INTISARI. KARYA TULIS ILMIAH. D III KEBIDANAN NGUDI WALUYO. Silva Octariani 1), Ari Andayani, S.SiT,M.Kes 2), Eti Salafas, S.

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

KARAKTERISTIK KADER POSYANDU TERKAIT KETERAMPILAN DALAM MENGINTERPRETASIKAN HASIL PENIMBANGAN PADA KARTU MENUJU SEHAT (STATUS N dan T) DI KOTA BOGOR

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI KELURAHAN BAWEN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG BUKU KIA DI POSYANDU WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN, PEKERJAAN DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PENIMBANGAN ANAK USIA 0-5

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Nixen Rachmawati

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)


TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

EFEKTIVITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA SAMBAN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

GAMBARAN MOTIVASI ANGGOTA FKD DALAM PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO ARTIKEL. Oleh : ISNA AOZIANTI NIM.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

Fakultas Ilmu Kesehatan, Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Pekalongan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

Putri Ahadiyah* Rosalina, S.Kp., M.Kes **) Puji Lestari, S.Kep., Ns., M.Kes. (Epid )**)

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS MIROTO SEMARANG

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT IBU HAMIL TERHADAP KEGIATAN KELAS IBU HAMIL DI KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

**) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl Nakula I N Semarang ABSTRACT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

Sugi Purwanti 1, Haryati 2, dan Asrin 3. ABSTRAKS

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU MENGIKUTI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULUR RT 03/VI BENDOSARI SUKOHARJO

MOTIVASI DAN PENGETAHUAN KADER MENINGKATKAN KEAKTIFAN KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU ABSTRAK

KARAKTERISTIK IBU BALITA KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN IBU BALITA USIA 3-5 TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU PURNAMA DI WILAYAH PUSKESMAS RINGINARUM KABUPATEN KENDAL

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Transkripsi:

INTISARI KARYA TULIS ILMIAH. D III KEBIDANAN NGUDI WALUYO. Silva Octariani 1), Ari Andayani, S.SiT,M.Kes 2), Eti Salafas, S.SiT 3) Perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan anak. Apabila kenaikan berat badan anak lebih rendah dari yang seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan mengalami kekurangan gizi. Sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih besar dari yang seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan gizi. Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antopometri berat badan menurut umur, dengan KMS gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan kader dengan pengisian KMS Balita di desa Jetak dan Samirono, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif korelasional dan pengambilan data menggunakan data primer. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader yang berada di desa Jetak dan Samirono dengan tehknik total sampling sebanyak 55 orang. Hasil penelitian yaitu ada hubungan antara pengetahuan kader dan pengisian KMS Balita di desa Jetak dan Samirono, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dengan menggunakan uji statistik chi square (χ²) diperoleh nilai X 2 = 7,447 lebih besar dari X 2 tabel = 3,841, dengan demikian dengan nilai p value 0,024 < 0,05. Sebanyak 72,0% kader dengan pengetahuan baik dan tepat dalam pengisian KMS Balita. Diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan kepada kader posyandu tentang kesehatan ibu dan anak khususnya cara pengisian KMS Balita. Kata Kunci : pengetahuan kader, pengisian KMS Balita KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG 1

ABSTRACT Changes in body weight is a very sensitive indicator for monitoring the growth of children. If the child's weight gain is lower than it should be, the growth is disturbed and children at risk will experience malnutrition. Conversely, if the greater weight gain it should be an indication of the risk of excess nutrients. Toddler Growth And Development Book Monitor is a card that contains the child's normal growth curve based index antopometri weight according to age, with growth disorders or risk toddler growth and development book monitor excess nutrients can be caught early, so that preventive action can be done more quickly and just before the problem is more severe. This study aims to determine the relationship between cadre s knowledge and charging of toddler growth and development book monitor Jetak and Samirono village, District Getasan, Semarang regency. The design of this study used a descriptive correlational research design and data collection was primary data. The population in this study were all cadres located in the Jetak ad Samirono village and taken with total sampling technique that was 55 people. The results of the study found that there is a relationship between and knowledge charging toddler growth and development book monitor cadres in the Jetak and Samirono village, Getasan subdistrict, Semarang regency using chi-square statistical test (χ²) values obtained X2 = 7.447 is greater than the table X2 = 3.841, thus the value of p value 0.024 <0.05. A total of 72.0% with a cadre s of knowledge of good and right in charging Toddler growth and development book monitor. It is expected that health workers can provide education for a cadre of neighborhood health center on maternal and child health in particular how to fill Toddler growth and development book monitor. Keywords: knowledge of cadres, charging Toddler Growth and Development Book Monitor Latar Belakang Perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan anak. Apabila kenaikan berat badan anak lebih rendah dari yang seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan mengalami kekurangan gizi. Sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih besar dari yang seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan gizi. Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antopometri berat badan menurut umur, dengan KMS gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat (Permenkes RI, 2010 ;h.3). KMS di Indonesia telah digunakan sejak tahun 1970-an sebagai sarana utama kegiatan pemantauan pertumbuhan. Pemantauan pertumbuhan adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari (1) penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui penimbangan berat badan setiap bulan, pengisian KMS, menentukan status pertumbuhan berdasarkan hasil penimbangan berat badan, dan (2) menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan. Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan biasanya berupa konseling, pemberian makanan tambahan, pemberian suplementasi gizi dan rujukan (Permenkes RI, 2010; h.3). KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG 2

Pada saat ini pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan utama Pos pelayanan Terpadu (Posyandu) yang jumlahnya mencapai lebih dari 260 ribu yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 menunjukkan bahwa sebanyak 74,5% (sekitar 15 juta) balita pernah ditimbang minimal 1 kali selama 6 bulan terakhir dan sebanyak 65% (sekitar 12 juta) balita memiliki KMS (Permenkes RI, 2010 ; h.5). Pelaksanaan program-program posyandu memerlukan kerjasama dari berbagai pihak terkait diantaranya perangkat desa, kader kesehatan, pemuda. Lembaga swadaya Masyarakat (LSM), dan seluruh warga masyarakat pada umumnya. Kader Kesehatan merupakan pelaksana program posyandu. Salah satu indikator keberhasilan pengembangan program posyandu yakni kader kesehatan yang aktif melaksanakan tugasnya dengan baik (Syafrudin dan Hamidah,2009 ;h.32) Menurut Kemenkes (2011), kader bertugas untuk melakukan penimbangan berat badan bayi, menentukan status pertumbuhan berdasarkan kurva KMS serta memberikan penyuluhan dan konseling gizi. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2005 hanya 46,6% kader posyandu yang pernah mendapat pelatihan tentang KMS. Menurut 58,6% kader yang disurvey, penggunaan KMS adalah untuk memantau pertumbuhan balita. Akibatnya pemanfaatan KMS sebagai sarana penyuluhan gizi dinilai masih rendah. Ini membuktikan bahwa masih lemahnya pengetahuan kader tentang KMS bila ditinjau dari aspek pemanfaatan KMS. Banyak terjadinya angka putus (droup out) ataupun pergantian kader tanpa diikuti pelatihan atau retraining menyebabkan lemahnya pengetahuan kader dalam memberikan pelayanan, salah satunya pengetahuan tentang KMS. Hal ini akan mengakibatkan kegiatan pemantauan pertumbuhan balita yang dinilai dari KMS tidak dapat dilakukan secara optimal, sehingga upaya pemantauan menjadi kurang efektif (Sulistyorini dkk, 2010 ;h.43). Hasil studi pendahuluan pada tanggal 23 November 2013, di desa wilayah kerja Puskesmas Jetak yang terdiri dari 5 desa dan dilakukan pengamatan saat posyandu. Dengan hasil beberapa kader yang belum tepat dalam pengisian KMS Balita yaitu di Desa Samirono dan di Desa Jetak, Kecamatan Getasan. Di Desa Samirono terdapat 25 kader dan di Desa Jetak tedapat 30 kader. Sudah dilakukan pelatihan kader baik tentang KMS maupun Posyandu di masing masing desa. Bidan Desa juga ikut berperan dalam posyandu setiap bulannya dan ikut mengawasi bagaimana kader dalam mengisi KMS Balita. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi pada 15 kader, 10 di antaranya hanya mampu menimbang dan mengisi pada buku penimbangan. Tetapi untuk mengisi pada grafik berat badan, membaca, dan menilai KMS masih belum mampu. Jika pengetahuan dan kemampuan Kader Posyandu dalam mengisi grafik berat badan secara benar dan menafsirkan kurang, maka akan berakibat terjadinya penafsiran pertumbuhan sehingga tidak diketahui penyimpangan. Gizi buruk yang seharusnya terdeteksi secara dini tak dapat dilakukan pada akhirnya terjadilah keterlambatan dalam intervensi dan penatalaksaannya (Lenocoly, 2008). Sebaliknya jika kader mampu mengisi grafik berat badan dan menafsirkan KMS dengan benar maka keadaan kurang gizi akan cepat terdeteksi dan tertangani sehingga status gizi balita menjadi baik. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Hubungan tingkat pengetahuan Kader dengan pengisian KMS Balita di Desa Jetak dan Samirono,Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG 3

Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pengisian KMS Balita di Desa Jetak dan Samirono, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang? POPULASI Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang tetapi juga benda alam lain (Setiawan dan Sayono, 2011;h.88). Populasi dalam penelitian ini adalah semua kader posyandu yang berada di Desa Jetak dan Samirono, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang yaitu 25 kader berada di Desa Jetak dan 30 kader berada di Desa Samirono. SAMPEL Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti (Arikunto, 2006;h.137). Menurut Hidayat (2007;h.120), sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik total sampling Menurut Notoatmodjo (2010), total sampling yaitu teknik sampling yang mengambil semua populasi untuk dijadikan sampel. Dalam hal ini, peneliti mengambil seluruh kader yang berada di desa Jetak dan Samirono dari untuk dijadikan sampel, dan didapatkan sejumlah 55 kader posyandu. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yaitu suatu cara pengumpulan data atau suatu masalah yang banyak menyangkut kepentingan umum atau banyak orang. Kuesioner dilakukan dengan cara mengedarkan suatu daftar pernyataan yang berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). SUMBER DATA 1. Data Primer Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara memberikan kuisioner pengetahuan kader tentang KMS Balita meliputi pengertian, fungsi KMS, kegunaan KMS, penjelasan umum KMS, langkah pengisian, dan tindak lanjut penimbangan. 2. Data sekunder Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia yaitu catatan jumlah kader posyandu yang aktif diwilayah kerja puskesmas Jetak diperoleh dari catatan yang dimiliki bidan setempat dan lembar cheklist pengisian KMS Balita. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sesuai tujuan penelitian bab ini menyajikan hasil penelitian tentang hubungan antara tingkat pengetahuan kader dengan pengisian KMS Balita (Pengertian, fungsi, kegunaan, langkah langkah pengisian, tindak lanjut hasil penimbangan) di Desa Jetak dan Samirono Kecamatan Getasan. Responden dalam penelitian adalah kader posyandu yang berada di wilayah Desa Jetak dan Samirono, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang yaitu sejumlah 55 orang. Hasilhasil dari penelitian disajikan berikut ini. KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG 4

HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden Umur Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Kader Posyandu di Desa Jetak dan Samirono, Kec. Getasan, Kab. Semarang, 2014 Umur Frekuensi Persentase 17-25 Tahun (Remaja Akhir) 26-35 Tahun (Dewasa Awal) 12 43 (%) 21,8 78,2 Jumlah 55 100,0 Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa dari 55 responden kader Posyandu di wilayah Puskesmas Jetak, Kec. Getasan, Kab. Semarang, sebagian besar berusia 26-35 tahun (masa dewasa awal) sejumlah 43 orang (78,2%). Pendidikan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Kader Posyandu di Desa Jetak dan Samirono, Kec. Getasan, Kab. Semarang, 2014 Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SD SMP SMA Perguruan Tinggi 3 24 26 2 5,5 43,6 47,3 3,6 Jumlah 55 100,0 Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa dari 55 responden kader Posyandu di Desa Jetak dan Samirono, Kec. Getasan, Kab. Semarang, lebih banyak berpendidikan SMA sejumlah 26 orang (47,3%). Analisis Univariat Pengetahuan Kader tentang Pengisian KMS Balita Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Kader Posyandu tentang Pengisian KMS Balita di Desa Jetak dan Samirono, Kec. Getasan, Kab. Semarang, 2014 1. Desa Samirono Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Kurang Cukup Baik 4 9 12 16 36 48 Jumlah 25 100,0 2. Desa Jetak Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Kurang Cukup Baik 8 9 13 26,67 30 43,33 Jumlah 30 100,0 Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa pengetahuan kader Posyandu tentang pengisian KMS balita di Desa Samirono lebih banyak dalam kategori baik, yaitu sebesar 12 responden (48%) dan di Desa Jetak lebih banyak dalam kategori baik yaitu sebesar 13 responden (43,33%). Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kader Tentang Pengisian KMS Balita Berdasarkan Pertanyaan Berdasarkan tabel dapat dilihat 50 responden yaitu 90,1 % sudah mengetahui pengertian dari KMS Balita, dan tanggal pengisian imunisasi yang ditulis oleh petugas kesehatan setelah imunisasi diberikan. Tetapi banyak juga yang belum mengetahui penjelasan tentang kemungkinan berat badan balita tidak naik dalam 1 kali penimbangan dan menganjurkan ibu untuk datang pada penimbangan berikutnya yaitu sebesar 32 responden (58,2%). Kemampuan Kader Posyandu dalam Pengisian KMS Balita Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kemampuan Kader Posyandu dalam Pengisian KMS Balita di Desa Jetak dan Samirono, Kec. Getasan, Kab. Semarang, 2014 KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG 5

1. Desa Samirono Kemampuan Kader dalam Pengisian Frekuensi Persentase (%) KMS Tepat Tidak tepat 15 10 60 40 Jumlah 25 100,0 2. Desa Jetak Kemampuan Kader Frekuensi Persentase dalam Pengisian KMS (%) Tidak Tepat Tepat 15 15 50 50 Jumlah 30 100,0 Berdasarkan tabel 4.5, kemampuan kader dalam pengisian KMS Balita di Desa Samirono lebih banyak dalam kategori tepat, yaitu sebesar 15 responden (60%), dan di Desa Jetak 15 responden (50%) dalam kategori tepat dan 15 responden (50%) dalam kategori tidak tepat. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kemampuan Kader Posyandu dalam Pengisian KMS Balita di Desa Jetak dan Samirono, Kec. Getasan, Kab.Semarang,2014 No Pernyataan Frekuensi Ya % Tidak % 1 KMS ditulis 54 98,2 1 1,8 berdasarkan jenis kelamin. 2 Terdapat nama 54 98,2 1 1,8 anak. 3 Terdapat bulan 54 98,2 1 1,8 lahir. 4 Terdapat bulan 52 94,5 3 5,5 penimbangan anak. 5 Berat badan dicatat. 54 98,2 1 1,8 6 Penulisan berat 51 92,7 4 7,3 badan berdasarkan umur 7 Penghubungan 50 90,9 5 9,1 garis penimbangan tepat 8 Terdapat pemberian 51 92,7 4 7,3 tanda N/T. 9 Terdapat Kenaikan 43 78,2 12 21,8 Berat Badan Minimum. 10 Kolom pemberian 46 83,6 9 16,4 ASI eksklusif terisi. Berdasarkan tabel 4.6 yaitu tabel distribusi frekuensi kemampuan kader posyandu dalam pengisian KMS balita di Desa Jetak dan Samirono, sebanyak 54 responden (98,2%) menulis KMS berdasarkan jenis kelamin anak, 52 responden (94,5%) mencatat bulan penimbangan anak. ANALISIS BIVARIAT Analisis bivariat pada bagian ini menyajikan hasil analisis hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan kader dalam pengisian KMS di Desa Jetak dan Samirono, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Untuk mengetahui hubungan ini digunakan uji Chi Square, dimana hasilnya disajikan berikut ini. Tabel 4.7 Pengeta huan Kurang Cukup Baik Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Kemampuan Kader dalam Pengisian KMS di Desa Jetak dan Samirono Kec. Getasan, Kab. Semarang, 2014 Kemampuan Pengisian KMS Total Tidak Tepat Tepat F % f % f % 9 75,0 3 25,0 12 100 9 50,0 9 50,0 18 100 7 28,0 18 72,0 25 100 Jumlah 13 45,5 30 55,5 30 100 Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui bahwa kader dengan pengetahuan kurang sebagian besar tidak tepat dalam pengisian KMS sejumlah 75,0%, dan kader dengan pengetahuan cukup yang tepat dalam pengisian KMS sejumlah 50,0%, sedangkan kader dengan pengetahuan baik sebagian besar tepat dalam pengisian KMS sejumlah 72,0%. Berdasarkan uji Chi Square didapat nilai χ² hitung sebesar 7,447 dengan p- value 0,024. Oleh karena p-value = 0,024 < α (0,05), disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kemampuan kader dalam pengisian KMS di Desa Jetak dan Samirono, Kecamatan Getasan. χ² P- value 7,447 0,024 KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG 6

Pembahasan Dalam bagian ini, disajikan mengenai pembahasan hasil penelitian yang meliputi tingkat pengetahuan kader dengan pengisian KMS Balita di Desa Jetak dan Samirono, Kec.Getasan, Kab. Semarang. ANALISIS UNIVARIAT a. Pengetahuan Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian terhadap pengetahuan kader dengan pengisian KMS Balita diketahui dari 55 responden kader posyandu, 25 kader berada di Desa Samirono, dan 30 kader berada di Desa Jetak, didapatkan 12 responden (48%) dalam kategori baik, 9 responden (36%) dalam kategori cukup,4 responden (16%) dalam kategori kurang. Sedangkan di Desa Jetak didapatkan 13 responden (43,3%) dalam kategori baik, 9 responden (30%) dalam kategori cukup, 8 responden (26,67%) dalam kategori kurang. Masih rendahnya pengetahuan kader ini dapat dilihat dari beberapa jawaban pernyataan responden yang tidak sesuai dengan semestinya walaupun sebagian besar jawaban pertanyaan responden sudah benar. Hal tersebut dikarenakan kader tidak menerapkan pengetahuan yang dimilikinya secara maksimal, mereka hanya sekedar mengisi KMS tanpa meneliti kembali hasil pengisian KMS. b. Pengisian KMS Balita Berdasarkan tabel 4.4 yaitu kemampuan kader posyandu pengisian KMS Balita di Desa Samirono didapatkan 15 reponden (60%) dalam kategori tepat, 10 responden (40%) dalam kategori tidak tepat,sedangkan di Desa Jetak 15 responden (50%) dalam kategori tepat dan 15 responden (50%) dalam kategori tidak tepat. Dan dilihat dari distribusi kemampuan kader dalam pengisian KMS Balita, 98,2 % responden menulis KMS berdasarkan jenis kelamin balita, 98,2 % responden menulis bulan lahir, 94,5 % menulis bulan penimbangan anak. Tetapi hanya 83,60 % responden yang mengisi pada kolom pemberian ASI Eksklusif. Data penelitian terhadap pengisian kader dalam pengisian KMS Balita menunjukkan bahwa kader di Desa Jetak dan Samirono Kabupaten Semarang dengan kategori pengisian tepat yaitu sebanyak 30 responden (54,5%) dan kategori pengisian tidak tepat sebanyak 25 responden (45,5%). Hal tersebut membuktikan bahwa sebagian besar responden di Desa Jetak dan Samirono Kabupaten Semarang dalam melakukan pengisian KMS sudah tepat, yang dilihat dengan tinggi prosentase jawaban responden yang sesuai dengan teori. Reponden tidak hanya sekedar mengetahui tentang pengertian, fungsi dari KMS saja tetapi mereka juga sudah fasih dalam pengisian KMS dan tindak lanjut yang harus dilakukan sesuai dengan hasil penimbangan. Berdasarkan jawaban responden, peneliti mengetahui bahwa responden sudah sangat mengetahui setiap item yang sangat penting di dalam KMS yang sangat menentukan ketepatan dalam pengisian KMS. c. Analisa Bivariat Berdasarkan uji korelasi Chi Square, diperoleh nilai p-value sebesar 0,024 oleh karena p-value = 0,024< α (0,05) dan hasil X² hasil = 7,447 > X² tabel = 5,991 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara hubungan tingkat pengetahuan kader dengan pengisian KMS Balita di Desa Jetak dan Samirono, Kecamatan Getasan, Kab. Semarang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, diketahui responden dengan pengetahuan kurang dan kategori tidak tepat dalam pengisian KMS Balita sebanyak 9 responden (75,0%), pengetahuan KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG 7

kurang dan kategori tepat dalam pengisian KMS Balita sebanyak 3 responden (25,0%). Responden dengan pengetahuan cukup dan kategori tidak tepat dalam pengisian KMS Balita sebanyak 9 responden (50,0%), pengetahuan cukup dan kategori tepat dalam pengisian KMS Balita sebanyak 9 responden (50,0%). Responden dengan pengetahuan baik dan kategori tidak tepat dalam pengisian KMS Balita sebanyak 7 responden (28,0%), pengetahuan baik dan kategori tepat dalam pengisian KMS Balita sebanyak 18 responden (72,0%). Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Jetak dan Samirono, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tentang hubungan antara tingkat pengetahuan kader dengan pengisian KMS Balita. Dapat disimpulkan bahwa : 1. Kader di Desa Samirono sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik tentang KMS Balita sebanyak 12 orang (48%). 2. Kader di Desa Jetak sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik tentang KMS Balita yaitu sebanyak 13 orang (43,3%). 3. Kemampuan kader posyandu dalam pengisian KMS Balita di Desa Samirono sebanyak 15 orang (60%) dalam kategori tepat, sedangkan di Desa Jetak sebanyak 15 orang (50%) dalam kategori tepat dan 15 orang (50%) kategori tidak tepat. 4. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan kader dengan kemampuan kader dalam pengisian KMS Balita di Desa Jetak dan Samirono, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, yang dapat dilihat dari hasil uji chi square sebesar 7,447 dengan nilai value 0,024 dan p-value (0,024) < α (0,05). DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. ProsedurxPenelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Dinas Kesehatan Jawa Timur. 2006. Pegangan Kader Posyandu, Surabaya. Dinas Kesehatan jawa Timur. 2006. Pedoman Pelatihan Kader Posyandu, Surabaya. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta. Eny dan Sriati. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika Gubernur Jawa Tengah, Peraturan Gubernur Jawa Tengah nomor 67 tahun 2006 tentang Pedoman Operasional Pos Pelayanan Terpadu (posyandu) Model di Propinsi JawaTengah, Semarang. 2006 Hidayat, A. 2010 Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Ismawati, Cahyo.2009 Posyandu dan Desa Siaga. Yogyakarta : Nuha Medika. Kementerian Kesehatan RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta : Kemenkes RI Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta : Kemenkes RI Kementerian Kesehatan RI. 2011c. Buku Panduan Kader Posyandu, Menuju Keluarga Sadar Gizi. Jakarta : Kemenkes RI. KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG 8

Kementerian Kesehatan RI. 2010b. Peraturan Menteri Kesehatan No.155 tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat bagi Balita. Jakarta : Kemenkes RI. Mashudi, Sugeng. 2011. Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Kartu Menuju Sehat (KMS) Baru. Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Prasetyarwati, Arsita. 2012. Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) Dalam Millenium Development Goals (MDGs). Yogyakarta : Nuha Medika. Pujiastuti, Ratna Dewi. 2011. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika Sabri, L dan Hastono, S. 2008. Statistik Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers. Setiawan, Ari dan Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2. Yogyakarta : Nuha Medika. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. 2010. Statiska Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Yunisiswanti. 2008. Pengetahuan dalam Menilai Tumbuh kembang Balita, Tidak dipublikasikan. KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG 9