BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN TEODOLIT

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG. A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam

BAB IV ANALISIS METODE AZIMUTH BULAN SEBAGAI ACUAN PENENTUAN ARAH KIBLAT. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimuth Bulan

BAB IV UJI KOMPARASI DAN EVALUASI QIBLA LASER SEBAGAI ALAT PENENTU ARAH KIBLAT. A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Qibla Laser Setiap Saat Dengan

METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT

BAB III PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAH 2013

BAB IV ANALISIS KOMPARASI ISTIWAAINI KARYA SLAMET HAMBALI SEBAGAI PENENTU ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB ṠAMARĀT AL-FIKAR

APLIKASI SEGITIGA BOLA DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH Bagian IV : APLIKASI PERHITUNGAN UNTUK PENGGUNAAN SUNDIAL MIZWALA dengan Casio Power Graphic Fx-7400g Plus

BAB II HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN ARAH KIBLAT

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DAN AKURASI BENCET DI PONDOK PESANTREN AL-MAHFUDZ SEBLAK DIWEK JOMBANG SEBAGAI PENUNJUK WAKTU SALAT

BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEDOMAN PRAKTIS PENENTUAN ARAH KIBLAT KARYA M. MUSLIH HUSEIN

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT. A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HISAB IRTIFA HILAL MENURUT ALMANAK NAUTIKA DAN NEWCOMB

BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET. A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet

BAB IV ANALISIS TERHADAP HISAB RUKYAT WAKTU SALAT ASAR. A. Analisis Kedudukan Bayang-Bayang Matahari Awal Waktu Salat

5. BOLA LANGIT 5.1. KONSEP DASAR SEGITIGA BOLA

: Jarak titik pusat benda langit, sampai dengan Equator langit, di ukur sepanjang lingkaran waktu, dinamakan Deklinasi. Jika benda langit itu

MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB

TATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( )

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam

BAB IV ANALISIS METODE RASHDUL KIBLAT BULAN AHMAD GHOZALI DALAM KITAB JAMI U AL-ADILLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Paparan Data Masjid Ulul Albab (UIN) Maulana Malik Ibrahim

BAB IV UJI AKURASI AWAL WAKTU SHALAT SHUBUH DENGAN SKY QUALITY METER. 4.1 Hisab Awal Waktu Shalat Shubuh dengan Sky Quality Meter : Analisis

JADWAL WAKTU SALAT PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN BINTANG SEBAGAI PENUNJUK ARAH KIBLAT KELOMPOK NELAYAN MINA KENCANA DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA

MEMBUAT PROGRAM APLIKASI FALAK DENGAN CASIO POWER GRAPHIC fx-7400g PLUS Bagian II : Aplikasi Perhitungan untuk Penggunaan Teodolit

BAB III METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT ISTIWAAINI DAN THEODOLITE. 5 Agustus 1954 di sebuah desa kecil bernama Bajangan, kecamatan

BAB III HASIL STUDI LAPANGAN

MENGUJI KAKURATAN HASIL PENGUKURAN ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN ISTIWAAINI KARYA SLAMET HAMBALI

BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN. A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten

BAB III METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Sejarah Intelektual Slamet Hambali

Meridian Greenwich. Bujur

BAB IV ANALISIS. A. Landasan Penyusunan Konversi Kalender Waktu Shalat Antar Wilayah. Dalam Kalender Nahdlatul Ulama Tahun 2016

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN HISAB ARAH KIBLAT KH. NOOR AHMAD SS DALAM KITAB SYAWAARIQUL ANWAAR

(Fenomena Matahari di Atas Ka bah) Pandapotan Harahap NIM: Abstrak

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS

BAB IV UJI FUNGSIONALITAS, UJI KOMPARASI DAN EVALUASI. A. Uji Fungsionalitas Aplikasi Perhitungan Mizwala Qibla Finder

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK METHODA AL-QOTRU KARYA QOTRUN NADA

BAB IV ANALISIS TENTANG METODE PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DENGAN JAM BENCET KARYA KIAI MISHBACHUL MUNIR MAGELANG

PERHITUNGAN AWAL WAKTU SHALAT DATA EPHEMERIS HISAB RUKYAT Sriyatin Shadiq Al Falaky

BAB IV UJI COBA DAN EVALUASI APLIKASI KIBLAT SIKU-SIKU. A. Uji Fungsionalitas Aplikasi Kiblat Siku-siku

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Pantai Kartini Jepara

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS

)فتح الباري البن حجر - ج / 2 ص 311(

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH

Telaah Penentuan Arah Kiblat dengan Perhitungan Trigonometri Bola dan Bayang-Bayang Gnomon oleh Matahari

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB ARAH KIBLAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN IRSYÂD AL- MURÎD

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN NOOR AHMAD DALAM KITAB SYAWÂRIQ AL-ANWÂR

SISTEM KOORDINAT GEOGRAFIK

Hisab Awal Bulan Syawwal 1434 H

CONTOH PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT

BAB IV ANALISIS METODE BAYANG-BAYANG AZIMUTH TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID BAITUR ROHIM

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian penulis yang berjudul Perancangan Aplikasi. Mobile Phone, dapat diambil beberapa kesimpulan, bahwa :

MAKALAH ISLAM Waktu Praktis Penentuan Arah Kiblat

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang

BAB IV ANALISIS METODE HISAB WAKTU SALAT DALAM PROGRAM SHOLLU VERSI 3.10

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN KAMARIAH ALMANAK NAUTIKA DAN ASTRONOMICAL ALGORITHMS JEAN MEEUS

BAB IV ANALISIS HISAB WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB KARYA K.R. MUHAMMAD WARDAN

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

SEGITIGA BOLA DAN ARAH KIBLAT

BAB II LANDASAN TEORI. hukum menghadap kiblat dan cara menentukan arah kiblat sangat

BAB I SISTEM KOORDINAT

A. Analisis Fungsi dan Kedudukan Deklinasi Bulan dan Lintang Tempat dalam menghitung Ketinggian Hilal menurut Kitab Sullam an-nayyirain

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

Simulasi Penentuan Sudut Arah Kiblat dengan Metode Segitiga Bola Menggunakan Bahasa Pemrograman GUI MatLab R2009

BAB VII PRAKTIK RUKYAT HILAL

BAB IV UJI KELAYAKAN DAN VERIFIKASI PANTAI PASIR PUTIH SEBAGAI TEMPAT RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

BAB IV ANALISIS FUNGSI DAN AKURASI JAM MATAHARI PERUMAHAN KOTABARU PARAHYANGAN PADALARANG JAWA BARAT

MENGENAL SISTEM WAKTU UNTUK KEPENTINGAN IBADAH

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL WAKTU SALAT PROGRAM MAWAAQIT VERSI A. Analisis Sistem Hisab Awal Waktu Salat Program Mawaaqit Versi 2001

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL BULAN KAMARIAH QOTRUN NADA DALAM KITAB METHODA AL-QOTRU

PROYEKSI PETA DAN SKALA PETA

RINGKASAN TESIS ANALISIS METODE RAŞD AL-QIBLAT DALAM TEORI ASTRONOMI DAN GEODESI

Pembagian kuadran azimuth

SEGITIGA BOLA. Kelompok 7. Saraswati Basuki Putri Nila Muna Intana Hesti Nikmah Safitri Alik Sus Adi

STUDI EVALUASI FORMULA ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013 S K R I P S I

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH, IRSYÂD AL-MURÎD, DAN ṠAMARÂT AL-FIKAR KARYA AHMAD GHOZALI

BAB IV ANALISIS METODE DAN FAKTA ARAH KIBLAT MASJID DIKECAMATAN WRINGINANOM KABUPATEN GRESIK

KUMPULAN SOAL & PEMBAHASAN OSK OSP OSN DLL KOORDINAT BENDA LANGIT (By. Mariano N.)

BAB I PENDAHULUAN. beraktifitas pada malam hari. Terdapat perbedaan yang menonjol antara siang

BAB IV ANALISIS HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM PROGRAM JAM WAKTU SALAT LED. A. Algoritma penentuan awal waktu Salat dalam Program Jam Waktu

BAB III DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT

BAB IV ANALISIS ASTRONOMI HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB SYAWĀRIQ AL-ANWĀR

BAB III PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG. Penentuan arah kiblat yang digunakan umumnya mengacu pada arah utara

BAB IV ANALISIS UJI VERIFIKASI PERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT ZUBAIR UMAR AL-JAILANI DALAM KITAB AL-KHULASAH AL-WAFIYAH

PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN

BAB IV ANALISIS KOMPARASI ALGORITMA EQUATION OF TIME JEAN MEEUS DAN SISTEM NEWCOMB

BAB IV ANALISIS HISAB ARAH KIBLAT MUHAMMAD KHUMAIDI JAZRY DALAM KITAB AL-KHULASHAH FI AL-AWQAT AL-SYAR IYYAH BI AL-LUGHARITMIYYAH

PEDOMAN DAN PERHITUNGAN PENGUKURAN ARAH QIBLAT DI LAPANGAN

Pertemuan 3. Penentuan posisi titik horizontal dan vertikal

BAB III METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUTH BULAN

TATA CARA PEMBERIAN KODE NOMOR URUT WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI

MINDA SARI NURJAMILAH NIM :

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013 A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Theodolit Dalam Buku Ephemeris Hisab Rukyat 2013 Konsep penentuan arah kiblat dengan theodolit yang digunakan dalam buku Ephemeris Hisab Rukyat 2013 pada dasarnya menggunakan prinsipprinsip perhitungan dengan metode penentuan arah kiblat dengan bayangbayang Matahari seperti metode dengan Mizwala Qibla Finder dan segitiga siku-siku yaitu dengan memperhitungkan sudut waktu, arah Matahari, azimuth Matahari. serta selisih azimuth Matahari dan azimuth kiblat. Namun ada beberapa ada beberapa langkah yang berbeda. 1. Persiapan data Dalam penentuan arah kiblat dengan theodolit, data yang diperlukan adalah koordinat tempat yaitu lintang tempat dan bujur tempat, koordinat Ka bah (lintang Ka bah dan bujur Ka bah), deklinasi Matahari dan perata waktu (equation of time). Data koordinat tempat dapat dicari dengan menggunakan GPS (Global Positioning System), deklinasi Matahari dan perata waktu diambil dari tabel data yang ada pada buku ephemeris hisab rukyat 2013. 60

61 2. Konversi dan Interpolasi Data Data didalam buku Ephemeris Hisab Rukyat 2013 adalah data yang menggunakan zona waktu GMT(Greenwich Mean Time) sehingga jika pengukuran arah kiblat dilakukan pada zona waktu berbeda maka perlu adanya konversi waktu daerah ke waktu GMT. Misalnya Indonesia yang memiliki tiga zona waktu yaitu Waktu Indonesia Barat(WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA), Waktu Indonesia Timur (WIT). Untuk WIB zona waktunya adalah +7, WITA +8, dan WIT +9. Apabila pengukuran menggunakan WIB maka data yang diambil adalah pada jam pengukuran dikurang 7 jam. Selanjutnya melacak nilai deklinasi Matahari (δ ) pada waktu hasil konversi tersebut dan melacak nilai Equation Of Time pada saat Matahari berkulminasi atas. 3. Perhitungan Merridian Pass Merridian Pass (MP) dikenal juga dengan istilah waktu kulminasi atas Matahari. Pada saat itu Matahari berada di garis Merridian Langit dengan sudut waktu 0. Adapun rumus menentukan Merridian adalah: MP = ((λd λ) 15) +12 e di mana BD adalah bujur daerah dan λ bujur Tempat. 4. Perhitungan Sudut Waktu Matahari Penentuan Sudut Waktu Matahari yaitu sudut yang dibuat oleh perpotongan lingkaran meridian dengan lingkaran waktu. Rumus yang digunakan dalam penentuan sudut waktu Matahari adalah: t o = (MP W )

62 15 di mana MP adalah Merridian Pass dan W adalah waktu pembidikan, dari rumus di atas hasil sudut waktu Matahari bernilai negatif jika Matahari berada di sebelah Barat dan bernilai positif jika Matahari berada disebelah Timur. 5. Perhitungan Azimuth Matahari Rumus Penentuan azimuth Matahari(A o ) pada buku Ephemeris Hisab Rukyat 2013 adalah: Tan A o = [((cos φ tan δ o ) sin t o ) ( sin φ tan t o )]. Hasil azimuth Matahari bernilai mutlak atau positif sehingga jika hasil azimuth Matahari negatif maka nilai tersebut dipositifkan. 6. Perhitungan Arah Kiblat pada Theodolit Dalam menentukan arah kiblat pada theodolit ada dua kriteria. Pertama,waktu pengukuran yang dibagi menjadi dua sebelum zhuhur dan sesudah zhuhur. Kedua, menentukan posisi Matahari berada di belahan Utara atau di belahan Selatan. Jika nilai deklinasi Matahari lebih besar dari lintang tempat maka Matahari berada di belahan Utara dan jika deklinasi Matahari lebih kecil dari lintang tempat maka Matahari berada dibelahan Selatan. Berikut adalah rumus arah kiblat pada theodolit(ak): a) Apabila nilai deklinasi Matahari (δ o ) lebih besar daripada nilai Lintang tempat dan pembidikan dilakukan sebelum waktu zuhur maka AK = 180 + AM + SK b) Apabila nilai deklinasi Matahari (δ o ) lebih besar daripada nilai lintang tempat dan pembidikan dilakukan sesudah waktu zuhur maka AK = SK AM

63 c) Apabila nilai deklinasi Matahari (δ o ) lebih kecil daripada nilai Lintang tempat dan pembidikan dilakukan sebelum waktu zuhur maka AK = 180 AM + SK d) Apabila nilai deklinasi Matahari (δ o ) lebih kecil daripada nilai Lintang tempat dan pembidikan dilakukan sesudah waktu zuhur maka AK = SK AM Dari rumus di atas, AK adalah Arah kiblat pada Theodolit, SK adalah sudut Kiblat yang dihitung dari titik Barat ke Utara, dan AM adalah Azimuth Matahari. B. Uji Akurasi Formula Arah Kiblat Dengan Theodolit Dalam Buku Ephemeris Hisab Rukyat 2013 Pengujian akurasi formula arah kiblat dengan theodolit dalam buku Ephemeris Hisab Rukyat 2013 yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya penulis menggunakan tempat kediaman penulis sendiri yaitu dilantai 3 pondok pesantren Darun Najaah, Jrakah, Tugu, Semarang, penulis menggunakan metode Mizwala Qibla Finder sebagai pembanding arah kiblat dengan theodolit dan penulis juga mengunakan metode pembanding dengan hasil theodolit itu sendiri yaitu dengan melakukan pembidikan dua kali pada jam yang berbeda. Untuk data geografis kediaman penulis di lantai 3 Pondok Pesantren Daarun Najaah, penulis menggunakan data yang diperoleh dari GPS (Global Positioning System) yaitu -6 59 07,9 LS dan 110 21 44,9. Adapun untuk data geografis Ka bah menulis menggunakan data 21 25 21,04 LU dan 39

64 49 34,33 BT 1. Dengan empat data maka diperoleh arah kiblat untuk pondok pesantren Daarun Najaah yaitu 24 30 50,43 dari Barat ke arah Utara. Adapun tahap-tahap yang dilakukan penulis dalam pengujian keakurasian arah kiblat dengan theodolit dalam buku Ephemeris Hisab Rukyat 2013 adalah sebagai berikut: Pertama, menentukan waktu pembidikan dan mengkonversi ke waktu GMT. Kedua, mendata nilai equation of time pada jam kulminasi atas dan deklinasi Matahari pada jam pembidikan. Ketiga, melakukan perhitungan arah kiblat, meridian pass, sudut waktu, arah Matahari, dan arah kiblat pada theodolit(ak). Keempat, melakukan pembidikan Matahari dengan menghadapkan theodolit ke arah Matahari sehingga sinar Matahari fokus pada lensa theodolit dan mengunci theodolit dengan skrup horizontal clamp agar tidak bergerak. Kelima, Menekan Tombol 0-set agar nilai pada horizontal angle (HA) menunjukkan 0 dan mengendurkan skrup horizontal clamp agar theodolit bisa bergerak. Keenam, mengarahkan theodolit sedemikian rupa hingga layar theodolit (HA) menampilkan angka senilai dengan AK. Ketujuh, menurunkan theodolit sampai menyentuh tanah, memberi tanda atau titik pada sasaran itu sebanyak dua kali dengan jarak yang berbeda. Kemudian menghubungkan dua titik tersebut dan benang atau penggaris. Kedelapan, menghitung kemelencengan arah kiblat theodolit dengan arah kiblat Mizwala Qibla Finder yang sudah akurat dengan menggunakan rumus: Tan kemelencengan = (selisih pangkal garis dengan ujung pangkal / panjang garis samping). 1 Data ini diperoleh dengan menggunakan Google Earth yang diambil dari foto satelit, maka diperoleh BT Ka bah 39 49 34,33 BT dan lintang Ka bah 21 25 21,04 LU. Lihat dalam Slamet Hambali, Op. Cit, hlm. 181-182

65 Berikut adalah beberapa pengujian yang dilakukan penulis untuk mengetahui tingkat akurasi penentuan arah kiblat theodolit dalam buku Ephemeris Hisab Rukyat 2013: 1. Pengujian hari pertama, dilaksanakan pada hari Senin, 04 Maret 2013 pukul 07.40 WIB di pondok pesantren Darun Najaah dengan melakukan komparasi hasil pada metode Mizwala Qibla Finder. Adapun tahap dan hasil perhitungannya adalah sebagai berikut: a. Pengujian pada tanggal 04 maret 2013 M b. Lokasi yang diukur = Pondok Pesantren Darun Najaah, jrakah c. Lintang Tempat (φ) = 6 59 07,9 LS d. Bujur Tempat (λ) = 110 21 44,9 BT e. Pembidikan dilakukan pada jam 07:40 WIB atau 00:40 GMT. f. Deklinasi Matahari (δ o ) jam 00:40 GMT δ o jam 00 GMT = -6 27 33 δ o jam 01 GMT = -6 26 35 A ( A B) K/I = -6 27 33 (-6 27 33-6 26 35 ) 00:40/1 = -6 26 54,33 g. Equation Of Time (e) jam 05:00 GMT : -00 j 11 m 43 d h. MP = ((BD λ ) 15 ) + 12 e = ((105 110 21 44,9 ) 15) + 12 (-00 j 11 m 43 d ) = 11.50. 16,01 WIB

66 i. Sudut Waktu (t o ) = (MP W) 15 = (11 j 50 m 16,01 d 07 j 40 m ) 15 = 62 34 00,1 j. Azimuth Matahari (A o ) Tan A o = [((cos φ tan δ o ) sin t o ) ( sin φ tan t o )] = [((cos -6 59 7,9 tan -6 26 54,33 ) sin 62 34 00,1 ) (sin -6 59 7,9 tan 62 34 00,1 )] A o = 03 37 56,19 k. Arah Kiblat pada theodolit (AK) Jika nilai Deklinasi Matahari (δ o ) lebih besar daripada Lintang Tempat (φ) dan pembidikan dilakukan sebelum waktu zhuhur maka AK = 180 + AM + SK AK = 180 + AM + SK AK = 180 + 03 37 56,19 + 24 30 50,43 = 207 56 11,78 Hasil pengujian hari pertama menunjukkan bahwa ada kemelencengan antara metode penentuan arah kiblat pada theodolit dengan metode Mizwala Qibla Finder. Jarak pangkal garis dan jarak ujung pada garis terdapat selisih. Yaitu 3,3 cm (11,5 cm 8,2 cm) dengan panjang sisi samping 26 cm. Sehingga jika dihitung kemelencengan mencapai 7 14 0,53.

67 Gambar 4.1. Hasil Pengujian Hari Pertama 04 Maret 2013 2. Pengujian hari kedua, dilaksanakan pada hari Rabu, 06 Maret 2013 di pondok pesantren Darun Najaah dengan dua kali pembidikan yaitu pada pukul 07.40 WIB dan 10.00 WIB. Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai berikut : a. Pembidikan pertama b. Lokasi yang diukur : Pondok Pesantren Darun Najaah, jrakah c. Lintang Tempat (φ) : 6 59 07,9 LS d. Bujur Tempat (λ) : 110 21 44,9 BT e. Pembidikan dilakukan pada jam 07:40 WIB atau 00:40 GMT. f. Deklinasi Matahari (δ o ) jam 00:40 GMT δ o jam 00 GMT = -5 41 40 δ o jam 01 GMT = -5 40 14 A ( A B) K/I = -5 41 12 (-5 41 12-5 40 14 ) 00:40/1 = -5 40 33,33 g. Equation Of Time (e) jam 05:00 GMT : -00 j 11 m 17 d h. MP = ((BD λ ) 15 ) + 12 e = ((105 110 21 44,9 ) 15) + 12 (-00 j 11 m 17 d )

68 = 11.49. 50,01 WIB i. Sudut Waktu (t o ) = (MP W) 15 = (11 j 50 m 16,01 d 07 j 40 m ) 15 = 62 27 30,1 j. Azimuth Matahari (A o ) Tan A o = [((cos φ tan δ o ) sin t o ) ( sin φ tan t o )] = [((cos -6 59 7,9 tan -5 40 33,33 ) sin 62 27 30,1 ) (sin -6 59 7,9 tan 62 27 30,1 )] A o = 02 44 19,49 Arah Kiblat pada theodolit (AK) Jika nilai Deklinasi Matahari (δ o ) lebih besar daripada Lintang Tempat (φ) dan pembidikan dilakukan sebelum waktu zhuhur maka AK = 180 + AM + SK AK = 180 + AM + SK AK = 180 + 02 44 19,49 + 24 30 50,43 = 207 15 9,92 Pembidikan kedua: a) Waktu pengukuran : 09j 58m 12d WIB b) Equation Of time : -0j 11m 17d c) Deklinasi Matahari : -5 38 18,76 (interpolasi) d) Arah Kiblat : 24 30 50,43 e) Sudut Waktu : -27 54 30,1 f) Azimuth Matahari : 01 9 35,07 g) Arah Kiblat Theodolit : 205 40 26,13

69 Hasil pengujian hari kedua dengan dua kali pengukuran pada jam yang berbeda menunjukkan bahwa ada kemelencengan antara hasil pembidikan pertama dengan hasil pembidikan kedua karena antara pangkal dan ujung kedua garis terdapat selisih yaitu 2,4 cm (11 cm 9,4 cm) dengan panjang sisi samping 25 cm. Sehingga kemelencengan sebesar 5 29; 0,93. Gambar 4.2. Hasil Pengujian Hari Kedua 06 Maret 2013 3. Pengujian hari Ketiga, dilaksanakan pada hari Rabu, 08 Mei 2013 pukul 07.42 WIB di pondok pesantren Darun Najaah dengan melakukan komparasi hasil pada metode Mizwala Qibla Finder. Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai berikut: a) Equation Of time : 0 j 03 m 30 d b) Deklinasi Matahari : 17 4 55,76 (interpolasi) c) arah kiblat : 24 30 50,43 d) Sudut Waktu : 58 15 45,1 e) Azimuth Matahari : 23 27 16,62 f) Arah Kiblat Theodolit : 227 58 7,06

70 Hasil pengujian hari ketiga menunjukkan bahwa tidak ada kemelencengan antara metode penentuan arah kiblat Theodolit dengan metode Mizwala Qibla Finder. karena antara pangkal dan ujung kedua garis tidak terdapat selisih. Sehingga arah kiblat theodolit dengan arah kiblat mizwala berhimpitan. Gambar 4.3. Hasil Pengujian Hari Ketiga 08 Mei 2013 4. Pengujian hari Keempat, dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Mei 2013 pukul 07.45 WIB di pondok pesantren Darun Najaah dengan melakukan komparasi hasil pada metode Mizwala Qibla Finder. Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai berikut: a) Equation Of time : 0j 03m 20,25d b) Deklinasi Matahari : 17 52 20,25 (interpolasi) c) Arah kiblat : 24 30 50,43 d) Sudut Waktu : 57 29 0,1 e) Azimuth Matahari : 24 33 53,72 f) Arah Kiblat Theodolit : 229 04 44,16

71 Hasil pengujian hari keempat menunjukkan bahwa tidak ada kemelencengan hasil arah kiblat theodolit yang pertama dengan yang kedua karena antara pangkal dan ujung kedua garis tidak terdapat selisih. Sehingga arah kiblat hasil kedua pembidikan tersebut saling sejajar. Gambar 4.4. Hasil Pengujian Hari Keempat 11 Mei 2013 Dari hasil pengujian yang dilakukan sebanyak empat kali ditempat kediaman penulis, arah kiblat yang dihasilkan oleh theodolit terdapat dua hasil yang berbeda pertama pada bulan maret kemelencengan yang besar yaitu mencapai 5 29; 0,93 dan 7 14 0,53. Dan pada Bulan mei hasil arah kiblat pada theodolit akurat dan tidak terdapat kemelencengan dengan metode Mizwala Qibla Finder. Menurut análisis penulis, kemelencengan itu terjadi karena kesalahan (error) dalam merumuskan arah kiblat dengan theodolit yang dijelaskan dalam buku Ephemeris Hisab Rukyat 2013 hingga fomula tersebut tidak dapat digunakan untuk waktu yang universal dan hanya akurat pada waktu tertentu.

72 Adapun beberapa kesalahan formula arah kiblat dengan theodolit tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, rumus meridian pass yang hanya dapat digunakan untuk daerah bujur Timur. Kedua, rumus sudut waktu Matahari yang menghasilkan nilai negatif setelah Matahari berkulminasi dan positif sebelum Matahari berkulminasi. Ketiga, rumus azimuth Matahari, dalam rumus tersebut sudut waktu Matahari tidak dipositifkan dan hasil Arah Matahari yang dipositifkan. Keempat, rumus dalam menentukan arah kiblat pada theodolit menggunakan acuan besar deklinasi Matahari dan lintang tempat. C. Formula Penentuan Arah Kiblat Dengan Theodolit Yang Ideal Dan Akurat Dengan adanya kesalahan formulasi arah kiblat dengan theodolit dalam buku Ephemeris Hisab Rukyat 2013 kemudian bagaimanakah formulasi arah kiblat dengan theodolit yang ideal dan akura. Berikut konsep penentuan arah kiblat yang ideal dan akurat adalah sebagai berikut: 1. Arah dan Azimuth Kiblat Arah kiblat adalah arah yang terdekat menuju ka bah melalui lingkaran yaitu lingkaran yang berhimpit pusat Bumi, sehingga setiap tempat mempunyai nilai arah kiblat yang berbeda. Bagi orang yang berada di sebelah timurnya mekkah maka arah kiblatnya adalah menghadap kebarat dan untuk orang yang berada di sebelah Barat mekkah maka arah kiblatnya menghadap ketimur.

73 2. Waktu Merridian Pass Merridian Pass (MP) adalah waktu saat Mahari berada pada lingkaran Meridian langit yaitu lingkaran yang melalui zenith, kutub langit Utara, Utara, nadir, kutub langit Selatan dan Selatan. Lingkaran ini membagi bola langit menjadi dua bagian sama besar yaitu belahan langit timur dan belahan langit Selatan. Waktu Merridian Pass disebut juga waktu kulminasi Matahari atas atau waktu tepat tengah hari. menurut waktu Hakiki yaitu waktu berdasarkan pergerakan semu Matahari sebenarnya, waktu Merridian pass adalah pada jam 12 siang. Sehingga untuk menentukan waktu meridian pass perlu dilakukan konversi ke waktu pertengahan dan waktu daerah. Waktu MP ini dapat dikonversi ke waktu pertengahan setempat dengan rumus MP = 12 e di mana e adalah equation of time (perata waktu) yaitu selisih waktu hakiki dengan waktu pertengahan. Selanjutnya untuk menentukan waktu meridian pass berdasarkan waktu daerah adalah dengan interpolasi waktu setempat ke waktu daerah (WD). Interpolasi waktu daerah dapat dihitung dengan rumus WD = Waktu setempat (λ λd) 15 untuk wilayah bujur timur dan untuk wilayah bujur Barat WD = Waktu setempat + (λ λd) 15 di mana λ bujur tempat dan λd bujur daerah. Sehingga untuk menentukan waktu MP dapat dihitung dengan rumus Wilayah bujur timur MP = 12 e (λ λd) 15 Wilayah bujur Barat MP = 12 e + (λ λd) 15

74 3. Sudut Waktu Matahari Sudut waktu Matahari adalah sudut yang dibentuk oleh titik perpotongan antara lingkaran meridian dengan lingkaran waktu yaitu lingkaran yang melalui kutub langit Utara, Matahari, dan kutub langit Selatan. Sudut waktu bernilai negatif jika Matahari berada di belahan timur dan bernilai positif jika Matahari berada di belahan Barat. Sudut waktu Matahari disebut juga dengan istilah Hour Angle atau sudut jam bintang dan dilambangkan dengan huruf (t o ). Berdasarkan definisi di atas maka sudut waktu adalah selisih antara waktu pembidikan dengan waktu meridian pass. Kemudian dikalikan dengan 15 untuk mengkonversikan dari satuan waktu (jam) ke satuan sudut ( derajat). Dengan demikian sudut waktu Matahari dapat dihitung dengan rumus: t o = (WB MP) 15 di mana t o adalah sudut waktu Matahari dan WB adalah waktu pembidikan. 4. Arah Matahari dan Azimuth Matahari Pergerakan semu Matahari dalam sehari dalam koordinat Horizon tidaklah selalu di belahan Utara atau di belahan Selatan. Namun posisi Matahari sangat ditentukan oleh deklinasi Matahari, lintang Tempat, dan sudut waktu Matahari. Bila lintang Selatan maka pergerakan Matahari mulai dari terbitnya akan semakin ke Utara sampai selisih deklinasi Matahari dengan lintang tempat pada waktu kulminasi atas. begitu pula sebaliknya jika lintang Utara maka pergerakan Matahari dari terbitnya akan semakin ke

75 Selatan sampai selisih deklinasi Matahari dengan lintang tempat pada waktu kulminasi atas. Dalam menentukan arah Matahari dapat digunakan rumus segitiga bola (Spherical Trigonometry) yang telah disederhanakan yaitu Cotan Am = tan δ o cos φ sin t o sin φ tan δ o di mana Am adalah arah Matahari, δ o adalah deklinasi Matahari, φ adalah lintang tempat dan t o adalah sudut waktu Matahari mutlak(positif). apabila hasil arah Matahari positif maka arah Matahari dihitung dari titik Utara dan apabila hasil arah Matahari negatif maka arah Matahari dihitung dari titik Selatan. Sehingga untuk menentukan azimuth Matahari yaitu arah yang dihitung dari titik Utara searah jarum jam sampai proyeksi Matahari pada ufuk dapat digunaka rumus sebagai berikut: a) Jika hasil arah Matahari positif dan pembidikan dilakukan sebelum waktu meridian pass maka Azimuth Matahari = Am b) Jika hasil arah Matahari positif dan pembidikan dilakukan setelah waktu meridian pass maka Azimuth Matahari = 360 Am c) Jika hasil arah Matahari negatif dan pembidikan dilakukan sebelum waktu meridian pass maka Azimuth Matahari = 180 + Am d) Jika hasil arah Matahari negatif dan pembidikan dilakukan setelah waktu meridian pass maka Azimuth Matahari = 180 Am Rumus azimuth Matahari juga dapat digunakan dengan kriteria sudut waktu dan arah Matahari yaitu sebagai berikut: a) Jika hasil arah Matahari positif dan sudut waktu Matahari negatif maka Azimuth Matahari = Am

76 b) Jika hasil arah Matahari negatif dan sudut waktu Matahari negatif maka Azimuth Matahari = 180 + Am c) Jika hasil arah Matahari positif dan sudut waktu Matahari positif maka Azimuth Matahari = 360 Am d) Jika hasil arah Matahari negatif dan sudut waktu Matahari positif maka Azimuth Matahari = 180 Am 5. Arah Kiblat pada Theodolit Dalam pelaksanaan penentuan arah kiblat dengan Theodolit, arah kiblat pada Theodolit (AK) adalah selisih azimuth Matahari dan azimuth kiblat. oleh karena pergeseran theodolit searah jarum semakin kekanan nilai Horizontal Angle (HA) semakin besar maka rumus arah Kiblat pada theodolit adalah azimuth kiblat dikurang azimuth Matahari dan jika nilainya negatif maka ditambah 360 derajat atau dengan menggunakan rumus: a) Jika Azimuth Kiblat lebih besar daripada Azimuth Matahari Maka AK = Azimuth Kiblat Azimuth Matahari b) Jika Azimuth Kiblat lebih kecil daripada Azimuth Matahari Maka AK = 360 + Azimuth Kiblat Azimuth Matahari.