BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator pembangunan kesehatan adalah melihat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berat

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I LATAR BELAKANG. Kekurangan Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB), Gangguan Akibat

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

BAB I PENDAHULUAN. Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama mengenai gizi yang terjadi di Indonesia antara lain yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. cukup makan, maka akan terjadi konsekuensi fungsional. Tiga konsekuensi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI, 2007), angka nasional untuk AKI sebesar 228 per

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

ALI SADIKIN NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena tanpa kesehatan yang optimal manusia tidak dapat melakukan semua aktifitas kesehariannnya dengan sempurna.perilaku hidup sehat di Indonesia kini sedang gencar-gencarnya digalakan oleh pemerintah, khususnya Departemen Kesehatan. Upaya terpadu ini harus sudah dilaksanakan sedini mungkin ketika anak-anak sedang mulai tumbuh dan berkembang atau sebelum anak-anak itu lahir (masih dalam kandungan). Tetapi masalah klasik selalu timbul dimana kurangnya pemahaman akan arti sehat, kurangnya informasi atau kurangnya biaya untuk mendapatkan itu semua hadir ditengah-tengah kita yang notabene berada di wilayah suatu negara yang sedang berkembang. Program Indonesia sehat diharapkan berhasil pada tahun 2010 sehingga di saat-saat mendatang kesadaran akan pentingnya kesehatan sudah tertanam pada diri masing-masing individu semua lapisan masyarakat di Indonesia. Diharapkan hingga lima tahun mendatang kita masih harus berusaha bahu membahu untuk meningkatkan derajat kesehatan, mengurangi angka kematian, angka kesakitan dan angka akibat penyakit. Keluarga sebagai komunitas terkecil merupakan prioritas utama dalam program kesehatan nasional seperti telah diuraikan di atas. Dari keluarga ini kesehatan ibu dan anak merupakan kelompok rawan kesehatan dan 1

2 memerlukan tindakan peningkatan kesehatan, pencegahan maupun pengobatan. Terlepas dari kurang meratanya tenaga kesehatan, pelayanan, informasi dan teknologinya, pengupayaan tujuan nasional harus terus dimaksimalkan pelaksanaannya. Salah satu contoh pelaksanaan yang maksimal adalah menurunkan angka kejadian anemia gizi pada ibu hamil. Derajat kesehatan seseorang dapat ditentukan oleh status gizinya. Bangsa Indonesia saat ini masih dihadapkan pada 4 masalah gizi terbesar yaitu kurangnya energi protein (KEP) 26,4%, kekurangan vitamin A 50,2% dan anemi gizi pada ibu hamil 50,9% (SKRT 2001), gangguan akibat kekurangan Yodium (GAKY) pada anak sekolah 9,8% (Survey Pemetaan Nasional GAKY (2001). Dari masalah gizi di atas, anemi gizi yang paling dominan dan harus mendapatkan perhatian dalam penanggulangannya, terutama anemia gizi yang terjadi pada ibu hamil, karena akan mempunyai dampak selain pada ibu itu sendiri juga pada bayinya. Dampak pada ibu akan mengakibatkan 5 L (lemah, letih, lesu, lelah, dan lalai), menurunkan gairah hidup, menurun daya ingat, menurunkan produktivitas, perdarahan sebelum pada waktu melahirkan, mudah terkena infeksi, partus lama, dan kematian ibu (kebanyakan di negara berkembang berkaitan dengan pada kehamilan. Sedangkan dampak pada bayi dalam kandungan akan berakibat terjadi aborsi, berat badan lahir rendah (BBLR), dan lahir belum cukup bulan. Angka kematian ibu di Indonesia mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2002), merupakan angka tertinggi di negara-negara ASEAN.

3 Adapun penyebab tak langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu ini antara lain karena anemia gizi. Data statistik menunjukan bahwa prevalensi anemia gizi di Indonesia masih cukup tinggi. yaitu 63,5%, sedangkan negara ASEAN lainnya lebih rendah. (Depkes RI, 2002). Menurut profil kesehatan Jakarta Selatan, kasus anemia gizi pada ibu hamil mencapai 20% pada tahun 2006, 26% pada tahun 2007 dan khusus wilayah Kecamatan Pasar Minggu mencapai 68 %. Menurut WHO yang dikutip Soegianto (1999) tingginya prevalensi anemia gizi pada kehamilan melatarbelakangi terjadinya kematian ibu sewaktu hamil, bersalin atau nifas sebagai akibat komplikasi kehamilan atau komplikasi penanganannya. Anemia berat menyebabkan kegagalan jantung atau kematian pada saat menjelang atau sewaktu bersalin. Perdarahan pada saat atau sehabis melahirkan yang bagi ibu sehat tidak membahayakan, bagi ibu hamil dengan anemia berat menimbulkan kematian. Resiko anemia gizi pada ibu hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tidak hamil. Salah satu penyebabnya adalah pada ibu hamil diperlukan kebutuhan zat gizi yang meningkat. Selain untuk menutupi kehilangan basal (melalui keringat, urine dan kulit) juga diperlukan untuk kebutuhan plasenta serta janin dalam kandungan. Pada kejadian ini zat gizi yang kurang pada umumnya adalah zat besi, asam folat dam vitamin B 12 (Husaini, 1998). Anemi gizi didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah dari pada nilai normal untuk

4 kelompok orang bersangkutan. Kadar Hb, 11gr/dl pada ibu hamil dikategorikan sebagai kondisi anemia, sedangkan kadar Hb 9 gr/dl dianggap sebagai ancaman kesehatan maternal. Resiko kematian maternal akan meningkat delapan kali pada ibu hamil dengan kadar Hb 8 gr/dl yang termasuk anemia berat (Belsey, 1999). Untuk keadaan ini WHO menganjurkan untuk memberikan suplemen besi pada ibu hamil, karena keperluan zat besi masa hamil tidak dapat dipenuhi hanya dari makanan saja. Kejadian anemia gizi karena kekurangan zat besi pada ibu hamil dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal ibu. Penelitian yang mencari faktor-faktor yang berhubungan dan faktor penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil masih sangat sedikit, sehingga penulis mencoba meneliti masalah anemia gizi pada ibu hamil secara mendalam. Belum adanya penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di Puskesmas kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan, menjadi pendorong bagi penulis untuk meneliti dan menganalisis masalah tersebut. Penulis hanya akan mengambil data selama satu bulan penuh yaitu pada bulan Nopember 2008, sehingga mendapatkan data faktor- faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil pada bulan tersebut. B. Rumusan Masalah Angka prevalensi anemia gizi masih cukup tinggi yaitu 50,9% (SKRT 2001), angka kematian ibu mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI

5 2003). Data Susenas (2000) menunjukan anemia gizi pada ibu hamil usia 15-49 tahun yang berisiko kekurangan energi kronis (KEP) adalah 26,4%. Ibu yang menderita KEP cenderung melahirkan bayi BBLR yang merupakan faktor resiko utama kematian neonatal (Depkes RI. 2001). Gangguan akibat kekurangan Yodium (GAKY) 9,8% pada anak sekolah, kekurangan vitamin A 50,2%. Data statistik menunjukan bahwa prevalensi anemi gizi di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 63,5%, sedangkan Negara ASEAN lainnya lebih rendah. Berdasarkan profil Kesehatan Jakarta Selatan angka anemi pada ibu hamil nampak masih tetap tinggi, hal ini terlihat angka anemia 20% (2006), 26% (2007) dan khususnya kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan mencapai 68% pada tahun 2007. Berdasarkan profil kesehatan (2007) khususnya di Jakarta Selatan ini menimbulkan keyakinan bahwa masih tinginya prevelensi di wilayah tersebut, sedangkan program penanggulangan masalah anemia gizi pada ibu hamil sudah dilaksanakan sejak tahun 1970. Demikian pula prevalensi anemia gizi pada ibu hamil masih tetap paling tinggi di antara semua kelompok resiko anemia gizi (wanita tidak hamil, anak balita, anak sekolah dan pekerja berpenghasilan rendah). Demikian pula angka prevalensi anemia gizi pada ibu hamil di Kecamatan Pasar Minggu Jakarta selatan tetap tinggi. Tingginya angka prevalensi anemia gizi di Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan sudah tentu dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berpengaruh baik langsung (faktor internal). Maupun faktor tidak langsung (faktor eksternal). Dengan demikian timbulnya masalah anemia gizi pada ibu hamil

6 kemungkinan disebabkan oleh adanya faktor internal dan eksternal pada ibu hamil tersebut. Namun faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan belum diketahui. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum: Diperolehnya gambaran faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Ps. Minggu Jakarta Selatan 2. Tujuan Khusus a. Mendapatkan informasi tentang persentase ibu hamil yang menderita anemia gizi di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan b. Mendapatkan informasi tentang hubungan antara usia ibu dengan anemia gizi pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu c. Mendapatkan informasi tentang hubungan umur kehamilan dengan anemia gizi pada ibu hamil di Puskesmas kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan d. Mendapatkan informasi tentang hubungan paritas dengan anemia gizi pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan e. Mendapatkan informasi tentang hubungan tingkat pendidikan dengan anemia gizi pada ibu hamil di Pukskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

7 f. Mendapatkan informasi tentang hubungan tingkat pengetahuan gizi dengan anemia gizi pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan g. Mendapatkan informasi tentang hubungan kepatuhan mengkonsumsi suplemen tambah darah (TTD) dengan gizi anemia pada ibu hamil di Puskesmas kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan h. Mendapatkan informasi tentang hubungan pendapatan keluarga, pekerjaan, frekuensi makan dengan anemia gizi ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Puskesmas dapat digunakan sebagai masukan untuk mengevaluasi program dalam menentukan kebijakan pada penggulangan terhadap ibu hamil yang menderita anemia gizi untuk meningkatkan status kesehatan pada kehamilan. 2. Bagi institusi pendidikan dapat digunakan sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa lain yang memerlukan. 3. Bagi keluarga ibu hamil mendapatkan pengetahuan tentang manfaat konsumsi tablet tambah darah, manfaat makan makanan yang mengandung zat besi, manfaat memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan yang ada.

8 E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas tentang gambaran kejadian anemia gizi pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2008 dan hubungan antara faktor umur, umur kehamilan, paritas, pendidikan, pengetahuan gizi, keteraturan minum tablet tambah darah (TTD), pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga dan sasaran analisis adalah ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan selama satu bulan yaitu pada bulan Nopember 2008.