KADAR 226 Ra, 232 Th, DAN 40 K DALAM TANAH DAN AIR DI TAMBANG EMAS BAWAH TANAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODE PENELITIAN. -Beaker Marinelli

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS DEBU DI UDARA DAERAH KERJA PPGN TAHUN 2011

GAMBARAN DOSIS INTERNA DARI BIOASSAY SAMPEL URINE PENDUDUK DESA BOTTENG KABUPATEN MAMUJU

OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN

PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS PB-210, PB-212 DAN PB-214 DALAM CUPLIKAN DEBU VULKANIK PASCA GUNUNG MERAPI MELETUS

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF. Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

METODE STANDARDISASI SUMBER 60 Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH

EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO

KALIBRASI DETEKTOR NaI(Tl) UNTUK PEMANTAUAN KONTAMINASI BAHAN RADIOAKTIF DI TANAH SECARA IN-SITU

KONSENTRASI URANIUM, THORIUM DAN KALIUM DALAM PRODUK PASIR YANG DIPASARKAN DI BANDUNG

PEMANTAUAN RADIOEKOLOGI KELAUTAN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2005

ANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA

Penentuan Konsentrasi dan Nilai Faktor Transfer Radionuklida Alam ( 226 Ra, 232 Th, 40 K) dari Tanah Sawah ke Beras menggunakan Spektrometer Gamma

PENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI SEMARANG

EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi

PENENTUAN DOSIS RADIASI GAMMA TERESTRIAL DENGAN TEKNIK SPEKTROSKOPI GAMMA DAN MONTE CARLO

PENGUKURAN TINGKAT RADIOAKTIVITAS 210 Pb DAN 40 K PADA TEMBAKAU ROKOK SERTA ESTIMASI DOSIS EFEKTIF YANG DITERIMA DARI MEROKOK

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

PENGUKURAN KONSENTRASI LURUHAN THORON DENGAN SPEKTROMETER GAMMA HP-Ge

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DOSIS RADIASI GAMMA DARI PRODUK SEMEN DI INDONESIA

PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY

PEMETAAN LAJU DOSIS RADIASI GAMMA DI WILAYAH PULAU BANGKA

PENGUKURAN TEBAL KONTAMINASI ZAT RADIOAKTIF PADA PERMUKAAN TANAH SECARA IN SITU MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

METODE KALIBRASI MONITOR GAS MULIA MENGGUNAKAN SISTEM SUMBER GAS KRIPTON-85 STATIS

PENGARUH EFEK GEOMETRI PADA KALIBRASI EFISIENSI DETEKTOR SEMIKONDUKTOR HPGe MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DI SEKITAR KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2012

KONSENTRASI URANIUM, THORIUM DAN KALIUM DALAM BERBAGAI PRODUK SEMEN YANG DIPASARKAN DI INDONESIA

KAJIAN Pb-210 DALAM BIOTA, AIR DAN SEDIMEN LAUT SEKITAR CALON TAPAK PLTN UJUNG LEMAHABANG

RINGKASAN. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; Program St~di Pengeloiaan Sumberdaya

SIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007

PENENTUAN KONSENTRASI RADIONUKLIDA ALAM DAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN SEMENANJUNG LEMAHABANG

OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

KAJIAN RADIOAKTIVITAS UNTUK PENGAWASAN BERBAGAI BAHAN BANGUNAN

PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008.

STUDI HUBUNGAN ANTARA SEBARAN DAN BEBAN PENCEMARAN RADIOAKTIVITAS SAMPEL LINGKUNGAN TERHADAP BAKU MUTU DAN DAYA TAMPUNG SUNGAI CODE YOGYAKARTA

KONSENTRASI URANIUM, THORIUM DAN KALIUM DALAM BERBAGAI PRODUK SEMEN YANG DIPASARKAN DI INDONESIA

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

EVALUASI PEMANTAUAN TENORM PADA PEMBUATAN NATRIUM ZIRKONAT. Sajima dan Sunardjo Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTARK ABSTRACT

KAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000

PEMANTAUAN TERPUSAT KONTINYU PAPARAN RADIASI UDARA AMBIEN KAWASAN NUKLIR SERPONG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA Ra-226, Th-232, U-238 DAN K-40 PADA DEBU VULKANIK PASCA LETUSAN GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA

IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA 40 K PADA SEDIMEN DAN APLIKASI RESRAD UNTUK ESTIMASI DOSIS EKSTERNAL

EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM

PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210

PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK

PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI

ANALISIS KUALITAS DESTILAT, DOUBTFUL EFFLUENT DAN ACTIVE EFFLUENT UNTUK TINDAK LANJUT PELEPASAN PADA TAHUN 2012

METODA DAN PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI NUKLIR

RADIOAKTIVITAS ALAM HASIL PEMBAKARAN BATUBARA DARI PLTU PACITAN

GANENDRA, Vol. VI, No. 2 ISSN IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA DI DAERAH PANTAI LEMAHABANG MURIA DENGAN SPEKTROMETRI GAMMA ABSTRAK

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL DAN TEKNIK MONTE CARLO

DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PEMANTAUAN DOSIS RADIASI INTERNAL DENGAN WBC UNTUK PEKERJA PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF SERPONG TAHUN 2012

FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR

Pengukuran Konsentrasi Uranium dari Industri Fosfat Menggunakan Spektrometer Gamma

KALIBRASI PEMANTAU RADON PASIF MENGUNAKAN ARANG AKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR Veronica YANG 1 MEMPENGARUHINYA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PENENTUAN KONSENTRASI 228Th, 226Ra, 228Ra DAN 4 K DALAM SAMPEL NORM P ADA INDUSTRI MINY AK DAN GAS ALAM DI INDONESIA

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI RADIOAKTIF DI RUANG PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF PTKMR-BATAN

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

Agus Gindo S., Erwansyah Lubis, Sudiyati, Budi Hari. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

Tantangan Pengawasan Naturally Occuring Radioactive Material (NORM) di Kabupaten Mamuju

Sukirno dan Harry Supriadi Pusat Tenologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

Kajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia 134 Cs

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

PENENTUAN KONSENTRASI AKTIVITAS URANIUM DARI INDUSTRI FOSFAT MENGGUNAKAN DETEKTOR ZnS(Ag)

PEMETAAN SPASIAL KONDISI RADIOAKTIVITAS ALAM TERESTRIAL DI SEMENANJUNG MURIA, JAWA TENGAH

DEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING

PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS DEBU RADIOAKTIF DI UDARA PADA RUANG PREPARASI Bum TAHUN 2004

LEMBAR PERSETUJUAN. MaolanaSyahyanto

GUA SALEH PATTUNUANG, KABUPATEN MAROS DENGAN MENGGUNAKAN PENCACAH SINTILASI CAIR (LIQUID SCINTILATION COUNTING, LSC)

PENENTUAN AKTIVITAS TRITIUM DAN KARBON-14 DENGAN METODA PENGUKURAN DUAL LABEL ABSTRACT

PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN KERJA INSTALASI RADIOMETALURGI SAAT SUPPLY FAN DIMATIKAN

PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DI UDARA INSTALASI NUKLIR

STANDARDISASI SUMBER PEMANCAR GAMMA DALAM MATRIKS TANAH YANG DITEMPATKAN DALAM WADAH VIAL

KLIERENS LIMBAH PADAT URANIUM DENGAN SPEKTROMETER GAMMA

PEMANTAUAN LlNGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2006

PENENTUAN FAKTOR TRANSFER 134 Cs DARI TANAH KE TANAMAN CABE RAWIT (Capsicum frutescens L.)

PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP RADIOAKTIVITAS GROSS BETA PADA SAMPEL JATUHAN (FALL OUT)

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

Universitas Pakuan Bogor, November ANALISIS 137 Cs DALAM AIR LAUT JEPARA DENGAN PENGKOMPLEKS KALIUM HEKSASIANOFERAT [II]

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

PENGUKURAN RADIASI DAN PENGOLAHAN DATA DI INSTALASI NUKLIR

SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5

PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139

Transkripsi:

Sutarman, dkk. ISSN 0216 3128 157 KADAR 226 Ra, Th, DAN 40 K DALAM TANAH DAN AIR DI TAMBANG EMAS BAWAH TANAH Sutarman, Wahyudi, R. Buchari dan Asep Warsona P3KRBiN BATAN ABSTRAK KADAR 226 Ra, Th, DAN 40 K DALAM TANAH DAN AIR DI TAMBANG EMAS BAWAH TANAH. Pengukuran kadar 226 Ra, Th dan 40 K dalam tanah dan air telah dilakukan di beberapa lokasi tambang emas bawah tanah, di daerah Pongkor, Jawa Barat. Sampel tanah dan air diukur menggunakan spektrometer-gama dengan detektor semikonduktor HP-Ge. Hasil-hasil pengukuran memperlihatkan bahwa kadar 226 Ra, Th dan 40 K di dalam sampel bervariasi. Kadar radionuklida dalam sampel tanah berkisar dari (6,10±0,17) Bq/kg sampai (21,75±0,37) Bq/kg dengan harga rata-rata (13,67±0,08) Bq/kg untuk 226 Ra, (7,71±0,22) Bq/kg sampai (23,62±0,37) Bq/kg dengan harga rata-rata (13,40±0,09) Bq/kg untuk Th, dan (435,74±3,05) Bq/kg sampai (1665,17±6,39) Bq/kg dengan harga rata-rata (611,44±1,47) Bq/kg untuk 40 K, dan dalam sampel air berkisar dari tak terdeteksi sampai (450,15±6,68) 10-3 Bq/L dengan harga rata-rata (256,31±3,54) 10-3 Bq/L untuk 226 Ra, tak terdekteksi sampai (510,43±7,58 ) 10-3 Bq/L dengan harga rata-rata (243,96±2,85) 10-3 Bq/L untuk Th, dan tak terdeteksi sampai (6240,25±92,63) 10-3 Bq/L dengan harga rata-rata (1868,07±23,48) 10-3 Bq/L untuk 40 K. Data tersebut dibahas dan dibandingkan dengan data yang diberikan beberapa pustaka untuk daerah lain di Indonesia. Kata kunci : 226 Ra, Th, 40 K, kadar, tanah, air, spektrometer gamma, tambang. ABSTRACT CONCENTRATION OF 226 RA, TH, AND 40 K IN SOIL AND WATER IN THE UNDERGROUND GOLD MINE. A measurement of 226 Ra, Th and 40 K concentrations in soil and water has been carried out at several locations in the underground gold mining, Pongkor, West-Java. For determination of 226 Ra, Th and 40 K concentrations in soil and water samples were measured using the gamma-spectrometer with a HP-Ge semiconductor detector. The results showed that the 226 Ra, Th and 40 K concentrations were varied. The concentrations of radionuclides in the soil samples were the ranging from (6,10±0,17) Bq/kg to (21,75±0,37) Bq/kg with the mean value of (13,67±0,08) Bq/kg for 226 Ra, (7,71±0,22) Bq/kg to (23,62±0,37) Bq/kg with the mean value of (13,40±0,09) Bq/kg for Th and (435,74±3,05) Bq/kg to (1665,17±6,39) Bq/kg with the mean value of (611,44±1,47) Bq/kg for 40 K, and in the water samples were the ranging from undetectable to (450,15±6,68) 10-3 Bq/L with the mean value of (256,31±3,54) 10-3 Bq/L for 226 Ra, undetectable to (510,43±7,58) 10-3 Bq/L with the mean value of (243,96±2,85) 10-3 Bq/L for Th, and undetectable to (6240,25±92,63) 10-3 Bq/L with the mean value of (1868,07±23,48) 10-3 Bq/L for 40 K. The data are discussed and compared with those given in the literature for some other regions in Indonesia. Key words : 226 Ra, Th, 40 K, concentration, soil, water, gamma spectrometer, mine. PENDAHULUAN Disadari atau tidak bahwa penduduk di dunia selalu mendapat radiasi yang berasal dari berbagai sumber radiasi baik yang berasal dari alam maupun dari sumber radiasi buatan. Sumber radiasi alam dapat berasal dari dalam bumi dan ruang angkasa (kosmik), radiasi buatan berasal dari kegiatan manusia dalam bidang medik, industri, dan percobaan-percobaan senjata nuklir. Penyinaran radiasi yang diterima penduduk dunia per orang (perkiraan dosis tahunan per orang) sebagian besar berasal dari sumber radiasi alam dan yang terbesar berasal dari kerak

158 ISSN 0216 3128 Sutarman, dkk. bumi (radionuklida primordial), yaitu sekitar 2,0 msv (84 %) dan yang paling besar adalah gas radon sekitar 1,3 msv (53 %) [1]. Di samping gas radon, radionuklida radium-226 ( 226 Ra), thorium- ( Th), dan potassium-40 ( 40 K) relatif besar terkandung di dalam air dan tanah. Radionuklida tersebut dapat lepas ke lingkungan melalui berbagai kegiatan manusia, misalnya penambangan atau produk dari hasil tambang. Radionuklida yang terdistribusi di lingkungan dapat masuk ke dalam organ kritik di dalam tubuh manusia melalui berbagai media, seperti tanah, air, dan udara. Radionuklida yang terkandung di dalam media ini dapat terakumulasi dalam organ kritik melalui pernafasan dan pencernaan maknanan. Ketiga radionuklida tersebut mempunyai waktu paroh cukup panjang, yaitu 1600 tahun untuk 226 Ra; 1,405 10 10 tahun untuk Th dan 1,277 10 9 tahun untuk 40 K [2]. Radionuklida tadi juga bersifat toksik dan mudah terakumulasi di dalam organ-organ kritik tubuh manusia (jaringan otot dan tulang), terutama anak luruh dari 226 Ra dan Th. Dalam makalah ini dibahas hasil penentuan kadar (aktivitas jenis) radionuklida 226 Ra, Th, dan 40 K di dalam tanah dan air di beberapa lokasi dalam terowongan tambang emas bawah tanah, di daerah Pongkor, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini, antara lain untuk mengetahui kadar radionuklida alam yang terkandung di dalam tanah dan air. Selanjutnya data tersebut dapat dipakai untuk analisis dampak lingkungan di kawasan tambang emas yang ada kaitannya dengan keselamatan dan kesehatan kerja bagi para pekerja tambang bawah tanah, serta penduduk sekitarnya. BAHAN DAN METODE Persiapan Sampel [3] Pengambilan sampel dilakukan secara acak di beberapa tempat di terowongan tambang emas bawah tanah. Sampel yang diambil adalah tanah dan air tanah. Peta lokasi pengambilan sampel diperlihatkan pada Gambar 1. Sampel tanah diambil sekitar 5 kg yang berasal dari reruntuhan pembuatan torowongan. Sampel tanah tersebut dikumpulkan ke dalam kantong plastik yang telah diberi label (kode sampel) yang memuat lokasi dan tanggal pengambilan contoh. Di laboratorium sampel tanah dibersihkan dari akar-akar dan batu-batuan, kemudian dijemur atau dioven pada suhu 110 o C selama 24 jam agar bebas dari uap air. Sampel tanah yang sudah kering dihancurkan dan dihaluskan dengan grinder atau mortar porselin, kemudian diayak dengan ayakan berdiameter 2 mm, sehingga dipertoleh sampel tanah yang halus. Sampel tanah tersebut diambil secara statistik dan dimasukkan ke dalam beker Marinelli 1 liter, kemudian beker ditutup rapat menggunakan lem araldit serta disimpan selama satu bulan (4 minggu). Dengan cara demikian contoh tanah tersebut sudah siap dicacah untuk menentukan kadar radionuklida dalam tanah. Air yang ada di dalam terowongan tambang emas Pongkor berasal dari mata air dan penggunaan air tersebut tidak untuk diminum, hanya untuk membersihkan badan (mandi dancuci tangan). Sampel air diambil sekitar 20 liter dan dimasukkan ke dalam jerigen polietilen (yang telah diberi label atau kode sampel) ditambahkan 20 ml asam nitrat berasap. Sampel air tersebut dikumpulkan dari air yang digunakan para pekerja untuk membersihkan badan, biasanya di tempat-tempat (pos) istirahat (tempat para pekerja makan dan minum). Di laboratorium sampel air 20 liter diuapkan sehingga kurang lebih tinggal 1 lter, kemudian dituang ke dalam beker Marinelli 1 liter, ditutup rapat dengan lem araldit, dan disimpan sekitar 1 bulan ( 4 minngu). Dengan cara demikian sampel air tersebut sudah siap untuk dicacah (diukur) kadar radionuklida di dalam air. Pengukuran Sampel [3] Kadar 226 Ra, Th, dan 40 K dalam sampel diukur menggunakan perangkat spekrometer gamma. Perangkat spectrometer gamma terdiri atas sebuah detektor semikonduktor germanium yang memiliki kemurnian tinggi (high pure germanium atau HPGe), yang dihubungkan dengan penganalisis saluran ganda (multichannel analyzer atau MCA) dengan 4096 saluran (channel). Detektor tersebut dilindungi dengan pelindung radiasi yang dibuat dari bahan timbal dengan tebal 5 cm, untuk menekan agar cacah radiasi latar dapat serendah mungkin. Efisiensi relatif detektor adalah 20 % pada energi 1332 kev. Setiap sampel dalam sebuah beker Marinelli 1 liter diletakkan pada detektor dan dilakukan pencacahan selama 17 jam (61200 detik). Kadar 226 Ra dalam sampel ditentukan dari anak luruh 238 U pada energi gama 609 kev ( 214 Bi), kadar Th ditentukan dari anak luruh Th pada energi gama 582 kev ( 203 Tl), dan

Sutarman, dkk. ISSN 0216 3128 159 kadar 40 K ditentukan dari energi gama 1460 kev. Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel tanah dan air Gambar 2. Kurva kalibrasi efisiensi pencacahan sebagai fungsi energi untuk sampel tanah.

160 ISSN 0216 3128 Sutarman, dkk. Gambar 3. Kurva kalibrasi efisiensi pencacahan sebagai fungsi energi untuk sampel air. Kalibrasi perangkat spektrometer-gama µ t dilakukan menggunakan sumber standar Fk = (2) µ t multigama dalam beker Marinelli 1 liter 1 e (geometri sumber standar sama dengan dengan : geometri sampel yang dicacah). Hasil t adalah tebal sampel (cm), µ adalah faktor kalibrasi tersebut merupakan efisiensi serapan linier (cm -1 ) yang diperoleh dari pencacah sebagai fungsi dari nomor salur persamaan (3) atau energi (kev), yang dapat dinyatakan Harga µ ditentukan sebagai berikut : dalam persen atau angka desimal. Kurva µ = µ m ρ (3) efisiensi pencacahan sebagai fungsi dengan µ m adalah faktor serapan massa yang nomor salur untuk sampel tanah harganya bergantung pada energi sinar-γ, yang diperlihatkan pada Gambar 2, dan untuk ditentukan dari persamaan (4), sebagai berikut : air diperlihatkan pada Gambar 3. 0,435 µ m = 1,287E (4) Perhitungan [3] dengan : Kadar Th dan 226 Ra, di dalam sampel ρ adalah kerapatan sampel yang diukur tanah ditentukan menggunakan persamaan (gram/cm 3 ) sebagai berikut : E adalah energi radionuklida yang diukur ( Ct Cb) ± Sd (kev) = (1) K t E Pγ Fk W dengan : K t adalah kadar radionuklida dalam sampel tanah (Bq/kg) Ct adalah laju cacah total (cps) Cb adalah laju cacah latar belakang (background), dalam cps E adalah efisiensi pencacahan (angka desimal), ditentukan dari Gambar 1 Pγ adalah pelimpahan (intensitas) sinar-γ (Pγ = 0,307 untuk Th; 0,446 untuk 226 Ra, dan 0,1067 untuk 40 K) W adalah berat sampel (kg) Fk adalah faktor koreksi serapan diri, ditentukan dari persamaan (2) Sd adalah simpangan baku, ditentukan dari persamaan (5) Faktor serapan diri ditentukan menggunakan Ralat (kesalahan pencacahan) sampel ditentukan dengan metode statistik yang mengikuti simpanagan baku Poisson, dituliskan sebagai berikut : Ct + Cb Sd = (5) T dengan : T waktu cacah, waktu cacah totral (Tt) = waktu cacah latar belakang (Tb), T = Tt = Tb (detik), dengan selang kepercayaan 68 %. Kadar Th dan 226 Ra, di dalam sampel air ditentukan menggunakan persamaan sebagai berikut : ( Ct Cb) ± Sd K a = (6) E Pγ V dengan : K a adalah kadar radionuklida dalam sampel air (Bq/liter)

Sutarman, dkk. ISSN 0216 3128 161 Ct adalah laju cacah total (cps) Cb adalah laju cacah latar belakang (background), dalam cps E adalah efisiensi pencacahan (angka desimal), ditentukan dari Gambar 2, (E = 0,307 untuk, Th; 0,446 untuk 226 Ra, dan 0,1067 untuk 40 K) Pγ adalah pelimpahan (intensitas) sinar-γ (Pγ = 0,307 untuk, Th, 0,446 untuk 226 Ra dan 0,1067 untuk 40 K V adalah voplume sampel (liter = L) Sd adalah simpangan baku, ditentukan dari persamaan (5) Evaluasi Data [3] Hasil-hasil pengukuran kadar radionuklida di dalam sampel tersebut harus dibandingkan dengan batas kadar deteksi terendah (minimum detectable concentration = MDC) dari alat ukur yang digunakan, yaitu : 2,33 ( Cb / Tb) MDC = (8) E Pγ Fk W dengan : W adalah berat sampel untuk sampel tanah (kg) atau volume untuk sampel air (liter), dengan selang kepercayaan 68 % Jika kadar radionuklida dalam sampel lebih kecil dari atau sama dengan MDC dikatakan bahwa konsentrasi radionuklida dalam sampel yang diukur tidak terdeteksi, sebaliknya jika lebih besar dari pada MDC maka radionuklida yang terkandung dalam sampel terdeteksi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran kadar radionuklida Th, 226 Ra, dan 40 K dalam sampel tanah dan air diperlihatkan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1 memperlihatkan bahwa kadar radionuklida alam Th, 226 Ra, dan 40 K di dalam tanah yang diambil dari 10 lokasi di dalam terowongan bervariasi bergantung kandungan radionuklida yang terdapat dalam sampel tanah. Kadar Th berkisar dari (5,67 ± 0,18 ) Bq/kg sampai (23,62 ± 0,37) Bq/kg dengan rata-rata (13,67±0,06) Bq/kg. Kadar 226 Ra berkisar dari (4,77 ± 0,18)Bq/kg sampai (21,75 ± 0,34) Bq/kg dengan rata-rata (13,40±0,09)Bq/kg sampai (52,00 ± 0,72) Bq/kg. Kadar 40 K berkisar dari (435,74 ± 3,05) Bq/kg sampai (1665,17 ± 6,39) Bq/kg dengan rata-rata tanah (611,44±1,47) Bq/kg. Jika data tersebut dibandingkan dengan data kadar radionuklida alam di daerah Paiton (Lokasi PLTU Batubara) mendekati sama kecuali untuk 40 K ralatif tinggi, dan jika dibandingkan dengan data hasil pengukuran kadar radionuklida alam di kawasan tambang timah Bangka dan kawasan Puspati hampir sama untuk kadar 40 K tetapi lebih rendah untuk kadar Th dan 226 Ra (Gambar 4)[4,5,6]. Tabel 1. Kadar Th, 226 Ra, dan 40 K di dalam sampel tanah di terowongan tambang emas bawah tanah Pongkor Kadar (Bq/kg) Kode Sampel 226 40 Total Th Ra K ( Th+ 226 Ra+ 40 K) Sampel tanah 1 8,56 ± 0,20 8,11 ± 0,11 435,74 ± 3,05 452,41 ± 1,02 Sampel tanah 2 5,70 ± 0,17 6,10 ± 0,17 524,59 ± 3,20 536,39 ± 1,20 Sampel tanah 3 5,67 ± 0,18 4,77 ± 0,18 594,31 ± 4,05 604,75 ± 1,33 Sampel tanah 4 7,23 ± 0,19 9,57 ± 0,21 617,87 ± 3,89 634,67 ± 1,27 Sampel tanah 5 7,71 ± 0,22 9,55 ± 0,24 578,10 ± 4,21 595,36 ± 131, Sampel tanah 6 20,64 ± 0,31 18,35 ± 0,29 1665,17 ± 6,39 1704,16 ± 3,75 Sampel tanah 7 21,94 ± 0,37 20,85 ± 0,35 569,96 ± 4,58 612,75 ± 1,34 Sampel tanah 8 23,62 ± 0,37 21,75 ± 0,34 528,83 ± 4,26 574,20 ± 1,26 Sampel tanah 9 19,95 ± 0,32 19,23 ± 0,31 564,95 ± 4,13 604,13 ± 1,33 Sampel tanah 10 15,70 ± 0,27 15,75 ± 0,26 629,15 ± 4,05 660,60 ± 1,45 Rata-rata 13,67±0,06 13,40±0,09 611,44±1,47 638,51±1,47 Kadar total tertinggi ditemukan di daerah penyelidikan dengan kode sampel 6, yaitu (1704,16 ± 3,75) Bq/kg dengan kadar 40 K relatif tinggi, yaitu (1665,17 ± 6,39) Bq/kg. Harga ini hampir mendekati kadar total rata-rata di dalam kerak bumi, yaitu 50 nci/kg (1850 Bq/kg), sedangkan kadar 40 K lebih tinggi dibandingkan dengan kardar 40 K rata-rata dalam kerak bumi (22 nci/kg atau 800 Bq/kg)[7]. Adapun kadar Th dan 226 Ra masih di bawah kadar rata-rata yang terdapat di dalam kerak bumi. Jenis tanah

162 ISSN 0216 3128 Sutarman, dkk. yang mempunyai kadar 40 K tinggi biasanya banyak mengandung batuan pousfar. Tabel 2 memperlihatkan kadar radionuklida alam Th, 226 Ra, dan 40 K di dalam air yang diambil dari 7 lokasi di dalam terowongan tambang emas Pongkor bervariasi, sebagian besar tidak terdeteksi, sedangkan yang terdeteksi kadarnya cukup rendah. Kadar Th berkisar dari tidak terdeteksi sampai (510,43±7,56) 10-3 Bq/L dengan rata-rata (243,90±2,85) 10-3 Bq/L. Kadar 226 Ra berkisar dari tidak terdeteksi sampai (450,15±6,68) 10-3 Bq/L dengan ratarata (256,31±3,54) 10-3 Bq/L Kadar 40 K berkisar dari tidak terdeteksi sampai (6240,25±92,63) 10-3 Bq/L dengan rata-rata (1868,07±23,48) 10-3 Bq/L. Data kadar radionuklida alam rata-rata tersebut di atas ( Th dan 226 Ra) tidak jauh berbeda dengan hasil penyelidikan di kawasan tambang minyak Palembang (Plaju dan Sungai Gerong)[8], kecuali untuk 40 K relatif tinggi, tetapi lebih rendah baik untuk 40 K dan Th, jika dibandingkan dengan hasil penelitian di kawasan tambang timah Bangka (Gambar 5). Tabel 2. Kadar Th, 226 Ra, dan 40 K di dalam sampel air di terowongan tambang emas bawah tanah Pongkor. Kadar ( 10-3 Bq/L) Kode Sampel Th 226 Ra 40 K Sampel Air 1 ttd ttd 732,45±10,87 Sampel Air 2 ttd ttd ttd Sampel Air 3 20,21±0,30 62,37±0,93 ttd Sampel Air 4 510,43±7,56 ttd 467,41±6,93 Sampel Air 5 201,25±2,99 450,15±6,68 6240,25±92,63 Sampel Air 6 ttd ttd ttd Sampel Air 7 ttd ttd 32,18±0,48 Rata-rata 243,90±2,85 256,31±3,54 1868,07±23,48 Gambar 4. Kadar radionuklida Th, 226 Ra, dan 40 K dalam tanah di lokasi penelitian di daerah Pongkar, Paiton, Bangka, dan Puspati (Malaysia).

Sutarman, dkk. ISSN 0216 3128 163 Gambar 5. Kadar radionuklida Th, 226 Ra, dan 40 K rata-rata di dalam air di lokasi penelitian Pongkor, Palembang dan Bangka. Gambar 6. Kadar tertinggi 226 Ra dalam air di lokasi penelitian tambang emas di daerah Pongkor dibandingkan dengan kadar 226 Ra dalam air dari beberapa lokasi penelitian di mancanegara. Data kadar 226 Ra tertinggi dalam air yang diambil dari terowongan tambang emas Pongkor masih wajar, karena masih jauh lebih rendah, jika dibandingkakan dengan kadar 226 Ra dalam air yang telah ditemukan di kawasan tambang fosfat (Florida), tambang uranium (Texas), sumber air panas (Jepang), panas bumi (Amerika Serikat), sumber air meneral (Brasilia), dan sumur bor (Finlandia)[9], seperti ditunjukkan pada Gambar 6. Perbedaan data tersebut bergantung dari keadaan lokasi (struktur geologi tanah dan kandungan mineral/unsur-unsur kimia yang terkandung dalam air di dalam tanah). Pernyataan tersebut perlu dikaji lebih lanjut. Data kadar 226 Th dan Ra dalam air di tambang emas Pongkor yang tertinggi masih jauh di bawah batas kadar maksimum yang diizinkan. Batas kadar maksimum yang diijinkan 3000 Bg/L untuk Th dan 4000 Bq/L untuk 226 Ra yang larut dalam air (SK. Kepala BAPETEN, No.02/Ka-BAPETEN/V-99, Tentang Baku Tingkat Radioaktivitas di Lingkungan, Jakarta, 5 Mei 1999) [10]. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengukuran kadar radionuklida alam ( Th, 226 Ra, dan 40 K) dalam tanah dan air yang diambil dari terowongan tambang emas Pongkor dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Kadar radionuklida di dalam tanah masih dalam keadaan wajar jika dibandingkan

164 ISSN 0216 3128 Sutarman, dkk. dengan daerah-daerah lain di Indonesia, kecuali kadar 40 K, tetapi masih rendah jika dibandingkan dengan data yang diperoleh dari Bangka dan Puspati. 2. Kadar radionuklida alam dalam air belum melampaui nilai batas konsentrasi maksimum yang diijinkan, sehingga cukup aman digunakan para pekerja dan penduduk sekitarnya, dipandang dari dampak radiologik dari radionuklida yang terkandung dalam air. 3. Kadar radionuklida alam tertinggi baik dalam tanah dan air masih dalam keadaan wajar dan kadar radionuklida tertinggi dalam air, khususnya untuk Th dan 226 Ra masih di bawah batas kadar maksimum yang diijinkan DAFTAR PUSTAKA 1. GONZALES, A.J., ANDERER, J. Radiation Versus Radiation : Nuclear Energy in Perspective, IAEA Bulletin, Quarterly Journal of the International Atomic Energy Agency, Vol. 31, No.2, June 1989, Vienna, 1989, pp. 21-24. 2. IAEA, Measurement of Radionuclides in Food and Environment, A Guidebook, Technical Report Series No.295, International Atomic Energy Agency, Vienna, 1989, pp. 56-66. 3. BATAN, Prosedur Analisis Sampel Radioaktivitas Lingkungan, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta, 1998. 4. BATAN, Pemantauan Radioaktivitas dan Radiasi Gamma Lingkungan di PLTU Paiton dan Sekitarnya, Laporan Penelitian 1996/1997, No. Pen.03.07.13.96, PSPKR- BATAN, Jakarta 1999. 5. ERI HISWARA, ASEP WARSONA, WAHYUDI, DAN BUCHARI, R., Pengukuran Tingkat Radiasi dan Radioaktivitas Lingkungan di Daerah Industri Tambang Timah, Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan dan Lingkungan VI. 2-3 September 1998, Pusat Standardisasi dan Penelitian Keselamatan Radiasi, BATAN, Jakarta, 1998, hal.140. 6. RABIAH, A.H, Status of Environmental Monitoring in Malaysia, IAEA-RCA Workshop on Environmental Sampling and Measurement of Radioactivity for Monitoring Purposes, 9-12 Oct.1989, Kalpakham, Madras (1989). 7. PENKUHN, H., Radiation Protection for Safeguards Inspection, Natural Radiation Background, Ispra, Oct., 13-17, 1986, Commission of the European Communities, joint Research Centre, Italy, 1986. 8. SUTARMAN, ASEP WARSONA, DAN WAHYUDI, Konsentrasi Radionuklida 228 Th, 226 Ra, dan 40 K dalam Air Minum di Sumatera Bagian Selatan, Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan VIII, Jakarta, 23-24 Agustus 2000, P3KRBIN-BATAN, Jakarta, 2000, hal. 46. 9. IYENGAR,M.AR., The Natural Distribution of Radium, The Environmental Behavior of Radium, Vol.1, Tech. Rep. Series No. 310, International Atomic Energy Agency (IAEA), Vienna, 1990, pp. 72-73. 10. BAPETEN, Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir, No.02/Ka- BAPETEN/V-99, Tentang Baku Tingkat Radioaktivitas di Lingkungan, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Jakarta, 1999. TANYA JAWAB Herry Poernomno Apa yang menjadi dasar pertimbangan urgensi untuk mengetahui Ra, Th, dan K sebagai potensi bahaya pencemaran di tambang emas?, mengapa tidak merkuri saja yang digunakan oleh para penambang sebagai pengikat emas (Au)? Sutarman Radionuklida alam seperti 226Ra, Th dan 40K sangat potensial terkandung dalam tanah dan air, terutama di daerah tambang bawah tanah seperti Pongkor. Oleh karena itu perlu dipantau hasilnya dalam keadaan wajar, jika dibandingkan dengan daerah Indonesia yang lain. Merkuri sudah dilakukan oleh PT. Tambang Pongkor sendiri, kami hanya untuk radionuklida alam saja, sesuai dengan bidang tugas P3KRBiN.