I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan

dokumen-dokumen yang mirip
KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh

I. PENDAHULUAN. timbulnya kalimat kedua, kalimat kedua menjadikan kalimat ketiga, dan seterusnya. Kalimatkalimat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam hal apapun termasuk dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut BSNP 2006a (dalam Sufanti, 2010: 7) mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Membaca sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. garis besar kegiatan belajar-mengajar dikatakan berhasil dan sukses dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap

I. PENDAHULUAN. suatu gejala manusiawi umum, tidak ada manusia tanpa bahasa, dan tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan siswa yang memiliki watak tangguh serta kompetitif.

sangat berpengaruh pada kemahiran berbahasa yang lain, yaitu mahir menyimak

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

I. PENDAHULUAN. yaitu aspek membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Keempat kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (Listening Skill), Berbicara (Speaking Skill), Membaca (Reading Skill),

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

SUWANGSIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS VI SD PABELAN III TAHUN AJARAN 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia baik sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Menemukan kalimat topik dan kalimat penjelas yang di dalamnya memuat

BAB 1 PENDAHULUAN. sekali bagi kita semua untuk mempelajarinya. Setiap orang sering berbahasa, baik

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di SMP Negeri 45 Bandung, kegiatan menulis tampaknya belum begitu

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan memiliki keterikatan dengan lainnya. Kaitan dengan penelitian yang

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

I. PENDAHULUAN. tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik tingkat SMA adalah Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel

BAB I PENDAHULUAN. Kriteria untuk mengetahui apakah kegiatan belajar mengajar itu berhasil atau

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi, untuk menyampaikan pesan dari sesorang kepada orang lain, atau dari penulis kepada pembaca, dari pembaca kepada pendengar. Seandainya manusia tidak mempunyai kemampuan berbahasa, manusia akan kesulitan mengungkapkan perasaan, ide, dan pendapatnya. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan pikiran dan gagasan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa terangkai dalam kalimat yang saling berkaitan. Rangkaian kalimat tersebut disusun berdasarkan aturan tertentu sehingga makna yang dikandung dapat dibatasi, diperluas, dan diperjelas. Bentuk-bentuk kalimat inilah yang dapat dipelajari dalam bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia berperan dalam menentukan perkembangan intelektual dan emosional seseorang. Dalam pendidikan di sekolah, peserta didik diarahkan untuk dapat berbahasa secara baik dan benar. baik secara lisan maupun tulisan. Selain itu, kemahiran berbahasa Indonesia diperlukan peserta didik agar dapat menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia harus mendapat prioritas dalam kegiatan belajar-mengajar. Dalam dunia pendidikan khususnya pada Sekolah Menengah Atas, salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan adalah bahasa Indonesia. Kegiatan pembelajaran

2 bahasa Indonesia pada SMA dilaksanakan sejak kelas X sampai dengan kelas XII. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah, untuk melatih siswa agar terampil berbahasa Indonesia. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yaitu keterampilan menyimak atau mendengarkan (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Siswa dikatakan terampil berbahasa jika mengusai empat aspek tersebut, setiap keterampilan mempunyai hubungan yang erat dengan tiga keterampilan lainnya karena pada prinsipnya keterampilanketerampilan berbahasa itu merupakan satu kesatuan. Keterampilan berbahasa yaitu menyimak dan berbicara terjadi dalam komunikasi lisan, sedangkan dua keterampilan berbahasa berikutnya yaitu membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi tulis. Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa SMA kelas X adalah keterampilan membaca, selain keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis.. Keterampilan membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, yaitu suatu keterampilan untuk menangkap, menerima, menyerap, dan memperoleh pesan berupa pikiran, gagasan, perasaan, kemauan dan fakta yang diungkapkan oleh pihak lain melalui bahasa tulis. Membaca merupakan sebuah kegiatan atau keterampilan berbahasa yang banyak dilakukan oleh kalangan intelektual, termasuk oleh kaum peserta didik. Bagi kalangan intelektual membaca merupakan kunci untuk membuka gudang ilmu. Oleh karena itu, membaca merupakan satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yang sangat memegang peranan penting dalam kehidupan modern.

3 Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Nurhadi (1987:13) mendefinisikan membaca pada hakikatnya adalah proses berpikir yang mengaktifkan daya nalar dengan melibatkan aspek-aspek berpikir seperti mengingat, memahami, membedakan, membandingkan, menemukan, menganalisis, mengorganisasi, dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang terkandung dalam bacaan. Dengan kata lain, ketepatan dan kecepatan membaca yang memadai sangat dibutuhkan. Membaca bukan hanya merupakan upaya menafsirkan lambang-lambang tertulis, tetapi lebih jauh dari itu yakni adanya upaya memahami makna dari lambang-lambang tersebut. Seperti dalam membaca suatu teks atau karangan. Suatu karangan dapat dikatakan sebagai suatu yang abstrak. Untuk memahami hal tersebut, karangan itu harus dibagi menjadi bagian kecil yang kita kenal dengan paragraf. Paragraf adalah satuan pengembangan terkecil dari suatu karangan (Tampubolon, 1986: 86). Dengan demikian, paragraf merupakan satuan terkecil dari sebuah karangan. Kalimat-kalimat dalam paragraf menunjukan kesatuan suatu pikiran yang saling berkaitan baik isinya maupun bentuknya. Meski mengandung beberapa kalimat, seluruhnya mengungkap bentuk satuan pikiran sebagai bagian dari pesan yang disampaikan penulis dalam karangannya. Suatu paragraf yang baik selalu berisi ide pokok. Ide pokok tersebut merupakan bagian yang utuh dari ide pokok yang terkandung dalam keseluruhan karangan. Hal tersebut merupakan yang harus dilakukan oleh penulis dan pembaca. Dengan mengerti dan memahami semua tentang paragraf, sebelum seseorang mengungkapkan pikiranya dan pembaca menyimpulkan atau menangkap isi

4 paragraf yang dibacanya. Dengan demikian seorang dapat mengungkapkan pikiran atau gagasannya kepada pembaca malalui sebuah paragraf. Bicara mengenai paragraf, tidak akan pernah dapat dipisahkan dengan ide pokok. Ide pokok merupakan intisari sebuah bacaan. Ide pokok dapat ditemukan di semua bagian buku. Buku keseluruhan mempunyai ide pokok yang umum, kemudian tiap bab mempunyai ide pokok yang sedikit khas, setiap bab terbagi lagi menjadi bagian bab yang yang mempunyai ide pokok yang lebih khas lagi dan setiap bagian bab terbagi menjadi paragraf yang mengandung ide pokok yang sangat khas. Berkenaan dengan hal tersebut, Soedarso (2005: 66-67) mengungkapkan, lazimnya ide pokok berada di akhir paragraf, di tengah paragraf, di awal paragraf, di awal dan di akhir paragraf, atau adakalanya di seluruh paragraf. Dalam satu paragraf ada kalimat pokok dan atau kalimat kunci. Kalimat tersbut mengandung ide pokok paragraf, kalimat lainnya adalah kalimat pendukung yang memaparkan, menjelaskan, melukiskan, menjabarkan, mendiskripsikan atau menyajikan contoh-contoh ide pokok. Dalam membaca paragraf, yang terutama harus ditemukan ialah pikiran pokok (Tampubolon, 1986: 87). Dalam Kurikulum Tingkan Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran bahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas X terdapat standar kompetensi membaca yaitu memahami berbagai teks bacaan nonsastra dengan berbagai teknik membaca. Salah satu kompetensi dasarnya adalah menemukan ide pokok berbagai teks

5 nonsastra dengan teknik membaca cepat (250 kata/menit), dan indikator yang harus dicapai siswa SMA/MA kelas X adalah menemukan ide pokok paragraf dalam teks (Depdiknas: 2006). Untuk dapat menemukan ide pokok paragraf, siswa harus memahami keseluruhan teks terutama ide pokok atau pikiran pokok yang disampaikan. Selain itu untuk dapat menemukan ide pokok paragraf, pembaca tidak akan terbebas dari kalimat satu dengan kalimat yang lain yang saling berkaitan, karena kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat ditafsirkan tiap kalimat. Dengan demikian, siswa dapat menemukan informasi secara utuh dari yang disampaikan oleh penulis. Berdasarkan hal yang telah disampaikan tersebut, penulis merasa perlu melakukan penelitian mengenai kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Pringsewu tahun pelajaran 2013/2014. Penulis memilih SMA Negeri 2 Pringsewu sebagai tempat penelitian karena selain penulis merupakan alumni dari SMA tersebut, alasan lain yang membuat penulis memilih SMA Negeri 2 Pringsewu karena SMA Negeri 2 Pringsewu merupakan salah satu sekolah SMA terbaik dan tervaforit di Pringsewu, ini terbukti dari meningkatnya jumlah pendaftar setiap tahun, dan ditambahkannya jumlah kelas X pada tahun pelajaran 2011/2012 hanya 6 kelas menjadi 9 kelas pada tahun pelajaran 2012/2013. Selain itu, SMA Negeri 2 Pringsewu telah banyak meraih prestasi baik akademik maupun nonakademik. Salah satunya meraih juara II Lomba Cepat Tepat yang diselenggarakan oleh STKIP Muhammadiyah Pringsewu pada tahun pelajaran 2006/2007.

6 Penelitian yang berkaitan dengan ide pokok paragraf pernah dilakukan oleh Neli Soraya (2006), mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dengan judul Kemampuan Mengidentifikasi Ide Pokok Paragraf Pada Siswa Kelas X SMA Tri Sukses Natar Tahun Pelajaran 2010/2011. Pada penelitian yang dilakukan oleh Neli Soraya, subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Tri Sukses Natar, sedangkan subjek yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Pringsewu. Berdasarkan sumber yang telah disebutkan di atas, penulis ingin mengetahui bagaimanakah kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada subjek yang lain yaitu siswa kelas X SMA Negeri 2 Pringsewu. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian tentang Kemampuan Menemukan Ide Pokok Paragraf Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014. 1.2 Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah, munculah beberapa permasalahan dalam penelitian yang akan dilakukan penulis. 1.2.1 Rumusan Masalah Rumuskan masalah penelitian ini yaitu, bagaimanakah kemampuan menemukan ide pokok paragraf siswa kelas X SMA Negeri 2 Pringsewu tahun pelajaran 2013/2014.

7 1.2.2 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, berikut adalah pertanyaanpertanyaan yang muncul dalam penelitian ini. 1. Bagaimana kemampuan siswa menemukan ide pokok paragraf dari lima indikator yang diteliti? 2. Bagaimana tingkat kemampuan menemukan ide pokok paragraf yang dicapai siswa dari masing-masing indikator? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Pringsewu tahun pelajaran 2013/2014 ditinjau dari indikator menemukan ide pokok di awal paragraf, menemukan ide pokok di tengah paragraf, menemukan ide pokok di akhir paragraf, menemukan ide pokok di awal dan di akhir paragraf, menemukan ide pokok di seluruh paragraf. 1.4 Manfaat Penelitian Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penulis, yang tidak lain adalah calon guru Bahasa Indonesia, penelitian ini dapat dijadiakan bekal untuk memberikan materi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada masanya nanti, khususnya mengenai ide pokok paragraf. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 2 Pringsewu, penelitian ini berguna sebagai informasi atau deskripsi tentang kemampuan menemukan ide pokok paragraf siswa kelas X. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperluas pengetahuan tentang ide pokok paragraf.

8 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut. 1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Pringsewu tahun pelajaran 2013/2014. 2. Objek penelitian ini adalah kemampuan menemukan ide pokok paragraf pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Pringsewu tahun pelajaran 2013/2014. Aspek yang diteliti yaitu sebagai berikut. a) ide pokok di awal paragraf; b) ide pokok di tengah paragraf; c) ide pokok di akhir paragraf; d) ide pokok di awal dan di akhir paragraf; e) ide pokok di seluruh paragraf. 3. Tempat penelitian adalah SMA Negeri 2 Pringsewu yang beralamat di jalan Mekarsari No. 288 Rejosari, kabupaten Pringsewu. 4. Waktu penelitian adalah tahun pelajaran 2013/2014.