BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM

Penatatan ruang daerah bertujuan mewujudkan ruang kabupaten berbasis. pertanian yang didukung industri, perdagangan, pariwisata dan sosial

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

hari atau rata-rata 10,33 hari/bulan. hutan, perkebunan dan lahan lainnya. atas sebagaimana tergambar pada tabel 2.9.

STATISTIK KABUPATEN TEMANGGUNG 2012

Tabel Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Temanggung

3.1.1.Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun. perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

1) Struktur Ekonomi Daerah. terbesar dalam penyusunan PDRB.

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Temanggung bujur timur dan LS. Kabupaten Temanggung

BAB II DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I P E N D A H U L U A N

dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi Angka kematian ibu per kelahiran hidup turun drastis

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah pada hakekatnya

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

Laporan Akhir 1 PENDAHULUAN

DAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional sebagaimana dalam Undang-Undang no 25. perdagangan yang merupakan inti sistem pembangunan.

Penutup. Sekapur Sirih

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 LAPORAN AKHIR REVIEW RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN TEMANGGUNG

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

MEMUTUSKAN: Menetapkan KESATU

terendah pada tahun ) Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

pendapatan masyarakat. h. Jumlah Rumah Tangga Miskin status kesejahteraan dapat dilihat pada tabel 2.42.

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN UMUM

Daftar Tabel. Halaman

MENGENAL KECAMATAN WURYANTORO BAB I

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

Pencapaian sasaran dan indikator pada misi III ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.21 Pencapaian Misi III dan Indikator

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

BAB I PENDAHULUAN. yang terbaik bagi kepentingan anak, tanpa ada diskriminasi. Salah satu isu

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo,

4.1. Letak dan Luas Wilayah

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

Kecamatan Dalam Data 2017 i

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM

Katalog BPS No

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

Kecamatan Kepulauan Joronga Dalam Angka 2011

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 2 0 T A H U N TANGGAL :

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 8 TAHUN 2003 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2003


PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan :

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

Nama Kecamatan : Haharu Jumlah Desa / Kelurahan : 7 Desa Nama Desa atau kelurahan yang sekretarisnya PNS: Rambangaru,kadahang,Wunga,Napu

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG dan BUPATI TEMANGGUNG

KecamatanDalamData 2017 i

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. Kondisi Geografis. Letak Wilayah Kabupaten Temanggung merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 870,65 Km 2. Secara geografis, Kabupaten Temanggung terletak diantara 7 04 LS 7 24 LS (Lintang Selatan) dan 09 55 BT 0 9 BT (Bujur Timur). Di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang, disebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dan disebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Magelang. Gambar 2.. Peta Administrasi Kabupaten Temanggung II -

Tabel 2.. Luas dan Batas Wilayah Kecamatan KECAMATAN LUAS DAN BATAS WILAYAH Km² Utara Timur Selatan Barat Parakan 22,23 Ngadirejo Kedu Bulu Bansari Kledung 32,2 Bansari Bulu,Parakan Kab.Magelang Kab. Wonosobo Bansari 22,54 Ngadirejo Parakan Kledung Candiroto Bulu 43,04 Parakan, Kedu Temanggung Tlogomulyo Kledung Temanggung Kedu, Kaloran, Tembarak Tlogomulyo, 33,39 Kandangan Kranggan Bulu Tlogomulyo 24,84 Bulu Temanggung Tembarak Kab. Magelang Tembarak Tlogomulyo, Kranggan Selopampang Tlogomulyo 26,84 Temanggung Selopampang 7,29 Tembarak Kranggan Kab. Magelang Tlogomulyo Kranggan 57,6 Kaloran Pringsurat Kab. Magelang Temanggung Pringsurat 57,27 Kaloran Kab. Magelang Kab. Magelang Kranggan Kaloran 63,92 Kandangan Kab. Semarang Temanggung Kranggan Kandangan 78,36 Kab. Semarang Kab. Semarang Temanggung Kedu Kedu Jumo, Kandangan, Temanggung Parakan, Bulu 34,96 Gemawang Kaloran Ngadirejo 53,3 Candiroto Jumo Bansari Candiroto Jumo Candiroto, Gemawang Kedu Ngadirejo 29,32 Gemawang Gemawang Semarang Kandangan, Kedu Candiroto, Jumo 67, Kab.Smg Candiroto 59,94 Bejen Gemawang Jumo Wonoboyo Bejen Kab.Kendal Kab.Semarang Candiroto, Tretep, 68,84 Gemawang Kab.Kendal Tretep 33,65 Kab.Kendal Bejen,Wonoboyo Wonoboyo Kab.Wonosobo Wonoboyo 43,98 Tretep Candiroto Candiroto Kab.Wonosobo Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008 Secara Administratif Kabupaten Temanggung terdiri dari 20 Kecamatan, 266 desa dan 23 kelurahan, dengan.584 dusun/lingkungan. Luas wilayah per kecamatan dan batas wilayahnya dapat dilihat pada tabel 2.. 2. Topogafi Wilayah Kabupaten Temanggung sebagian besar merupakan dataran pada ketinggian antara 500.450 meter diatas permukaan laut. Sedangkan yang berada diatas ketinggian tersebut merupakan pegunungan yaitu pada lereng Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Karakteristik topografi terkait dengan ketinggian tempat, wilayah Kabupaten Temanggung terbagi kedalam 5 kelas ketinggian yaitu 400-500 meter dpl, 500-750 meter dpl, 750-000 meter dpl, 000-500 meter dpl dan 500-3000 meter dpl (tabel 2.2). II - 2

No Tabel 2.2. Luas Wilayah Berdasarkan Ketinggian dari Permukaan Air Laut (Ha) Kecamatan 400-500 (m dpl) 500-750 (m dpl) 750-000 (m dpl) 000-500 (m dpl) 500-3000 (m dpl) Jumlah luas Wilayah Parakan ) - 03.208 2.375.50 5.96 2 Bulu - 88.95.824 923 5.480 3 Temanggung 2) 2.055 7.079 502 20 286 0.32 4 Tembarak 3) 533.548 852 890 477 4.300 5 Pringsurat 66 4.60.052 - - 5.728 6 Kaloran - 3.522 2.433 237-6.92 7 Kandangan 68 7.768.529 - - 9.95 8 Kedu - 3.633 330 - - 3.963 9 Jumo 4) 977 4.095 2.38 - - 7.20 0 Ngadirejo - - 2.62.979.02 5.603 Candiroto 5) 4.29 2.935 3.504 470 63.74 2 Tretep 6) - 83 2.004 3.46.608 7.56 Jumlah 8.468 36.94 20.079.446 6.429 82.66 Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008 Keterangan : ) Termasuk wilayah Kecamatan Bansari dan Kecamatan Kledung 2) Termasuk wilayah kecamatan Kranggan dan Kecamatan Tlogomulyo 3) Termasuk wilayah Kecamatan Selopampang 4) Termasuk wilayah Kecamatan Gemawang 5) Termasuk wilayah Kecamatan Bejen 6) Termasuk wilayah Kecamatan Wonoboyo Sedangkan untuk kemiringan lahan, dibedakan menjadi 4 kelas kemiringan yaitu datar (0-2%) dengan luas 968 Ha (,7%), bergelombang (2-5 %) dengan luas 32.492 Ha (39,3%), curam (5-40 %) dengan luas 3.232 Ha (37,88%) dan kemiringan sangat curam (>40 %) dengan luas 7.983 Ha (2,64). 3. Jenis Tanah Jenis tanah di Kabupaten Temanggung dan sebarannya adalah sebagai berikut : - Latosol Coklat seluas 26.563,47 Ha (32,3%) membentang di tengahtengah wilayah Kabupaten Temanggung dari arah barat laut ke tenggara. - Latosol Coklat-kemerahan seluas 7.879,93 Ha (9,53%) membentang di bagian timur ke tenggara. - Latosol Merah-kekuningan seluas 29.209,08 Ha (35,33%) membentang di bagian timur dan barat. - Regosol seluas 6.873,97 Ha (20,4%) membentang sebagian di sekitar sungai Progo dan lereng-lereng terjal. - Andosol seluas 2.49,55 Ha (2,60%) membentang di aluvial antar bukit. II - 3

4. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kabupaten Temanggung adalah untuk sawah seluas 20.634 Ha terbagi menjadi sawah irigasi seluas 9.693 Ha dan sawah tadah hujan seluas 94 Ha, bangunan seluas 9.274 Ha, Tegal/huma seluas 28.093, kolam/empang seluas 3 Ha, hutan negara/rakyat seluas 6.7 Ha, perkebunan negara/swasta seluas 0.86 Ha dan untuk lahan lainnya seluas 2.00 Ha. Tabel 2.3. Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan (Ha) Kecamatan Lahan Bukan Lahan Sawah Sawah Jumlah Prosentase Parakan.223.000 2.223 2,55 Kledung 247 2.974 3.22 3,70 Bansari 69.635 2.254 2,59 Bulu.364 2.940 4.304 4,94 Temanggung.890.449 3.339 3,84 Tlogomulyo 385 2.099 2.484 2,85 Tembarak 752.932 2.684 3,08 Selopampang 790 939.729,99 Kranggan.425 4.336 5.76 6,62 Pringsurat 639 5.088 5.727 6,58 Kaloran.436 4.956 6.392 7,34 Kandangan.56 6.320 7.836 9,00 Kedu 2.90.306 3.496 4,02 Ngadirejo.505 3.826 5.33 6,2 Jumo,279.654 2.932 3,37 Gemawang 643 6.068 6.7 7,7 Candiroto.95 4.799 5.994 6,88 Bejen 678 6.206 6.884 7,9 Tretep 57 3.308 3.365 3,86 Wonoboyo 802 3.596 4.398 5,05 Jumlah 20.634 66.43 87.065 00,00 Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008 Gambar 2.2. Luas Penggunaan Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan 3.525 94 4.64 2.989 8.538 Pengairan teknis Pengairan setengah Teknis Pengairan Sederhana PU Pengairan Sederhana Non PU Tadah Hujan II - 4

Tabel 2.4. Luas Penggunaan Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan per Kecamatan (Ha) Kecamatan Pengairan teknis Pengaira n setenga h Teknis Pengairan Sederhana PU Pengairan Sederhana Non PU Tadah Hujan Jumlah Parakan 47 637 75 9 3.223 Kledung - 7 00 30-247 Bansari - 396 3-0 69 Bulu 70 588 546-60.364 Temanggung 684 530 64 5.890 Tlogomulyo - 268 03 4-385 Tembarak 292 302 93 65-752 Selopampang 372 30-96 2 790 Kranggan 52 42 80 682 9.425 Pringsurat 284 37 63 44 639 Kaloran 97 889 277-73.436 Kandangan 88 232 346 532 28.56 Kedu.62 93 59 36 2 2.90 Ngadirejo 64 966 375 - -.505 Jumo 99 86 90-28.278 Gemawang - 98 248 73 24 643 Candiroto - 965 24 78 28.95 Bejen - - 30 533 5 678 Tretep - 47-0 - 57 Wonoboyo - 57 29 5 5 802 Jumlah 4.64 8.538 2.989 3.525 94 20.634 Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008 Tabel 2.5. Luas Penggunaan Lahan Bukan Sawah Menurut Kecamatan (Ha) Kecamatan Lahan untuk bangunan Tegal/ Huma Kolam/ Empang Hutan Negara/ Rakyat Perkebunan Negara/ Swasta Lainnya Parakan 33 473 35 6 62 Kledung 38 2.24-680 - 32 Bansari 34 826-647 27 Bulu 372 2.095 3 4-59 Temanggung 847 35 7 4 9 257 Tlogomulyo 239.65 90-54 Tembarak 290 906 2 640 62 32 Selopampang 24 56 3 5 29 7 Kranggan 797 2.490 - - 697 352 Pringsurat.77.770-590.375 76 Kaloran 689 2.560-22.590 95 Kandangan 994.528-727 2.629 442 Kedu 492 446 2 50 230 76 Ngadirejo 33.270-2.74 4 55 Jumo 365 25-325 79 48 Gemawang 45.763 -.544 2.90 20 Candiroto 447.944-2.308-00 Bejen 509.653-3.547 439 58 Tretep 88 2.204-887 - 29 Wonoboyo 305.425 2. 78 35 Jumlah 9.274 28.093 3 6.7 0.86 2.00 Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008 II - 5

Gambar 2.3. Luas Penggunaan Lahan Bukan Sawah 0.86 2.00 9.274 6.7 3 28.093 Lahan untuk bangunan Tegal/ huma Kolam/ Empang Hutan Negara/ Rakyat Perkebunan Negara/ Swasta Lainnya Berdasarkan data tersebut diatas maka penggunaan lahan di kabupaten Temanggung paling luas adalah penggunaan lahan untuk tegalan/huma (32,27%), sedangkan paling kecil penggunaannya adalah untuk kolam/empang. 5. Keadaan Iklim Kabupaten Temanggung memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau terjadi antara bulan April sampai dengan September sedangkan musim penghujan terjadi antara bulan Oktober sampai dengan bulan Maret dengan curah hujan pada umumnya tinggi. Pada tahun 2007 curah hujan di kabupaten Temanggung berkisar antara 000-300 mm pertahun. Curah hujan pada dataran rendah relatif lebih kecil dibandingkan pada dataran tinggi. Wilayah Kabupaten Temanggung pada umumnya berhawa dingin dengan udara pegunungan pada kisaran suhu antara 20-30 o C. Daerah berhawa dingin utamanya di kecamatan Tretep, Bulu, Tembarak, Ngadirejo dan Candiroto (pada lereng gunung Sumbing/3.260m dpl dan gunung Sindoro/3.5m dpl). 6. Tata Ruang Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 5 Tahun 2008 tentang Tata Ruang disebutkan bahwa Kabupaten Temanggung dibagi dalam 5 (lima) struktur ruang wilayah berdasarkan arahan pengembangan sistem pusat permukiman perdesaan dan sistem pusat II - 6

permukiman perkotaan serta arahan sistem prasarana wilayah. Struktur ruang wilayah sebagaimana dimaksud terdiri dari : a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) meliputi seluruh wilayah kecamatan Temanggung. b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) I meliputi seluruh wilayah kecamatan Parakan, Ngadirejo, Kranggan, Pringsurat dan Kedu. c. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) II meliputi seluruh wilayah kecamatan Kandangan, Kledung, Bulu, Candiroto, dan Selopampang. d. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) III meliputi seluruh wilayah kecamatan Bejen, Jumo, Tlogomulyo, Tembarak dan Kaloran, dan e. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) IV meliputi seluruh kecamatan Gemawang, Wonoboyo, Bansari, dan Tretep. Berdasarkan pemanfaatannya ruang wilayah dibagi menjadi 2 (dua) besar yaitu Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung. Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi melindungi kelestarian lingkungan Hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Mengingat posisi geografis Kabupaten Temanggung yang berada di wilayah atas maka Kawasan lindung ini hampir meliputi seluruh wilayah. Kawasan ini terdiri dari : a. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya. b. Kawasan perlindungan setempat. c. Kawasan rawan bencana alam, dan d. Kawasan cagar alam dan cagar budaya. Sedangkan Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya ini meliputi: a. Kawasan pertanian yang terdiri dari : ). Kawasan pertanian lahan basah dikembangkan di kecamatan Kedu, Temanggung, Selopampang, Parakan, Bulu, Tembarak, Kranggan, Pringsurat, Kandangan, Ngadirejo, dan Jumo. 2). Kawasan pertanian lahan kering dikembangkan pada daerah yang tidak terjangkau jaringan irigasi, bukan hutan lindung atau kemiringan lereng kurang dari 40 % dan terdapat pada seluruh kecamatan pada lahan yang sesuai. II - 7

3). Kawasan perikanan diprioritaskan dikembangkan di daerah yang tersedia pasokan air yang cukup dan diarahkan ke kecamatan Temanggung, Bulu, Tlogomulyo, Tembarak, Parakan, Wonoboyo, dan Selopampang, dan 4). Kawasan peternakan diprioritaskan dikembangkan di kecamatan Kaloran, Kandangan, Kranggan, Jumo, Kedu, Bejen, Pringsurat, dan Gemawang. b. Kawasan agropolitan, dikembangkan pada daerah perdesaan yang berbasis pertanian dan memiliki embrio sistem jaringan prasarana kawasan agropolitan yaitu pada wilayah Kledung, Pringsurat, Selopampang dan Gemawang dengan ditunjang wilayah sekitarnya sebagai hinterland. c. Kawasan pemukiman sebagaimana dikembangkan di daerah yang datar, bukan lahan irigasi teknis, bukan kawasan lindung, aksesibilitas baik dan tersedia air bersih. d. Kawasan hutan kota dikembangkan di 7 (tujuh) lokasi di kecamatan Temanggung meliputi kelurahan Manding, Sidorejo, Walitelon Utara, Walitelon Selatan, Madureso, Kowangan, dan Kertosari. e. Kawasan perdagangan dikembangkan di kecamatan Temanggung, Parakan, Selopampang, Kranggan, Ngadirejo, Pringsurat, Kandangan, Kaloran, dan Gemawang. f. Kawasan industri dikembangkan pada daerah yang kurang subur, bukan sawah irigasi teknis, bukan hulu sungai, dengan kemiringan lereng kurang dari 40% kawasan ini diarahkan di kecamatan Pringsurat dan Kranggan. g. Kawasan pergudangan dikembangkan untuk mendukung kawasan pertanian dan perdagangan diarahkan di kecamatan Bulu, dan untuk mendukung kawasan industri diarahkan di kecamatan Kranggan dan Pringsurat. h. Kawasan pariwisata diarahkan pada kawasan sebagai berikut : ). Pengembangan kawasan Pikatan sebagai taman rekreasi dengan obyek pendukung Taman Kartini dan monumen Bambang Sugeng. 2). Pengembangan kawasan pendakian gunung dan agrowisata/rest area Kledung Pass dengan obyek pendukung monumen meteorit, candi dan prasasti Gondosuli, candi Pringapus, dan mata air Jumprit, dan II - 8

3). Pengembangan kawasan rest area Ngipik dan pasar buah Pingit kecamatan Pringsurat dengan obyek pendukung agrowisata Soropadan. Disamping hal-hal tersebut diatas ditetapkan pula kawasan strategis yang terdiri dari: a. Pengembangan kawasan wisata dan rest area di kawasan Kledung dan kawasan Pringsurat. b. Pengembangan kawasan industri di kecamatan Kranggan dan kecamatan Pringsurat. B. Perekonomian Daerah. Indikator Makro Ekonomi Tingkat perkembangan makro ekonomi Kabupaten Temanggung dapat dilihat dari indikator-indikator makro ekonomi yaitu PDRB, PDRB per kapita, pertumbuhan ekonomi, dan inflasi. Perkembangan PDRB Kabupaten Temanggung selama 5 tahun terakhir sebagai berikut: Tabel 2.6. Perkembangan PDRB Tahun 2003-2007 TAHUN 2003 2004 2005 2006 2007 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Jutaan Rp. Perkembangan (%) 2.3.78,83 38,99 2.54.689,78 52,86 2.86.682,42 69,39 3.20.684,7 93,09 3.645.35,52 29,23 Sumber : BPS Kab. Temanggung PDRB Atas Dasar Harga Konstan Jutaan Rp. Perkembangan (%).845.22,74 0,95.97.584,34 5,32.994.72,58 9,93 2.060.40,22 23,89 2.43.22,2 28,88 Dari tabel tersebut diatas menunjukkan adanya peningkatan PDRB pada setiap tahunnya. Selanjutnya apabila dilihat dari pertumbuhan ekonomi daerah, secara umum kinerja perekonomian Kabupaten Temanggung selama 5 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung mengalami fluktuasi antara 3,3%-4,03%. II - 9

Gambar 2.4. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Temanggung Tahun 2003-2007 4,50 4,00 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TEMANGUNG TAHUN 2003-2007 3,92 3,99 4,03 3,50 3,37 3,00 3,3 2,50 2,00 2003 2004 2005 2006 2007 Dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi daerah Provinsi Jawa Tengah maka selama 5 tahun terakhir tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung masih rendah. Tabel 2.7. Pertumbuhan Ekonomi Daerah TAHUN 2003 2004 2005 2006 2007 Pertumbuhan Ekonomi (%) Temanggung Jawa Tengah 3,37 4,98 3,92 5,5 3,99 5,35 3,3 5,33 4,03 5,59 Sumber : BPS Kab. Temanggung Apabila dibandingkan dengan tahun 2005 yang mencapai 3,99% dan tahun 2006 yang menurun pada angka 3,3%, terlihat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 4,03%. Kenaikan pertumbuhan ekonomi ini antara lain disebabkan adanya pertumbuhan yang cukup signifikan pada sektor-sektor utama PDRB Kabupaten Temanggung yaitu pertanian, industri pengolahan, perdagangan dan jasa-jasa, masing-masing diatas angka 3%. Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Temanggung selama 3 tahun terakhir adalah sebagai berikut : II - 0

Tabel 2.8. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Temanggung Sektor. Pertanian 2. Pertambangan dan penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik 5. Bangunan 6. Perdagangan 7. Pengangkutan 8. Lembaga Keuangan 9. Jasa-jasa Tahun ( %) 2005 2006 2007 5,3,44 4,06 7,3 -,8-0,25 3,69 4,63 3,26 9,98 2,46 8,63 2,38 4,29 3, 5,44 4,80 4,6 6,09 4,26 6,60,76 3,20 3,95 0,8 3,69 3,84 Jumlah 3,99 3,3 4,03 Sumber: BPS Kab.Temanggung Gambar 2.5. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kabupaten Temanggung Tahun 2007 PERTUMBUHAN PDRB SEKTORAL KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2007 Listrik 8,63 Pengangkutan 6,60 Perdagangan 4,6 Pertanian 4,06 Industri; 3,26 Keuangan 3,95 Jasa-jasa 3,84 pertambangan; -0,25 Bangunan 3, Struktur perekonomian daerah di Kabupaten Temanggung pada periode tahun 2005-2007 masih didominasi oleh sektor pertanian dimana pada tahun 2007 kontribusinya mencapai 3,75%, diikuti sektor industri pengolahan sebesar 9,52%, sektor perdagangan sebesar 6,74%, dan sektor jasa-jasa sebesar 4,33%. Struktur PDRB secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini: II -

Tabel 2.9. Struktur PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2005-2007 Sektor. Pertanian 2. Pertambangan/penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik dan air bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan 7. Pengangkutan 8. Lembaga Keuangan 9. Jasa-jasa Tahun (dalam %) 2005 2006 2007 29,57 30,48 3,74,37,26,7 9,89 9,85 9,52,2,0,07 5,69 5,72 5,6 6,46 6,67 6,74 6,09 5,86 5,63 4,48 4,3 4,9 5,2 4,75 4,33 Jumlah 00,00 00,00 00,00 Sumber data: BPS Kabupaten Temanggung Gambar 2.6. Struktur PDRB Sektoral Kabupaten Temanggung Tahun 2007 STRUKTUR PDRB KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2007 Pertanian 3,75% Industri 9,52% Perdaganga n 6,74% Listrik,06% Jasa-jasa 4,33% pertambang an,7% Keuangan 4,20% Bangunan 5,6% Pengangkut an 5,62% Laju inflasi menunjukkan perkembangan indeks harga konsumen atau mencerminkan kestabilan nilai tukar rupiah, artinya apabila dalam suatu periode tertentu tidak terjadi perubahan harga pada semua komoditas barang dan jasa di tingkat konsumen, maka pada periode tersebut apabila konsumen membelanjakan uangnya dalam besaran yang sama akan mendapatkan barang dan jasa dalam jumlah maupun kualitas yang sama pula. Sebaliknya apabila terjadi kenaikan harga barang dan jasa pada periode tertentu, maka barang dan jasa yang diterima secara kuantitatif akan berkurang atau jumlah yang diterima sama namun secara kualitas lebih rendah. II - 2

Pentingnya kestabilan harga dan pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil akan memberikan dampak negatif pada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Inflasi yang tinggi menyebabkan daya beli masyarakat turun, sehingga standar hidupnya turun dan akhirnya semakin menambah berat beban ekonomi masyarakat. Perkembangan inflasi di Kabupaten Temanggung, dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah dan nasional selama 5 (lima) tahun terakhir adalah sebagai berikut : Tabel 2.0. Perkembangan Laju Inflasi Tahun Temanggung Jawa Tengah Nasional 2003 2004 2005 2006 2007 3,94 6,47 5,36 7,33 6,89 Sumber : BPS Kab. Temanggung 4,9 4,76 5,7 6,53 6,24 5,06 6,40 6,6 6,60 6,59 Dari tabel diatas terlihat bahwa upaya menekan angka inflasi agar tidak menembus angka 2 digit pada tahun 2007 nampaknya terwujud, yaitu hanya sebesar 6,89%, dan lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 7,33%. Dibanding dengan angka inflasi Jawa Tengah yang mencapai nilai sebesar 6,24% dan inflasi nasional sebesar 6,59% maka angka inflasi Temanggung sedikit lebih tinggi. Dari hasil analisis terhadap perkembangan inflasi maka secara umum sepanjang tahun 2007 tiap bulannya selalu mengalami inflasi namun masih dalam besaran yang wajar. Deflasi hanya terjadi pada bulan April dan Mei dengan nilai yang tidak terlalu besar yaitu 0,53% pada bulan April dan 0,03% pada bulan Mei. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Pebruari sebesar,3%, disusul bulan September sebesar,8%. Di delapan bulan lainnya besaran angka inflasi cukup variatif namun masih bisa ditekan sehingga tidak melebihi angka % dan mencapai angka inflasi terendah pada bulan Nopember yaitu hanya sebesar 0,09%. Analisis pada 7 (tujuh) kelompok pengeluaran menunjukkan besarnya laju inflasi menurut kelompok pengeluaran sebagai berikut : II - 3

- Kelompok Bahan Makanan sebesar 6,87% - Kelompok Makanan Jadi sebesar 3,84% - Kelompok Perumahan sebesar 4,66% - Kelompok Sandang sebesar 8,72% - Kelompok Kesehatan sebesar 3,30% - Kelompok Pendidikan sebesar 4,80% - Kelompok Transportasi sebesar 2,37%. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan dan yang terrendah terjadi pada kelompok transportasi. 2. Pertanian dan Perkebunan Sebagai daerah agraris, Kabupaten Temanggung memiliki berbagai potensi baik pertanian, peternakan, perikanan maupun perkebunan. Komoditas utama pada budidaya pertanian terdiri dari padi, palawija, dan hortikultura. Luas panen dan produksi selama 3 (tiga) tahun terakhir sebagai berikut: Tabel 2.. Luas Panen Padi dan Palawija Komoditas Luas Panen (Ha) 2005 2006 2007 Padi 28.362 3.335 32.06 Jagung 4.767 32.33 36.850 Kedelai 39 57 Kacang tanah 3.425 2.986 3.292 Ubi kayu 5.235 3.792 3.390 Sumber: Dinas Pertanian Tabel 2.2. Produksi Padi, Palawija dan Hortikultura Komoditas Produksi (Ton) 2005 2006 2007 Padi 43.796 48.343 90.933 Jagung 35.744 06.566 49.5 Kedelai 202 58 60 Kacang tanah 6.884 5.86 7.077 Ubi kayu 03.60 8.498 62.375 Cabe 5.748 90.228 76.028 Kobis 06.488 94.758 02.2 Kelengkeng 26.9 24.982 3.603 Sumber: Dinas Pertanian II - 4

Potensi perkebunan utama meliputi tembakau, kopi, kakao, panili dan kelapa. Luas areal dan produksi perkebunan adalah sebagai berikut : Tabel 2.3. Luas Areal Tanaman Perkebunan Komoditas Luas Areal Tanam (Ha) 2005 2006 2007 2008 Tembakau 4.548,00 9.326,00 3.039,90.440,00 Kopi Robusta 9.60,97 9.3,85 9.36,9 9.273,00 Kopi Arabika.452,58.404,29 98,9 966,20 Kakao 03,75 670,88 476,40 525,60 Panili 73,08 7,2 80,70 80,50 Kelapa 2.039,62 2.003,86.964,96 96,50 Sumber: Dinas Hutbun dan KSDA Tabel 2.4. Produksi Tanaman Perkebunan Komoditas Produksi (Ton) 2005 2006 2007 2008 Tembakau 3.95,05 4.260,00 8.09,44 5.02,60 Kopi Robusta 4.594,58 4.725,22 5.74,63 5.508,0 Kopi Arabika 200,2 20,03 504,44 365,0 Kakao 52,43 40.68 43,48 44,70 Panili 7,58 0.22 4,87 22,30 Kelapa 90,60 9,54 87,5 893,60 Sumber: Dinas Hutbun dan KSDA Potensi peternakan di Kabupaten Temanggung terdiri dari ternak besar, ternak kecil maupun unggas. Sedangkan potensi perikanan utamanya ikan nila, karper dan lele. Tabel 2.5. Populasi Ternak Komoditas Populasi (Ekor) 2005 2006 2007 Kambing 53.464 53.674 55.405 Domba 22.202 22.267 250.089 Ayam Buras.64.672.642.002.639.702 Ayam Ras Petelur 593.8 642.500 663.52 Sapi Potong 3.70 3.780 3.805 Burung Puyuh 50.25 50.375 48.875 Sapi perah 28 74 4 Kerbau.67.625.632 Sumber: Dinas Pertanian Tabel 2.6. Produksi Daging Komoditas Produksi (kg) 2005 2006 2007 Ternak Besar 437.225 439.45 448.850 Ternak Kecil 588.056 590.996 346.750 Unggas 7.2.764 7.48.328 7.235.603 Sumber: Dinas Pertanian II - 5

Tabel 2.7. Produksi Telur Komoditas Produksi (butir) 2005 2006 2007 Ayam Ras 8.649.32 82.057.558 7.620.46 Ayam Kampung 6.729.660 62.038.308 2.64.426 Itik 9.533.584 6.552.65 8.505.336 Puyuh 9.367.900 9.396.000 6.842.500 Sumber: Dinas Pertanian Komoditas Ikan Mas Ikan Lele Ikan Nila Lain-lain Tabel 2.8. Produksi Ikan Konsumsi Produksi (Kw) 2005 2006 2007 2008 5.750,94 6.80,40 7.542,67 9.837,98 929,37 2.305,67 3.8,90 4.333,87.545,48 2.377,23 3.245,49 4.046,49 596,97 68,65 763,70 308,24 Jumlah 8.822,76.544,95 5.363,76 8.526,58 Sumber: Dinas Pertanian 3. Penanaman Modal Perkembangan penanaman modal di Kabupaten Temanggung selama 3 tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan, khususnya pada PMDN dan Non Fasilitas sebagaimana Tabel berikut ini. Tabel 2.9. Jumlah Perusahaan PMA/PMDN/Non Fasilitas Tahun PMA PMDN Non Fasilitas 2005 3 9 2006 5 5 2007 5 92 Sumber: Bagian Penanaman Modal Setda Sedangkan perkembangan jumlah perusahaan, nilai investasi dan tenaga kerja yang diserap adalah sebagai berikut: Tabel 2.20. Jumlah Perusahaan, Nilai Investasi dan Jumlah Tenaga Kerja Tahun Jumlah Nilai Investasi Perusahaan (Juta Rupiah) Tenaga Kerja 2005 4.805 20.279,93 6.89 2006 4.734 20.80,00 6.273 2007 4.907 46.837,90 6.759 Sumber: Bagian Penanaman Modal Setda II - 6

4. Industri Perkembangan industri di Kabupaten Temanggung selama beberapa tahun terakhir dapat disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 2.2. Perkembangan Industri No. KELOMPOK INDUSTRI 2005 2006 2007. Industri Kecil & Rumah Tangga - Unit Usaha - Tenaga Kerja (org) 2. Industri Besar - Unit Usaha - Tenaga Kerja (org) 3. Industri Sedang - Unit Usaha - Tenaga Kerja (org) 4.766 54.883 5.340 28 966 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan 4.695 54.849 5.465 28 959 4.868 82.966 2 6.43 27 70 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kelompok industri kecil dan rumah tangga cukup berkembang selama 3 tahun terakhir baik dari jumlah unit usahanya maupun tenaga kerja yang terserap didalamnya. Kelompok industri ini tersebar di perkotaan maupun perdesaan. Beberapa industri yang berkembang antara lain industri makanan, pakaian jadi, kerajinan, batu bata dan genteng. Nilai produksi dan nilai produksi sebagaimana tabel berikut ini: Tabel 2.22. Nilai Investasi dan Nilai Produksi Industri No Jumlah. Nilai Investasi (Juta Rp.) 2. Nilai Produksi (Juta Rp.) Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 470.9,00 508.486,3 20.279,93 20.80,00 46.838,9 937.847,05 97.73,77 38.606,49 392.480,98 555.390,65 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kelompok industri besar relatif tetap yaitu sebagian besar bergerak di bidang pengolahan kayu. Namun demikian penyerapan tenaga kerjanya terus meningkat. II - 7

Tabel 2.23. Jumlah Tenaga Kerja Industri No Kelompok Tahun Industri 2003 2004 2005 2006 2007. Industri Besar 4.765 4.765 5.340 5.465 6.43 2. Industri Sedang 947.027 966 959 70 3. Industri Kecil & 54.063 55.039 54.883 54.849 82.966 Rumah Tangga Jumlah 59.775 60.83 6.89 6.273 89.80 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan 5. Perdagangan Sarana perdagangan yang ada terdiri dari 6 pasar daerah dan 26 pasar desa. Sarana perdagangan tersebut tersebar di semua wilayah kecamatan sebagai sarana transaksi berbagai produk, utamanya dari sektor pertanian. Keberadaan sarana perdagangan tersebut sangat menunjang kegiatan perekonomian di suatu daerah yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta menambah tingkat kesejahteraan masyarakat. Dari segi ekspor ada perkembangan yang cukup menggembirakan disektor perdagangan Kabupaten Temanggung. Pada tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Temanggung telah berhasil menfasilitasi kelompok tani dan pedagang kopi melalui kerjasama dengan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Timur sebanyak 02.562,5 ton dengan nilai jual Rp..672.64.700,-. Disamping itu juga telah dilaksanakan ekspor perdana ke Amerika melalui pintu Jawa Timur sebanyak 34,2 ton dengan nilai jual Rp. 547.200.000,- Sedangkan perkembangan pasar desa pada akhir tahun 2007 sejumlah 26 unit yang perlu terus dikembangkan. II - 8

Tabel 2.24. Data Pasar Desa Kabupaten Temanggung Selopampang Bulu Gemawang Tembarak Pringsurat Kaloran Kandangan Jumo Temanggung Kranggan Bejen Tlogomulyo Kledung Kedu Candiroto Wonoboyo Tretep KECAMATAN JUMLAH (Unit) Jumlah 26 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan 2 2 3 4 2 2 6. Koperasi Gerakan koperasi di Kabupaten Temanggung yang tidak lepas dari peran serta pemerintah telah menunjukkan kemajuan. Adanya peningkatan nilai kepercayaan masyarakat untuk menggunakan koperasi sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi dalam menciptakan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat. Berbagai program yang telah dilakukan antara lain program peningkatan kemampuan melalui pendidikan dan pelatihan baik pelatihan Manajemen Kelembagaan Organisasi, Manajemen Usaha dan Administrasi Keuangan juga program penguatan modal bergulir pada koperasi. Peningkatan dan perkembangan perkoperasian di Kabupaten Temanggung terlihat dari jumlah koperasi yang ada yaitu pada tahun 2006 ada 43 unit dan tahun 2007 jumlah koperasi ada 438 unit (36 unit koperasi aktif dan 22 unit koperasi tidak aktif) atau ada peningkatan,60%. Sementara itu jumlah anggota koperasi pada tahun 2006 sejumlah 04.525 orang dan pada tahun 2007 menjadi 06.604 orang atau meningkat,94%. II - 9

7. Pariwisata Kabupaten Temanggung belum menjadi daerah tujuan wisata utama, tetapi berada pada jalur wisata antara Magelang (Borobudur) dengan Wonosobo (Dieng). Oleh karena itu perlu adanya upaya pengembangan wisata dengan memanfaatkan kondisi geografis tersebut baik wisata alam, wisata budaya maupun wisata buatan. Beberapa obyek wisata yang ada antara lain pemandian Pikatan, Taman Tirto Asri, wisata alam dan religi Jumprit, Curug Surodipo, Curug Onje, Curug Lawe, Walitis, Goa Lawa, Candi Pringapus, Monumen Batu Meteor, pendakian gunung Sumbing dan gunung Sindoro, pemandangan alam Kledung Pass. Dukungan hotel atau penginapan perlu dikembangkan sejalan dengan pengembangan obyekobyek wisata dimaksud. Data pariwisata daerah sebagaimana tabel berikut ini: Obyek Wisata Tabel 2.25. Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Jumlah Pengunjung 2003 2004 2005 2006 2007. Pikatan 62.46 53.264 50.04 52.749 54.063 2. T. A Kowangan 27.833 24.375 3.533 29.26 32.832 Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Tabel 2.26. Jumlah Hotel dan penginapan (Hunian) No Tahun Jumlah Hotel Hunian 2004 8 49.043 2 2005 8 42.207 3 2006 7 40.445 4 2007 6 50.080 Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata 8. Energi dan Sumber Daya Mineral Sumberdaya alam khususnya mineral belum banyak yang diusahakan karena tidak semua mempunyai nilai ekonomis untuk ditambang, seperti diatomae di Kecamatan Pringsurat. Sumberdaya mineral yang selama ini dilakukan penambangan terbatas pada galian golongan C, utamanya pasir dan batu. Demikian juga untuk pemanfaatan energi alternatif belum banyak II - 20

dikembangkan namun sudah terdapat beberapa desa pilot project untuk pemanfaatan biogas sebagai salah satu sumber energi alternatif. C. Sosial Budaya. Demografi Pada tahun 2008 jumlah penduduk Kabupaten Temanggung adalah 709.343 jiwa yang terdiri dari 353.37 laki-laki dan 355.972 perempuan. Jumlah penduduk ini apabila dibandingkan dua tahun sebelumnya mengalami pertambahan yaitu pada tahun 2004 tercatat 683.540 jiwa dan pada tahun 2005 tercatat 693.343 jiwa. Pertumbuhan dari tahun 2005 ke 2006 sebesar,44%. Tabel 2.27. Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Laki-laki Perempuan Jumlah Parakan 24.22 24.368 48.580 Kledung 3.002 3.084 26.086 Bansari.077.47 22.224 Bulu 2.32 2.448 42.760 Temanggung 37.67 38.23 75.902 Tlogomulyo 0.20 0.285 20.495 Tembarak 3.752 3.842 27.594 Selopampang 8.899 8.958 7.857 Kranggan 20.939 2.073 42.02 Pringsurat 22.330 22.477 44.807 Kaloran 2.20 2.338 42.539 Kandangan 23.03 23.78 46.209 Kedu 25.397 25.56 50.958 Ngadirejo 25.75 25.876 5.59 Jumo 3.583 3.665 27.248 Gemawang 4.43 4.502 28.95 Candiroto 5.595 5.704 3.299 Bejen 9.85 9.877 9.692 Tretep 9.487 9.549 9.036 Wonoboyo.730.809 23.539 Jumlah 353.37 355.972 709.343 Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008 Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Temanggung yang menunjukkan jumlah penduduk suatu daerah setiap kilometer persegi (Km 2 ) dapat dilihat dari pada tabel berikut ini: II - 2

Tabel 2.28. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kecamatan Luas (Km 2 ) Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Per Km 2 Parakan 22,23 48.580 2.85 Kledung 32,2 26.086 80 Bansari 22,53 22.224 986 Bulu 43,04 42.760 993 Temanggung 33,39 75.902 2.273 Tlogomulyo 24,84 20.495 825 Tembarak 26,84 27.594.028 Selopampang 7,29 7.857.033 Kranggan 57,6 42.02 729 Pringsurat 57,28 44.807 782 Kaloran 63,92 42.539 666 Kandangan 78,36 46.209 590 Kedu 34,96 50.958.458 Ngadirejo 53,3 5.59 968 Jumo 29,32 27.248 929 Gemawang 67, 28.95 43 Candiroto 59,94 3.299 522 Bejen 68,84 9.692 286 Tretep 33,65 9.036 566 Wonoboyo 43,98 23.539 535 Jumlah 870,65 709.343 85 Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008 Selanjutnya distribusi penduduk usia 5 tahun keatas berdasarkan mata pencaharian adalah sebagai berikut: Tabel 2.29. Penduduk Usia 5 Tahun Keatas Berdasarkan Mata Pencaharian No. MATA PENCAHARIAN JUMLAH (Jiwa). 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pertanian Industri Bangunan Perdagangan Pengangkutan Jasa Lain-lain 248.734 30.376 3.738 5.208 0.229 43.098 8.064 JUMLAH 405.447 Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk Kabupaten Temanggung sebagian besar masih pada sektor pertanian (daerah agraris), kemudian disusul pada sektor perdagangan dan jasa. II - 22

2. Budaya Potensi budaya Kabupaten Temanggung cukup banyak dan merupakan peninggalan leluhur dengan nilai-nilai tradisional yang perlu terus dipertahankan. Tabel 2.30. Macam/Jenis Upacara Adat dan Nilai Tradisional No Macam/Jenis Upacara Adat dan Nilai Tradisional Jml Lokasi Suran 7 Traji, G. Sindoro (Kledung), Giyono (Jumo), Aspol Gemoh, Dewi Sri Dlimo (Ngadirejo), Sekar Gadung (Tlahab Kledung), Ki Ageng Makukuhan (Kedu) 2 Sadranan 6 G. Payung Kemiri Kaloran, Kupat Sewu Ngemplak Kandangan, Demangan Candimulyo Kedu, Sucen Gemawang, Dayang Tlogomulyo, Eyang Marto Blawong Gemawang, Pingit Lawang Pringsurat, Pete Kandangan, Nampirejo Temanggung, Tuk Sibagor Wonoboyo, Kyai Sunan Geseng Nglangon Walitelon, Kali Muncar Kulon Gemawang, Pandanaran Bejen, Ploso Kemloko, Jetis Selopampang, Degen Mungseng 3 Haul 3 K. Ageng Makukuhan Wonosari Bulu, Kyai Parak Parakan, Kyai Limbung Ngadirejo 4 Jumat Pahing Menggoro Tembarak 5 Pendakian Gunung 2 Sumbing dan Sindoro 6 Penggantian dan Kirab Temanggung Songsong Djojonegoro 7 Sedekah Bumi Gedong Sari (Jumo) 8 Pengambilan air suci Jumprit, Tegalrejo Ngadirejo Waisak 9 Ritual kesenian Ngaditirto, Selopampang Sumber: Dinas Perhubungan dan Pariwisata 3. Keluarga Berencana Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi aset pembangunan apabila diikuti dengan ciri dan perilaku demografis yang berkualitas, sehingga mampu memberikan kontribusi secara maksimal terhadap pembangunan, sebaliknya jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan yang cepat akan menjadi faktor penghambat pembangunan apabila ciri dan perilaku serta kualitasnya tidak menguntungkan. Perkembangan Program Keluarga Berencana di Kabupaten Temanggung dari tahun 970 sampai sekarang sudah berusia 38 tahun. Salah satu keberhasilan program KB ditandai dengan turunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dimana pada tahun 2006 tercatat sebesar,44% menjadi 0,85% pada tahun 2007. Keberhasilan ini tidak terlepas dari Kelestarian Peserta KB Aktif pada tahun 2007 sebanyak 8.48 dan II - 23

Peserta KB Baru sebanyak 20.48. oleh karena itu perkembangan data ini perlu mendapat pemantauan guna mengetahui keberhasilan suatu program yang dilaksanakan. Tabel 2.3. LPP dan Kesetaraan KB Tahun Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Pasangan Usia Subur (PUS) Peserta KB Aktif (PA) Prosentase PA Terhadap PUS (%) Peserta KB Baru (PB) 2005,43% 44.27 8.6 8,98 6.434 2006,44% 44.248 6.596 80,83 7.73 2007 0,85% 44.834 8.48 8,76 20.48 Sumber : Temanggung dalam angka 2007 Dari tabel di atas dapat diketahui dengan meningkatnya peserta KB aktif akan berpengaruh pada Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Temanggung. 4. Ketenagakerjaan Dari sisi ketenagakerjaan, perkembangan pencari kerja dan tingkat penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Temanggung selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.32. Perkembangan Tenaga Kerja Terdaftar Uraian. Jumlah pencari kerja terdaftar 2. Jumlah yang belum ditempatkan 3. Jumlah yang telah ditempatkan Sumber : Disnakertrans Tahun (org) 2005 2006 2007 5.027 8.249 692 4.36 8.943.20 4.902 4.389 53 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah pencari kerja di Kabupaten Temanggung mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil Susenas tahun 2006 terdapat 7.29 orang pencari kerja atau 2,90% dari penduduk umur 5 (limabelas) tahun keatas. Dari jumlah tersebut yang terdaftar pada Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi dan belum ditempatkan sebanyak 2.058 orang. Adapun yang sudah ditempatkan sebanyak.2 orang dengan rincian Antar Kerja Lokal (AKL) 587 orang, Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) 3 orang dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN) 304 orang serta Tenaga Kerja Asing (TKA) sejumlah 9 orang. Disamping pencari kerja sebagaimana tersebut diatas, masih terdapat pengangguran tak kentara (orang yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu) sebanyak 25.67 orang atau 2,4%. II - 24

5. Kesehatan Fasilitas kesehatan meliputi Rumah Sakit Umum Daerah dan swasta, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas keliling, Klinik bersalin, Balai pengobatan, dan Posyandu sebagai berikut : Tabel 2.33. Fasilitas Kesehatan Umum Sarana Kesehatan Tahun 2005 2006 2007 Rumah Sakit Umum 4 4 4 Klinik/Praktek Dokter 5 0 65 Klinik Bersalin Puskesmas Induk 23 23 23 Puskesmas Pembantu 40 4 42 Puskesmas Keliling 24 24 24 Balai Pengobatan 4 0 Posyandu 462 469 472 Sumber : Dinas Kesehatan Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa fasilitas kesehatan umum sudah tersebar pada semua wilayah kecamatan dan dapat menjangkau sampai ke pelosok desa. Mobilitas dari Puskesmas Keliling telah mampu menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di desa-desa. Selain itu melalui koordinasi Pemerintah Desa juga telah dikembangkan Posyandu yang secara merata ada di semua desa. Perkembangannya cukup menggembirakan dalam rangka mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat di desa-desa, yaitu pada tahun 2005 sejumlah.462 unit, pada tahun 2006 sejumlah.469 unit dan pada tahun 2007 meningkat menjadi.472 unit. Apabila dilihat dari indikator kesehatan utama yaitu umur harapan hidup, angka kematian ibu, angka kematian bayi dan gizi buruk maka semua indikator menunjukkan angka yang lebih baik. Namun demikian Angka Kematian Ibu yang meningkat tajam pada tahun 2007 dibanding tahun-tahun sebelumnya serta penderita Gizi Buruk yang terus meningkat dari tahun ke tahun perlu mendapatkan perhatian yang serius. II - 25

Tabel 2.34. Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat No Indikator Satuan Capaian 2003 2004 2005 2006 2007 Umur Harapan Tahun 72.75 72.99 73.23 73.47 73.7 Hidup 2 Angka Kematian Ibu Per 00.000 kelahiran 6.00 97.84 88.65 57.5 09.30 3 Angka Kematian Bayi hidup Per 000 kelahiran hidup 3.00 20.8 0.54.8 0.59 4 Gizi Buruk %.00 0.27.0 2.00 2.0 Sumber : Dinas Kesehatan 6. Pendidikan Perkembangan pendidikan di Kabupaten Temanggung dapat dilihat dari beberapa indikator seperti jumlah sekolah, jumlah siswa/mahasiswa baik untuk pendidikan umum maupun pendidikan keagamaan, serta beberapa indikator tingkat partisipasinya. Data 3 (tiga) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini. No. Tabel 2.35. Jumlah Sekolah Pendidikan Umum Tingkatan JUMLAH (Unit) /TAHUN Pendidikan/Sekolah 2005 2006 2007. Taman kanak-kanak (TK) 2. Sekolah Luar Biasa (SLB) 3. Sekolah Dasar (SD) 4. SMP 5. SMA/SMK 6. Perguruan Tinggi (PT) Sumber : Dinas Pendidikan 274 432 2 39 27 6 7 0 2 2 282 430 6 40 26 8 7 0 2 2 295 428 7 4 27 0 7 0 2 II - 26

Tabel 2.36. Jumlah Siswa Pendidikan Umum No Tingkatan JUMLAH (orang) /TAHUN Pendidikan/Sekolah 2005/2006 2006/2007 2007/2008. Taman kanak-kanak (TK) 2. Sekolah Luar Biasa (SLB) 3. Sekolah Dasar (SD) 4. SMP 5. Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sumber : Dinas Pendidikan 07 0.80 99 8 62.362 2.660 7.85 5.09 3.478.94.589 3.925 43 2.05 92 4 6.344 3.390 8.924 4.770 3.648.772.634 4.030 80 2.054 88 60.636 3.567 9.063 4.898 3.68.66 2.035 4.9 Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa peran masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan pendidikan umum di Kabupaten Temanggung cukup berkembang, utamanya pada penyelenggaraan pendidikan di tingkat Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). Sedangkan penyelenggaraan pendidikan SD Negeri mengalami penurunan karena dilakukannya merger/penggabungan beberapa SD karena tidak memenuhi jumlah minimal siswa didik. Pada pendidikan tingkat SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi relatif tetap. II - 27

Tabel 2.37. Jumlah Sekolah/Pendidikan Keagamaan No. Tingkatan Pendidikan/Sekolah. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) 3. Madrasah Aliyah (MA) 4. Perguruan Tinggi Islam (PT) Sumber : Dinas Pendidikan JUMLAH (Unit) /TAHUN 2005 2006 2007 2 35 2 29 9 0 2 35 2 29 9 0 2 35 2 29 9 0 Tabel 2.38. Jumlah Siswa Pendidikan Keagamaan No. Tingkatan Pendidikan/Sekolah. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 2. Madrasah Tsanawiyah(MTs) 3. Madrasah Aliyah (MA) 4. Perguruan Tinggi Islam (PT) Sumber : Dinas Pendidikan JUMLAH (orang) /TAHUN 2005/2006 2006/2007 2007/2008 43 3.53.255 4.366 988 885 0 483 407 3.664.352 4.568 958 927 0 507 429 3.685.372 4.848 967 943 0 507 Dari tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa selama 3 tahun terakhir jumlah penyelenggara pendidikan berlatar belakang keagamaan, utamanya Islam relatif tetap baik di tingkat dasar, menengah maupun perguruan tinggi. Apabila dilihat dari tingkat partisipasi dalam berbagai tingkatan pendidikan dapat disajikan dalam tabel berikut ini: II - 28

Tabel 2.39. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) No 2 3 4 Indikator Tahun Ajaran 2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007 2007/2008 Tingkat TK/Sederajat APK - - - 4,45 4,92 APM - - - 29,6 27,96 Tingkat SD/Sederajat APK,7 0,92 07,62 04,29 02,58 APM 94,08 94,53 92,93 93,05 94,2 Tingkat SMP/Sederajat APK 8,68 89,24 93,97 94,59 95,39 APM 62,22 68,29 77,57 78,26 8,04 Tingkat SMA/Sederajat APK 34,28 34,68 27,72 35,36 37,87 APM 26,3 26,4 26,63 25,72 26,58 Sumber : Dinas Pendidikan Apabila dilihat dari jumlah tenaga pendidik dan ratio guru dalam berbagai tingkatan pendidikan dapat disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 2.40. Jumlah Tenaga Pendidik dan Ratio Siswa dibanding Guru No Tingkat Pendidikan Jumlah Tendik 2005 2006 2007 2008 Ratio Jumlah Tendik Ratio Jumlah Tendik Ratio Jumlah Tendik Ratio TK SD 5.385 7,90 6.298 5,45 6.652 4,66 8.253,82 2 SLTP.872 5,9.905 5,06.997 4,83 2.053 4,7 3 SLTA 592 2,27 68,86 658,2 672 0,72 4 SMK 337 6,36 376 5,09 40 3,8 470 3,25 Sumber : Dinas Pendidikan Perkembangan kondisi ruang kelas dari tahun ke tahun secara umum semakin meningkat. Kondisi ruang kelas untuk berbagai tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini : II - 29

Tabel 2.4. Kondisi Ruang Kelas No. Kondisi Ruang Kelas. TK SD - Baik - Rusak Berat - Rusak Ringan 2. SLTP - Baik - Rusak Berat Rusak Ringan 3. SLTA - Baik - Rusak Berat - Rusak Ringan 4. SMK - Baik - Rusak Berat - Rusak Ringan Sumber : Dinas Pendidikan Jumlah Ruang Kelas 2005 2006 2007 2008.7 964.345 688 8 77 76 6 0 33 0 5.805 93.355 694 9 90 94 90 26 0 6.952 943.250 724 23 84 20 2 7 32 0 8.93.98.54 74 32 79 204 2 5 54 0 7 7. Kesejahteraan Sosial Jumlah kepala keluarga miskin selama 3 (tiga) tahun terakhir mengalami fluktuasi sebagai akibat perubahan kondisi sosial ekonomi dan kebijakan Pemerintah utamanya yang terkait dengan perekonomian negara seperti kenaikan harga bahan bakar minyak. Data kemiskinan menunjukkan bahwa pada tahun 2005 terdapat 54.320 Rumah Tangga Miskin (RTM) atau 23.05 jiwa (30,73%). Pendataan terakhir terhadap penduduk miskin dilakukan pada tahun 2006 menunjukkan terjadinya kenaikan jumlah RTM yaitu menjadi 6.672 RTM (33,37% dari 84.807 RTM) atau 234.424 jiwa (33,33% dari total jumlah penduduk). Disamping masalah kemiskinan, Kabupaten Temanggung masih mengalami permasalahan sosial lainnya yang perlu mendapat perhatian Pemerintah daerah yaitu penanganan terhadap penduduk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Data-data berikut ini menunjukkan kondisi PMKS di Kabupaten Temanggung. II - 30

Tabel 2.42. Data PMKS Tahun 2007 No. Jenis PMKS Jumlah. Keluarga Fakir Miskin (FM) 62.02 2. Anak Balita Terlantar (ABT) 2.38 3. Anak Terlantar (AT) 3.963 4. Anak Yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan 90 (AKTK) 5. Anak Cacat a. Anak Cacat Tubuh 540 b. Anak Cacat Rungu Wicara 285 c. Anak Cacat Mata (Tuna Netra) 27 d. Anak Cacat Mental: - Mental Resterdasi 334 (Tuna Grahita) - Eks Psycotik 5 e. Cacat Fisik dan Mental (Cacat Ganda) 79 6. Anak Nakal (AN) 66 7. Anak Jalanan (ANJAL) 89 8. Anak Bibir Sumbing 86 9. Wanita Rawan Sosial Ekonomi 4.062 0. Wanita Yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan 36 (WKTK). Lanjut Usia Terlantar 3.509 2. Lanjut Usia yang menjadi Korban Tindak Kekerasan 3. Penyandang Cacat a. Cacat Tubuh.343 b. Cacat Rungu Wicara 556 c. Cacat Mata Netra 465 d. Cacat Mental: - Retardasi 446 - Eks Psycotik 484 e. Cacat fisik dan mental (Cacat Ganda) 99 4. Penyandang Cacat Bibir Sumbing 98 5. Penyandang Cacat Bekas Penderita Penyakit 636 Kronis 6. Tuna Susila (TS) 25 7. Pengemis 54 8. Gelandangan 5 9. Bekas Narapidana 427 20. Korban penyalahgunaan napza 85 2. Pekerja migran bermasalah 54 22. Keluarga Berumah Tak Layak Huni 7.57 23. Keluarga Yang Bermasalah Sosial Psikologis 78 24. Keluarga Rentan 695 25. Korban Bencana Alam 437 26. Korban Bencana Sosial 88 27. Penyanyandang HIV/AIDS 58 28. Komunitas Adat Terpencil - Sumber : Dinas Sosial II - 3

8. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pencapaian nilai IPM Kabupaten Temanggung pada tahun 2005 (perhitungan terakhir oleh BPS) sebesar 7,8 menempati peringkat ke 2 se- Eks Karesidenan Kedu dan peringkat ke 7 se Jawa Tengah. Menurut klasifikasi dari UNDP, pencapaian IPM tersebut termasuk dalam kategori/kelas pembangunan manusia menengah keatas yaitu pada kisaran antara 66 sampai dengan 80. Angka IPM ini didukung oleh angka harapan hidup sebesar 72 (peringkat se-eks Karesidenan Kedu), Angka Melek Huruf 93,2% (peringkat 2 se-eks Karesidenan Kedu), rata-rata lama sekolah 6,5 tahun (peringkat 4 se-eks Karesidenan Kedu) dan pengeluaran riil per kapita Rp. 622.200,00 (peringkat 3 se-eks Karesidenan Kedu). 9. Agama Penduduk Kabupaten Temanggung memeluk berbagai macam agama antara lain Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha. Jumlah pemeluk agama di Kabupaten Temanggung sebagaimana tabel berikut: Tabel 2.43. Jumlah Pemeluk Agama Jumlah Pemeluk (orang) /Tahun No. Agama 2005 2006 2007. Islam 660.765 660.802 667.426 2. Kristen 9.276 9.28 9.27 3. Katholik 4.575 4.577 4.575 4. Hindu 225 226 225 5. Budha.600.603.600 Sumber : Kantor Departemen Agama Dari jumlah pemeluk agama tersebut menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Temanggung sebagian besar beragama Islam (93,60%), kemudian Kristen (2,70%), Katholik (2,04%), Hindu (0,03%) dan Budha (,63%). Sarana peribadatan yang diinventarisasi meliputi Masjid, Musholla, Gereja Katholik, Gereja Kristen, Kapel, Pura, dan Vihara/Cetya. Pada tahun 2007 jumlah sarana peribadatan berupa masjid sebanyak.276 buah, langgar/musholla.548 buah, gereja Kristen sebanyak 77 buah, gereja katholik 4 buah, kapel 2, vihara 7 buah, cetya 5 buah dan klenteng 2 buah. II - 32

Selain sarana peribadatan tersebut, pada tahun 2007 terdapat peningkatan jumlah pondok pesantren dari sejumlah 05 buah pada tahun 2006 menjadi sejumlah 24 di tahun 2007 dengan jumlah santri meningkat dari 9.770 orang pada tahun 2006 menjadi 2.247 orang pada tahun 2007. D. Prasarana dan Sarana. Jalan dan Jembatan Dilihat dari panjang jalan berdasarkan kelas jalan di Kabupaten Temanggung tidak mengalami perubahan, yaitu jalan nasional sepanjang 4.566 km, jalan provinsi 5.933 km, jalan kabupaten 66,52 km dan jalan desa/lokal sepanjang.866 km. Peningkatan kualitas jalan terus diupayakan oleh Pemerintah Daerah sehingga terdapat perkembangan kondisi dan kualitas jalan guna mendukung kelancaran arus lalu lintas dan perkembangan perekonomian daerah. Jembatan yang sudah dibangun dan berfungsi di Kabupaten Temanggung pada tahun 2007 mencapai 237 buah. Secara lengkap infrastruktur bidang pekerjaan umum dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.44. Kondisi Jalan Kabupaten Kondisi (Km) Tahun 2005 2006 2007 2008 Baik 258,79 226,99 305,52 376,75 Sedang 73,69 72,85 79,4 57,3 Rusak 283,04 35,69 230,86 76,68 Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan 2. Sumber Daya Air Tercatat ada 495 bendung serta 885,67 km jaringan irigasi yang termasuk dalam infrastruktur irigasi dibawah kewenangan Pemerintah Kabupaten Temanggung. Tabel 2.45. Kondisi Bendung Kondisi (%) Tahun 2006 2007 2008 Baik 7,20 22,02 27,67 Sedang 37,80 36,97 36,97 Rusak 45,00 4,0 35,36 Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan II - 33

Tabel 2.46. Kondisi Irigasi Kondisi (%) Tahun 2006 2007 2008 Baik 20,00 22,00 23,89 Sedang 35,00 36,00 36,00 Rusak 45,00 4,00 39, Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan 3. Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Kabupaten Temanggung mempunyai potensi obyek wisata yang cukup besar, yang meliputi obyek wisata alam dan buatan. Obyek wisata yang sudah dan sedang dikembangkan meliputi 6 obyek wisata alam dan 2 obyek wisata buatan, antara lain Pikatan, Taman Tirto Asri, Jumprit, Kledung, Curug Surodipo dan pendakian gunung Sindoro dan Sumbing. Selain itu beberapa tradisi dan kesenian daerah yang masih dijaga kelestariannya merupakan keragaman potensi wisata yang ada di Kabupaten Temanggung dan terus dikembangkan guna mendukung pengembangan menjadi salah satu daerah wisata di Jawa Tengah. Sedangkan prasarana wisata yang tersedia adalah hotel bintang satu buah dan 5 hotel melati. Untuk mendukung telekomunikasi antar wilayah di Kabupaten Temanggung telah didukung oleh jaringan telepon yang memadai, apalagi saat ini telah berkembang pula telepon nirkabel. Perkembangan sarana telekomunikasi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.47. Sarana Telekomunikasi No. Sarana Telekomunikasi 2005 2006 2007. Kapasitas Sentral (SST) 6.050 6.050 4.800 2. Kapasitas terpasang (SST) 6.746 6.943 7.495 3. Kapasitas terpakai (SST) 6.746 6.943 7.495 4. Pelanggan 6.746 6.943 7.495 5. Telepon umum 5 5 5 6. Jumlah RT berlangganan telepon 6.546 6.740 6.740 Sumber : PT. Telkom II - 34

4. Perhubungan dan Transportasi Pengembangan sarana terminal sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan sarana angkutan umum sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi daerah. Demikian juga posisi wilayah Kabupaten Temanggung yang masuk dalam jalur lalu lintas ekonomi dan pariwisata di Jawa Tengah, memerlukan sarana dan prasarana lalu lintas yang memadai. Pada tahun 2007, jumlah terminal di Kabupaten Temanggung adalah 3 unit meliputi 2 terminal kelas B dan terminal kelas C. Secara umum sarana angkutan yang digunakan adalah bus dan angkutan kota. Jumlah bus 63 unit. Sedangkan jembatan timbang yang ada di kabupaten Temanggung hanya buah di wilayah kecamatan Pringsurat. Tabel 2.48. Jumlah Kendaraan Bermotor yang Diuji Menurut Jenisnya Jenis Kendaraan Tahun Jumlah 2003 2004 2005 2006 2007. Mobil Bus Bukan Umum 5 2 3 38 48 53 2. Mobil Bis Umum.433.36.426.494.530 7.244 3. Mobil Barang Bukan umum 0.275 0.822.426 0.66 0.657 53.796 4. Mobil Barang Umum 54 35 34 38 56 27 Sumber: Dinas Perhubungan dan Pariwisata E. Pemerintahan Umum. Administrasi Pemerintahan Pegawai negeri sipil (PNS) di Kabupaten Temanggung pada tahun 2008 berjumlah 8.290 orang, terdiri dari Golongan I 74 orang, Golongan II 2.206 orang, Golongan III 4.52 orang dan Golongan IV.640 orang. Sedangkan distribusi menurut pendidikan adalah SD/sederajat 260 orang, SLTP/sederajat 326 orang, SMA/sederajat.60 orang, Diploma.368 orang, S 4.590 orang, dan S2 36 orang. Disamping PNS tersebut diatas masih ada 594 pegawai honorer yang tersebar diseluruh dinas/instansi yang ada. Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung sudah mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, yaitu terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Rumah Sakit, 2 Dinas, 6 Badan, dan 5 Kantor. II - 35