PENGENDALI MOTOR INDUKSI 1 FASA DENGAN METODE PWM SINUSOIDA BERBASIS MIKROKONTROLER 68HC11

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN SISTEM UPS SPS DENGAN METODE INVERTER SPWM BERBASIS L8038CCPD

KENDALI KECEPATAN MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN INVERTER PWM PULSA TUNGGAL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

PENGENDALI MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN INVERTER UPWM BERBASIS FPGA

KENDALI KECEPATAN MOTOR INDUKSI SATU FASA PADA V/F KONSTAN DENGAN INVERTER SPWM BERBASIS FPGA ALTERA ACEX1K

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Inverter Sinusoida 1 Fasa dengan Aplikasi Pemrograman Rumus Parabola dan Segitiga Sebagai Pembangkit Pulsa PWM

APLIKASI PEMBANGKIT PWM SINUSOIDA 1 FASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEBAGAI PENGGERAK MOTOR INDUKSI

BAB III METODE PENELITIAN

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

PERANCANGAN PERAGA LED TERPROGRAM BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C52

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

Pengaruh Bentuk Gelombang Pembawa Terhadap Harmonisa pada Inverter Satu Fasa

BAB III METODE PENELITIAN

KEGIATAN BELAJAR 3 B. DASAR TEORI 1. MOSFET

Pembuatan Modul Inverter sebagai Kendali Kecepatan Putaran Motor Induksi

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

PEMANFAATAN MIKROKONTROLER AT89S52 UNTUK MENGENDALIKAN MULTILEVEL INVERTER TUJUH LEVEL

INVERTER MODULASI LEBAR PULSA SINUSOIDA. BERBASIS dspic 30F4012

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

Elektronika Daya dan Electrical Drives. AC & DC Driver Motor

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

BAB I PENDAHULUAN. efesiensi, torsi, kecepatan tinggi dan dapat divariasikan, serta biaya perawatan

PENGATURAN SAKELAR PADA ACARA CEPAT TEPAT BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C2051

Desain Sistem Kontrol Sudut Penyalaan Thyristor Komutasi Jaringan Berbasis Mikrokontroler PIC 16F877

PEMANFAATAN IC MEMORI TERPROGRAM UNTUK MENGENDALIKAN INVERTER 3 FASA

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN

INVERTER TIPE VOLT/HERTZ TIGA FASA DENGAN INJEKSI HARMONISA ORDE KE TIGA

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PERCOBAAN 11 PULSE WIDHT MODULATION

MEMORI TERPROGRAM BERBASIS V/Hz UNTUK PENGENDALIAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PERANCANGAN ALAT UKUR GOLONGAN DARAH BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI WATER LEVEL CONTROL SYSTEM BERBASIS PC OLEH: I MADE BUDHI DWIPAYANA NIM

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB VI PEMANGKAS (CHOPPER)

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOTOR INDUKSI 3 FASA TERHADAP UNBALANCE VOLTAGE DAN OVERLOAD DENGAN SISTEM MONITORING

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

PRAKTIKAN : NIM.. PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KENDALI TEGANGAN DAN FREKUENSI BERJANGKAH UNTUK IC HEF4752 SEBAGAI PENGATUR TEGANGAN DAN FREKUENSI TIGA FASA 30 VOLT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

Studi Pengaruh Pemilihan Frekuensi Carrier dan Komponen Filter Terhadap Bentuk Gelombang Keluaran pada Inverter Satu Fasa

Desain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter

BAB III PERANCANGAN ALAT. dimmer atau terang redup lampu dan pengendalian pada on-off lampu. Remote

UPS (UNINTERRUPTABLE POWER SUPPLY) DENGAN METODE INVERTER GELOMBANG PENUH LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros

KONVERTER TEGANGAN JALA-JALA SATU FASA KE TIGA FASA (Aplikasi Untuk Alat Pengajaran SMK di Rural Area)

INVERTER SATU FASA GELOMBANG PENUH SEBAGAI PENGGERAK POMPA AIR DENGAN KENDALI DIGITAL

VOLT / HERTZ CONTROL

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

ALAT UKUR JARAK PADA MOBIL BERBASIS SISTEM ULTRASONIK

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

APLIKASI MIKROKONTROLER AT89S51 PADA SISTEM ANTRIAN DENGAN PENAMPIL DAN SUARA

BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada. kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

Nama Praktikan :... NIM :... Program Studi :... Kelas :... Dosen Pengampu :...

DESAIN PENYEARAH 1 FASE DENGAN POWER FACTOR MENDEKATI UNITY DAN MEMILIKI THD MINIMUM MENGGUNAKAN KONTROL PID-fuzzy PADA BOOST CONVERTER

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative)

TIMER DIGITAL PENGENDALI ON/OFF PERALATAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER UNTUK KEAMANAN RUMAH

Rancang Bangun Sistem Takeoff Unmanned Aerial Vehicle Quadrotor Berbasis Sensor Jarak Inframerah

KENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

PENGENDALI KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 FASA DENGAN INVERTER MODULASI LEBAR PULSA SERAGAM BERBASIS FPGA ACEX1K

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DENGAN BIAYA BOPTN

ANALISIS MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN METODE CYCLOCONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

DESAIN DAN IMPLEMENTASI DC TO AC CONVERTER KENDALI DIGITAL TUGAS AKHIR

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

PENGESAHAN. Laporan tugas akhir dengan judul Perancangan Kontrol PI dengan Pendekatan Orde Satu Untuk

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa

PENGATURAN PWM (Pulse Width Modulation) dengan PLC

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

Transkripsi:

ISSN: 1693-6930 167 PENGENDALI MOTOR INDUKSI 1 FASA DENGAN METODE PWM SINUSOIDA BERBASIS MIKROKONTROLER 68HC11 Muchlas, Supri Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan Kampus III UAD Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Umbulharjo, Yogyakarta Telp. (0274) 379418-381523 psw 101/220, Fax 0274-381523 e-mail: muchlas02@yahoo.com, tholes2000@yahoo.com Abstrak Pada pengendalian motor induksi yang dilakukan secara konvensional tidak diperoleh pengaturan yang kontinyu dan linier, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang pengendalian motor induksi dengan teknik inverter. Penelitian ini bertujuan melakukan pengembangan dan evaluasi unjuk kerja pengendalian motor induksi satu fasa dengan metode PWM sunusoida berbasis mikrokontroler. Pengendalian menggunakan rangkaian jembatan inverter jenis PWM- VSI (DC-Link inverter) dengan teknik modulasi PWM menggunakan mikrokontroler 68HC11E9, dan diharapkan dapat menggerakkan motor induksi pada kecepatan yang berbeda-beda. Pada penelitian ini digunakan motor induksi satu fasa Z-406, 220 Volt, 50-60 Hz, 125W. Penelitian dimulai dengan pembuatan perangkat keras berupa inverter menggunakan MOSFET sebagai komponen pensaklaran dan diteruskan dengan menyusun rangkaian penggerak inverter satu fasa. Pola sinyal PWM sinusoida dibentuk dengan teknik perhitungan lima modulasi PWM yang berbeda. Dari pola gelombang tersebut dibuat program pembangkit pulsa PWM satu fasa dan perangkat pendukungnya. Selanjutnya dilakukan pengamatan bentuk gelombang PWM keluaran MCU, tegangan, arus keluaran inverter dan mengukur kecepatan putar motor untuk lima indeks modulasi, yaitu (1), (0,81), (0,59), (0,37), dan (0,15). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan kecepatan putar motor induksi untuk frekuensi tetap 50 Hz dengan 5 indeks modulasi berbeda dengan metode PWM sinusoida berbasis mikrokontroler dapat menghasilkan putaran motor yang bervariasi. Kata kunci: Motor induksi satu fasa, PWM sinusoida, Mikrokontroler 68HC11E9 1. PENDAHULUAN Pengendalian motor induksi di industri sangat diperlukan dan mengarah pada pengembangan suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan akan pengaturan putaran motor induksi dengan efisiensi yang tinggi. Rangkaian kontrol elektronik yang dapat memenuhi keperluan tersebut adalah rangkaian inverter yang dapat mengubah sumber tegangan searah menjadi tegangan bolak-balik dengan besar tegangan dan frekuensi dapat diatur. Pengaturan kecepatan putar motor induksi selain menggunakan inverter juga dapat dilakukan secara konvensional dengan mengubah jumlah kutub motor dan mengubah nilai tegangan stator. Pengaturan dengan cara tersebut tidak dapat diperoleh pengaturan motor induksi yang kontinyu dan linier. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil pengaturan putaran yang halus dan rentang yang lebar digunakan inverter PWM (Pulse Width Modulation), tetapi sangat rumit dalam rangkaian pengaturnya. Proses pembangkitan sinyal PWM menjadi salah satu faktor penentu unjuk kerja sistem secara keseluruhan. Sinyal PWM dapat dibangkitkan secara analog, digital atau keduanya. Pembangkitan secara analog lebih sederhana dalam hal rangkaian tetapi sangat rentan terhadap derau. Pembangkitan secara digital dapat menghasilkan sinyal PWM lebih baik karena tidak terpengaruh oleh derau tetapi mempunyai tingkat kerumitan lebih tinggi dibanding cara analog. Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor dengan jumlah pengingat yang terbatas dan jumlah piranti penunjang (peripheral) tergabung dengan CPU (central processing unit) dalam sebuah rangkaian terintegral. Mikrokontroler dirancang khusus untuk sistem pengaturan Pengendali Motor Induksi 1 Fasa Dengan PWM Sinusoida (Muchlas)

168 ISSN: 1693-6930 dan mempunyai banyak cara untuk kendali inverter elektronika daya. Pemakaian mikrokontroler dalam sistem pengaturan memberikan keuntungan pada ketelitian sistem dan memungkinkan melakukan modifikasi atas sistem yang sudah ada hanya dengan mengganti atau mengubah perangkat lunaknya. Berangkat dari keunggulan mikrokontroler tersebut maka keterlibatan mikrokontroler dalam sistem pengaturan kecepatan putar motor induksi akan dapat mengurangi tingkat kerumitan yang ada. Prinsip dasar oprasi PWM adalah melakukan penyambungan dan pemutusan (on dan off) tegangan catu daya motor berulang-ulang selama setengah perioda, seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Variasi frekuensi diperoleh dari jumlah madap dan padamnya pulsa dalam satu perioda, dan variasi tegangan diperoleh dari lebar pulsa tetap atau bervariasi dalam setiap setengah perioda. Pada PWM sinusoida lebar pulsanya bervariasi mengikuti variasi harga sesaat amplitudo sinusoida yang dapat dibentuk dengan teknik modulasi antara gelombang sinusoida, V r sebagai acuan (gelombang pemodulasi) dan gelombang segitiga, V c (gelombang pembawa) sebagai pewaktu. e Gelombang acuan, v r Gelombang Pembawa, v c 2 t v AN v d v r > v c T A :on -v r > v c T B :on v BN 0 2 t v d 0 V AB = V AN - V BN 2 t v d V 0 fundamental 0 2 t -v d Gambar 1. PWM sinusoida satu fasa Motor induksi merupakan suatu motor yang dicatu dengan arus bolak-balik pada statornya secara langsung dan pada rotornya dengan tegangan imbas dari stator. Motor induksi (AC) paling luas penggunaannya kerena kuat tidak mahal dibanding motor arus searah (DC), dan memerlukan sedikit perawatan. Motor induksi dicatu dari inverter statis akan mendapat tegangan nonsinusoida pada kumparan stator. Umumnya bentuk gelombang keluaran dari sebuah inverter adalah berupa deretan dari step tegangan diskrit. Bentuk gelombang keluaran inverter dapat berupa bentuk TELKOMNIKA Vol. 4, No. 3, Desember 2006 : 167-174

TELKOMNIKA ISSN: 1693-6930 169 gelombang persegi (quasi square) dan bentuk gelombang susunan pulsa-pulsa berderet (multiple pulse atau pulse-width modulation), jumlah dan lebarnya bervariasi untuk mengatur nilai komponen fundamental tegangan keluaran. 2. METODE PENELITIAN Kegiatan penelitian ini meliputi pembuatan model (perangkat keras) dan menyusun perangkat lunak. Rangkaian sistem pengendali kecepatan putar motor induksi satu fasa dalam penelitian ini terdiri dari bagian-bagian yang disusun seperti pada Gambar 2. Bagian yang berada dalam kotak dengan garis terputus merupakan sistem yang akan dirancang pada penelitian ini. Sumber Tegangan DC Inverter Satu fasa Motor Induksi Rangkaian Penggerak Port B Pembangkit PWM sinusoida berbasis M68HC11EVBU Dengan ragam perluasan Gambar 2. Diagram kotak perancangan sistem 2.1. Perancangan jembatan inverter Pada perancangan ini rangkaian jembatan inverter satu fasa menggunakan MOSFET dengan tipe IRF 830 dengan V DS maksimum 500 V dan I D kontinyu maksimum 4,5 A. Untuk dapat mengoprasikan MOSFET daya sebagai saklar, tegangan gerbang tertentu atau arus gate harus diberikan untuk membawa MOSFET dari mode saturasi untuk tegangan keadaan hidup yang rendah. Tegangan kontrol harus diberikan antara terminal gerbang dan sumber atau antara gate dan source. Secara lengkap rangkaian jembatan inverter satu fasa ditunjukkan pada Gambar 3. Tegangan DC utama adalah V s dengan terminal ground G. G 1 G 3 V S S 1 S 2 Motor G 4 G 2 _ S 4 G S 3 Gambar 3. Rangkaian jembatan inverter satu fasa Pengendali Motor Induksi 1 Fasa Dengan PWM Sinusoida (Muchlas)

170 ISSN: 1693-6930 2.2. Perancangan penggerak MOSFET MOSFET sebagai komponen utama pada inverter memerlukan tegangan gate berkisar 10 20 V untuk dapat beroperasi. Sinyal PWM keluaran M68HC11 hanya mempunyai tegangan 5 V pada level tinggi sehingga tidak dapat digunakan untuk mengoperasikan MOSFET secara langsung. Sinyal tersebut dapat digunakan untuk menggerakan MOSFET dengan bantuan sautu rangkaian penggerak (driver) MOSFET. Rangkaian penggerak akan menaikkan sinyal keluaran M68HC11 pada level tegangan gate batas (V G ) MOSFET. Rangkaian ini juga dilengkapi dengan isolator dengan memisahkan rangkaian logika sebagai bagian tegangan rendah dan inverter sebagai bagian tegangan tinggi seperti ditunjukkan pada Gambar 4. IN 5V R3 560 ISOI 6N137 D1 1N4002 5V R5 1k 15V R5 100K 7 1 3 2 - R6 22K LF 356 LF 356 4 8 6 R7 100K 7 1 3 2 - R8 22K 4 8 6 4584 4584 1 2 1 2 R9 47M D1 Q1 2SD600 15V Q2 D2 R10 100K MOSFET R11 100 R12 R2 1 2 1 2 1k R1 4K7 7414 7414 2SD600 1N5406 1N5406 Gambar 4. Rangkaian penggerak MOSFET tunggal 2.3. Perancangan pembentukan sinyal PWM berbasis M68HC11EVBU Perangkat lunak dalam penelitian ini terdiri dari perangkat lunak pembentukan sinyal PWM dan perangkat lunak sistem penggerak motor induksi pembangkit PWM dari dalam MCU. Sinyal PWM dibuat dalam pola indeks modulasi bervariasi dengan frekuensi tetap. Pada penelitian ini dibuat lima macam tabel sinyal PWM dengan frekuensi 50 Hz untuk indeks modulasi (0,15), (0,37), (0,59), (0,81), dan (1). Pada rancangan ini jumlah pulsa dalam satu perioda ditetapkan 10. Pembentukan sinyal PWM sinusoida dapat dianalisis secara matamatik menggunakan perbandingan gelombang acuan dan gelombang pembawa seperti diperlihatkan pada Gambar 1. Pembentukan sinyal PWM sinusoida secara analitik dengan teknik komputasi adalah menentukan titik-titik potong dua gelombang, gelombang acuan (fungsi sinusoida), dan gelombang pembawa (fungsi linier). Perbandingan gelombang sinusoida dengan gelombang segitiga menghasilkan sinyal logika (pulsa) untuk mengatur pensaklaran inverter satu fasa. Pada penelitian ini jumlah pulsa dalam satu perioda sinus adalah 10 pulsa yang berarti satu perioda sinyal PWM mempunyai 21 mode pensaklaran. Tiap satu mode pensaklaran mempunyai nilai (lebar pulsa) tertentu. Semakin besar indeks modulasi maka lebar pulsa semakin besar. Pemrograman mikrokontroler pada penelitian ini ditulis menggunakan teks editor (Q editor) dalam format bahasa rakitan (assembly) 68HC11 dan disimpan dalam berkas berekstensi asm, selanjutnya menggunakan kompilasi AS11M.EXE yang menghasilkan berkas dalam format bahasa mesin (S-Record) dengan ekstensi S19. Program yang sudah dalam format bahasa mesin (heksadesimal) kemudian diubah dalam bentuk biner dengan menggunakan kompilasi BINCVT.EXE setalah berkas berekstensi bin program sudah dapat dikirim (download) ke EPROM menggunakan EPROM programmer dengan software Top2000A/B/BS. Sinyal PWM ini dibangkitkan oleh MCU M68HC11 dan digunakan untuk menggerakan inverter MOSFET satu fasa dalam sistem pengaturan kecepatan putar motor induksi berbasis mikrokontroler. Pada penelitian ini dibuat lima program kecepatan berbeda yang kemudian disimpan dalam EPROM 2764 yang mempunyai kapasitas sebesar 8 Kbyte. Diagram aliran utama pembangkitan sinyal PWM sinusoida dalam sistem pengaturan kecepatan putar motor TELKOMNIKA Vol. 4, No. 3, Desember 2006 : 167-174

TELKOMNIKA ISSN: 1693-6930 171 induksi diperlihatkan pada Gambar 23. Susunan program lengkapnya diperlihatkan pada lampira Pada perancangan pembangkitan sinyal PWM ini menggunakan output compare untuk membangkitkan pulsa dengan lebar tertentu atau gelombang kotak dengan perioda dan siklus kerja tertentu. Output compare digunakan untuk memprogram suatu tindakan ketika free running counter mencapai nilai tertentu. Nilai tersebut disimpan dalam register compare. Setiap siklus conter isi register compare dibandingkan dengan isi free running counter jika sama maka status flag akan di set. Pada penelitian ini digunakan ragam operasi khusus yaitu (expanded sepecial test mode). Awal program dimulai dari alamat $A000 untuk lokasi peta memori. Tahapan inisialisasi dimulai dengan inisialisasi port. Hal ini dilakukan untuk menentukan port tersebut sebagai keluaran atau masukan. Inisialisasi dilakukan dengan memberi harga pada memori yang digunakan untuk mengatur port tersebut. Pada tugas akhir ini digunakan PPI dengan tipe 8255 ditempatkan pada alamat $6000-$6003 untuk port A, B, dan C. Mode kerja PPI 8255 pada program ini digunakan control word dengan alamat $99. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan bentuk sinyal PWM yang dihasilkan MCU, pengamatan bentuk gelombang penggerak, pengamatan bentuk gelombang tegangan, dan pengamatan bentuk arus motor. Pengujian dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Universitas Ahmad Dahlan. Pengamatan pertama adalah mengamati bentuk sinyal PWM keluaran MCU dengan frekuensi 50 Hz dan indeks modulasi 0,8 diperlihatkan pada Gambar 5 dan 6. Gambar 5. Bentuk gelombang MCU dari Port PPI B7 dan Port PPI B6 Gambar 6. Bentuk gelombang MCU dari Port PPI B5 dan Port PPI B4 Berdasarkan Gambar 5 dan 6, terlihat bahwa bentuk sinyal PWM keluaran MCU mempunyai bentuk sesuai dengan teori yang telah dibahas dalam kajian pustaka dan landasan teori. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem pembangkitan sinyal PWM dapat bekerja dengan baik. Pengendali Motor Induksi 1 Fasa Dengan PWM Sinusoida (Muchlas)

172 ISSN: 1693-6930 Pengamatan kedua adalah pengukur tegangan dan mengamati bentuk gelombang keluaran dari masing-masing rangkaian penggerak yang saling berpasangan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa rangkaian penggerak dapat merambatkan sinyal PWM dari MCU dengan baik. Indeks modulasi yang digunakan 0,8 dan bentuk gelombangnya diperlihatkan pada Gambar 7 dan 8 Gambar 7. Bentuk gelombang penggerak untuk Vg 1 dan Vg 4 Gambar 8. Bentuk gelombang penggerak untuk Vg 2 dan Vg 3 Berdasarkan hasil pada Gambar 7 dan 8 terlihat bahwa gelombang yang berpasangan yaitu Vg 1 dan Vg 4 mempunyai bentuk saling berkebalikan, begitu juga dengan pasangan Vg 2 dan Vg 3. Dari kedua gelombang yang saling berkebalikan itu diharapkan tidak mengalami on secara bersamaan. Selanjutnya dilakukan pengukuran tegangan keluaran rangkaian penggerak menggunakan volt-meter. Dari pengukuran tersebut didapatkan level tegangan13 Volt. Tegangan ini sudah cukup untuk menggerakan MOSFET karena MOSFET mempunyai tegangan gate batas berkisar 10 20 Volt. Gambar 9. Bentuk tegangan inverter MOSFET dengan indeks modulasi 0,81 TELKOMNIKA Vol. 4, No. 3, Desember 2006 : 167-174

TELKOMNIKA ISSN: 1693-6930 173 Pengamatan ketiga dilakukan untuk memberikan kepastian bahwa rangkaian inverter satu fasa dapat bekerja dengan baik. Pengamatan dilakukan pada terminal V AN dan V BN secara bersamaan untuk mengetahui bentuk gelombang tegangan yang dihasilkan dari proses penyaklaran oleh inverter MOSFET. Hasil tegangan pada Gambar 9 diperoleh dengan merangkai transformator step down untuk dapat ditangkap oleh DSO dan dilakukan pengambilan gambar. Pengamatan ketiga adalah mengamati bentuk arus melalui motor satu fasa. Pengamatan dilakukan dengan cara memasang resistor pada salah satu terminal V AN dan V BN sebesar 47 secara seri terhadap motor induksi satu fasa dari ujung-ujung kaki resistor dihubungkan secara paralel ke transformator step down untuk dapat ditangkap oleh DSO. Pengamatan dilakukan untuk indeks modulasi 0,81 dan bentuk gelombangnya diperlihatkan pada Gambar 10. Gambar 10. Bentuk arus motor dengan indeks modulasi 0,81 Tampak pula bahwa bentuk pulsa yang terjadi mengikuti pola gelombang sinusoida. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bentuk gelombang tegangan dan bentuk arus motor keluaran inverter telah sesuai dengan teori yang telah dibahas pada kajian pustaka dan landasan teori. Pada percobaan selanjutnya dilakukan pengukuran kecepatan motor induksi satu fasa dengan lima tingkat kecepatan menggunakan alat tachometer. Kecepatan putar motor dipilih melalui dip-switch, yaitu saklar yang difungsikan sebagai pemilih program dengan lima indeks modulasi (0,15), (0,37), (0,59), (0,81), dan (1). Hasil pengukuran ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Tabel kecepatan putar motor dan indeks modulasi No 1 2 3 4 5 Indeks Modulasi 0,15 0,37 0,59 0,81 1 Tegangan tanpa beban 44 Volt 97 Volt 150 Volt 201 Volt 248 Volt Kecepatan (rps) 006 138 185 216 254 Pengukuran tegangan inverter PWM dengan multimeter dilakukan tanpa dicatu ke motor karena pengukuran tegangan dengan multimeter pada saat inverter PWM dicatu ke motor tidak dapat dilakukan karena multimeter juga akan mengukur tegangan balik berikut dengan harmonik-harmoniknya. Hasil pengamatan kecepatan motor terhadap indeks modulasi memperlihatkan bahwa indeks modulasi awal yaitu pada indeks 0,15 motor tidak berputar dengan baik. Hal tersebut dikarenakan tegangan terkecil agar motor berputar belum dipenuhi sepenuhnya. Untuk indeks modulasi selanjutnya yaitu pada indeks (0,37), (0,59), (0,81), dan 1 motor dapat berputar dengan baik. Pengendali Motor Induksi 1 Fasa Dengan PWM Sinusoida (Muchlas)

174 ISSN: 1693-6930 4. SIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan untuk rangkaian inverter PWM satu fasa dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Rancangan pembangkitan pulsa PWM sinusoida melalui teknik perhitungan dengan frekuensi tetap dan indeks modulsi bervariasi yang diimplementasikan dengan mikrokontroler 68HC11 mampu menghasilkan putaran motor yang bervariasi. 2. Metode pembentukan sinyal PWM dengan menentukan hasil modulasi melalui teknik perhitungan bisa digunakan sebagai data untuk pembangkitan pulsa PWM oleh mikrokontroler 68HC11. 3. Frekuensi sinyal keluaran tidak persis sama (sesuai) dengan frekuensi dalam perhitungan karena mikrokontroler dalam program pembangkit pulsa mengunakkan clock internal memerlukan cycles untuk dapat menjalankannya. 4. Rangkaian penggerak MOSFET berfungsi menaikkan level tegangan sinyal penggerak sampai 13 Volt sehingga mampu menggerakan inverter MOSFET. 5. Pengaturan kecepatan putar motor induksi untuk frekuensi tetap 50 Hz dengan 5 indeks modulasi berbeda dengan metode PWM sinusoida berbasis mikrokontroler dapat menghasilkan putaran motor yang bervariasi. DAFTAR PUSTAKA [1] Dewan, S.B., Slemon, G. R., and Strause, A., Power Semiconductor Drives, John Wiley Sons, Inc., New York, 1994. [2] Gendroyono Sistem Penggerak Motor Induksi Dengan Beban Berubah Menggunakan Inverter PWM Berbasis Mikrokontroler, Tesis S-2, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1999,. [3] Rashid, M, H., Elektronika Daya : Rangkaian, Divais Dan Aplikasinya PT Prenhallindo, Jakarta, 1993. [4] Sugiono, Teknik Penghilangan Harmonisa Pada Inverter Satu Fasa Dengan Mikroprosesor Sebagai Pembangkit Sinyal Kendali, Skripsi S-1, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 1988 [5] Zaki S, A., Sistem Pembangkitan Sinyal PWM Berbasisi FPGA Pada Inverter Penggerak Motor Induksi 3 Fasa, Skripsi S-1, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2001. [6].., M68HC11 E SERIES Programming Reference Guide, Motorola, Inc., USA 1992. [7].., M68HC11 EVBU Universal Evaluation Board User s Manual, Motorola, Inc., USA, 1992. TELKOMNIKA Vol. 4, No. 3, Desember 2006 : 167-174