PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENYIRAM TANAMAN JAGUNG PADA TANAH TANDUS BERBASIS FUZZY LOGIC

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

RESPON VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF

PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UMBI DAUN DEWA (Gynura procumbens Back.) PADA BERBAGAI INTENSITAS CAHAYA DAN PEMANGKASAN DAUN

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

SKRIPSI Disusun oleh : Rifqi Maulana NIM : PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

Pengaruh Takaran SP-36 terhadap Pertumbuhan Tanaman, Pembungaan dan Kandungan Lutein Tagetes erecta L. dan Cosmos sulphureus Cav.

SKRIPSI PENGARUH APLIKASI UNSUR FE PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP TANAMAN TOMAT. Oleh Aprilia Ike Nurmalasari H

PENGARUH SISTEM PERTANAMAN SISIPAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG Bunyamin Z dan M. Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia PENDAHULUAN

PENGARUH WARNA MULSA PLASTIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TERUNG (Solanum melongena L.) TUMPANGSARI DENGAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir.

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KROKOT LANDA (Talinum triangulare Willd.)

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

PENGARUH MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BENIH TIGA KULTIVAR KACANG HIJAU (Vigna radiata L. Wilczek) DI LAHAN PASIR PANTAI

PENGARUH TAKARAN KOMPOS BLOTONG DAN UMUR SIMPAN MATA TUNAS TUNGGAL TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TEBU (Saccharum officinarum L.)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

PENGARUH NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata (L.))

PENGARUH FREKUENSI PENYIRAMAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYAM (Amaranthus spinosus)

KAJIAN FISIOLOGI KOMPETISI ANTARA TANAMAN PADI SAWAH DENGAN GULMA Echinochloa crus-galli

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

PENGARUH BOBOT MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) KULTIVAR KUTILANG

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

AGRIPLUS, Volume 20 Nomor : 01 Januari 2010, ISSN

PENGARUH JARAK TANAM DAN TAKARAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BENIH KACANG HIJAU (Vigna radiata L. Wilczek)

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENGARUH DOSIS PUPUK KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL WIJEN HITAM DAN PUTIH (Sesamum indicum L.)

Key words: manure fertilizer, weeding period, Aloe vera, sesame, coastal sandy land

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERIODE KRITIS PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) SKRIPSI OLEH : WILTER JANUARDI PADANG

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. KOMPONEN HASIL DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merrill) DENGAN PEMBERIAN NAUNGAN DI LAHAN GAMBUT

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL SORGUM MANIS (Sorghum bicolor (L.) Moench) TANAM BARU DAN RATOON PADA JARAK TANAM BERBEDA

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN*

KAJIAN PENAMBAHAN PUPUK KANDANG KAMBING DAN KERAPATAN TANAMAN YANG BERBEDA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman. Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

PENGUKURAN KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF TETUA SELFING BEBERAPA VARIETAS JAGUNG ( Zea mays L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Optimalisasi Cahaya Matahari Pada Pertanaman Padi (Oryza sativa L.) System of Rice Intensification (SRI) Melalui Pendekatan Pengaturan Jarak Tanam

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

Jurnal Cendekia Vol 13 No 2 Mei 2015 ISSN RESPON MACAM VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP BEBERAPA DOSIS PUPUK PETROGANIK

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

Pengaruh variasi kadar pupuk daun terhadap pertumbuhan dan produktivitas beberapa jenis sayuran buah dengan pemaparan suara belalang termanipulasi

PENGARUH JUMLAH PEMBERIAN AIR TERHADAP RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabaccum L.)

PENGARUH KADAR NaCl TERHADAP KERAGAAN BIBIT WIJEN (Sesamum indicum L.)

PENGARUH TAKARAN PUPUK KASCING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill)

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA MEDIA GAMBUT DENGAN PEMBERIAN URINE SAPI

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG ( Zea mays L. ) PADA BERBAGAI TINGKAT PEMBERIAN AIR SKRIPSI

Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair Diperkaya Rhizobacteri Osmotoleran terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi pada Kondisi Cekaman Kekeringan

APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) DENGAN PERBEDAAN SISTEM PENGOLAHAN TANAH SKRIPSI OLEH:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

HASIL DAN PEMBAHASAN

GROWTH AND YIELD OF BLACK SOYBEAN (Glycine max (L.) Merr) SEED OF MALLIKA PLANTED BY INTERCROPPING WITH SWEET CORN (Zea mays Saccharata group)

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.) URBAN) TERHADAP WAKTU PEMANGKASAN DAN JARAK TANAM

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

PENGARUH KADAR NaCl DAN DOSIS KOMPOS JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L) PADA MEDIA PASIR PANTAI NASKAH PUBLIKASI

Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada 2) Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada *)

II. METODE PENELITIAN

UJI SISTEM PEMBERIAN NUTRISI DAN MACAM MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA ( Lactuca sativa L ) HODROPONIK

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN MOL BONGGOL PISANG DAN GIBGRO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ARTEMISIA (Artemisia annua L.)

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi Konsumsi Air Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.) pada Teknik Hidroponik melalui Pengaturan Populasi Tanaman

Charloq 1) Hot Setiado 2)

Pertumbuhan, Produktivitas, dan Rendemen Minyak Kelapa Sawit di Dataran Tinggi

Pengaruh Waktu Pemupukan dan Macam Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Hitam (Glycine max (L.) Merrill)

PENGARUH PEMANFAATAN PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG PADA KONDISI KEKURANGAN AIR

PENGAIRAN KEDELAI PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PUSAT PELATIHAN PERTANIAN

UJI PERBEDAAN SISTEM JAJAR LEGOWO TERHADAP BEBERAPA VARIETAS TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA SAWAH TADAH HUJAN SKRIPSI SARLYONES KAFISA

AGROVIGOR VOLUME 7 NO. 2 SEPTEMBER 20 ISSN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

KAJIAN MODEL TANAM DAN WAKTU TANAM DALAM SISTEM TUMPANGSARI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BENIH JAGUNG

Ahmad Faishol Habibie. 1) Dr. Ir. Agung Nugroho, SU. 2) Dr. Ir. Agus Suryanto, MS. 3)

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.) Danti Sukmawati Ciptaningtyas 1, Didik Indradewa 2, dan Tohari 2 ABSTRACT In Indonesia, maize mostly planted in dry environment. The problem of such environment was drought stress. The objective of research was to find the best cultivar in drought tolerance and showing high productivity in lack of water condition. This research was conducted in Banguntapan experimental field from October 2010 until February 2011. This experiment used split plot design with two factors and three replications. The main plot was cultivar (Lagaligo, Lamuru, Bima-2 Bantimurung and Bima-4 Bantimurung) and the sub plot was watering interval (every day, every 2, 4 and 8 days). The result was Bima-2 Bantimurung and Bima-4 Bantimurung showed a better growth to Lamuru and Lagaligo, indicated netto, gross weight, leaves size and plant height. The increasing of watering interval has actually decreased the productivity. Keyword: maize, drought stress, watering interval INTISARI Di Indonesia jagung lebih banyak ditanam di lahan kering. Namun yang sering menjadi masalah adalah cekaman kekeringan. Pengujian kultivar unggul tahan kering dilakukan untuk mengetahui kultivar yang paling tahan kekeringan serta memiliki pertumbuhan dan produktivitas yang baik pada kondisi air terbatas. Penelitian pengaruh interval penyiraman terhadap pertumbuhan dan hasil empat kultivar jagung dilaksanakan di Banguntapan pada bulan Oktober 2010 sampai Februari 2011. Perlakuan disusun dalam rancangan petak belah dengan 3 blok sebagai ulangan, terdiri atas 2 faktor. Faktor pertama kultivar sebagai petak-utama: Lagaligo, Lamuru, Bima-2 Bantimurung, dan Bima-4 Bantimurung, sedang faktor kedua Interval penyiraman sebagai anak-petak: penyiraman setiap hari, 2 hari sekali, 4 hari sekali dan 8 hari sekali. Bima-2 Bantimurung dan Bima-4 Bantimurung mempunyai pertumbuhan lebih baik yang dicirikan oleh bobot segar, bobot kering dan jumlah daun yang lebih besar, serta tanaman lebih tinggi dari kultivar Lamuru dan Lagaligo. Peningkatan interval penyiraman secara nyata menurunkan hasil tanaman jagung. Kata kunci : jagung, cekaman kekeringan, interval penyiraman PENDAHULUAN Di Indonesia jagung lebih banyak ditanam di lahan kering (79 %). Luas areal pertanaman jagung di lahan sawah tadah hujan dan sawah irigasi masingmasing 10 % dan 11 % dari total luas pertanaman. Hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya produktivitas jagung. Peluang perluasan area jagung di lahan kering masih cukup besar. Luas lahan kering di Indonesia meliputi 23 juta 1Alumni Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 2 Fakultas Pertanian Gadjah Mada, Yogyakarta

hektar lahan tidur. Salah satu upaya peningkatan produktivitas guna mendukung program pengembangan agribisnis jagung adalah penyediaan air yang cukup untuk pertumbuhan tanaman. (Damardjati et al., 2005). Air merupakan komponen penting bagi berlangsungnya berbagai proses fisiologi seperti serapan hara, fotosintesis dan reaksi biokimia sehingga penurunan absorbsi air mengakibatkan hambatan pertumbuhan dan penurunan hasil. Periode masa kekeringan dapat terjadi pada setiap fase pertumbuhan jagung, namun tanaman jagung sangat sensitif terhadap cekaman kekeringan pada fase pembungaan sampai pengisian biji (Grant et al., 1989). BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca, Laboratorium Lapangan Fakultas Pertanian UGM, Banguntapan antara bulan Oktober 2010-Februari 2011. Benih jagung yang digunakan adalah kultivar tahan kekeringan berdasarkan rekomendasi Balai Penelitian Serealia Maros, terdiri dari 4 jenis yaitu: kultivar Lagaligo, Lamuru, Bima-2 Bantimurung, dan Bima-4 Bantimurung. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian petak belah (split plot) 4 x4 dengan 3 blok sebagai ulangan. Petak-utama adalah kultivar tanaman jagung, terdiri Lagaligo, Lamuru, Bima-2 Bantimurung dan Bima-4 Bantimurung. Anak-petak yaitu interval penyiraman, terdiri dari 4 aras, yaitu: Penyiraman setiap hari, Penyiraman 2 hari sekali, Penyiraman 4 hari sekali dan Penyiraman 8 hari sekali. Pengamatan kondisi lingkungan terdiri dari suhu (0C) dan kelembaban udara (%), kadar lengas tanah, kadar air tanaman (%), pertumbuhan tanaman, seperti jumlah daun, luas daun(dm2), tinggi tanaman (cm), bobot segar tanaman (gram) dan bobot kering tanaman (gram). Komponen hasil diamati dengan menghitung bobot 100 biji (gram), bobot biji per tanaman (gram), efisiensi penggunaan air (gram/l), dan indeks panen. HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar lengas tanah sebelum penyiraman merupakan kadar lengas tanah minimum untuk masing-masing Tabel 1 menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara kultivar dengan selang waktu penyiraman terhadap kadar lengas tanah sebelum penyiraman pada 4, 8 maupun 10 mst. Peningkatan interval penyiraman dari setiap hari menjadi 2 sekali menunjukkan penurunan kadar lengas yang berbeda nyata. Demikian pula penambahan selang waktu

penyiraman dari 2 hari sekali menjadi 4 hari sekali, dan dari 4 hari sekali menjadi 8 hari sekali. Hasil DMRT menunjukkan bahwa tanah tempat tumbuh kultivar Lagaligo dan Bima-2 Bantimurung memiliki kadar lengas tertinggi pada setiap hari pengamatan, sedangkan kultivar Lamuru dan Bima-4 Bantimurung memiliki kadar lengas terendah. Tabel 1. Kadar lengas tanah (%) sebelum penyiraman saat tanaman berumur 4, 8 dan 10 minggu. Perlakuan 4 mst 8 mst 10 mst Lagaligo 41.07 ab 38.44 ab 38.39 a Lamuru 40.92 ab 38.17 b 36.45 b Bima-2 Bantimurung 42.19 a 39.36 a 39.37 a Bima-4 Bantimurung 40.21 b 38.07 b 36.45 b 1 45.95 a 44.75 a 44.17 a 2 43.69 b 41.17 b 41.22 b 4 39.65 c 36.25 c 35.86 c 8 35.10 d 31.88 d 29.42 d Interaksi (-) (-) (-) CV 2.95 4.57 4.39 Daun merupakan salah satu organ tanaman yang berperan dalam proses fotosintesis. Tanaman budidaya yang efisien cenderung menginvestasikan sebagian besar awal pertumbuhan mereka dalam bentuk penambahan luas daun, yang berakibat pemanfaatan radiasi matahari yang efisien. Cekaman kekeringan memberikan pengaruh terhadap parameter luas daun. Tabel 2 menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara kultivar dengan interval penyiraman terhadap luas daun. Peningkatan interval penyiraman dari setiap hari menjadi 2 hari sekali menunjukkan pengurangan yang berbeda nyata pada luas daun. Demikian juga peningkatan selang waktu penyiraman dari 2 hari sekali menjadi 4 hari sekali, dan dari 4 hari sekali menjadi 8 hari sekali. Pada kondisi cekaman kekeringan tanaman melakukan mekanisme menekan transpirasi dengan cara menekan pertumbuhan tajuk (mengurangi luas daun), seperti yang terjadi pada interval penyiraman setiap 8 hari sekali.

Tabel 2. Luas daun tanaman jagung (dm2) 10 mst Perlakuan Luas Daun (cm 2 ) Lagaligo 359.14 a Lamuru 356.57 a Bima-2 Bantimurung 446.74 a Bima-4 Bantimurung 445.92 a 1 557.63 a 2 441.05 b 4 341.80 c 8 267.89 d Interaksi (-) CV 15.06 Parameter bobot kering menunjukkan kadar biomassa tanaman. Bobot kering tanaman juga menunjukkan translokasi dari organ penghasil fotosintat ke seluruh bagian tanaman (Gardner et. al., 2008). Tabel 3. Bobot kering tanaman jagung (gram) umur 4, 8 dan 10 minggu Perlakuan 4 mst 8 mst 10 mst Lagaligo 9.10 a 58.65 a 80.25 a Lamuru 9.24 a 45.08 a 82.77 a Bima-2 Bantimurung 10.40 a 70.87 a 109.36 a Bima-4 Bantimurung 7.68 a 60.14 a 98.05 a 1 7.30 a 68.29 a 113.10 a 2 9.58 a 82.59 a 119.32 a 4 6.03 a 45.20 b 76.55 b 8 5.93 a 38.66 b 41.46 c Interaksi (-) (-) (-) CV 31.34 38.71 22.66 Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa tidak terdapat interaksi antara kultivar dengan interval penyiraman terhadap bobot kering tanaman saat berumur 4, 8 dan 10 minggu. Seluruh kultivar yang diuji menunjukkan penurunan yang tidak berbeda nyata terhadap bobot kering tanaman saat tanaman berumur 4, 8 maupun 10 minggu. Peningkatan selang waktu penyiraman pada saat tanaman berumur 4 minggu diketahui menurunkan bobot kering tanaman.

Peningkatan interval penyiraman dari 2 hari sekali menjadi 4 hari sekali saat tanaman berumur 10 minggu menunjukkan penurunan yang berbeda nyata terhadap bobot kering tanaman, demikian pula dengan peningkatan interval penyiraman dari 4 hari sekali menjadi 8 hari sekali. Bobot biji per tanaman merupakan gambaran hasil asimilat dari proses fotosintesis pada bagian ekonomis. Tabel 4. Bobot biji jagung per tanaman (gram) Perlakuan Bobot Biji per Tanaman Lagaligo 35.76 c Lamuru 35.48 c Bima-2 Bantimurung 61.68 a Bima-4 Bantimurung 44.19 b 1 72.35 a 2 52.47 b 4 35.31 c 8 16.99 d Interaksi (-) CV 25.66 Tabel 4 menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara kultivar dengan selang waktu penyiraman terhadap hasil biji jagung per tanaman. Peningkatan selang waktu penyiraman dari setiap hari menjadi 2 hari sekali menunjukkan penurunan hasil biji per tanaman secara nyata, demikian juga penambahan selang waktu penyiraman dari 2 hari sekali menjadi 4 hari sekali dan dari 4 hari sekali menjadi 8 hari sekali. Hasil biji kultivar Bima-2 Bantimurung dan Bima-4 Bantimurung diketahui memiliki bobot yang paling tinggi, sedangkan kultivar Lagaligo dan Lamuru menunjukkan bobot biji per tanaman yang paling rendah. Efisiensi penggunaan air (EPA) dinyatakan dalam banyaknya hasil yang didapat per satuan air yang digunakan dalam gram bahan kering per liter air. Efisiensi penggunaan air dikaitkan dengan hasil panen dalam hubungannya dengan jumlah air yang digunakan untuk memproduksi hasil panen (Gardner et al., 2008).

Tabel 5. Efisiensi Penggunaan Air (EPA) (gram/l) pada 4, 8 dan 10 mst Perlakuan 4 mst 8 mst 10 mst Lagaligo 1.18 a 3.80 a 3.99 a Lamuru 1.15 a 3.09 a 4.21 a Bima-2 Bantimurung 1.32 a 4.23 a 5.25 a Bima-4 Bantimurung 0.86 a 3.88 a 4.79 a 1 0.99 a 3.51 a 5.51 a 2 1.14 a 4.25 a 5.16 ab 4 1.10 a 3.36 a 4.62 b 8 1.29 a 3.89 a 2.95 bc Interaksi (-) (-) (-) CV 33.33 38.37 21.39 Tabel 5 menunjukkan tidak ada interaksi antara kultivar dengan interval penyiraman terhadap efisiensi penggunaan air (EPA) saat tanaman berumur 4, 8 dan 10 minggu. Berdasarkan hasil DMRT, peningkatan interval penyiraman pada umur 4 dan 8 minggu masing-masing memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap EPA. Penurunan efisiensi penggunaan air terlihat pada saat tanaman memasuki umur 10 minggu dengan peningkatan selang waktu penyiraman dari setiap hari menjadi 2 hari sekali. Lagaligo, Lamuru, Bima-2 Bantimurung dan Bima-4 Bantimurung mempunyai nilai EPA yang tidak berbeda nyata pada saat tanaman berumur 2, 8 maupun 10 minggu. Tujuan dari kegiatan budidaya tanaman adalah untuk menghasilkan panen yang maksimal guna memenuhi kebutuhan pangan/konsumsi. Indeks panen ini menggambarkan efisiensi tanaman dalam mendistribusikan fotosintat untuk menghasilkan hasil ekonomis (Gardner et al., 2008). Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa terdapat interaksi pengaruh antara kultivar dengan interval penyiraman terhadap indeks panen jagung. Penambahan interval penyiraman pada kultivar Lagaligo dan Lamuru menunjukkan peningkatan nilai indeks panen, sedangkan penambahan interval penyiraman pada kultivar Bima-2 Bantimurung dan Bima-4 Bantimurung menunjukkan penurunan indeks panen.

Tabel 6. Indeks panen Penyiraman (-hari sekali) 1 2 4 8 Rerata Lagaligo 0.43 ab 0.41 ab 0.49 ab 0.65 a 0.50 Lamuru 0.56 ab 0.50 ab 0.49 ab 0.63 a 0.54 Bima-2 Bantimurung 0.69 a 0.61 a 0.53 ab 0.24 b 0.52 Bima-4 Bantimurung 0.59 a 0.38 ab 0.40 ab 0.41 ab 0.44 Rarata 0.57 0.47 0.48 0.48 (+) CV 22.29 menurut uji DMRT pada taraf kepercayaan 95%. (+) : ada interaksi antar KESIMPULAN 1. Bima-2 Bantimurung dan Bima-4 Bantimurung mempunyai hasil yang lebih tinggi dari kultivar Lagaligo dan Lamuru. 2. Peningkatan interval penyiraman dari setiap hari sampai 8 hari sekali menurunkan kadar lengas tanah, pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. DAFTAR PUSTAKA Damardjati, D.S., Subandi, Ketut Kariyasa, Zubachtirodin, dan S. Saenong. 2005. Prospek dan Pengembangan Agribisnis Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta Selatan. Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell. 2008. Physiology of Crop Plants (Fisiologi Tanaman Budidaya, alih bahasa: Herawati Susilo, pendamping: Subiyanto). Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta. Grant, R.F., B.F. Jackson, J.R. Kiniry, G.F. Arkin. 1989. Water Deficit Timing Effects on Yield Components in Maize. Agronomy journal (81): 61-65.