BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

KESIMPULAN DAN SARAN 1 BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap strategi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang dijalankan. Bahkan perusahaan-perusahaan terus berupaya

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT. BHANDA GHARA REKSA KANTOR PUSAT JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun industri lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena adanya perkembangan pesat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sumber, yakni informasi finansial dan informasi nonfinansial. Informasi finansial

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan kinerja keuangan untuk mengukur kinerja aktiva-aktiva tidak berwujud

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi tahun 2008 lalu di beberapa negara di Asia, tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

Persaingan bisnis yang ketat di era pasar bebas sekarang ini memaksa. perusabaan-perusabaan untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi pesaingpesaing

PENGGUNAAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALTERNATIF ALAT UKUR KINERJA BKK KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis yang ada berubah dari persaingan teknologi atau industrial

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai bisnis, dewasa ini kita dapat merasakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin melesat cepat sekarang ini, ikut UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam menerapkan tujuan organisasi adalah dambaan bagi setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. apakah bank tersebut berada dalam keadaan baik (sehat) atau mungkin dalam

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Semakin meningkatnya proses globalisasi, menjadikan manajemen suatu

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat penulis menulis skripsi ini, sudah banyak hotel-hotel yang berdiri di

BAB I PENDAHULUAN. dinamika industri perbankan yang semakin ketat dan harapan stakeholder

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mampu menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effective (Srimindarti, memberikan kepuasan terus menerus kepada pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di saat ini, sehingga pelaku bisnis harus menyusun dan merancang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penciutan laba yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kinerja usahanya yang dapat bertahan dan menghasilkan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lainnya. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan untuk terus berupaya

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam perusahaan dengan tujuan untuk memotivasi karyawan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

Farah Esa B

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi mikro di Indonesia dan semakin

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan sebaliknya peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik, sehingga banyak perusahaan yang menyempurnakan strategi-strategi bisnis agar dapat memanfaatkan peluang dengan sebaik-baiknya. Dalam menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks seperti saat ini, pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah tidak lagi memadai karena mempunyai banyak kelemahan, antara lain: 1. Diabaikannya aspek pengukuran non-finansial dan intangible asset pada umumnya, baik dari sumber internal maupun eksternal akan memberikan suatu pandangan yang keliru bagi manajer mengenai perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang. 2. Pemakaian kinerja keuangan sebagai satu-satunya penentu kinerja perusahaan bisa mendorong manajer untuk mengambil tindakan jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang. Misalnya, untuk menaikkan Profit Margin atau Return On Investment (ROI), seorang manajer bisa saja mengurangi komitmennya terhadap pengembangan atau pelatihan bagi 1

2 karyawan, termasuk investasi-investasi dalam sistem dan teknologi untuk kepentingan perusahaan masa depan. Dalam jangka pendek kinerja keuangan meningkat, namun dalam jangka panjang akan menurun. Hal ini disebabkan karena Profit Margin dan ROI hanya menggambarkan pengukuran efektivitas penggunaan aktiva serta laba dalam mendukung penjualan selama periode tertentu. 3. Kinerja keuangan hanya bertumpu pada kinerja masa lalu dan kurang mampu sepenuhnya untuk menuntun perusahaan kearah tujuan perusahaan. Ukuran-ukuran keuangan tidak memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan karena tidak memperhitungkan hal-hal lain di luar sisi finansial, yaitu dari sisi pelanggan dan karyawan. Dalam hal ini, kesuksesan perusahaan tidak dapat dimotivasi dan diukur dalam jangka pendek dengan model akuntansi keuangan tradisional saja. Pengukuran kinerja secara tradisional tidak mampu mempresentasikan kinerja intangible assets yang merupakan bagian terpenting dari struktur aset suatu perusahaan. Agar sukses setiap perusahaan, harus menginvestasikan dan mengelola asset intelektual mereka. Hal ini disebabkan karena asset intelektual mampu membuat perusahaan : a) Memproduksi produk dan jasa yang berkualitas tinggi pada tingkat biaya yang rendah dan dengan waktu tunggu yang lebih singkat. b) Membangun hubungan baik dengan konsumen yang akan memelihara kesetiaan dari konsumen yang ada dan memungkinkan segmen konsumen dan area pasar yang baru dapat dilayani dengan efektif dan efisien.

3 c) Memperkenalkan produk dan jasa inovatif yang diinginkan oleh target segmen konsumen. d) Mengerahkan kemampuan dan motivasi karyawan untuk melakukan peningkatan secara terus menerus dalam kapabilitas proses, kualitas, dan waktu respon. Oleh karena itu, disadari bahwa pengukuran kinerja keuangan yang digunakan oleh banyak perusahaan untuk mengukur kinerja eksekutif tidak lagi memadai, sehingga dikembangkan suatu konsep Balanced Scorecard. Balanced scorecard adalah suatu konsep pengukuran kinerja bisnis yang diperkenalkan oleh Kaplan (Guru Besar Akuntansi di Harvard Business School) dan Norton (Presiden dari Renaissance Solutions, Inc.). Konsep ini menyeimbangkan pengukuran atas kinerja sebuah organisasi bisnis yang selama ini dianggap terlalu condong pada kinerja keuangan. Balanced scorecard dapat diterapkan pada organisasi bisnis yang menghasilkan produk maupun jasa. Secara umum, terdapat empat macam kinerja bisnis yang diukur dalam balanced scorecard, yaitu: 1. Perspektif keuangan (financial perspective) 2. Perspektif pelanggan/konsumen (customer perspective) 3. Perspektif proses internal bisnis (intenal business process perspective) 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective) Konsep pengukuran kinerja balanced scorecard memiliki keistimewaan dalam hal cakupan pengukurannya yang komprehensif, karena selain mempertimbangkan kinerja finansial, juga mempertimbangkan pula kinerja-kinerja

4 non finansial. Selain itu balanced scorecard tidak hanya mengukur aktivitas akhir (outcome) tetapi juga aktivitas-aktivitas penentu hasil akhir (driver). Balanced scorecard merupakan kerangka kerja baru untuk mengintegrasikan ukuran yang diperoleh dari strategi. Dengan tetap mempertahankan ukuran keuangan dari performance sebelumnya. Balanced scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran. Perusahaan dapat menggunakan balanced scorecard sebagai dasar untuk mengatur kerangka kerja untuk proses manajemen mereka. Dengan kata lain, balanced scorecard mendidik manajemen dan organisasi pada umumnya untuk memandang perusahaan dari empat perspektif tersebut, yang menghubungkan pengendalian operasional jangka pendek ke dalam visi dan strategi bisnis jangka panjang. Dengan demikian balance scorecard dapat digunakan untuk: 1. Mengklasifikasi dan mendapatkan konsensus (persetujuan) mengenai strategi. 2. Mengkomunikasikan strategi pada anggota perusahaan. 3. Mengidentifikasi dan menjelaskan inisiatif strategis. 4. Melakukan peninjauan strategis secara berkala dan sistematis. 5. Memperoleh umpan balik untuk mempelajari dan mengembangkan strategi. 6. Menghubungkan tujuan strategis dengan target jangka panjang dan anggaran tahunan. PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) didirikan pada tanggal 2 Juni 1973 dengan maksud dan tujuan perusahaan, adalah turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan Program Pemerintah di bidang Ekonomi dan pembangunan nasional. PT Asuransi Jasa Indonesia memiliki visi menjadi

5 perusahaan asuransi yang tangguh dalam persaingan global dan menjadi market leader di pasar domestik. Bermodalkan nama dan reputasi sebagai perusahaan pemberi proteksi asuransi yang terpercaya, serta posisi leading di seluruh Indonesia yang diraihnya, Asuransi Jasa Indonesia melihat peluang bisnis asuransi retail sebagai tantangan yang menarik, dan termotivasi untuk membentuk bidang khusus, serta penyiapan sumber daya manusia, sistem kerja dan infra struktur maupun kultur yang cocok dengan sektor retail. Asuransi Jasa Indonesia berusaha secara serius untuk mencapai target menjadi lima besar peraih premi bisnis retail selama 5 (lima) tahun kedepan. Asuransi kumpulan, kendaraan bermotor, penerbangan, banc asurrance, merupakan produk-produk yang dengan cermat digarap. Network penjual yang setia yang menyebar dan terus membesar jumlahnya diupayakan meningkat setiap tahunnya. Didasari filosofi kerja sama ingin maju bersama agen, Asuransi Jasa Indonesia terus berinovasi agar mampu mengembangkan bisnis ritail dan menjadi lima besar peraih premi bisnis retail lima tahun kedepan, serta menjadi perusahaan asuransi yang terpercaya, yang semakin diminati oleh pengguna jasa-jasanya. Konsep balanced scorecard membantu memberikan rerangka komprehensif untuk menerjemahkan visi ke dalam sasaran-sasaran strategik. Berdasarkan pada sistem pengukuran kinerja balanced scorecard ini, Kaplan juga mengungkapkan pentingnya melihat aspek-aspek di luar aspek keuangan dalam rangka mencapai keseimbangan dalam pengukuran kinerja.

6 Usaha ini berkaitan dengan pihak-pihak di dalam dan di luar organisasi yang digunakan sebagai tolak ukur guna mengimbangi scorecard yang berdimensi profitabilitas, contohnya aspek kepuasan pelanggan, kualitas produk atau jasa, loyalitas karyawan dan sebagainya. Berdasarkan kelebihan yang dimiliki balance scorecard, penulis tertarik untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dengan menggunakan instrumeninstrumen yang terdapat di dalam balance scorecard ke dalam skripsi yang berjudul Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Penerapan Konsep Balanced Scorecard Studi Kasus pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Cabang Bandung. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja perusahaan apabila diukur dengan sistem pengukuran balance scorecard yang dilihat dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan? 2. Bagaimana pengaruh penerapan sistem balance scorecard terhadap kinerja perusahaan apabila diterapkan pada PT Asuransi Jasa Indonesia? 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah penelitian diatas, maka disimpulkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

7 1. Mengetahui bagaimana kinerja perusahaan apabila diukur dengan sistem pengukuran balance scorecard yang dilihat dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan? 2. Mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan sistem balance scorecard terhadap kinerja yang selama ini diterapkan PT Asuransi Jasa Indonesia? 1.4. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang diuji dalam penelitian ini. Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan beberapa teori yang diperoleh dalam perkuliahan serta meningkatkan pemahaman mengenai sistem pengukuran kinerja balance scorecard. 2. Bagi perusahaan, untuk mendapatkan masukan tentang pengukuran kinerja dengan menggunakan balance scorecard serta memberikan manfaat dalam menetapkan pengukuran kinerja yang lebih komprehensif. 3. Bagi pihak lain yang berkepentingan, untuk memberikan informasi yang berkenaan dengan pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan balanced scorecard.

8 1.5. Kerangka Pemikiran Secara umum kinerja merupakan kemampuan kerja yang ditunjukkan dengan hasil kerja. Kinerja perlu diukur dan dievaluasi untuk menentukan sejauh mana keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam memasuki era globalisasi saat ini, perusahaan dituntut untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan secara terus menerus agar dapat tetap menjaga kepuasan pelanggan serta dapat tetap bertahan dan bertumbuh dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif. Perubahan orientasi bisnis dari produk oriented menjadi customer oriented memberikan pengaruh yang sangat besar dalam cara menilai keberhasilan manajemen. Para manajer dituntut tidak hanya mampu menghasilkan kinerja yang bagus dalam laporan keuangan yang dikeluarkan tiap tahun, sebagai cerminan keberhasilan dalam jangka pendek, lebih dari itu mereka juga berkewajiban untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat, diantaranya dengan meningkatkan kualitas pelayanan bagi customer. Pernyataan visi dan misi suatu organisasi merupakan gambaran ideal organisasi atas apa yang dicapai dimasa yang akan datang melalui kegiatan operasionalnya. Untuk mencapai visi dan misi tersebut organisasi menyusun rencana-rencana strategis yang harus dilakukan oleh setiap anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis tersebut, organisasi sering menghadapi hambatan bahkan kegagalan. Hambatan-hambatan yang menyebabkan organisasi mengalami kegagalan dalam mengimplementasi rencanarencana strategis tersebut antara lain:

9 1. Hambatan visi, dimana tidak banyak orang dalam organisasi memahami strategi organisasi mereka. 2. Hambatan orang, banyak orang dalam organisasi memiliki tujuan yang tidak terkait dengan strategi organisasi. 3. Hambatan sumber daya, waktu, energi, dan uang tidak dialokasikan pada halhal yang penting dalam organisasi. 4. Hambatan manajemen, manajemen menghabiskan terlalu sedikit waktu untuk strategi organisasi dan terlalu banyak waktu untuk pembuatan keputusan taktis jangka pendek (Gaspersz 2003). Untuk itu organisasi membutuhkan alat komunikasi yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan rencana-rencana strategis tersebut kepada semua anggota organisasi. Alat komunikasi yang bisa digunakan oleh organisasi adalah Balanced Scorecard (Malina dan Selto 2001). Balanced Scorecard menterjemahkan visi dan strategi organisasi kedalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai balanced scorecard, dibawah ini diuraikan beberapa definisi : a. Menurut Yuwono (2003:8), definisi balanced scorecard adalah sebagai berikut: Suatu sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis. Pengukuran kinerja tersebut memandang unit bisnis dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan, serta proses pembelajaran dan pertumbuhan.

10 b. Mulyadi (2001:1), mendefinisikan sebagai berikut: Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu balanced dan scorecard. Scorecard artinya kartu skor, maksudnya adalah kartu skor yang akan digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masa yang akan datang, sedangkan balanced artinya berimbang, maksunya adalah untuk mengukur kinerja seseorang diukur secara berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan eksteren. c. Menurut Garrison, Noreen, dan Brewer (2007:124), balanced scorecard merupakan sekumpulan ukuran kinerja yang terintegrasi yang diturunkan dari dan mendukung strategi perusahaan. d. Hansen dan Mowen (2006:404), mendefinisikan sebagai berikut: Balanced scorecard is a strategic management system that defines a strategic-based responsibility accounting system. The balanced scorecard translates an organization s mission and strategy into operational objectives and performance measures for four different perspectives: the financial perspective, the customer perspective, the internal business process perspective and the learning and growth (infrastrucutre) perspective. Balanced scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang mendefinisikan sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi, di mana misi dan strategi organisasi di terjemahkan ke dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat perspektif tersebut. Jika visi dan strategi dapat dinyatakan dalam bentuk tujuan strategis, ukuranukuran dan target yang jelas, yang kemudian dikomunikasikan kepada setiap anggota organisasi, diharapkan setiap anggota organisasi dapat mengerti dan mengimplementasikannya agar visi dan strategi organisasi tercapai. Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

11 Dengan adanya penilaian kinerja diharapkan karyawan dapat termotivasi dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan perusahaan. Secara umum kinerja merupakan kemampuan kerja yang ditunjukkan dengan hasil kerja. Kinerja perlu diukur dan dievaluasi untuk menentukan sejauh mana kenberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan tertentu. Keberhasilan perusahaan untuk mendapatkan loyalitas customer dan membuat produk menjadi market leader dalam satu jenis produk yang sama tentu tidak bisa dicapai dalam waktu singkat, karena loyalitas dan kepuasan customer merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan jangka panjang perusahaan dan sangat penting bagi manajer guna mengetahui kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Pada dasarnya customer akan selalu setia pada suatu perusahaan apabila perusahaan tersebut sanggup memenuhi keinginan pelanggan tepat pada waktunya. Kaplan mempertajam konsep pengukuran kinerja dengan menentukan suatu pendekatan yang efektif dan seimbang dalam mengukur kinerja strategis perusahaan. Pendekatan tersebut berdasarkan empat perspektif, yaitu : keuangan (finacial), pelanggan (costumer), proses bisnis internal (internal business processing), dan pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth). Dari keempat perspektif tersebut dapat dilihat bahwa balance scorecard menekankan perspektif keuangan dan non keuangan. Dengan balance scorecard tujuan suatu perusahaan tidak hanya dinyatakan dalam suatu ukuran keuangan saja, lebih lanjut dijabarkan ke dalam pengukuran

12 bagaimana perusahaan menciptakan nilai terhadap pelanggan yang ada sekarang dan masa yang akan datang, serta bagaimana suatu unit usaha harus meningkatkan kemampuan internalnya untuk memperoleh kinerja yang lebih baik di masa mendatang.