RANCANG BANGUN ALAT PENGGILING BATU KAPUR MENGGUNAKAN KONTROL LOGIKA FUZZY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TEORI PENUNJANG. arsitektur Reduced Instruction Set Computer (RISC). Hampir semua instruksi

MENGENAL MIKROKONTROLER ATMEGA-16

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS

ABSTRAK. Kata kunci : Inverter DC-AC, MOSFET, Mikrokonroller ATMEGA 16

DAFTAR ISI. Daftar Pustaka P a g e

DAFTAR PUSTAKA.

MENGENAL MIKROKONTROLER AVR ATMega16

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

Praktikum Mikrokontroler. untuk D4 Lanjut Jenjang. Disiapkan oleh: Hary Oktavianto

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Analisa Kinerja Sensor Suhu NTC dan LM35 Dalam Sistem Pendeteksian Suhu Ruangan Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK PADA KREPIK DAN ABON DENGAN MENGGUNAKAN INVERTER ( SOFTWARE )

DISAIN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN BERMOTOR SECARA OTOMATIS

BAB II LANDASAN TEORI. dan gambar dari komponen-komponen yang dipakai pada perancangan laporan. Skripsi. Adapun komponen-komponennya sebagai berikut :

1. Pemograman Mikrokontroller Menggunakan BASCOM AVR. Inisialisasi baud yang digunakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Kinerja tinggi, rendah daya Atmel AVR 8-bit Microcontroller Instruksi Powerfull - Kebanyakan Single-jam Siklus Eksekusi

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

Journal of Control and Network Systems

PROTOTIPE ROBOT PENGANTAR BARANG MENGGUNAKAN ANDROID

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY SEBAGAI PERINTAH GERAKAN TARI PADA ROBOT HUMANOID KRSI MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA CMUCAM4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

Rancang Bangun Sistem Pengaturan Kecepatan Coolpad Menggunakan Sistem Kontrol Logika Fuzzy

Keyword: Inverter 3 fasa, PID Kontroler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

PEMBUATAN APLIKASI TRACKING ANTENA BERBASIS KANAL TV. Kampus ITS, Surabaya

oleh : Syaifullah Agus Setyo Nugroho Dosen Pembimbing : 1. Dr.Ir Achmad Affandi, DEA 2. Ir. Gatot Kusrahardjo, MT

BAB 2 LANDASAN TEORI

MIKROPENGENDALI C TEMU 2b AVR ARCHITECTURE. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Kereta Rel Diesel adalah unit kereta api yang terdiri dari beberapa gerbong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Getaran adalah suatu gerak bolak-balik di sekitar kesetimbangan dalam suatu interval

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

A. PRINSIP KERJA. Mikrokontroller AVR ATmega16

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

RANCANG BANGUN PENGENDALIAN MOTOR PENGGERAK MOBIL LISTRIK DESIGN AND BUILD CONTROLLER MOTOR DRIVER ELECTRIC CAR

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER

RANCANG BANGUN MESIN PENGERING KAYU YANG DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLER

IMPLEMENTASI RANCANG BANGUN MODUL PRAKTIKUM SUHU DAN MOTOR DC DENGAN VISUAL BASIC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

BAB II DASAR TEORI. ATmega8535 merupakan IC CMOS 8-bit berdaya rendah yang berdasar pada

SISTEM MONITORING TINGKAT KETINGGIAN AIR BENDUNGAN BEBASIS MIKROKONTROLLER

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENYATAAN... INTISARI... ABSTRACT... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA...

Simulasi Rancang Bangun Rumah Cerdas Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

PENGONTROLAN DAN MONITORING KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN RADIO FREKUENSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

AVR MICROCONTROLLER: HISTORY AND FEATURE

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROCEEDING. sepeti program untuk mengaktifkan dan PENERAPAN AUTOMATIC BUILDING SYSTEM DI PPNS. menonaktifkan AC, program untuk counter

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

RANCANG BANGUN SISTEM PENGUKURAN ARUS BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PENGONTROLAN DC CHOPPER UNTUK PEMBEBANAN BATERAI DENGAN METODE LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 128 TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN PENGONTROL TIRAI OTOMATIS VIA SMS

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER

Interfacing. Materi 2: AVR Architecture. Disusun Oleh: I Nyoman Kusuma Wardana

BAB III TEORI PENUNJANG. dihapus berulang kali dengan menggunakan software tertentu. IC ini biasanya

Transkripsi:

RANCANG BANGUN ALAT PENGGILING BATU KAPUR MENGGUNAKAN KONTROL LOGIKA FUZZY Bambang Yuwono 1, Renny Rakhmawati 2, Hendik Eko Hadi S. 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 e-mail: bayou.true@gmail.com Abstrak Dalam perkembangan teknologi yang semakin maju, motor induksi dapat digunakan di berbagai industri, termasuk dalam proses penggilingan batu kapur. Dalam skala kecil,motor induksi yang digunakan adalah motor induksi satu phasa. Untuk mengoptimalkan kerja dari motor induksi pada proses penggilingan batu kapur, dapat digunakan metode kontrol logika fuzzy untuk mengatur kecepatan motor yang digunakan untuk menggerakkan mesin penggiling. Dimana kontrol logika fuzzy yang digunakan bertujuan untuk mengatur kecepatan motor sesuai dengan beban yang ada pada motor. Pada pengontrolan kecepatan motor induksi satu phasa, digunakan inverter untuk mengatur frekwensi pada beban sementara tegangan keluaran tetap dijaga konstan sebesar 220 Volt. Untuk frekwensi motor sebesar 50 Hz, putaran motor yang dicapai mendekati maksimum. Dengan pengaturan ini bila terjadi pembebanan, kecepatan motor induksi akan turun. Kontrol logika fuzzy akan menyesuaikan kecepatan pada saat motor terbebani untuk lebih cepat atau lebih lambat sesuai dengan kecepatan nominal pada set point kecepatan awal. Kata kunci: sensor level, kontrol fuzzy, motor ac, konveyor 1. Pendahuluan Pada perkembangan teknologi di zaman sekarang ini berjalan dengan sangat cepat. Berbagai macam karya teknologi diciptakan untuk memudahkan manusia dalam menjalankan segala macam bentuk aktivitas sehari hari. Di Indonesia, khususnya di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur,yang merupakan daerah penghasil batu kapur, masih banyak dijumpai orang yang bekerja sebagai penghancur batu kapur secara tradisional, yakni setelah proses pembakaran batu kapur,kemudian memberi air pada batu kapur tersebut.hal ini menjadi wajar jika pada daerah itu tersedia sumber air yang mencukupi. Yang menjadi masalah adalah bagaimana jika persediaan air pada daerah,yang biasanya adalah bukit-bukit,itu menipis. Ini sering terjadi ketika musim kemarau tiba. Sementara para pekerja tidak memiliki alat penggiling yang memadai untuk skala kecil. Berdasarkan alasan itulah,untuk mengatasi keterbatasan diatas,diperlukan adanya alat penggiling batu kapur otomatis. Alat ini diharapkan mampu menghasilkan serpihan batu kapur yang hasilnya sama halusnya dengan metode konvensional. 1.1 Tujuan Proyek ini bertujuan untuk membuat suatu alat penggiling otomatis pada batu kapur yang dapat menggantikan proses penghancuran batu kapur secara tradisional. 1.2. Pustaka Pendukung Dalam studi pustaka kali ini penulis menggunakan referensi berupa buku-buku, informasi wacana serta diskusi di internet yang digunakan untuk pengumpulan data, informasi, gambar-gambar sehubungan dengan permasalahan yang berkaitan dengan mesin penggiling dan sistem kontrolnya yang bisa dijadikan acuan untuk bagian-bagian tertentu dari tugas akhir ini. Sebagian dari referensi tersebut diantaranya Simulasi Mesin Penggiling Singkong Menggunakan Motor Stepper dan Mikrokontroller 89C51 Dengan Kendali Program Pascal 7 dan Macro Assembler 8051 dan Pengaturan Kecepatan Motor Induksi 1 Fasa Dengan Menggunakan Kontrol PI Fuzzy Untuk Beban Pembersih Kecambah. 2. Dasar Teori dan Perancangan Sistem 2.1 Mikrokontroler AVR ATMega 16 AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8- bit buatan Atmel,berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register generalpurpose, timer/counter fleksibel dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal,

serial UART, programmable Watchdog Timer, dan mode power saving, ADC dan PWM internal. AVR juga mempunyai In-System Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI. ATMega16. ATMega16 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat disainer sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan proses. Beberapa keistimewaan dari AVR ATMega16 antara lain: 1. Advanced RISC Architecture 130 Powerful Instructions Most Single Clock Cycle Execution 32 x 8 General Purpose Fully Static Operation Up to 16 MIPS Throughput at 16 MHz On-chip 2-cycle Multiplier 2. Nonvolatile Program and Data Memories 8K Bytes of In-System Self-Programmable Flash Optional Boot Code Section with Independent Lock Bits 512 Bytes EEPROM 512 Bytes Internal SRAM Programming Lock for Software Security 3. Peripheral Features Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers and Compare Mode Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers and Compare Modes One 16-bit Timer/Counter with Separate Prescaler, Compare Mode, and Capture Mode Real Time Counter with Separate Oscillator Four PWM Channels 8-channel, 10-bit ADC Byte-oriented Two-wire Serial Interface Programmable Serial USART 4. Special Microcontroller Features Power-on Reset and Programmable Brownout Detection Internal Calibrated RC Oscillator External and Internal Interrupt Sources Six Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Powerdown, Standby and Extended Standby 5. I/O and Package 32 Programmable I/O Lines 40-pin PDIP, 44-lead TQFP, 44-lead PLCC, and 44-pad MLF 6. Operating Voltages 2.7-5.5V for Atmega16L 4.5-5.5V for Atmega16 Gambar1.Pin-pin ATMega16 kemasan 40 pin. Pin-pin pada ATMega16 dengan kemasan 40- pin DIP (dual inline package) ditunjukkan oleh gambar 1. Guna memaksimalkan performa, AVR menggunakan arsitektur Harvard (dengan memori dan bus terpisah untuk program dan data). Port sebagai input/output digital ATMega16 mempunyai empat buah port yang bernama PortA, PortB,PortC, dan PortD. Keempat port tersebut merupakan jalur bidirectional dengan pilihan internal pull-up. Tiap port mempunyai tiga buah register bit, yaitu DDxn, PORTxn, dan PINxn. Huruf x mewakili nama huruf dari port sedangkan huruf n mewakili nomor bit. Bit DDxn terdapat pada I/O address DDRx, bit PORTxn terdapat pada I/O address PORTx, dan bit PINxn terdapat pada I/O address PINx. Bit DDxn dalam register DDRx (Data Direction Register) menentukan arah pin. Bila DDxn diset 1 maka Px berfungsi sebagai pin output. Bila DDxn diset 0 maka Px berfungsi sebagai pin input.bila PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin input, maka resistor pull-up akan diaktifkan. Untuk mematikan resistor pull-up, PORTxn harus diset 0 atau pin dikonfigurasi sebagai pin output. Pin port adalah tri-state setelah kondisi reset. Bila PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port akan berlogika 1. Dan bila PORTxn diset 0 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port akan berlogika 0. Saat mengubah kondisi port dari kondisi tri-state (DDxn=0, PORTxn=0) ke kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=1) maka harus ada kondisi peralihan apakah itu kondisi pull-up enabled (DDxn=0, PORTxn=1) atau kondisi output low (DDxn=1, PORTxn=0). Biasanya, kondisi pull-up enabled dapat diterima sepenuhnya, selama lingkungan impedansi tinggi tidak memperhatikan perbedaan antara sebuah strong high driver dengan sebuah pull-up. Jika

ini bukan suatu masalah, maka bit PUD pada register SFIOR dapat diset 1 untuk mematikan semua pull-up dalam semua port. Peralihan dari kondisi input dengan pull-up ke kondisi output low juga menimbulkan masalah yang sama. Kita harus menggunakan kondisi tristate (DDxn=0, PORTxn=0) atau kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=0) sebagai kondisi transisi. Tabel 1 Konfigurasi pin port Bit 2 PUD : Pull-up Disable Bila bit diset bernilai 1 maka pull-up pada port I/O akan dimatikan walaupun register DDxn dan PORTxn dikonfigurasikan untuk menyalakan pull-up (DDxn=0, PORTxn=1). 2.2 Sensor Kecepatan Sensor kecepatan digunakan untuk mensensing kecepatan putar yang dihasilkan oleh motor pada penggiling dengan spesifikasi motor 220 Volt 125 Watt. Untuk dapat membuat pendeteksi kecepatan putaran motor pada exhaust dipergunakan photo-interrupter seri OPB 848. Sehingga dibutuhkan hambatan input (R in ) sebesar: R1 Vcc Vf 5 1,7 Rin 165 If 20mA Nilai resistansi yang digunakan disesuaikan dengan nilai yang ada di pasaran yaitu 180Ω. 2. Receiver Bagian receiver photo-interrupter terbuat dari phototransistor dengan rating Vce(sat) = 0,4V dan Ic(on)=1mA (berdasar datasheet OPB 848). V V CC CE( sat) 5 0,4 R2 4, 6k I 1mA c( on) Gambar berikut merupakan rangkaian perangkat keras dari sensor kecepatan putar motor menggunakan optocoupler U seri OPB 848. Gambar 3.11 Rangkaian Optocoupler U seri OPB 848 2.3 Motor AC Motor yang digunakan untuk konveyor feeder adalah motor AC satu fasa dengan kapasitas 125 Watt dan sebagai penggerak mesin penggiling adalah motor AC satu fasa dengan kapasitas 350 Watt. Gambar 3.10 Rangkaian Sederhana Pendeteksi Kecepatan Putar Motor Dalam perancangan sensing kecepatan yang digunakan menggunakan common-collector. Untuk menentukan nilai resistansi dari R1 dan R2 berdasarkan pada perhitungan seperti berikut: 1. Transmitter Bagian transmitter photo-interrupter terbuat dari sebuah LED infra merah(ir LED) yang mempunyai rating V f =1,7V dan I f =20mA (berdasar datasheet OPB 848). 2.4 Inverter Konverter DC ke AC dinamakan inverter. Fungsi sebuah inverter adalah mengubah tegangan input DC menjadi tegangan output AC. Tegangan outpunya bisa tertentu dan bisa pula diubah-ubah dengan frekuensi tertentu atau frekuensi yang diubahubah. Tegangan output variabel didapat dengan mengubah-ubah tegangan input DC dan agar gain inverter konstan. Disisi lain, apabila tegangan input DC adalah tertentu dan tidak bisa diubah-ubah, bisa didapatkan tegangan output yang variabel dengan mengubah-ubah gain dari inverter, yang biasanya dilakukan

dengan kontrol PWM didalam inverter. Gain inverter didefinisikan sebagai rasio tegangan output AC terhadap tegangan input DC. Inverter yang digunakan dalam metode ini adalah full bridge inverter satu fasa. Full Bridge inverter ditunjukkan pada gambar 2. Inverter ini terdiri dari 2 pasang inverter tipe half bridge dan lebih banyak digunakan untuk rating daya besar. Dengan tegangan input dc yang sama, tegangan output maksimum menjadi dua kali dari half bridge inverter. 2.5. Blok Diagram Sistem Batu Kapur Konveyor I DC 24 V penampung KEYPAD MIKRO KONTROLLER ATMega 16 Mesin penggiling ROTARY Motor AC 125 W INVERTER pengayak DC 12 V halus kasar Konveyor II DC 24 V Konveyor III DC 24 V LCD inverter Rectifier Gambar 2. Rangkaian Full bridge Inverter satu fasa Tegangan keluaran rms bisa didapatkan dari : =... 2.4.1 Dari persamaan (2.4.1) dapat dikembangkan untuk menyatakan tegangan keluaran sesaat dalam deret Fourier sebagai : 4Vs vo sin nt....2.4.2 n n1,3,5... dan untuk n =1, persamaan (2.4) memberikan nilai rms komponen fundamental sebagai : 4Vs = n 2....2.4.3 Persamaan arus beban sesaat i o untuk beban RL adalah 4Vs io sinnt...2.4.4 n 2 2 n1,3,5,... n R nl Dimana tan 1 nl R...2.4.5 n / Dan pada proyek ini desain inverter yang digunakan adalah : -Daya Output Inverter : 125 Watt -Arus Output : -Effisiensi(dianggap 75%) -Arus Input o η = o 0,75 = o o P_in = 166,67 Watt I_in= -R = Ω = 390 Ω Sumber 220 V 2.6 Fuzzy Logic Controller Merupakan logical system yang mengikuti cara penalaran manusia yang cenderung menggunakan pendekatan dan bukan eksak. Sebuah pendekatan terhadap ketidakpastian yang mengkombinasikan nilai real [0-1] dan operasi logika. Dalam control fuzzy, dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu: Fuzzification : merupakan suatu proses untuk mengubah suatu peubah masukan dari bentuk tegas (crisp) menjadi peubah fuzzy (variable linguistik) yang biasanya disajikan dalam bentuk himpunan-himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaannya masing-masing. Inference: merupakan peroses penalaran menggunakan fuzzy input dan fuzzy rules yang telah ditentukan sehingga menghasilkan fuzzy output. Defuzzifikasi merupakan proses pengubahan besaran fuzzy yang disajikan dalam bentuk himpunanhimpunan fuzzy keluaran dengan fungsi keanggotaannya untuk mendapatkan kembali bentuk tegasnya. Parameter input terdiri dari perubahan temperature terhadap waktu dan perubahan tegangan terhadap waktu Sedangkan parameter output berupa besar duty cycle ratio.

3. Pembahasan Berikut adalah hasil simulasi pengontrolan motor AC menggunakan fuzzy logic controller dengan menggunakan sensor kecepatan : input dari logika fuzzy yang digunakan adalah input error dan delta error. Metode yang digunakan pada logika fuzzy ini adalah menggunakan metode Sugeno seperti yang terlihat pada gambar berikut: Range besar =[0 50 50] rpm Data simulasi seperti ditampilkan pada Gambar 3.18 berikut: Input Logika Fuzzy Gambar 3.18 Data Input Delta error Dari dua input error dan delta error yang telah dimasukkan ke dalam logika fuzzy, dapat dilihat output dari kecepatan motor yang nantinya akan menjadi output dari system seperti pada Gambar dibawah Berikut merupakan data input dari error kecepatan yang dibagi menjadi 3 golongan atau range yaitu error kecil, error sedang, error besar. Error kecil berkisar antara [-50-50 0] rpm, error sedang memiliki range antara [-50 0 50] rpm, sedangkan error besar berkisar antara [0 50 50] rpm, seperti yang terlihat pada Gambar Data Output Kecepatan Motor Gambar Data Input Error Sedangkan untuk data input delta error terbagi menjadi tiga golongan atau range yaitu kecil, sedang dan besar. Dalam logika ini, range keseluruhan intensitas delta error dibatasi dari range -20-20 rpm. Klasifikasi range seperti pada data di bawah ini: Range kecil =[-20 20 0] rpm Range sedang =[-50 0 50] rpm Rule Viewer Sistem

4. Kesimpulan 1. Integrasi sistem dapat berjalan cukup baik namun output tegangan dari inverter masih berada pada range sekitar 290 Volt dan belum mampu diturnkan menjadi 220 Volt sesuai dengan spesifikasi tegangan yang dibutuhkan motor. 2. Dengan melakukan pengaturan frekwensi variabel,output kecepatan motor dapat diatur sesuai dengan nilai frekwensi. Semakin besar nilai frekwensi yang di inputkan,maka kecepatan motor akan semakin besar. 5. Daftar Pustaka [1] Harsapranata,Agni Isador, Simulasi Mesin Penggiling Singkong Menggunakan Motor Stepper dan Mikrokontroller 89C51 Dengan Kendali Program Pascal 7 dan Macro Assembler 8051, Semarang, Universitas Abadi Kaya Indonesia. [2] Jacob, J. M, Industrial Control Electronics, Prentince Hall International, 1989 [3] Rashid, M H, Power Electronics: Circuits, Devices and Applications, Prentice Hall International, 1993 [4] Simpson. C. D, Industrial Electronics., Prentince Hall International, 1996.