BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara Di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita teliti, terlebih di era globalisasi terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi, juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Lebih dari 2,25 miliar cangkir kopi diminum setiap harinya dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. daya pariwisata yang menarik, baik keindahan alam maupun keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ina Kristiani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dampak positif dari globalisasi adalah aksesibilitas informasi dan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

INDEKS TENDENSI KONSUMEN JAWA TENGAH TRIWULAN I-2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Destiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. itu banyak investor yang merasa perlu untuk berinvestasi di industri tersebut,

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia telah membawa dampak di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang semakin berkembang banyak dipicu oleh semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pengaruh era globalisasi berdampak cukup tinggi pada

BAB I PENDAHULUAN. Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Industri pariwisata juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyak lagi. Gelar kota pariwisata dapat diraih karena memang

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

2015 STUDI KELAYANAN BISNIS ANNISA KATERINNG INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Industri

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan III-2013 Naik 2,91 Persen

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

BAB I PENDAHULUAN UKDW

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu bisnis yang tumbuh sangat cepat, dengan

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.

BAB I PENDAHULUAN. jasa untuk konsumsi langsung atau tidak langsung. Pengertian retail menurut Ma ruf

INDEKS TENDENSI KONSUMEN JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2012

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe

BAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perusahaan dituntut bekerja keras untuk memberikan barang atau jasa

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. bisnis global yang menjanjikan. Perjalanan sekarang menjadi faktor pelengkap

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan konsumen serta perubahan yang terjadi dalam menempatkan orientasi. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang memiliki peran penting dalam peningkatan pendapatan suatu

2015 PENGARUH PENYAMPAIAN PEOPLE,PHYSICAL EVID ENCE D AN PROCESS TERHAD AP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu daya tarik bagi setiap negara maupun daerahnya masing-masing. Pariwisata adalah industri jasa yang menanggani mulai dari transportasi, tempat tinggal (akomodasi), makanan, minuman, dan jasa bersangkutan lainnya. Industri pariwisata bagi banyak negara dijadikan sebagai sumber pajak dan pendapatan. Pengembangan akan industri pariwisata ini, merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mempromosikan negara maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Setiap negara memiliki suatu daya tarik tersendiri, untuk mampu menarik minat para wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Indonesia termasuk negara yang berlimpah akan kekayaan sumber daya alam, manusia, budaya, pariwisata, dan destinasi. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai berbagai macam pilihan destinasi bagi para wisatawan yang berkunjung seperti objek wisata yang dimiliki yaitu wisata alam, wisata budaya,

2 wisata belanja, dan wisata keagamaan di berbagai kawasan yang tersebar di Indonesia. Indonesia memiliki sektor ekonomi penting yaitu pariwisata. Tabel 1.1 Perkembangan Wisatawan Nusantara tahun 2007 2011 Tahun Rata-rata Pengeluaran Total Perjalanan Perjalanan Per Perjalanan Pengeluaran (ribuan) (kali) (ribu Rp) (triliun Rp) 2007 222,389 1.93 489.95 108.96 2008 225,041 1.92 547.33 123.17 2009 229,731 1.92 600.30 137.91 2010 234,377 1.92 641.76 150.41 2011 236,752 1.94 662.68 156.89 Sumber : BPS 2012 Dapat dilihat pada tabel 1.1 perkembangan jumlah wisatawan nusantara setiap tahunnya mengalami kenaikan. Penerimaan devisa sektor pariwisata memberikan kontribusi besar bagi kelangsungan perekonomian. Indonesia memiliki sejumlah destinasi yang menjadi sasaran utama tujuan wisata, terdapat salah satu wilayah yang dijadikan tempat wisata yaitu Kota Bandung. Kota metropolitan terbesar di Jawa Barat yaitu Kota Bandung. Kota Bandung pada awalnya merupakan kawasan pertanian, namun dengan tumbuhnya laju urbanisasi lahan pertanian menjadi kawasan perumahan kemudian sesuai dengan perubahan ekonomi kota ini berubah menjadi kawasan industri dan bisnis. Sektor industri terus berkembang saat ini dan yang memegang peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi adalah sektor perdagangan dan jasa. Selain itu, Bandung dikenal sebagai kota belanja dengan terdapat mall, distro, dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini. Saat ini, Kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan. Wisata kuliner mulai berkembang pesat pada kota bisnis serta tempattempat wisata atau kota wisata. Usaha kuliner tentu bukan sesuatu hal yang baru

3 dan asing namun perkembangannya berpotensi baik. Menurut Sugiharta dalam Prospek Industri Kuliner Masa Kini dan Masa Depan, sejak tahun 1995 istilah usaha kuliner telah berkembang di tanah air yaitu Indonesia oleh masyarakat khususnya Bandung. Sesuai dengan moto Bandung yaitu : Datang senang, pulang dengan kenangan. Itulah yang diberikan Kota Bandung bagi para wisatawan yang telah mengunjungi kota ini. Sehingga berangsur-angsur citra Kota Bandung dikenal sebagai kota wisata kuliner. Tabel 1.2 Indeks Tendensi Bisnis () II-2011 II-2012 dan Perkiraan III-2012 Menurut Sektor Sektor II- 2011 III- 2011 IV- 2011 I-2012 II- 2012 Perkiraan III-2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Pertanian, Peternakan, 105.85 110.15 98.14 117.31 106.15 109.48 Kehutanan, dan Perikanan 2 Pertambangan dan 104.53 105.13 108.36 102.13 92.55 101.45 Penggalian 3 Industri Pengolahan 105.31 106.45 105.34 99.34 106.06 107.39 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 105.32 106.90 105.04 98.50 102.06 106.55 5 Konstruksi 106.42 108.83 111.51 98.53 104.83 106.43 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7 Pengangkutan dan Komunikasi 8 Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 106.19 107.64 106.94 104.29 110.21 110.95 104.93 112.85 106.05 98.42 104.14 112.11 108.60 107.80 109.05 110.92 105.77 107.48 9 Jasa-jasa 107.08 106.39 106.58 105.62 106.17 106.94 Indeks Tendensi Bisnis 105.75 107.86 106.92 103.89 104.22 107.64 Sumber : BPS 2012 Tabel 1.2 diatas menggambarkan Indeks Tendensi Bisnis () yaitu perkembangan yang menggambarkan kondisi bisnis dan perekonomian menurut sektor, perkiraan nilai triwulan III-2012 diperkirakan kondisi bisnis akan meningkat dibandingkan triwulan II-2012. Tingkat optimisme para pelaku bisnis ini diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2012 sebesar

4 104.22. Semua sektor bisnis pada triwulan III-2012 diperkirakan mengalami peningkatan dari sisi kondisi bisnis. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran mengalami peningkatan sebesar 110.95 dibandingkan dengan triwulan II-2012. Meningkatnya kebiasaan masyarakat untuk berwisata kuliner membuat para pengusaha ingin memberikan suatu ciri khas dan inovasi tersendiri. Terlihat dari jumlah rumah makan atau restoran, café, kedai, kantin, hingga pedagang kaki lima yang terus meningkat di Kota Bandung. Meningkatnya usaha kuliner ini terlihat dari antusias para wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi tempat wisata di Kota Bandung. Potensi dalam usaha kuliner ini digunakan oleh para pemilik usaha tidak hanya digunakan untuk meraih keuntungan, tetapi memberikan kontribusi bagi pemerintah daerah kota. Konsumen selalu mempunyai keinginan untuk selalu memenuhi segala kebutuhannya. Memahami kebutuhan konsumen dinilai dan mempunyai peranan penting bagi para pelaku usaha dalam bidang kuliner. Konsumen akan berusaha memaksimalkan kepuasannya selama kemampuan finansialnya memungkinkan. Pentingnya memahami konsumen sesuai dengan definisi pemasaran menurut Mowen dalam Hurriyati (2010:69) yaitu kegiatan manusia yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Menurut Kotler (2005:17) program pemasaran terdiri dari sejumlah keputusan tentang bauran alatalat pemasaran yang digunakan. Rumah makan menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No.KM.73/PW105/MPPT-85 adalah suatu usaha yang menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara

5 komersil. Konsumen tentunya lebih memilih rumah makan dari segi tempat (suasana dari mudahnya akses jalan), harga (terjangkau), rasa, pelayanan, dan kebersihan. Pencitraan kuliner sekarang ini lebih condong kepada semakin banyaknya jenis makanan, pengaruh lingkungan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi, dan persaingan dalam pemutusan pembelian konsumen. Citra rumah makan khas daerah Parahyangan yaitu Sunda perlu tetap dipertahankan. Rumah Makan Ibu Haji Cijantung Purwakarta merupakan salah satu rumah makan sunda yang menyajikan makanan khas Sunda, kemudian mulai dirintis pada tahun 1997 di Purwakarta dan berkembang hingga di Kota Bandung. Para pemilik rumah makan sunda dikatakan perlu merancang strategi pemasaran agar mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran dalam pemutusan pembelian konsumen. Data jumlah konsumen yang melakukan transaksi di Rumah Makan Ibu Haji, dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini. Tabel 1.3 Jumlah Konsumen Rumah Makan Ibu Haji Cijantung Purwakarta Cabang Kota Bandung Tahun 2008-2011 No. Tahun Jumlah konsumen setiap cabang Lodaya MTC Cibeureum Total 1. 2008 59.731 63.080 60.301 183.112 2. 2009 61.980 63.102 59.000 184.082 3. 2010 59.402 60.573 57.008 176.983 4. 2011 58.535 59.021 56.302 173.858 Jumlah 239.648 245.776 232.611 718.035 Sumber : Manajemen RM Ibu Haji Cijantung Purwakarta Cabang Lodaya Tabel di atas menggambarkan jumlah konsumen dari tahun 2008 hingga 2011, setiap cabang mengalami kenaikan dan penurunan. Fluktuasi terjadi pada jumlah konsumen yang melakukan transaksi dari masing-masing cabang pada

6 setiap tahun. Cabang Lodaya dan MTC mengalami penurunan jumlah konsumen, walaupun tahun 2008 dan 2009 cabang MTC mengalami kenaikan tetapi jumlahnya tidak terlalu signifikan, sedangkan cabang Cibeureum tahun 2009 hingga 2011 berturut-turut mengalami penurunan. Gejala penurunan jumlah konsumen berangsur-angsur dapat berpengaruh pada mekanisme pasar mencerminkan dari minat konsumsi masyarakat (konsumen) terhadap rendahnya keputusan pembelian konsumen. Jumlah konsumen yang melakukan transaksi pada Rumah Makan Ibu Haji Cijantung terlihat menurun diduga karena rendahnya keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Strategi dalam pemasaran penting untuk diperbaharui yaitu dengan cara meningkatkan kinerja bauran pemasaran. Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:491) berbagai kegiatan bauran pemasaran perusahaan yang berusaha menyampaikan manfaat produk dan jasa mereka mempengaruhi keputusan pembelian. Pemutusan pembelian yang rendah dapat berdampak pada kelangsungan perusahaan, maka pihak pemilik harus menjaga ukuran pasar dan daya beli masyarakat (konsumen). Pihak pemilik perlu berusaha untuk memahami proses keputusan pembelian konsumen secara penuh, semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan, hingga menolak produk. Pihak pemilik berfokus pada seluruh proses pengambilan keputusan pembelian bukan hanya pada proses pembeliannya saja. Konsumen merupakan arti penting bagi kesuksesan sebuah usaha oleh karena itu, para pelaku usaha perlu menjalin hubungan jangka panjang dengan konsumen. Diperlukan strategi pemasaran yang baik agar memberikan suatu hasil yang optimal bagi kemajuan

7 dan peningkatan usahanya. Target pasar sasaran tidak akan dapat tercapai tanpa disertai adanya penetapan kombinasi strategi bauran pemasaran yang tepat. Pihak pemilik usaha juga penting memperhatikan dan mengembangkan pemahaman mengenai cara konsumen melakukan keputusan pembelian dengan menggunakan strategi pemasaran kemudian, diimplementasikan melalui bauran pemasaran yang terdiri dari 7P : product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi), people (orang), physical evidence (bukti fisik), dan process (proses) yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pasar serta konsumen menurut Zeithaml et al (2011:24). Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti dan menuangkannya dalam penyusunan skripsi yang berjudul PENGARUH FAKTOR-FAKTOR BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RUMAH MAKAN IBU HAJI CIJANTUNG PURWAKARTA CABANG KOTA BANDUNG

8 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, diidentifikasikan permasalahan pada RM Ibu Haji Cijantung terhadap rendahnya jumlah konsumen sehingga berpengaruh pada keputusan pembelian. Keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor-faktor bauran pemasaran. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan rumusan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana faktor-faktor bauran pemasaran pada Rumah Makan Ibu Haji? 2. Bagaimana keputusan pembelian konsumen pada Rumah Makan Ibu Haji? 3. Seberapa besar pengaruh faktor-faktor bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan Ibu Haji Cijantung Purwakarta Cabang Kota Bandung? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data. Maka, tujuan daripada diadakannya penelitian ini antara lain : a. Untuk mengetahui dan memahami pengaruh faktor-faktor bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan Ibu Haji. b. Untuk mengetahui dan memahami keputusan pembelian konsumen pada Rumah Makan Ibu Haji.

9 c. Untuk mengetahui dan memahami pengaruh faktor-faktor bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan Ibu Haji. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari pelaksanaan dari penelitian ini adalah : 1) Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai konsep bauran pemasaran diantaranya product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi), people (orang), physical evidence (bukti fisik), dan process (proses) khususnya dalam bidang jasa boga terhadap keputusan pembelian konsumen. 2) Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pemilik Rumah Makan Ibu Haji Cijantung Purwakarta Cabang Kota Bandung untuk lebih memperhatikan dan menyesuaikan strategi bauran pemasaran yang berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen.