG


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menyusui adalah cara normal memberikan nutrisi pada bayi untuk

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE MEMPERLANCAR PENGELUARAN AIR SUSU IBU (ASI)

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PENGLUARAN ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJA BASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGELUARAN AIR SUSU IBU SETELAH TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Seperti ketika didalam kandungan, gizi yang tinggi sangat diperlukan ketika anak

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan nutrisi bayi (Roesli, 2005). Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

Pengaruh Metode Speos Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Post Seksio Sesarea di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota Magelang Tahun 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah seluruhnya yaitu 1.357,24 km 2. Puskesmas Urangagung adalah gedung Puskesmas Induk, Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. suplemen,vitamin, mineral, dan atau obat obatan untuk keperluan medis

BAB I PENDAHULUAN. oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yaitu rahim dan semua bagiannya, untuk

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organitation (WHO) dalam program Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja pada undang-undang yang mengatur tentang ibu menyusui.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan yang berisi zat penting untuk

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

HUBUNGAN JENIS PERSALINAN DENGAN ONSET LAKTASI PADA IBU POST PARTUM DI RS PKU MUHAMMADYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

/ Telp

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB I PENDAHULUAN. AKB tahun 2007 yaitu 34 per KH, dengan target tahun 2015 sebesar 23 per

BAB I PENDAHULUAN. untuk menilai keadaan bayi sesaat setelah lahir 1. Pemeriksaan ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Inisiasi menyusu dini dalam satu jam pertama diperkirakan akan

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan kehidupan manusia, dengan menyusui ibu telah

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. bayinya, akibatnya bayi tidak mendapatkan ASI secara Eksklusif dan apabila

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan bulan pertama kehidupan bayi. 1 Namun, hanya 39% bayi di bawah enam bulan mendapatkan ASI eksklusif. 2 Banyak masalah muncul di hari-hari pertama pemberian ASI. Permasalahan mendasar yang sering membuat ibu merasa bingung dan akhirnya memilih alternatif lain untuk mencukupi kebutuhan bayi adalah ASI tidak keluar. 3 Penelitian yang dilakukan oleh Sandra dan Ahmad (2003) menunjukkan bahwa ibu yang memberikan immediate breastfeeding / pemberian ASI dini besarnya 21,16%. 4 Pengeluaran ASI merupakan suatu proses pelepasan hormon oksitosin untuk mengalirkan air susu yang sudah diproduksi melalui saluran dalam payudara. Pada sebagian ibu pengeluaran ASI bisa terjadi dari masa kehamilan dan sebagian terjadi setelah persalinan. Permasalahan pengeluaran ASI dini ini memberikan dampak buruk untuk kehidupan bayi. Padahal justru nilai gizi ASI tertinggi ada di hari-hari pertama kehidupan bayi, yakni kolostrum. Penggunaan susu formula merupakan alternatif yang dianggap paling tepat untuk mengganti ASI. 3 1

Begitu pentingnya memberikan ASI kepada bayi tercermin pada rekomendasi Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) yang menghimbau agar setiap ibu memberikan ASI eksklusif sampai bayinya berusia enam bulan. 1 Menurut data dari UNICEF, anak-anak yang mendapat ASI eksklusif 14 kali lebih mungkin untuk bertahan hidup dalam enam bulan pertama kehidupan dibandingkan anak yang tidak disusui. Mulai menyusui pada hari pertama setelah lahir dapat mengurangi risiko kematian baru lahir hingga 45%. 5 Penelitian yang dilakukan Melina Mgongo dkk., (2013) di Kilimanjaro Tanzaia menunjukan bahwa EBF (Exclusive Breastfeeding) efektif untuk mencegah kematian balita hingga 13 % - 15 %. 6 Pada Sidang Kesehatan Dunia ke 65, negara negara anggora WHO menetapkan target di tahun 2025 bahwa sekurang kurangnya 50% dari jumlah bayi dibawah usia enam bulan diberi ASI Eksklusif. 2 Di Asia Tenggara capaian ASI eksklusif menunjukan angka yang tidak banyak perbedaan. Sebagai perbandingan, cakupan ASI Eksklusif di India sudah mencapai 46%, di Philippines 34%, di Vietnam 27% dan di Myanmar 24%. 7 Secara nasional cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0 6 bulan di Indonesia berfluktuasi dalam empat tahun terakhir, menurut data Susenas cakupan ASI Eksklusif sebesar 34,3% pada tahun 2009, tahun 2010 menunjukkan bahwa baru 33,6% bayi kita mendapatkan ASI, tahun 2011 angka itu naik menjadi 42% dan menurut SDKI tahun 2012 cakupan ASI Eksklusif sebesar 27%. 8 2

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2012, cakupan ASI Eksklusif mencapai 42,35%. Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang berada di Jawa Barat dengan cakupan ASI Eksklusif dari sasaran 8.372 bayi 0 6 bulan pada tahun 2012 menunjukan persentase 40.23% tidak jauh berbeda dibandingkan dengan cakupan di kota Cirebon sebesar 35.69%. 9,10 Untuk mendukung ibu menyusui secara eksklusif, pemerintah mengatur tentang pemberian ASI dalam undang undang Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif. Peraturan ini menyatakan kewajiban ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif sejak lahir sampai berusia enam bulan. Upaya pemerintah ini lantas mendapat sambutan positif dari dunia internasional. Tetapi pada kenyataannya, realisasi dari peraturan pemerintah tersebut masih kurang. 1,7 Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya beberapa faktor, antara lain faktor ibu, faktor bayi, faktor psikologis, faktor tenaga kesehatan, faktor sosial budaya. 11 Penelitian yang dilakukan oleh Diana (2007) dalam penelitian kualitatif menunjukan faktor penghambat berupa keyakinan yang keliru tentang makanan bayi, promosi susu formula, dan masalah kesehatan pada ibu dan bayi menyebabkan gagalnya pemberian ASI Eksklusif. Faktor ibu yang menjadi masalah dalam pemberian ASI adalah pengeluaran ASI. masalah pengeluaran ASI pada hari pertama setelah melahirkan dapat disebabkan oleh berkurangnya rangsangan hormon 3

oksitosin. 3 Faktor psikologi merupakan hal yang perlu diperhatikan. Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang mengakibatkan perubahan psikisnya. Kondisi ini dapat mempengaruhi proses laktasi. Fakta menunjukan bahwa cara kerja hormon oksitosin dipengaruhi oleh kondisi psikologis. Persiapan ibu secara psikologis sebelum menyusui merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan menyusui. Stres, rasa kuatir yang berlebihan, ketidakbahagiaan pada ibu sangat berperan dalam mensukseskan pemberian ASI eksklusif. 12 Saat ini seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan beberapa metode dikembangkan salah satunya dalam memicu pengeluaran hormon oksitosin melalui pijat oksitosin yang dilakukan pada ibu masa nifas dan menyusui, tetapi hanya sebatas untuk ibu dengan kasus bendungan payudara. Disamping itu metode massase endorphin digunakan sebagai alternatif cara memberikan kenyamanan untuk rasa nyeri pada persalinan. Selama ini endorphin sudah dikenal sebagai zat yang banyak manfaatnya. Beberapa diantaranya adalah, mengatur produksi hormon pertumbuhan dan seks, mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap, mengendalikan perasaan stres, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Seorang ahli kebidanan, Constance Palinsky, tergerak untuk menggunakan endorphin untuk mengurangi atau meringankan rasa sakit pada ibu yang akan melahirkan. Diciptakanlah Endorphin Massage, yang merupakan teknik sentuhan serta pemijatan ringan, yang dapat menormalkan denyut jantung dan tekanan 4

darah, serta meningkatkan kondisi rileks dalam tubuh ibu, dengan memicu perasaan nyaman melalui permukaan kulit. Terbukti dari hasil penelitian, teknik ini dapat meningkatkan pelepasan zat oksitosin. 13 Endorphin dalam tubuh bisa dipicu munculnya melalui berbagai kegiatan, seperti relaksasi, meditasi dan memberikan sugesti / afirmasi positif pada ibu. Rasa percaya diri dan keyakinan yang kuat dalam pemberian ASI dapat distimulasi dengan pemberian sugestif / afirmasi positif pada ibu, terutama di hari hari pertama proses menyusui. Dengan perasaan rileks, bahagia dan percaya diri, air susu akan keluar dengan lancar. Bayi sehat dan ibu pun merasa semakin berarti sebagai seorang ibu yang menjadi tumpuan harapan si bayi. 14 Permasalahan ASI yang tidak keluar pada hari hari pertama kehidupan bayi seharusnya bisa di antisipasi sejak kehamilan melalui konseling laktasi. Tetapi penyebarluasan informasi di antara petugas kesehatan dan masyarakat ternyata juga belum optimal. Hanya sekitar 60% masyarakat tahu informasi tentang ASI dan baru ada sekitar 40 % tenaga kesehatan terlatih yang bisa memberikan konseling menyusui. Sehingga perlu adanya solusi untuk ibu yang terlajur khawatir dan mencegah pemberian susu formula karena masalah pemberian ASI dini yang disebabkan ASI tidak keluar di hari pertama. 2 Salah satu bentuk upaya yang dilakukan adalah melalui pengembangan keilmuan kebidanan. Untuk membantu ibu nifas dengan 5

masalah pada hari pertama pengeluaran ASI mengingat keberhasilan pemberian ASI Eksklusif sangat ditentukan pada hari hari pertama pengeluaran ASI dan berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk proses laktasi dalam rangka mendukung pemberian ASI eksklusif, maka peneliti tertarik untuk mengembangkan dan membuktikan penelitian Efektivitas Metode SPEOS (Stimulasi Pijat Endorphin, Oksitosin, dan Sugestif) Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas di Wilayah Kabupaten Cirebon. Konsep SPEOS disini yaitu melakukan stimulasi untuk membantu pengeluaran hormon oksitosin melalui pijat oksitosin, memberikan rasa nyaman dan menumbuhkan keyakinan pada ibu bahwa ASI ibu pasti keluar dan ibu bisa memberikan ASI secara eksklusif dengan pijat endorphin dan sugestif / afirmasi positif. Dari latar belakang tersebut maka penulis ingin meneliti Efektivitas Metode SPEOS (Stimulasi Pijat Endorphin, Oksitosin, dan Sugestif) Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas di BPM Wilayah Kabupaten Cirebon. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, dapat dikemukakan bahwa permasalahan laktasi pada hari hari pertama yaitu ASI tidak keluar memberikan andil besar pada kesuksesan pemberian ASI Eksklusif. Kondisi ini biasanya diperberat dengan keadaan psikologis dan keyakinan ibu untuk dapat menyusui bayinya. 6

Melihat kondisi tersebut peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggabungkan tiga teori tentang endorphin, oksitosin dan sugestif/afirmasi positif yang disingkat menjadi metode SPEOS (Stimulasi Pijat Endorphin, Oksitosin, dan Sugestif) pada ibu nifas terhadap pengeluaran ASI. Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian atau rumusan masalah sebagai berikut : Seberapa besar efektivitas penggunaan metode SPEOS terhadap pengeluaran ASI? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengidentifikasi dan menganalisis perbedaan dan efektivitas pengeluaran ASI antara ibu nifas yang diberikan metode SPEOS dengan yang tidak diberikan perlakuan. 2. Tujuan Khusus a. Mengidenifikasi pengeluaran ASI pada ibu nifas yang diberikan perlakuan metode SPEOS b. Mengindentifikasi pengeluaran ASI pada ibu nifas yang tidak diberikan perlakuan metode SPEOS c. Menganalisis perbedaan dan efektivitas pengeluaran ASI pada ibu nifas yang diberi perlakuan metode SPEOS dan tanpa perlakuan 7

D. Manfaat Penelitian 1. Untuk Ibu Nifas Dijadikan sumber informasi dan wawasan baru terhadap alternatif solusi pada permasalahan yang muncul di hari hari pertama pemberian ASI yaitu ASI yang tidak keluar, melalui metode SPEOS (Stimulasi Pijat Endorphin, Oksitosin dan Sugestif). 2. Untuk Peneliti Menambah pengetahuan, pemahaman dan melatih peneliti untuk berfikir secara kritis dalam memecahkan masalah masalah rutin dan non rutin khusus nya dalam lingkup kebidanan yaitu pentingnya pemberian ASI secara dini dengan cara mengantisipasi masalah yang mungkin akan muncul dihari hari pertama pemberian ASI yaitu pengeluran ASI, sebagai kunci pemberian ASI secara eksklusif. 3. Untuk Pemberi Pelayanan Memberikan acuan bagi penyusunan kebijakan terkait (institusi pelayanan) pilihan tindakan dalam memberikan pelayanan secara prima untuk membantu mengatasi masalah pengeluaran ASI dan untuk bidan bisa dijadiakan acuan untuk meningkatkan keterampilan melalui pelatihan yang mendukung dan terkait metode SPEOS. 8

4. Untuk Perkembangan Ilmu Pengetahuan Memberikan kontribusi dan bentuk inovasi bagi pengembangan keilmuan secara umum, khususnya kebidanan tentang bagaimana upaya untuk meningkatkan mempercepat pengeluaran ASI pada hari hari pertama untuk mendukung pemberian ASI eksklusif, melalui pemberian ASI secara dini. Selain itu penelitian ini bisa dijadikan bahan kajian untuk penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Pada tabel 1.1 dibawah ini dapat diketahui beberapa penelitian terkait pijat, oksitosin, endorphin, sugestif dan penelitian penelitian yang terkait. Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Nama Peneliti Judul Variabel dan Metode Penelitian 1 Saravana Kumar, Kate Beaton, Tricia Hughes 2013 2 Chieh-yu fu, Wendy Muyle, Marie Cooke 2013 Judul : Efektivitas terapi pijat untuk pengobatan spesifik nyeri pinggang Judul : Sebuah uji coba terkontrol secara acak dari penggunaan aromaterapi dan pijat tangan untuk mengurangi perilaku yang mengganggu pada orang dengan demensia Meta analisis Sistematik review Independen : Pijat dan aromaterapi Dependen: Penderita demensia A randomized control trial Hasil Menunjukkan bahwa pijat dapat menjadi pilihan pengobatan yang efektif jika dibandingkan dengan plasebo dan beberapa aktif pilihan pengobatan (seperti relaksasi), terutama dalam jangka pendek. Meskipun tren penurunan perilaku tidak ditampilkan salah satu intervensi secara signifikan mengurangi perilaku yang mengganggu. 9

No Nama Peneliti Judul Variabel dan Metode Penelitian 3 Fodor A. and Zelena D. 2014 Pengaruh Stres pada Ibu terhadap Bayi dalam Proses Laktasi Kaitan dengan Vasopresin V. Independen : Ibu Antepartum / postpartum V. Dependen : Bayi Hasil Ada jeda waktu antara stres ibu dan perubahan yang terkait dengan stres dalam bayi tersebut. Review Articel 4 Mahboubeh tavakolinezhad dan lydia A. Arbogast 2010 Mu dan Kappa Opioid Reseptor Ekspresi di mediobasal Hipotalamus dan Efektivitas Antagonis Selektif pada Prolaktin Rilis Selama Laktasi Ibu menyusui Hormon prolaktin Eksperimen Peningkatan μ Dan κ opioid reseptor ekspresi gen di hipotalamus mediobasal dapat berkontribusi untuk mengurangi Efektivitas antagonis reseptor opioid untuk memblokir menyusui diinduksi pelepasan prolaktin setelah 18h pup 5 Purnama LI., 2009 Hubungan Tingkat Kecemasan Ibu Post Partum Primipara Dengan Kelancaran Pengeluaran Asi Di Ruang Nifas V. Independen : Kecemasan Ibu Post Partum Primi V. Dependen : Pengeluaran ASI P = 0,001, ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kelancaran pengeluaran ASI 6 Nabulsi M., et all. 2014 Promosi Pemberian ASI dan Dukungan Intervensi di Negara Berkembang Analitik, Cross Sectional V. Independen: Promosi V. Dependen : Pemberian ASI Di negara Berkembang mengembangkan promosi menyusui dan dukungan intervensi yang efektif yang mudah direplikasi di berbagai pengaturan menjadi Prioritas. Jumlah dan tingkat menyusui 10

Studi Protocol Randomiez Clinical Trial eksklusif, kualitas hidup pada 1, 3 dan 6 bulan setelah melahirkan, pengetahuan ibu menyusui dan sikap pada 6 bulan setelah melahirkan, tingkat pemberian ASI eksklusif pada ibu bayi di masa depan hingga lima tahun dari dasar, biaya-manfaat dan analisis efektif biaya intervensi 7 Eko Mardiyaningsi h, setyowati, luknis sabri 2010 Efektifitas Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI ibu Post Sectio Sesarea di RS Wilayah Jawa Tengah Bebas Teknik Marmet, Pijat Oksitosin Terikat Produksi ASI Kuantitatif Quasi Eksperimental dengan rancangan post test only design with control Group Teknik kombinasi marmet dan pijat oksitosin berpeluang 11,5 kali lebih besar dibandingkan kelompok control (OR = 11,500) 8 J.Henderson dan M Redshaw 2010 Faktor kebidanan yang berhubungan dengan keberhasilan menyusui Independen : Faktor Faktor Kebidanan Dependen: Keberhasilan Menyusui Keberhasilan menyusui signifikan dengan dukungan dan peran bidan dalam memberikan pendampingan Analitik, Regresi Logistik 11

No Nama Peneliti Judul Variabel dan Metode Penelitian 9 Andres A., et., all., 2012 Status Perkembangan 1 tahun bayi pada penggunaan ASI, Susu Sapi, Soy Formula Penggunaan jenis susu Status Perkembangan Longitudinal Hasil Tidak ada perbedaan antara susu formula dan soy formula ASI mencetak sedikit lebih tinggi daripada bayi yang diberi susu formula Pada mental depelopment index (MDI) nilai pada usia 6 dan 12 bulan (p = 0,05 Bayi yang diberi ASI pembangunan psikomotor lebih tinggi dari susu formula pada usia 6 bulan. 10 Cantrill RM., et., all., 2014 Efektivitas menyusui dikaitkan dengan kontak tubuh ibu dan bayi pada jam pertama Kontak tubuh ibu dan bayi Menyusui Studi observasi Durasi kontak tubuh bervariatif antara 1 sampai 60 menit. Bayi baru lahir empat kali lebih mungkin untuk menyusui ketika dagu mereka bertemu dengan puting 11 Wiwin Widayanti Efektivitas Metode SPEOS (Stimulasi Pijat Endorphin, Oksitosin, dan Sugestif) Terhadap Pengeluaran ASI Independen : Metode SPEOS Dependen : Pengeluaran ASI Quasi Eksperimen, Post Test Only Design With Control Group Ada perbedaan yg sangat signifikan pengeluaran ASI antara kelompok perlakuan metode SPEOS dan tanpa perlakuan, dengan nilai p value 0,000 < alpha (5%) Metode SPEOS dianggap lebih efektif untuk ibu nifas dengan masalah pengeluaran ASI dengan RR 3,667. Berdasarkan tabel 1.1 menunjukan bahwa berbagai penelitian sudah dilakukan terkait dengan massage therapy / terapi pijat, kecemasan dengan pengeluaran ASI, endorphin dengan prolaktin, pijat oksitosin dengan produksi ASI pada post SC. Tetapi belum ada penelitian mengenai efektivitas 12

metode SPEOS (Stimulasi Pijat Endorphin, Oksitosin dan Sugestif) terhadap pengeluaran ASI. Perbedaan ini jelas terlihat dari variabel Independen yang diteliti yaitu metode SPEOS yang merupakan gabungan dari pijat endorphin, oksitosin dan sugestif, sementara penelitian lain yang sejenis hanya pijat oksitosin saja. F. Ruang Lingkup 1. Ruang lingkup waktu Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 3 bulan dari bulan Nopember 23 Januari 2013 2. Ruang lingkup tempat Penelitian ini dilaksanakan di Bidan Praktek Mandiri (BPM) wilayah Kabupaten Cirebon 3. Ruang lingkup materi Penelitian ini ingin mengetahui perbedaan pengeluaran ASI antara ibu nifas yang diberikan metode SPEOS (Stimulasi Pijat Endorphin, Oksitosin dan Sugestif) dengan yang tidak diberikan perlakuan (kelompok kontrol). 13