18 Desember STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Makalah Kunci. Peningkatan Kesetaraan Pembangunan Antara Kawasan Perdesaan dan Perkotaan Melalui Pembangunan Kota-Kota Sekunder.

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

: Ir. Mirna Amin. MT (Asisten Deputi Pengembangan Kawasan Skala Besar)

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

INDONESIA NEW URBAN ACTION

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab VI TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA TIDORE KEPULAUAN. 6.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB4 Prioritas & Sasaran Pembangunan Daerah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tam

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PASAR KOTA MADIUN

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN III TAHUN 2016

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kab. Minahasa Selatan MISI TUJUAN SASARAN

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

2.1. TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA BANDA ACEH

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN I TAHUN 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode

cukup, dan 11 indikator kinerja bernilai kurang.

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II TAHUN 2016

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

SAMBUTAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DALAM ACARA MUSRENBANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI KEPULAUAN BANGKA


2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

BAB IV ARAH, TAHAPAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Dalam menyusun RPJMD Kabupaten Karawang tahun ,

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Isu adalah permasalahan yang dijumpai dan menjadi suatu opini publik yang

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Tual 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

BAB V INDIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, ANCAMAN DAN PELUANG

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

BAB II PERENCANAAN KINERJA

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

BAB I PENDAHULUAN. dimensi ekonomi dibandingkan dengan dimensi ekologi. Struktur alami sebagai tulang punggung Ruang Terbuka Hijau harus dilihat

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010

Transkripsi:

18 Desember 2013 STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 18 Desember 2013

Peran Jakarta Ibukota NKRI Pusat pemerintahan berdasarkan Undang-undang Pusat kegiatan ekonomi regional, nasional dan internasional Hampir 80% kegiatan ekonomi global yang ada di Indonesia berada di Jakarta Pusat kegiatan politik ASEAN dan salah satu sentra politik Asia- Pasifik tempat Kedubes negara sahabat. Pusat kegiatan budaya Pusat kegiatan ilmu pengetahuan, teknologi dan intelektual Pintu gerbang utama menuju dunia Internasional 2

Jakarta = Magnet bagi Penduduk Indonesia Aktivitas perekonomian tinggi Pembangunan infrastruktur tinggi Banyak inovasi dan penerapan teknologi terdepan Pun dengan segala permasalahannya, masih dipandang sebagai salah satu kota paling maju di Indonesia dan menjanjikan masa depan cerah bagi pendatang Tidak seimbangnya daya dukung lingkungan dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya

Kondisi Aktual Jakarta Pasca reformasi 1998 yang ditindaklanjuti dengan penguatan Otonomi Daerah mengakibatkan Jakarta tumbuh semakin pesat Terjadi kesenjangan pemerataan pembangunan antara Jakarta dengan wilayah dan kota lainnya Kota Jakarta berkembang sangat pesat termasuk wilayah sekitar (Bodetabekjur), menimbulkan sejumlah permasalahan perkotaan yang kronis Angka gini ratio semakin memburuk menggambarkan kesenjangan kondisi sosial ekonomi warga kota yang memprihatikan

Tanggapan terhadap Kebijakan dan Strategi Prioritas Pembangunan Kaw. Megapolitan, Metropolitan dan Kota Besar (1/4) Kebijakan dalam KSPPN Tambahan dari Pemprov. DKI Jakarta 1 2 Pusat Jasa Kawasan Industri Menyiapkan infrastruktur pengembangan perekonomian kota melalui penguatan Badan Penanaman Modal Daerah khususnya pada aspek kelembagaan, SDM, instrumen hukum dan sistem pelayanan satu pintu Menyediakan dan mengelola ruang untuk sektor informal yang terintegrasi dengan pengembangan kawasan campuran skala besar Mengembangkan kawasan industri yang efisien ramah lingkungan berbasis teknologi yang terintegrasi dan terpadu antar kawasan Membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Pelabuhan modern Catatan: khususnya untuk konteks DKI Jakarta, industri padat karya kami anggap tidak lagi sesuai untuk diterapkan pada kawasan megapolitan, metropolitan dan kota besar, melainkan lebih mendorong penerapan industri yang bersifat green, efisien dan hi-tech

Tanggapan terhadap Kebijakan dan Strategi Prioritas Pembangunan Kaw. Megapolitan, Metropolitan dan Kota Besar (2/4) 3 4 5 Kebijakan dalam KSPPN Transportasi Massal Hunian Nyaman Kehidupan Masyarakat Kota Tambahan dari Pemprov. DKI Jakarta Mengembangkan pusat-pusat terminal transportasi massal terpadu dengan kegiatan perdagangan dan campuran (Transit Oriented Development) untuk meminimalkan pergerakan dengan kendaraan bermotor Mengembangkan perumahan yang terintegrasi dengan prasarana transportasi seperti terminal dan stasiun serta jasa perdagangan dan hiburan sesuai skala pelayanan lingkungan dengan konsep kawasan Transit Oriented Development Mengembangkan SDM yang kreatif, inovatif dan produktif dengan penyediaan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang terjangkau Mengarahkan terwujudnya perilaku warga kota yang berbudaya dan beradab Melestarikan kekayaan budaya dan mengembangkan budaya lokal untuk memperkuat identitas kota

Tanggapan terhadap Kebijakan dan Strategi Prioritas Pembangunan Kaw. Megapolitan, Metropolitan dan Kota Besar (3/4) 6 Kebijakan dalam KSPPN Keamanan Kawasan Tambahan dari Pemprov. DKI Jakarta Menumbuhkan kesadaran dan peran serta masyarakat untuk bersama-sama mengamankan serta memperindah ruang-ruang publik perkotaan 7 Lingkungan Kawasan Menyelenggarakan penataan ruang kawasan untuk menjaga keseimbangan antara pengembangan ekonomi dan pelestarian lingkungan hidup melalui pengelolaan kawasan lindung dan budidaya dengan memanfaatkan ruang bawah tanah dan ruang udara Menyiapkan infrastruktur dan utilitas kota yang efisien, terintegrasi dan berkelanjutan Memanfaatkan bentang alam alami sebagai potensi untuk memperkuat karakter kota dan mengelolanya menjadi kawasan strategis kota Secara visioner memanfaatkan teknologi tinggi untuk menunjang upaya optimasi daya dukung dan daya tampung kota

Tanggapan terhadap Kebijakan dan Strategi Prioritas Pembangunan Kaw. Megapolitan, Metropolitan dan Kota Besar (4/4) Kebijakan dalam KSPPN Tambahan dari Pemprov. DKI Jakarta 7 8 Lingkungan Kawasan (lanjutan) Kelembagaan dan Tata Kelola Melaksanakan pemetaan daerah rawan bencana alam untuk perencanaan titik dan jalur evakuasi bencana di setiap kawasan dengan penerapan sistem peringatan dini dan tanggap darurat berbasis ICT Menyiapkan infrastruktur dan bangunan perkotaan yang tanggap terhadap bencana dan dampak perubahan iklim serta secara menerus melakukan penelitian untuk meningkatkan kesiapan tersebut Membentuk badan kerjasama antar daerah dalam koordinasi, integrasi dan sinkronisasi pembangunan perkotaan dengan penerapan skema insentif dan disinsentif yang tepat Mengembangkan pelayanan publik yang cepat, tanggap dan efisien, didukung oleh SDM yang profesional serta sistem yang berbasis Information & Communication Technology (ICT)

Saran untuk Konteks DKI Jakarta Peningkatan kualitas kelembagaan dan kapasitas aparatur Pengembangan infrastruktur yang terintegrasi antar kota- dalam sistem perkotaan nasional & global Untuk melengkapi UU No. 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah dan UU No. 29 tahun 2007 tentang Ibukota NKRI, khusus untuk wilayah perkotaan perlu diterbitkan UU Perkotaan dan khusus untuk Jakarta ditindaklanjuti dengan PP dari UU No. 29 tahun 2007 Khusus untuk Jabodetabekjur perlu direview Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Jabodetabekjur karena kawasan ini berkembang pesat Penyediaan lahan untuk infrastruktur termasuk peningkatan penerapan system land consolidation dan land banking Kerjasama dan mobilisasi dana dari berbagai sumber khususnya yang memerlukan biaya besar seperti angkutan massal dan tanggul raksasa,

Saran untuk Konteks DKI Jakarta Peningkatan kegiatan perkotaan yang terspesifikasi melalui peningkatan iklim investasi dan iklim usaha yang berskala global Penyiapan masyarakat yang berdaya saing dalam skala global Penyiapan infrastruktur, produk hukum dan instrumen investasi yang berbasis green finance and economy Peningkatan kegiatan perkotaan harus dilakukan sejalan dengan rencana induk yang telah disepakati Perlunya sinergitas antara beberapa Kementerian a.l: Tenaga Kerja, Diknas, Perdagangan dan Perindustrian untuk menyiapkan SDM handal dalam mengantisipasi pemberlakuan AFTA Penataan instrumen hukum yang akomodatif terhadap dinamika perekonomian global penyiapan dan pembinaan SDM yang kompetitif dan peduli lingkungan

Terima Kasih