BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terletak di

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

PENGARUH KURS VALUTA ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB I PENDAHULUAN. negara, karena pasar modal merupakan salah satu sarana investasi dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam ilmu keuangan, kurs adalah sebuah nilai yang merefleksikan

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu kenaikan jumlah nominal utang pemerintah Indonesia (DJPU,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keputusan investasi yang sebelumnya sudah dilakukan diantaranya sebagai berikut

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian antar negara semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

2016, No /17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Ban

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB V PEMBAHASAN. a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam negeri biasa sering dikenal sebagai kurs atau nilai tukar. Menurut Bergen, nilai tukar mata uang sering digunakan sebagai pengukur level perekonomian suatu negara karena nilai tukar mata uang memegang peranan penting dalam perdagangan antar negara, di mana hampir sebagian besar negara-negara di dunia saat ini terlibat dalam aktivitas ekonomi pasar bebas dengan menggunakan mata uang asing sebagai alat pembayarannya. Setiap mata uang dari masing-masing negara memiliki kemungkinan akan apresiasi ataupun depresiasi terhadap mata uang negara lainnya. Hal tersebut dapat terjadi karena nilai tukar dari suatu negara terhadap nilai tukar negara lainnya selalu bersifat tidak konstan atau fluktuatif akibat pengaruh dari berbagai faktor. Oleh karena itu, setiap negara pasti akan berupaya untuk menjaga posisi kurs mata uang negaranya tetap dalam posisi yang relatif stabil agar kondisi perekonomian negara terjaga. Studi menemukan bahwa nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat masih memegang peranan yang sangat penting di perekonomian di dunia. Oleh karena itu, apapun yang terjadi pada perekonomian Amerika Serikat dapat memengaruhi perekonomian negara-negara lainnya di dunia. Hingga saat ini dolar Amerika Serikat sebagai alat perekonomiannya dan juga sebagai mata uang dunia memiliki pengaruh yang besar terhadap nilai tukar mata uang negara-negara lainnya di dunia. 1

Hal tersebut didukung oleh data statistik IMF yang menunjukkan jumlah bobot persentase mata uang asing yang disimpan sebagai cadangan dana asing di dunia. Berikut merupakan data statistik yang diperoleh dari IMF pada kuartal kedua tahun 2015: Grafik 1.1 Cadangan Dana Asing Dunia Kuartal 2 Tahun 2015 Sumber: http://data.imf.org/?sk=e6a5f467-c14b-4aa8-9f6d-5a09ec4e62a4 Dapat dilihat pada grafik 1.1 di atas yang menunjukkan bahwa sekitar 63,75 persen cadangan dana asing negara-negara di dunia disimpan dalam bentuk dolar Amerika Serikat dan sisanya disimpan dalam bentuk berbagai mata uang asing lainnya seperti euro, yen, pound sterling, dolar Australia, dolar Kanada, dan mata uang lainnya. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa mata uang dolar Amerika Serikat sebagai mata uang dunia memiliki peranan penting kepada perekonomian negara lainnya dikarenakan jumlah cadangan dana asing negara- 2

negara tersebut dapat berubah sewaktu-waktu akibat dari apresiasi ataupun depresiasi mata uang dolar Amerika Serikat tersebut. Sejak awal tahun 2014 hingga awal tahun 2015, dolar AS terus menguat didukung oleh data positif perekonomian Amerika Serikat yang juga mengalami peningkatan. Berikut grafik indeks dolar AS selama lima tahun terakhir: Grafik 1.2 Indeks Dolar Amerika Serikat 2010-2015 Sumber: http://www.tradingeconomics.com/united-states/currency Berdasarkan grafik 1.2 di atas, dapat dilihat bahwa indeks dolar Amerika mengalami apresiasi pada mata uang negaranya sejak satu tahun terakhir. Indeks tersebut merupakan suatu pengukuran akan kekuatan dolar Amerika Serikat terhadap enam mata uang utama dunia lainnya meliputi euro, yen, pound sterling, dolar Kanada, krona Swedia, dan Swiss franc. Masing-masing mata uang tersebut memiliki pembobotan yang berbeda satu sama lain dan pembobotan tersebut 3

ditentukan oleh The Fed Amerika Serikat berdasarkan pengaruh mata uang tersebut terhadap perdagangan Amerika Serikat (United States Dollar, 2015). Perekonomian AS yang terus mengalami perbaikan juga berbanding lurus dengan tingkat kenaikan suku bunga AS (Fed Fund Rate) secara perlahan sejak Amerika mengalami krisis di tahun 2008. Berikut merupakan data historis suku bunga The Fed selama satu tahun terakhir: Tabel 1.1 Suku Bunga The Fed Time Period Effective Federal Funds Rate 2014-01 0.07 2014-02 0.07 2014-03 0.08 2014-04 0.09 2014-05 0.09 2014-06 0.1 2014-07 0.09 2014-08 0.09 2014-09 0.09 2014-10 0.09 2014-11 0.09 2014-12 0.12 2015-01 0.11 2015-02 0.11 2015-03 0.11 2015-04 0.12 2015-05 0.12 2015-06 0.13 2015-07 0.13 2015-08 0.14 2015-09 0.14 Sumber: http://www.federalreserve.gov/releases/h15/data.htm 4

Adanya spekulasi mengenai kenaikan suku bunga The Fed dikemukakan pada bulan Juni 2015. Spekulasi tersebut kemudian membawa pengaruh terhadap perekonomian negara-negara lainnya di dunia. Hal itu dapat terjadi dikarenakan oleh kecenderungan pengaruh suku bunga The Fed yang biasa diikuti dengan kenaikan oleh suku bunga di negara-negara lainnya. Negara lainnya cenderung mengikuti suku bunga The Fed untuk mencegah dana investasi global yang dapat ditarik keluar dari aset-aset negara berkembang dikarenakan spekulasi akan naiknya suku bunga The Fed. Apabila suku bunga The Fed meningkat dan para investor mengalihkan investasinya ke Amerika Serikat maka pasokan mata uang dolar Amerika Serikat di negara-negara berkembang akan berkurang. Pengurangan pasokan dolar AS yang tidak diikuti dengan jumlah permintaan yang terus meningkat mengakibatkan nilai dari dolar AS tersebut dapat meningkat. Hal itu yang diungkapkan dalam teori hukum permintaan dan penawaran oleh Mankiw (2007) apabila titik keseimbangan pasar tidak tercapai. Dampak dari penguatan dolar Amerika Serikat tersebut juga dirasakan oleh mata uang negara lain termasuk mata uang negara Indonesia yakni rupiah. Selain disebabkan oleh efek penguatan dolar Amerika Serikat, terdapat berbagai spekulasi lain yang mengatakan bahwa pelemahan rupiah juga terjadi karena perekonomian Indonesia yang memang melemah. Hal tersebut yang mengakibatkan nominal perbandingan nilai tukar mata uang AS dengan rupiah semakin besar (Detik Finance, 2015). Berikut merupakan data grafik posisi dolar Amerika terhadap rupiah dari tahun 1998 hingga awal 2015: 5

Grafik 1.3 Posisi IDR Terhadap USD Antara 1998 hingga 2015 Sumber: http://www.tradingeconomics.com/indonesia/currency Berdasarkan grafik 1.3 diatas, dapat terlihat bahwa posisi rupiah atas dolar Amerika Serikat sejak awal tahun 2014 hingga 2015 terus meningkat hampir mencapai titik tertingginya di mana terjadinya krisis moneter di tahun 1998. Posisi tersebut juga sudah melewati titik krisis di tahun 2008 yang merupakan posisi nilai tukar tertinggi selama 10 tahun terakhir. Nilai tukar rupiah bergerak melemah hingga hampir menyentuh level terendah dalam 17 tahun terakhir setelah meningkatnya volatilitas di pasar keuangan di seluruh dunia. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh BBC Indonesia (2014), nilai tukar rupiah mengalami depresiasi sebesar 1,8% terhadap mata uang dolar Amerika Serikat. Pada Desember 2014, Bank Indonesia mengumumkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai angka Rp12.559, nilai tersebut merupakan angka terendah sejak krisis keuangan yang melanda Indonesia dan kawasan Asia 1998 lalu. Tingkat depresiasi rupiah 6

tersebut terus meningkat hingga pertengahan tahun 2015 yang menyebabkan nilai tukar rupiah mencapai nominal Rp14.000,- terhadap dolar Amerika Serikat. Untuk mengatasi pelemahan rupiah yang terus terjadi di Indonesia maka pemerintah membuat kebijakan baru sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 17/11/DKSP Tahun 2015 Tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ( SE No. 17/11/DKSP/2015 ) yang menyatakan bahwa setiap transaksi yang dilakukan di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik yang dilakukan oleh penduduk maupun bukan penduduk; dan/atau transaksi tunai ataupun non-tunai; wajib menggunakan rupiah. Hal tersebut dilakukan agar menarik permintaan dari rupiah itu sendiri sebagai alat pembayaran dalam negeri. Dalam melakukan pembayaran utang luar negeri terdapat dua macam pembayaran yang harus dilunasi yaitu pinjaman pokok dan bunga pinjaman itu sendiri. Dengan meningkatnya dolar AS, maka secara tidak langsung dapat mengakibatkan utang luar negeri Indonesia dalam bentuk dolar AS dapat bertambah dengan sendirinya tanpa adanya penambahan utang baru. Berikut merupakan data kuartal pinjaman luar negeri Indonesia tahun 2014 hingga 2015: Tabel 1.2 Utang Luar Negeri Indonesia 2014-2015 (dalam juta USD) 2014 2015 Kuartal I Kuartal II Kuartal III Kuartal IV Kuartal I Kuartal II 277,502 286,557 294,358 293,673 299,032 304,041 Sumber: Bank Indonesia 7

Dapat dilihat pada tabel 1.2 di atas bahwa pinjaman luar negeri Indonesia hingga kuartal pertama tahun 2015 meningkat sebesar 7,76% apabila dibandingkan dengan jumlah di kuartal pertama tahun sebelumnya. Jumlah pinjaman luar negeri tersebut terus meningkat setiap kuartalnya dari tahun 2014 hingga 2015. Peningkatan utang luar negeri tidak selalu membawa dampak positif pada sebuah negara terutama apabila utang tersebut tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus mulai mengatur pengelolaan utang luar negeri dengan baik agar tetap terkontrol dan tidak merugikan perekonomian Indonesia seperti halnya terjadi inflasi. Menurut Bank Indonesia, inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga barang tersebut harus terjadi secara meluas pada seluruh barang-barang yang ada di pasar. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga indeks dari barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Mata uang dari suatu negara yang mengalami inflasi tinggi cenderung mengalami depresiasi. Sebaliknya mata uang dari suatu negara yang memiliki tingkat inflasi rendah cenderung mengalami apresiasi. Hal itu yang menyebabkan tingkat inflasi di suatu negara merupakan faktor yang penting dalam mengamati pergerakan nilai tukar negara tersebut. Pada umumnya dengan melemahnya rupiah maka harga barang domestik akan menurun di mata negara lain sehingga dapat menyebabkan meningkatnya ekspor ke luar negeri dan melemahnya impor. Namun untuk beberapa kasus harga barang impor Indonesia yang meningkat dapat berdampak pada inflasi di Indonesia 8

seperti contoh pada harga minyak mentah dunia. Harga minyak mentah dunia yang meningkat dapat berdampak kepada berbagai harga barang domestik di Indonesia sendiri yang berujung pada kenaikan tingkat inflasi. Berikut grafik tingkat inflasi di Indonesia selama 5 tahun terakhir: Grafik 1.4 Tingkat Inflasi di Indonesia 2010-2015 Sumber: Bank Indonesia Dapat dilihat dari grafik 1.4 bahwa adanya tren kenaikan tingkat inflasi di Indonesia hingga pada tahun 2015. Inflasi dianggap merupakan salah satu faktor penentu tingkat perekonomian Indonesia. Kenaikan tingkat inflasi menunjukkan pertumbuhan perekonomian, namun dalam jangka panjang tingkat inflasi yang tinggi dapat memberikan dampak yang buruk. Oleh karena itu, BI harus dapat mengintervensi dengan mengatur kebijakan mengenai inflasi di Indonesia agar tidak terjadi inflasi yang melebihi batas wajarnya. Selain inflasi, terdapat berbagai spekulasi akan faktor lain yang diperkirakan secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah. Nilai tukar rupiah akan selalu menjadi salah satu indikator terpenting bagi negara dan masyarakat Indonesia dikarenakan fungsi rupiah sebagai alat pembayaran ataupun transaksi di Indonesia. Berdasarkan oleh adanya fenomena-fenomena 9

mengenai pergerakan nilai tukar rupiah yang telah dikemukakan di atas, khususnya nilai tukar rupiah yang semakin melemah terhadap dolar Amerika hingga mendekati titik di mana terjadinya krisis moneter tahun 1998 menarik bagi penulis yang menjadikannya sebagai motivasi dalam mengangkat topik mengenai nilai tukar rupiah. Sebelumnya Puspitaningrum, Suhadak, dan Zahroh Z.A. (2014) telah melakukan penelitian mengenai pengaruh tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan ekonomi terhadap nilai tukar rupiah. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda dan dengan hasil uji simultan (uji F) menunjukkan bahwa tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah. Sedangkan hasil uji parsial (uji t), menunjukkan bahwa variabel tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI berpengaruh secara signifikan terhadap nilai tukar rupiah. Sebaliknya, variabel pertumbuhan ekonomi secara parsial menunjukkan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai tukar rupiah. Penelitian ini dibuat untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel lain yang secara signifikan dapat memengaruhi pergerakan rupiah atas mata uang dolar Amerika Serikat. Seperti yang diketahui bahwa dolar Amerika Serikat merupakan mata uang dunia yang memegang peranan penting sebagai acuan mata uang negara lainnya termasuk negara Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan analisis yang dikemukakan pada latar belakang di atas, dapat diketahui bahwa saat ini terdapat fenomena terhadap pergerakan nilai tukar rupiah 10

yang semakin fluktuatif dan sudah melewati titik krisis di tahun 2008. Titik tersebut merupakan titik tertinggi dari nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat selama 10 tahun terakhir. Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah, baik dari faktor eksternal maupun faktor internal. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilihat apakah pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dapat dipengaruhi oleh indeks harga konsumen (IHK), pinjaman luar negeri, dan harga minyak dunia. Berikut adalah rumusan masalah yang akan diteliti lebih lanjut pada penelitian ini: 1. Apakah terdapat pengaruh dari indeks harga konsumen (IHK) terhadap pergerakan nilai tukar rupiah (IDR) atas dolar Amerika (USD)? 2. Apakah terdapat pengaruh dari pinjaman luar negeri terhadap pergerakan nilai tukar rupiah (IDR) atas dolar Amerika (USD)? 3. Apakah terdapat pengaruh dari harga minyak dunia terhadap pergerakan nilai tukar rupiah (IDR) atas dolar Amerika (USD)? 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan-batasan masalah yang tedapat di dalam penelitian ini. Batasan-batasan masalah tersebut meliputi: 1. Pergerakan nilai tukar mata uang yang menjadi objek penelitian ini adalah nilai tukar mata uang rupiah (Indonesia) terhadap mata uang dolar Amerika Serikat. 11

2. Periode waktu penelitian ini dimulai dari kuartal pertama tahun 2008 hingga kuartal ketiga tahun 2015. 3. Pembahasan dalam penelitian ini dibatasi dengan tiga variabel independen yaitu tingkat indeks harga konsumen (IHK), pinjaman luar negeri, dan harga minyak dunia. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan dan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka berikut merupakan tujuan penelitian ini: 1. Mengetahui apakah terdapat pengaruh dari indeks harga konsumen (IHK) pada pergerakan nilai tukar rupiah (IDR) terhadap dolar Amerika (USD). 2. Mengetahui apakah terdapat pengaruh dari pinjaman luar negeri pada pergerakan nilai tukar rupiah (IDR) terhadap dolar Amerika (USD). 3. Mengetahui apakah terdapat pengaruh dari harga minyak dunia pada pergerakan nilai tukar rupiah (IDR) terhadap dolar Amerika (USD). 1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis Diharapkan bahwa penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dimana seluruh tahapan penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memberikan informasi dan memperluas wawasan mengenai perekonomian 12

Indonesia dan pengaruh-pengaruh yang ada di dalamnya khususnya terhadap nilai tukar rupiah. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam memberikan perannya pada hasil penelitian, diharapkan hasil penelitian ini dapat diterima sebagai kontribusi di dunia perekonomian Indonesia. 2. Manfaat Akademik Diharapkan bahwa penelitian ini dapat menjadi rujukan sebagai tambahan informasi ataupun untuk penelitian yang lebih lanjut bagi upaya pengembangan ilmu pendidikan di Indonesia khususnya di bidang ekonomi mengenai nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. 1.6 Metode dan Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun atas lima bab yang dimulai dari pendahuluan hingga diakhiri dengan kesimpulan dan saran. Berikut merupakan penjabaran dari sistematika penulisan dalam penelitian ini: BAB I. PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai gambaran umum penelitian yang di dalamnya terdapat latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, dan manfaat penelitian. BAB II. TELAAH LITERATUR Pada bab ini diuraikan mengenai konsep teori-teori yang relevan pada penelitian yang dilakukan. Teori-teori tersebut dapat berupa definisi-definisi, model matematis, ataupun penjelasan lainnya yang berkaitan dengan variabel dependen 13

dan variabel independen. Di dalam bab ini juga dijabarkan mengenai penelitianpenelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian ini. BAB III. METODE PENELITIAN Bab ini memaparkan gambaran umum objek penelitian, metode penelitian yang digunakan, operionalisasi variabel penelitian, kerangka pemikiran serta hipotesis, dan metode-metode yang digunakan baik dalam pengambilan data, sampel, hingga metode analisis data. BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi atas pembahasan hasil penelitian mengenai deskripsi objek penelitian dan analisis data pembahasan yang telah diolah. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah diperoleh dan juga saran untuk penelitian selanjutnya yang dapat digunakan oleh pihak lainnya. 14