TINJAUAN PUSTAKA. : Osphronemus gouramy. Ikan gurami (Osphronemus gouramy) mempunyai bentuk badan agak

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Dari hasil penelusuran Effendie (2002), ikan Gurami dapat di klasifikasikan

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

I. PENDAHULUAN. Ikan gurami ( Osphronemus gouramy L.) merupakan ikan air tawar yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

I. PENDAHULUAN. Gurami merupakan jenis ikan air tawar atau payau dan hidup di dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. Protein adalah jenis asupan makan yang penting bagi kelangsungan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy Lac.) Nomor yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

I. PENDAHULUAN. adalah ikan gurami (Osphronemus gouramy) (Khaeruman dan Amri, 2003).

BAB II TINJUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu ikan

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang 70% alamnya merupakan perairan

II. TINJAUAN PUSTAKA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

II.TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jangkaru (2002), ikan gurami dapat diklasifikasikan sebagai

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

I. PENDAHULUAN. berupa potensi hayati maupun non hayati. Sumberdaya kelautan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

TINJAUAN PUSTAKA. (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi ikan nila GIFT menurut. Khoiruman dan Amri (2005) adalah sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Biologi, Habitat dan Kebiasaan Makan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki panjang batang mencapai 30 cm. Eceng gondok memiliki daun bergaris

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

Tingkat Kelangsungan Hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelas : Crustacea. Ordo : Decapoda. Webster et al., (2004), menyatakan bahwa lobster merupakan udang air tawar

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

I. PENDAHULUAN. makanan utama dalam menu makanan di rumah makan serta menu. Menurut Dinas Perikanan Jakarta (1997), ikan gurami (Osphronemus

Uji Organoleptik Ikan Mujair

TINJAUAN PUSTAKA. nabati seperti bungkil kedelai, tepung jagung, tepung biji kapuk, tepung eceng

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. seluas seluas hektar dan perairan kolam seluas hektar (Cahyono,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi campuran tepung tulang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu peternakan. Pakan

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang

TINJAUAN PUSTAKA. Itik (Anas platyrhynchos)

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. lemak omega 3 yang ada pada ikan (Sutrisno, Santoso, Antoro, 2000).

TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan Protein Pakan

3.KUALITAS TELUR IKAN

I. PENDAHULUAN. Ikan merupakan salah satu sumber gizi penting untuk proses kelangsungan

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup

I. PENDAHULUAN. merupakan sumber protein dan mineral yang baik, dengan kandungan kalium,

I. PENDAHULUAN. lkan nila merupakan salah satu jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Ikan nila

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

TINJAUAN PUSTAKA. betina yang umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu dengan tujuaan sebagai

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Octinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Osteochilus vittatus ( Valenciennes, 1842)

II. TINJAUAN PUSTAKA. antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.47/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA MERAH NILASA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan badut yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis ikan badut

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

TINJAUAN PUSTAKA. keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain:

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Ikan Gurami Dari hasil penelusuran Ardianto (2012), Ikan Gurami dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Filum Subfilum Kelas Sub Kelas Ordo Subordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Vertebrata : Pisces : Teleostei : Perciformes : Belontiidae : Osphronemidae : Osphronemus : Osphronemus gouramy B. Morfologi Ikan Gurami Ikan gurami (Osphronemus gouramy) mempunyai bentuk badan agak panjang, pipih dan tertutup sisik yang berukuran besar serta terlihat kasar dan kuat. Punggungnya tinggi dan mempunyai sirip perut dengan jari pertama sudah berubah menjadi alat peraba. Pada gurami jantan yang 6

sudah tua terdapat tonjolan seperti cula. Mulutnya kecil dengan bibir bawah menonjol sedikit dibandingkan bibir atas. Pada jantan bibir bawah relatif tebal. Gurami memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip dubur dan sirip ekor. Sirip punggung tidak begitu panjang, atau pendek dan berada hampir di bagian belakang tubuh. Sirip dada kecil berada di belakang tutup insang. Sirip perut juga kecil berada di bawah sirip dada. Sirip ekor berada dibelakang tubuh dengan bentuk bulat, sedangkan sirip dubur panjang, mulai dari belakang sirip perut hingga pangal bawah sirip ekor (Jangkaru, 2004). Bagian kepala ikan gurami muda berbentuk lancip dan akan menjadi tumpul bila sudah besar. Pada badan gurami muda terdapat garis tegak atau vertikal berwarna hitam berjumlah 7 10 buah dan garis-garis tegak ini akan hilang setelah dewasa (Robert, 1992). Gambar 1. Ikan Gurami Osphronemus gouramy (Robert,1992) 7

C. Habitat dan Penyebaran Ikan Gurami Ikan gurami (Osphronemus gouramy) umumnya hidup dan banyak dipelihara di perairan tawar, terutama pada perairan yang tenang dan dalam. Ikan gurami dapat tumbuh dan berkembang pada perairan tropis dan subtropis. Ikan ini mempunyai daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan, tetapi lebih cocok hidup pada ketinggian maksimal 800 m di atas permukaan laut. Selanjutnya keduanya mengatakan, bahwa suhu ideal untuk pertumbuhan gurami antara 24 29 O C, derajat keasaman(ph) antara 6,5 8,0, kandungan oksigen terlarut 3 5 ppm, dan air yang tidak terlalu keruh dengan kecerahan pada pengukuran alat secchi disk (Djarijah dan Puspowardoyo, 1992). Di alam, ikan gurami (Osphronemus gouramy) sangat menyenangi perairan yang tenang, seperti rawa, situ, danau dan perairan tenang lainnya. Di sungai yang berarus deras, gurami jarang ditemui. Kehidupan yang menyukai perairan yang bebas arus itu terbukti, yaitu gurami sangat mudah dipelihara di kolam-kolam tergenang (Sarwono dan Sitanggang, 2003). Sesuai dengan sejarah perikanan Indonesia yang cukup panjang, ikan gurami juga telah lama dikembangkan secara komersial oleh para pembudidaya, baik yang khusus memelihara gurami atau memelihara dengan jenis ikan lainnya. Bahkan dibeberapa daerah sudah terbentuk sentra-sentra kawasan pengembangan budidaya, sehingga apabila memerlukan benih atau konsumsi dapat dengan mudah 8

mendatanginya.beberapa kawasan pembudidaya gurami yang cukup besar diantaranya di Jawa Barat, yaitu di Bogor, Tasikmalaya, Ciamis, Garut; di Jawa Tengah, yaitu Cilacap, Banyumas, Banjarnegara dan Purbalingga; Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu di Kulonprogo, Bantul dan Sleman; Di Jawa Timur, yaitu Tulungagung, Blitar dan Lumajang, dan propinsi lainnya, yaitu Sumatra Barat, Riau, dan Kalimantan Selatan (Sunarma, 2004). D. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah penambahan biomassa yang bersifat tidak dapat balik (irreversible). Penambahan biomassa ditandai dengan penambahan berat, panjang, volume, jumlah sel, dan lain-lain. Pertumbuhan pada makhluk hidup dapat dilihat dari perubahan ukurannya. Oleh karena itu, pertumbuhan dapat dinyatakan dalam ukuran panjang maupun berat. Ciriciri pertumbuhan antara lain sebagai berikut : a. Terjadi perubahan fisik dan perubahan ukuran. b. Terjadi peningkatan jumlah sel. c. Terdapat penambahan kuantitatif individu d. Dapat dinyatakan dalam ukuran panjang maupun berat. e. Dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal f. Bersifat terbatas, pada usia tertentu makhluk hidup sudah tidak tumbuh lagi (Cecha, 2011). Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran, berupa panjang atau berat dalam waktu tertentu. Ada beberapa indikator yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu faktor jumlah dan ukuran makanan yang tersedia, suhu, 9

oksigen terlarut, kualitas air, umur, dan ukuran organisme serta kematangan gonad. Ikan yang mempunyai nilai koefisien laju pertumbuhan (K) yang tinggi serta kecepatan pertumbuhan yang tinggi memerlukan waktu yang singkat untuk mencapai panjang maksimumnya. Ikan yang mempunyai laju koefisien pertumbuhan yang rendah membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai panjang maksimumnya maka cenderung berumur lebih panjang (Sparre, et al. 1989). E. Pakan Ikan Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam budidaya perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari biaya produksi. Pakan dapat digolongkan menjadi pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami adalah pakan hidup bagi larva ikan atau ikan konsumsi. Jenis pakan alami yang dimakan oleh ikan sangat bervariasi tergantung jenis ikan dan ukurannya. Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dipabrik dengan bahan-bahan yang siap pakai. Penggunaan pakan yang sesuai akan mampu meningkatkan produktifitas dan keuntungan dalam budidaya perikanan serta mengurangi buangan ataupun dampak yang bisa ditimbulkan bagi lingkungan budidaya (Komang, 2010). Menurut Badan Standarisasi Nasional (2009), syarat mutu pakan ikan gurami yang baik adalah mencakup kadar airyang dimana diberikan pada ikan gurami yang memiliki pertumbuhan yang berbeda-beda (3cm- >15cm), kadar air yang diberikan 12%. Kadar abu yg diberikan pada 10

setiap ikan gurami memiliki persentase yang berbeda, pada ikan gurami yang memiliki ukuran tubuh 3cm-15cm kadar abu yang diberikan 12%, sedangkan ikan gurami yang memiliki ukuran tubuh >15cm kadar abu yang diberikan 13%. Pada kadar protein ukuran ikan gurami 3cm-5cm diberikan kadar protein 38%, ukuran 5cm-15cm diberikan kadar protein 32% dan ukuran ikan gurami >15cm diberikan kadar protein 28%. Pada kadar lemak, ukuran ikan gurami 3cm-5cm diberikan kadar lemak 7%, ukuran 5cm-15cm 6% dan ukuran >15cm 5%. Kadar serat kasar pada ikan yang berukuran 3cm-5cm diberikan 5%, ukuran 5cm-15cm 6% dan ukuran >15cm 8%. Nitrogen bebas ( N-Amoniak) pada ukuran tubuh 3cm- >15cm 0,20%. Diameter pakan pada ukuran ikan 3cm-5cm sebesar 1-2mm, ukuran 5cm-15cm sebesar 2-3mm, ukuran >15cm sebesar 3-6mm. Kandungan cemaran mikroba/toksin (aflatoksin 50ppb, kapang 50kol/g, salmonella neg kol/g) pada ukuran 3cm- >15cm. Dan pada kandungan antibiotik ukuran ikan 3cm- >15cm diberikan 0ppb. F. Pellet Pakan buatan ( pellet) merupakan pakan yang dibuat dari berbagai macam bahan, kemudian dibentuk sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau disesuaikan dengan kebiasaan makan ikan (Mudjiman, 2000). Menurut Soeseno (1984), menjelaskan bahwa dalam budidaya ikan dengan pemberian pakan buatan, produksi dapat dinaikan sampai dua kali lipat dari produktif semula. Namun dalam pemberian pakan buatan tidak saja diarahkan pada peningkatan produksi, tetapi juga efisiensi pakan yang 11

digunakan diusahakan mudah dicerna oleh ikan dan bersisa sedikit sehingga biaya produksi tidak begitu tinggi. Ikan gurami memliki laju pertumbuhan yang lambat dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya. Rendahnya laju pertumbuhan tersebut diduga berkaitan dengan cara pemberian pakan dalam budidayanya yang hanya berupa daun kangkung dan sisa makanan manusia (Hatimah, 1991). Menurut Carter dan Brafield (1992), laju pertumbuhan yang rendah disebabkan oleh tidak tercapainya keseimbangan nutrisi pakan yang dibutuhkannya. G. Kebutuhan Nutrisi Setiap ikan membutuhkan nutrisi yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya dan dipengaruhi oleh umur/ukuran ikan, pada umumnya ikan membutuhkan beberapa nutrisi tersebut : 1. Protein Protein merupakan nutrien yang harus ada atau esensial untuk pertumbuhan dan pertahanan hidup semua hewan. Diantara makronutrien, protein merupakan komponen yang paling mahal dalam pakan buatan terutama untuk ikan, karenakan ikan membutuhkan protein pada tingkat yang lebih tinggi (yaitu 30 hingga 55%) dibandingkan dengan hewan darat lainnya. Terdapat sedikitnya 2 penentu nilai protein untuk ikan. Pertama adalah kecernaannya. Jika protein tidak tercerna, maka protein tersebut tidak memiliki nilai nutrisi. Faktor lainnya adalah komposisi kimiawi dari protein 12

tersebut. Meskipun berbagai usaha telah dilakukan dengan berbagai macam spesies ikan untuk menetapkan tingkat protein yang optimal dalam pakan, maka informasi itu sendiri tanpa dibantu data akan kebutuhan asam amino esensial akan memiliki nilai yang terbatas.terdapat 24 asam amino yang umum untuk semua jenis protein, namun nilai nutrisi protein bergantung pada jumlah relatif asam amino yang ada. Sebagian besar ikan daerah panas atau tropis membutuhkan 10 jenis asam amino esensial untuk pertumbuhan dan berbagai proses metabolik lainnya. Untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik, pola dan jumlah asam amino esensial dalam pakan hendaknya mirip dengan profil yang terdapat dalam spesies yang diberi pakan. Pada umumnya, protein yang berasal dari hewan memiliki profil asam amino yang baik dan lebih dapat dicerna dibandingkan dengan asal tanaman. Menurut Lovell (1989), protein merupakan nutrien yang sangat dibutuhkan untuk prmbentukan jaringan, pengganti jaringan tubuh yang rusak, dan penambahan protein dalam proses pertumbuhan. Jumlah dan jenis asam amino seperti asam amino esensial dan non esensial merupakan termasuk faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan. Kadar protein yang optimal untuk pertumbuhan benih ikan gurami adalah 43,29% untuk ukuran 0,15-0,18 g/ekor. Sedangkan pada ikan gurami berukuran 27-35 g/ekor dibutuhkan kadar protein 13

32,14% (Mokoginto et al, 1994). Menurut Steffent (1981), kebutuhan ikan terhadap protein bergantung pada spesies, ukuran, faktor lingkungan, dan jenis makanan. Penurunan bobot tubuh ikan secara cepat dipengaruhi oleh kurangnya protein pada pakan. Di dalam tubuh ikan terjadi penarikan kembali protein dari berbagai jaringan untuk mempertahankan fungsi jaringan yang lebih penting. Namun jika ketersediaan protein terlalu banyak, maka protein akan digunakan untuk membuat protein baru dan sisanya akan menghasilkan energi (NRC, 1983). Inositol atau sikloheksana tersusun dari molekul karbohidrat dan glukosa yang berperan penting sebagai dasar struktural. Inositol yang terdapat pada tumbuhan memiliki kandungan zat lesitin, sedangkan inositol pada kacang-kacangan dan kandungan dedak memiliki kandungan asam fitat yang tinggi, asam fitat merupakan senyawa pada kotiledon kacang-kacangan. Asam fitat mengandung sekitar 70% fosfor. Inositol memiliki peran dalam sejumlah proses biologis, yaitu : 1. Sinyal insulin transduksi 2. Pembentukan sitoskeleton 3. Panduan saraf (Epsin) 4. Pemeliharaan membran sel potensial 14

5. Aktivitas modulasi serotonin 6. Pemecahan lemak dan mengurangi kolesterol dalam darah Inositol terdapat di dalam vit.b-kompleks. Individu dengan kecukupan vitamin B-kompleks dapat mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan syaraf serta gangguan jantung. Rumus molekul inositol yaitu C6H12O6 dan rumus bangunnya seperti pada Gambar 2. Gambar 2. Rumus bangun inositol (Wikipedia, 2013) Di samping itu inositol sebagai bahan pembangun membran diperlukan dalam pakan ikan (Gatlin, 2010). Pemberian inositol 300-500 mg/kg pakan sangat dibutuhkan pada ikan salmoid ataupun ikan mas (NCR, 1991), namun seberapa banyak yang dibutuhkan oleh gurame belum diketahui. Untuk itu perlu dilakukan suatu uji penambahan inositol pada pakan komersil terhadap pertumbuhan ikan gurami. 15

2. Lemak Lemak adalah senyawa organik yang mengandung unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O) sebagai sumber unsur utama. Pada ikan, lemak digunakan sebagai sumber energi utama, pembentuk struktur sel, dan pemeliharaan keutuhan biomembran yang berperan dalam pengangkutan antarsel untuk nutrien. Menurut Jangkaru (2004), Lemak secara normal dicerna cukup baik = 8,5 kcal ME/gram. Ikan membutuhkan lemak sebagai : 1. Sumber energi dan untuk memelihara bentuk dan fungsi membran/jaringan (phospolipid). 2. Cadangan energi untuk kebutuhan energi jangka panjang selama periode yang penuh aktifitas atau tanpa makan dan menjaga keseimbangan dan daya apung ikan di dalam air. Peranan lemak bagi ikan adalah sebagai sumber energi diurutan kedua setelah protein. Lemak dalam makanan ikan mempunyai peran yang penting sebagai sumber energi karena lemak dapat mengahasilkan sumber energi yang lebih besar (Mujiman, 1995). 3. Karbohidrat Menurut Wilson (1994), Karbohidrat terdiri dari beberapa Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN), serat kasar, unsurnya terdiri dari 16

(C, H, O), menurut ukurannya KH digolongkan menjadi 3 yaitu, monosacharida, disacharida, polysacharida. Ikan mempunyai kemampuan lebih rendah dalam memanfaatkan karbohidrat dibandingkan dengan hewan daratan, namun karbohidrat harus tersedia dalam pakan ikan, karena jika karbohidrat tidak cukup tersedia maka nutrien yang lain seperti protein dan lemak akan dimetabolisme untuk dijadikan energi sehingga pertumbuhan ikan akan menjadi lambat (Wilson, 1994). 4. Mineral Mineral merupakan bahan anorganik yang dibutuhkan oleh ikan dalam jumlah yang kecil tetapi memegang peranan yang sangat penting. Mineral mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai komponen utama dalam struktur tulang, eksoskleton, menjaga keseimbangan tekanan osmotik, struktur dari jaringan, transmisi impul saraf, dan kontraksi otot sebagai kofaktor dalam metabolisme,katalis, dan enzim aktivator (Tacon, 1987). Menurut Reezky (2012), mineral pada ikan diperlukan untuk menjaga kesehatan tulang, gigi, dan bahkan sisik. Mineral utama yang diperlkukan adalah kaslium dan fosfor. Selain itu mereka juga memerlukan besi, iodine, magnesium, natrium, kalium, tembaga dan seng. Kalsium dapat dijumpai pada air-air 17

berkesadahan tinggi, sedangkan fosfor bisa dijumpai pada tanaman air. Apabila air yang digunakan berkesadahan rendah, dan dalam akuarium tidak ada tanaman airnya maka sangat penting untuk memberikan tambahan mineral pada makanan ikan. Tulang dan daging merupakan sumber kalsium dan fosfor yang baik. Meskipun demikian, mereka bisa juga dijumpai pada makanan kering (flake) yang berkualitas baik. 5. Vitamin Vitamin adalah zat organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit, tetapi penting untuk mempertahankan tubuh normal dan Vitamin ini harus didapatkan dari makanan, karena tubuh sendiri tidak dapat membuatnya (Hanna, 2009). Vitamin dibutuhkan oleh ikan dalam jumlah sedikit untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan ikan. Vitamin terdiri dari 2 jenis yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin ini berfungsi untuk merombak karbohidrat, lemak,protein, dan mineral menjadi energi untuk pertumbuhan dan reproduksi (Widayati dan Lestari, 1996). 18

6. Asam Nukleat Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul tinggi dengan unit monomernya mononukleotida. Asam nukleat terdapat pada semua sel hidup dan bertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetik, kemudian menterjemahkan informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas bagi masingmasing sel. Dalam asam nukleat terdapat 4 basa nitrogen yang berbeda yaitu 2 purin dan 2 pirimidin. Baik dalm RNA maupun DNA purin selaluadenine dan guanine. Dalam RNA pirimidin selalu sitosin dan urasil, dalam DNA pirimidin selalu sitosin dan timin. Asam nukleat dalam sel ada dua jenis yaitu DNA (deoxyribonucleic acid ) atau asam deoksiribonukleat dan RNA (ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikat oleh protein dan bersifat basa, misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara protein dan asam nukleat disebut nukleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan polimer seperti protein tetapi unit penyusunnya adalah nukleotida. Salah satu contoh nukleotida asam nukleat bebas adalah ATP yang berfungsi sebagai pembawa energi (Dryer, 1994). 19