BAB I PENDAHULUAN. dengan 2 cara yaitu dengan menerbitkan surat utang (debt) atau dengan. pertimbangan adalah bagaimana perusahaan dapat

dokumen-dokumen yang mirip
merupakan sinyal bagi investor untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dengan surat utang (debt instrument), misalnya obligasi. Keuntungan dari

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dalam perekonomian ( Nurlita, 2014). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Badan Pengawas Pasar Modal)

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan dana pada surat berharga (financial asset) yang diharapkan akan

BAB I PENDAHULUAN. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat diketahui perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu masalah pemenuhan kebutuhan dana. Kondisi tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. baik peringkat obligasi yang diperdagangkan maka return yang diberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dana, untuk memperjual belikan surat-surat berharga yang kegiatannya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan investasi perusahaan, dimana pada setiap sumber pendanaan ada biaya

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk pembiayaan yang berasal dari eksternal salah satunya yaitu dana dari

BAB IV SCREENING DES DI PT. BETONJAYA MANUNGGAL TBK. A. Analisis Implementasi Screening DES di PT. Betonjaya Manunggal Tbk

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari disiplin ilmu lainnya. Ilmu ekonomi memberikan pelajaran tentang

BAB I PENDAHULUAN. dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal menjadi suatu kegiatan ekonomi yang penting

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Para pelaku bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. Peran pasar modal sebagai lembaga intermediasi dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejak satu dekade terakhir, perkembangan industri keuangan syariah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa

I. PENDAHULUAN. eksternal. Keputusan pendanaan perusahaan akan berpengaruh terhadap kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. pada saat jatuh tempo. Bagi para emiten, obligasi merupakan sekuritas yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan investasi atas aktiva keuangan dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memerlukan modal untuk menjalankan kegiatan usahanya,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau menerbitkan surat utang (obligasi). Obligasi (bond) dapat didefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB I Perusahaan yang biasa kita kenal dengan sebutan perusahaan go public, akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terhadap produk-produk syariah, pada bulan oktober 2014 jumlah Bank

BAB I PENDAHULUAN. bersifat hutang dikenal dengan nama obligasi (Husnan, 2001:4).

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sadar atau tidak sadar, sejak lahir sudah mengenal. dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan atau memenuhi

-2- Keuangan Nomor: KEP-181/BL/2009 tanggal 30 Juni 2009 tentang Penerbitan Efek Syariah namun khusus mengatur mengenai penerbitan Sukuk sekaligus men

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

BAB I PENDAHULUAN. berkembang (growth) serta bertahan hidup (going concern) sehingga nilai

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ROE PERBANKAN SWASTA DI INDONESIA TAHUN 2005, 2006, 2007

ANALISA PENGARUH TOTAL HUTANG JANGKA PENDEK, HUTANG JANGKA PANJANG DAN INVESTASI TERHADAP TERHADAP LABA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh perusahaan dapat diperoleh di pasar modal.

2016 ANALISIS PERBAND INGAN TINGKAT PROFITABILITASD AN LIKUID ITAS PERUSAHAAN SEBELUM D AN SESUD AH PENERBITAN SUKUK KORPORASI

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham di pasar modal (go public). Pasar modal mempertemukan calon

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

Disusun oleh : Karina Dewi Puspitasari B

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB I PENDAHULUAN. modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga keuangan yang. berbasis syariah. Kondisi ini menurut para akademisi dan praktisi

Repositori STIE Ekuitas

I. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (investor), yaitu capital gain dan dividend. Kebijakan

PRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH. Training of Trainer Modul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan didirikan dengan berbagai tujuan yang hendak dicapai.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN jiwa pada tahun 2010 ( Terdapat 87,18% dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi perusahaan publik persaingan tidak hanya terjadi dalam satu sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik dan didukung oleh sistem yang baik akan dapat. dimainkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36 /POJK.04/2014 TENTANG PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengukur kinerja suatu bank dan kemampuan bersaing. Salah satu. melalui Return on Asset (ROA) atau rasio laba terhadap aset.

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan disegala bidang terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. surat berharga di pasar modal. Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pendapatan tetap bagi pemegangnya. Salah satu bentuk informasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas, ada beberapa hal yang

PENGARUH RASIO AKTIVITAS, RASIO PROFITABILITAS, RASIO LEVERAGE DAN RASIO PENILAIAN TERHADAP PENDAPATAN SAHAM PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba

BAB I PENDAHULUAN. minimal yang harus dikeluarkan perusahaan atas pengembalian terhadap investor

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mengenai suatu entitas. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di dalam dunia usaha ada 2 (dua) jenis pendanaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan, yaitu pendanaan internal dan pendanaan eksternal. Dalam pendanaan internal biasanya adalah dengan menggunakan saldo laba ditahan (retained earning). Sedangkan pendanaan eksternal biasanya dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan menerbitkan surat utang (debt) atau dengan menerbitkan saham (equity). Dalam memilih alternatif pendanaan untuk membiayai aktifitas perusahaan, yang akan menjadi pertimbangan adalah bagaimana perusahaan dapat menciptakan kombinasi yang menguntungan antara penggunaan sumber dana dari ekuitas dengan dana yang berasal dari hutang jangka panjang. Hal ini menyangkut masalah keberadaan struktur modal perusahaan yang menggambarkan pengaturan komposisi yang tepat antara hutang jangka panjang dengan ekuitas. Oleh karena itu, pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan sumber dana yang digunakan dengan tepat agar tercipta struktur modal yang optimal, yaitu yang dapat meminimalkan biaya modal rata-rata sehingga memaksimalkan nilai perusahaan dan kekayaan perusahaan (Martono dan Harijanto, 2010:240). Pasar modal di Indonesia (Bursa Efek Indonesia) memiliki instrumen sekuritas yang bermacam-macam. Pemodal/Investor diberi kesempatan untuk memilih di antara berbagai sekuritas, salah satu yang diperdagangkan di pasar 1

2 modal adalah obligasi. Obligasi sendiri berdasarkan penerbitnya dibedakan atas 3 (tiga) jenis, obligasi pemerintah pusat, obligasi pemerintah daerah dan obligasi korporasi. Obligasi korporasi adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta/komersial yang bertujuan untuk mendukung kepentingan bisnisnya.(sunariyah, 2011:211). Indonesia dengan penduduk mayoritas beragama Islam dan dengan berkembangnya industri keuangan berbasis Syariah Islam, perkembangan terhadap sistem tatanan hidup maupun bermuamalat dengan tetap berpegang pada norma-norma syariah menjadi hal yang tidak bisa dipungkiri. Begitupun dalam hal dunia investasi. Dalam kegiatan investasi menuntut para investor untuk menempatkan dananya pada instrumen investasi yang tidak bertentangan dengan landasan syariah dan terbebas dari praktik gharar, maisir dan riba. Salah satu instrumen investasi yang mengalami perkembangan adalah obligasi syariah atau sukuk. Obligasi syariah atau sukuk menjadi alternatif investasi bagi pihak-pihak yang selain mempertimbangkan manfaat ekonominya tetapi juga aspek kehalalannya. Pada prinsipnya sukuk mirip seperti obligasi konvensional dengan perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying transaction) berupa sejumlah tertentu asset yang menjadi dasar penerbitan sukuk dan adanya akad atau perjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip syariah (Taufik Hidayat, 2011:112).

3 Perkembangan penerbitan sukuk perusahaan di Indonesia berdasarkan data statistik yang dihimpun oleh Otoritas Jasa Keuangan selaku lembaga Pemerintah yang juga mengawasi sektor pasar modal, mencatat bahwa sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2015 ada 87 Sukuk perusahaan yang diterbitkan dengan total nilai emisi sukuk per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 16.114 miliar. Rata-rata pertumbuhan penerbitan sukuk perusahaan dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2015 adalah 64%, dimana pelopor penerbitan sukuk perusahaan pertama di Indonesia adalah PT Indosat, Tbk., dengan menerbitkan sukuk mudharabah senilai Rp. 100 miliar pada bulan Oktober 2002 dan pada 28 Mei 2003 Indosat menambah sukuk yang ditawarkan menjadi Rp. 175 miliar. Tabel 1.1 Perkembangan Nilai Emisi dan Outstanding Sukuk di Indonesia Emisi Sukuk Sukuk Outstanding Tahun Total Nilai Total Nilai Total Jumlah (Rp miliar) (Rp miliar) Total Jumlah 2002 175,0 1 175,0 1 2003 740,0 6 740,0 6 2004 1.424,0 13 1.394,0 13 2005 2.009,0 16 1.979,4 16 2006 2.282,0 17 2.179,4 17 2007 3.174,0 21 3.029,4 20 2008 5.498,0 29 4.958,4 24 2009 7.015,0 43 5.621,4 30 2010 7.815,0 47 6.121,0 32 2011 7.915,4 48 5.876,0 31 2012 9.790,4 54 6.883,0 32 2013 11.994,4 64 7.553,0 36 2014 12.917,4 71 7.144,0 35 2015 16.114,0 87 9.902,0 47 Sumber: www.ojk.go.id, 2016

4 Setiap penerbitan sukuk perusahaan wajib disertai dengan rating efek. Perusahaan yang akan menerbitkan sukuk wajib memperoleh peringkat efek dari perusahaan pemeringkat efek. Dalam dokumen pemeringkat efek, setidaknya harus ada informasi mengenai keunggulan emiten serta sukuk yang diterbitkan. Dokumen juga harus memuat kelemahan emiten dan sukuk yang diterbitkan serta kaitannya dengan risiko yang mungkin dihadapi pemegang efek (Peraturan Bapepam-LK nomor IX.C.11). Teknis rating sukuk perusahaan agak berbeda dengan rating obligasi perusahaan konvensional. Dalam penerbitan sukuk, proses rating juga dilakukan dengan menelaah aset dasar (underlying asset) yang digunakan sebagai jaminan untuk pelunasan hutang. Pemeringkatan sukuk ini sangat diperlukan untuk mencerminkan kemampuan emiten memenuhi kewajibannya. Pengumuman penerbitan sukuk perusahaan di pasar modal dan rating sukuk oleh Perusahaan Pemeringkat Efek (PT Pefindo) mengandung informasi yang dapat diartikan secara berbeda oleh investor. Investor akan melakukan penilaian terhadap informasi tersebut dan penilaian tersebut akan mempengaruhi keputusan investasinya. Informasi penerbitan sukuk dan rating sukuk memberikan suatu pertanda (signal) bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi sehingga signaling theory berlaku dalam penelitian ini. Jogiyanto (2010:517) menyatakan bahwa jika suatu informasi baru yang relevan masuk ke pasar yang berhubungan dengan suatu aktiva, informasi ini akan digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan nilai dari aktiva yang bersangkutan. Akibatnya adalah adanya kemungkinan pergeseran ke harga

5 ekuilibrium baru, sehingga signaling theory bisa dianggap sebagai suatu tata cara pemberian isyarat (signal) dari pihak eksekutif perusahaan kepada investor tentang kondisi keuangan perusahaan melalui informasi yang disampaikan, lebih tepatnya adalah informasi pengumuman penerbitan sukuk dan rating sukuk melalui media yang ada dan sampai kepada investor/pelaku pasar. Perkembangan di pasar modal merupakan indikator yang penting untuk mengetahui tingkah laku atau reaksi dari pelaku pasar. Salah satu indikator untuk mempelajari tingkah laku atau reaksi pasar tersebut baik itu saham maupun sukuk adalah dengan melihat pola perubahan harga saham dan return saham yang terjadi. Informasi mengenai pengumuman penerbitan obligasi syariah akan direspon oleh investor. Jika investor benar-benar memanfaatkan informasi tersebut dalam pengambilan keputusan investasinya, maka pengumuman tersebut akan berdampak pada perubahan harga saham. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maulida (2012) dengan judul Pengaruh Pengumuman Peringkat Obligasi Terhadap Reaksi Pasar Saham di Bursa Efek Indonesia memberikan kesimpulan bahwa Pengumuman kenaikan peringkat obligasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap reaksi pasar saham di Bursa Efek Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Devi (2012) juga mendukung penelitian sebelumnya dengan hasil penelitian bahwa nilai penerbitan sukuk dan rating sukuk baik secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian-penelitian tersebut sesuai

6 dengan teori efisiensi pasar bahwa pengumuman penerbitan sukuk dan rating sukuk mencerminkan informasi yang dibutuhkan oleh investor. Berbeda dengan penelitian-peneltian tersebut, Mujahid (2010) yang meneliti analisis pengaruh penerbitan obligasi syariah yang diwakilkan oleh nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap cumulative abnormal return saham di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2009 menunjukkan bahwa nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk), baik secara simultan maupun parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap cumulative abnormal return saham. Penelitian tersebut didukung oleh Mochammad (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara nilai penerbitan dan rating sukuk terhadap cumulative abnormal return, baik secara simultan maupun parsial. Dari uraian fakta perkembangan penerbitan sukuk di Indonesia, beberapa teori dan adanya gap atau perbedaan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai PENGARUH PENERBITAN SUKUK PERUSAHAAN DAN RATING SUKUK PERUSAHAAN TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM (Studi Pada Perusahaan-perusahaan yang menerbitkan Sukuk Perusahaan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2015). 1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah Reaksi pasar saham tidak terpengaruh oleh adanya pengumuman nilai penerbitan dan rating sukuk perusahaan, sehingga informasi nilai

7 penerbitan sukuk dan rating sukuk yang diterima oleh investor/pelaku pasar tersebut tidak mencerminkan informasi yang dibutuhkan oleh investor dalam melakukan keputusan investasi. Hal tersebut bertolak belakang dengan teori efisensi pasar, signalling theory, serta data statistik penerbitan sukuk perusahaan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang terus mengalami perkembangan mulai dari tahun 2002 sampai tahun 2015. 1.2.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang akan di kaji dalam penelitian ini adalah : a. Apakah nilai penerbitan sukuk perusahaan dan rating sukuk perusahaan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap reaksi pasar saham? b. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari nilai penerbitan sukuk perusahaan terhadap reaksi pasar saham? c. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari rating sukuk perusahaan terhadap reaksi pasar saham? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh nilai penerbitan sukuk perusahaan dan rating sukuk perusahaan secara simultan terhadap reaksi pasar saham.

8 b. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh nilai penerbitan sukuk perusahaan terhadap reaksi pasar saham. c. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh rating sukuk perusahaan terhadap reaksi pasar saham. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan konsep instrumen keuangan Islam, khususnya tentang sukuk perusahaan. b. Sebagai bahan pertimbangan bagi stakeholder sukuk dalam menentukan kebijakan sesuai dengan peran mereka masing-masing. c. Hasil penelitian ini dapat dikembangkan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.