BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI

dokumen-dokumen yang mirip
SPESIFIKASI PEKERJAAN SURVEI HIDROGRAFI Jurusan Survei dan Pemetaan UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

PERTEMUAN IV SURVEI HIDROGRAFI. Survei dan Pemetaan Universitas IGM Palembang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

RINGKASAN SKEMA SERTIFIKASI SUB BIDANG HIDROGRAFI

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN Data survey Hidrografi

SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI

2. TINJAUAN PUSTAKA. utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai

SURVEI HIDROGRAFI. Tahapan Perencanaan Survei Bathymetri. Jurusan Survei dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri Palembang

BAB III 3. METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Geodesi Undip Januari2014

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II METODE PELAKSANAAN SURVEY BATHIMETRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Definisi Arus. Pergerakkan horizontal massa air. Penyebab

TERBATAS 1 BAB II KETENTUAN SURVEI HIDROGRAFI. Tabel 1. Daftar Standard Minimum untuk Survei Hidrografi

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

Gambar 1. Pola sirkulasi arus global. (

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Geodesi dan Keterkaitannya dengan Geospasial

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas

BAB IV PENGOLAHAN DATA HASIL SURVEI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Gerakan air laut yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari adalah nomor

UJI KETELITIAN DATA KEDALAMAN PERAIRAN MENGGUNAKAN STANDAR IHO SP-44 DAN UJI STATISTIK (Studi Kasus : Daerah Pantai Barat Aceh)

DINAMIKA PANTAI (Geologi, Geomorfologi dan Oseanografi Kawasan Pesisir)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar

BAB 3 PENENTUAN POSISI DAN APLIKASI ROV

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 1 PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak secara horizontal

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk

Home : tedyagungc.wordpress.com

SURVEI HIDROGRAFI PENGUKURAN DETAIL SITUASI DAN GARIS PANTAI. Oleh: Andri Oktriansyah

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

BAB III PERENCANAAN PERAIRAN PELABUHAN

BAB II LANDASAN TEORI SUNGAI DAN PASANG SURUT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

BAB II PEMUTAKHIRAN PETA LAUT

MAKALAH GRAVITASI DAN GEOMAGNET INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI OLEH PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rancu pemakaiannya, yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Penjelasan mengenai

GD-3221 Hidrografi II. Bagian IV SIFAT-SIFAT FISIK AIR LAUT

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Pembagian Wilayah Laut

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG EVALUASI TAPAK INSTALASI NUKLIR UNTUK ASPEK METEOROLOGI DAN HIDROLOGI

BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Penyusunan Laporan Tugas Akhir

BAB 4 ANALISIS. Gambar 4.1 Indikator Layar ROV (Sumber: Rozi, Fakhrul )

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN UMUM PENENTUAN BATAS DAERAH

2 d. bahwa lingkup dari ketentuan Evaluasi Tapak Reaktor Daya untuk Aspek Meteorologi dapat berlaku tidak hanya untuk reaktor daya melainkan juga berl

BAB III PROSES PEMUTAKHIRAN PETA LAUT SECARA PERIODIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

BAB IV STUDI KHUSUS GEOKIMIA TANAH DAERAH KAWAH TIMBANG DAN SEKITARNYA

PROSES DAN TIPE PASANG SURUT

PETA LOKASI LAPANGAN MATINDOK-SULAWESI TENGAH LAMPIRAN A

Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi

KARAKTERISTIK PASANG SURUT DI PERAIRAN KALIANGET KEBUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan

BAB III PERANCANGAN PETA BATAS LAUT TERITORIAL INDONESIA

Praktikum M.K. Oseanografi Hari / Tanggal : Dosen : 1. Nilai SUHU DAN SALINITAS. Oleh. Nama : NIM :

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA PEMASANGAN

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK. Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada pembenturan tiga lempeng kerak bumi yaitu lempeng Eurasia,

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas, dirasakan sangat perlu akan kebutuhan adanya angkutan (transport) yang

III METODE PENELITIAN

SUMBER DAYA ALAM, SIFAT DAN KLASIFIKASINYA

BAB VII TATA SURYA. STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya.

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRACT...

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROSES DAN TIPE PASANG SURUT

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

BAB II PENENTUAN BATAS LAUT DAERAH

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 1.

Dapatkan soal-soal lainnya di SOAL TES TERTULIS TEORI

RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR

Gambar 2.1 Peta batimetri Labuan

BAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis terhadap Seleksi Unsur Pemetaan Laut Teritorial Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 15 Mawar angin (a) dan histogram distribusi frekuensi (b) kecepatan angin dari angin bulanan rata-rata tahun

Iklim, karakternya dan Energi. Dian P.E. Laksmiyanti, S.T, M.T

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

DAFTAR ISI Hasil Uji Model Hidraulik UWS di Pelabuhan PT. Pertamina RU VI

BAB III METODOLOGI. 3.1 Diagram Alir Penyusunan Laporan Tugas Akhir

Kajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Dinamika Pantai (Abrasi dan Sedimentasi)

Transkripsi:

BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI Lokasi pada lepas pantai yang teridentifikasi memiliki potensi kandungan minyak bumi perlu dieksplorasi lebih lanjut supaya potensi minyak bumi tersebut dapat dieksploitasi. Untuk mengeksplorasi kandungan minyak bumi, dibutuhkan suatu anjungan eksplorasi (rigg). Rigg adalah bentuk platform di lepas pantai yang digunakan sebagai tempat aktifitas eksplorasi maupun eksploitasi sumber daya alam (minyak dan gas). Jenis rigg untuk pengeboran dibedakan berdasarkan konstruksi platformya yang disesuaikan dengan kedalaman laut tempat rigg tersebut diletakkan seperti divisualisasikan gambar 2.1. Gambar 2.1 Jenis-jenis anjungan eksplorasi (www.naturalgas.org) Supaya proses eksplorasi berjalan dengan lancar dan tepat sesuai dengan sasaran yang diharapkan, rigg harus ditempatkan secara tepat dan aman di lokasi yang akan dieksplorasi tersebut. Untuk menjamin ketepatan dan keselamatan dalam peletakan rigg serta kesuksesan proses eksplorasi, informasi mengenai kondisi lokasi eksplorasi perlu diketahui terlebih dahulu. Data-data yang dibutuhkan untuk peletakan rigg tersebut meliputi : Data posisi geografis. 4

Data karakteristik dasar perairan, meliputi informasi mengenai topografi dan morfologi dasar laut. Data karakteristik bawah permukaan dasar laut, meliputi informasi mengenai struktur lapisan tanah dan batuan dasar laut. Data karakteristik badan air, meliputi informasi mengenai dinamika air laut dan sifat fisik air laut. Data meteorologi, meliputi informasi mengenai keadaan iklim dan cuaca di daerah survei. Data-data tersebut diperoleh melalui kegiatan yang dinamakan survei lokasi. Survei lokasi yang dimaksud dalam tulisan ini adalah survei yang dilakukan di lepas pantai, yaitu suatu kegiatan pengukuran/pengamatan untuk mendapatkan parameterparameter yang diperlukan untuk menjelaskan dan memberikan gambaran mengenai keadaan dan konfigurasi dasar laut serta hubungan geografisnya dengan daratan, juga meliputi pengukuran untuk memperoleh parameter-parameter meteorologi dan oseanografi di daerah yang akan dijadikan lokasi eksplorasi. Tujuan dari survei lokasi adalah untuk menentukan kondisi perairan dan dasar perairan di seluruh daerah yang akan dieksplorasi. Kondisi perairan dan dasar perairan perlu diketahui untuk menentukan apakah terdapat bahaya atau resiko yang dapat mempengaruhi peletakan rigg dan proses eksplorasi yang telah direncanakan. Ruang lingkup pekerjaan survei lokasi untuk peletakan rigg adalah : 1. Pengukuran Kerangka Dasar Geodetik 2. Survei Hidrografi 3. Survei Geofisika 4. Survei Meteorologi dan Oseanografi 2.1 Pengukuran Kerangka Dasar Geodetik Pengukuran kerangka dasar geodetik adalah kegiatan penentuan titik-titik kerangka dasar yang akan dijadikan referensi untuk mendefinisikan koordinat geodetik posisi titik-titik di lokasi survei. Dalam survei lokasi di lepas pantai referensi geodetik 5

digunakan untuk orientasi dan rekontuksi posisi obyek yang berada di lepas pantai (titik-titik fiks perum dan titik-titik lainnya di lokasi surve)i. Referensi geodetik yang dimaksud adalah referensi posisi horisontal dan posisi vertikal. a. Kerangka Dasar Horisontal Posisi planimetris suatu obyek di permukaan bumi dinyatakan secara relatif terhadap titik lainnya, titik-titik yang dijadikan referensi bagi titik yang lainnya dinamakan titik kerangka dasar. Penentuan kerangka dasar horisontal dimaksudkan untuk menyatukan sistem koordinat, dengan adanya kerangka dasar horisontal setiap titik yang diukur posisi planimetrisnya dapat dikonversi ke dalam sistem yang sama. b. Kerangka Dasar Vertikal Ketinggian suatu obyek di darat atau kedalaman suatu titik di laut ditentukan secara relatif terhadap suatu bidang yang disepakati sebagai referensi tinggi atau datum vertikal. Pengukuran kerangka dasar vertikal dimaksudkan untuk mendapatkan ketinggian titik-titik kerangka dasar horisontal yang akan digunakan untuk mengikatkan kedudukan MSL (Mean Sea Level) dan CD (Chart Datum) dari hasil pengamatan pasut, sehingga kedudukan atau ketinggian relatif MSL dan CD terhadap titik-titik tetap di darat dapat diketahui. 2.2 Survei Hidrografi Survei hidrografi adalah kegiatan pengukuran untuk mendapatkan parameterparameter yang dibutuhkan dalam menggambarkan dan menjelaskan keadaan dan konfigurasi dasar laut. Survei hidrografi harus dilakukan sebelum menetapkan suatu lokasi di pantai atau di lepas pantai dijadikan tempat proyek kerekayasaan. Tujuan dilakukannya survei hidrografi adalah untuk memperoleh informasi tentang batimetri (kedalaman laut), kondisi topografi dasar laut, serta informasi tentang morfologi dasar laut (detil dan bentuk obyek yang berada di dasar laut). Di masa lalu survei hidrografi dilakukan untuk keperluan pembuatan peta navigasi bagi keselamatan pelayaran, seiring berkembangnya eksplorasi sumber daya alam di 6

lepas pantai, aplikasi survei hidrografi berkembang tidak hanya untuk kebutuhan keselamatan pelayaran. Survei hidrografi tidak hanya sebatas pemeruman untuk mengetahui topografi dasar laut, tapi juga meliputi teknik pencitraan dasar laut untuk mengetahui kondisi morfologi dasar laut. Lingkup pekerjaan survei hidrografi untuk keperluan peletakan rigg meliputi : a. Survei Batimetri Survei batimetri atau pemeruman adalah kegiatan pengukuran kedalaman untuk mendapatkan gambaran bentuk permukaan dasar laut. Tujuan dari survei batimetri adalah untuk mendapatkan peta batimetri perairan yang akan dijadikan lokasi peletakan anjungan eksplorasi. Informasi kedalaman serta gambaran mengenai bentuk permukaan dasar laut tersebut diperlukan untuk merencanakan desain anjungan yang terbaik, peletakan anjungan, dan untuk proses eksplorasi. b. Pencitraan Dasar Laut Pencitraan dasar laut adalah kegiatan pengambilan data morfologi permukaan dasar laut secara menyeluruh terutama yang berada di antara dua lajur perum yang tidak terdeteksi pada proses pemeruman. Tujuan dari pencitraan dasar laut adalah untuk mendapatkan citra permukaan dasar laut yang memberikan informasi kualitatif dari morfologi dasar laut berupa obyek-obyak atau fitur-fitur yang terdapat di permukaan dasar laut seperti anomali kedalaman, reruntuhan kapal karam, karang, kawah, jalur pipa dan lain sebagainya. 2.3 Survei Geofisika Survei geofisika adalah kegiatan pengukuran struktur lapisan bumi yang berada di bawah dasar laut. Tujuan dari survei geofisika adalah untuk mendeskripsikan litologi dasar laut (sedimen dan struktur lapisan batuan). Lingkup pekerjaan survei geofisika untuk keperluan peletakan rigg meliputi : 7

a. Survei Seismik Survei seismik adalah kegiatan pengukuran struktur lapisan bumi di bawah dasar laut dengan menggunakan gelombang seismik. Tujuan dari survei seismik adalah untuk mengidentifikasikan struktur lapisan tanah yang berada di bawah dasar laut. Data seismik digunakan untuk melihat/memeriksa kemungkinan-kemungkinan yang ada di dasar laut atau area di bawahnya seperti batu karang yang terkubur, saluransaluran, serta kehadiran akumulasi gas dangkal atau rintangan lain yang bisa menimbulkan efek yang merugikan pada pelaksanaan peletakan anjungan maupun proses eksplorasi b. Survei Magnetik Survei magnetik adalah kegiatan pengukuran intensitas magnetik yang berasal dari obyek-obyek yang berada di dasar laut. Tujuan dari survei magnetik adalah untuk mengidentifikasi obyek-obyek yang mengandung material logam. Data intensitas magnetik digunakan mengetahui kemungkinan bahaya-bahaya yang terjadi akibat gesekan dan benturan yang bisa mengakibatkan terganggunya proses pemasangan anjungan dan proses pengeboran, bahaya-bahaya ini biasanya disebabkan oleh logam-logam lain yang terdapat di dasar laut seperti jangkar kapal, bangkai kapal, ranjau laut, pipa migas, kabel bawah laut, dan material logam lainnya. c. Survei Geoteknik Survei geoteknik adalah kegiatan pengambilan sampel lapisan tanah dan batuan pembentuk morfologi dasar laut. Tujuan dari pengamatan sedimen dan batuan adalah untuk mendapatkan parameter-parameter sedimen dan batuan seperti berat jenis, ukuran butir sedimen, komposisi, bentuk, porositas, dan sebagainya. Data parameter sedimen dan batuan digunakan untuk membantu mendeskripsikan rekaman hasil survei seismik dan survei magnetik. 8

2.4 Survei Meteorologi dan Oseanografi Survei meteorologi dan oseanografi adalah kegiatan pengukuran untuk mendapatkan parameter oseanografi dan meteorologi di daerah survei. Parameter-parameter tersebut dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran tentang karakteristik oseanografi dan meteorologi daerah survei untuk keperluan pada saat survei maupun untuk keperluan ketika peletakan anjungan dan proses eksplorasi. Data yang dikumpulkan dalam kegiatan ini adalah : Cuaca Dinamika air laut Sifat fisik air laut Data-data tersebut dikumpulkan dan dibandingkan dengan data sekunder 10 tahunan yang telah ada (data yang berasal dari pengamatan atau penelitian sebelumnya baik yng berasal dari badan pemerintah maupun swasta), untuk kemudian dapat memprediksi kondisi meteorologi dan oseanografi daerah tersebut untuk jangka waktu tertentu, biasanya untuk masa selama survei berlangsung atau lebih lanjut lagi untuk masa 1,10, sampai dengan 100 tahun yang akan datang. a. Pengamatan Meteorologi Pengamatan meteorologi adalah kegiatan pengukuran keadaan udara atau atmosfer dengan berbagai fenomenanya. Fenomena tersebut diketahui berdasarkan pengukuran unsur-unsur cuaca antara lain temperatur udara, tekanan udara, kelembaban udara, serta angin. Tujuan dilakukannya pengukuran unsur-unsur cuaca adalah untuk mendeskripsikan keadaan cuaca pada daerah survei. Data meteorologi digunakan untuk kelancaran kegiatan selama survei serta untuk mengetahui pengaruhnya pada parameter-parameter lainnya terutama arus dan gelombang. 9

b. Survei Oseanografi Survei oseanografi adalah kegiatan pengamatan dinamika air laut dan pengukuran sifat fisik air laut. Dinamika air laut meliputi perubahan atau pergerakan air laut seperti pasut, arus, dan gelombang. Pasut Pasut adalah perubahan ketinggian permukaan air laut yang terjadi secara periodik pada tempat tertentu.yang disebabkan oleh pengaruh gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari. Bumi dengan dinamikanya : rotasi, revolusi, gravitasi, gaya tarik benda-benda angkasa terutama bulan dan matahari terhadap bumi merupakan pembangkit terbesar terjadinya pasut laut, perubahan iklim dan suhu juga membantu terjadinya pasut. Fenomena pembangkitan pasut menyebabkan terjadinya perbedaan tinggi permukaan air laut pada kondisi kedudukan-kedudukan tertentu dari bumi, bulan, dan matahari. Perputaran bumi pada sumbunya serta perputaran bumi mengelilingi matahari dapat menimbulkan pergeseran air laut, salah satu akibat yang ditimbulkan adalah terjadinya pasut laut. Fenomena alam tersebut merupakan gerakan periodik, sehingga pasut yang ditimbulkan dapat dihitung dan diprediksikan. Tujuan dari pengamatan pasut adalah untuk memperoleh koreksi pasut, menentukan bidang referensi kedalaman, yang akan digunakan pada pengolahan data kedalaman sehingga kedalaman yang diperoleh adalah kedalaman terhadap bidang referensi kedalaman. Arus Arus laut adalah perpindahan massa air laut baik secara horisontal maupun vertikal. Menurut penyebabnya arus terdiri atas : Arus karena angin, terjadi oleh adanya dorongan atau tekanan dari angain yang bertiup di permukaan air laut. Arus karena perbedaan densitas air laut, terjadi karena perbedaan kadar garam atau pun karena perbedaan suhu suhu air laut. Arus karena pasut, terjadi karena perbedaan ketinggian antara pasang naik dan pasang surut. 10

Menurut letaknya arus terdiri atas : Arus atas, yaitu arus laut yang terjadi di permukaan laut. Arus bawah, yaitu arus laut yang terjadi di bagian bawah permukaan laut. Menurut arahnya arus laut dibedakan menjadi : Arus horisontal, yaitu arus yang arahnya sejajar dengan permukaan air. Arus vertikal, yaitu arus yang arahnya tegak lurus dengan permukaan laut. Kecepatan arus tidak sama, umumnya berkurang menurut kedalaman laut sehingga arus laut di permukaan dapat berbeda arahnya dengan arus laut di bagian bawahnya. Tujuan dilakukannya pengukuran arus adalah untuk mengetahui pola pergerakan arus yang terdapat di daerah survei. Pola pergerakan arus ini digunakan untuk kelancaran selama survei maupun untuk pendesainan dan peletakan anjungan. Gelombang Pengamatan gelombang adalah kegiatan pengukuran gerakan naik turunnya permukaan laut. Gelombang atau ombak ialah gerak naik turunnya permukaan laut, massa air tidak berpindah ke tempat lain tetapi hanya bergerak naik turun, disebabkan oleh angin yang bertiup terus maka gelombang tersebut akan terdorong dan menimbulkan arus. Gelombang laut dibangkitkan oleh angin, gelombang terjadi bukan karena perpindahan air laut, tetapi karena perpindahan gerak malalui air. Angin yang berhembus pada permukaan laut mendesak air sehingga terbentuk gelombang. Gelombang ditinjau sebagai deretan pulsa-pulsa yang berurutan yang terlihat sebagai perubahan ketinggian permukaan air laut, yaitu dari suatu elevasi maksimum (puncak) ke elevasi minimum (lembah). Tujuan dilakukannya pengukuran gelombang adalah untuk memperoleh gambaran kondisi gelombang di daerah survei. Sifat Fisik Air Laut Pengamatan sifat fisik air laut adalah kegiatan pengukuran untuk mendapatkan parameter-parameter air laut. Parameter yang dimaksud adalah temperatur, salinitas, konduktivitas dan densitas. Suhu atau temperatur adalah banyaknya energi panas yang terkandung dalam suatu zat, konduktivitas adalah kemampuan suatu zat untuk mengalirkan arus listrik, salinitas adalah berat total garam terlarut (dalam satuan 11

gram) pada setiap satu kilogram air laut, sedangkan densitas adalah besarnya massa pada setiap 1 satuan volume suatu zat. Tujuan dilakukannya pengamatan sifat fisik air laut adalah untuk mendapatkan nilai koreksi pada pengukuran-pengukuran yang menggunakan gelombang akustik, serta untuk menentukan pengaruh sifat fisik air laut terutama salinitas dan densitas pada jenis material logam yang akan dijadikan bahan konstruksi anjungan. 12