Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Balok Lentur.

dokumen-dokumen yang mirip
a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Balok Lentur Pertemuan - 6

PERHITUNGAN GORDING DAN SAGROD

PERHITUNGAN IKATAN ANGIN (TIE ROD BRACING )

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

VI. BATANG LENTUR. I. Perencanaan batang lentur

BAB IV ANALISA & HASIL PERANCANGAN. Bab ini menjelaskan mengenai Perancangan dan Perhitungan struktur atas

h 2 h 1 PERHITUNGAN KOLOM LENTUR DUA ARAH (BIAXIAL ) A. DATA BAHAN B. DATA PROFIL BAJA C. DATA KOLOM KOLOM PADA PORTAL BANGUNAN

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

ANALISIS KOLOM BAJA WF MENURUT TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG ( SNI ) MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL 2002

STRUKTUR BAJA 2 TKS 1514 / 3 SKS

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Batang Tekan Pertemuan - 4

BAB II STUDI PUSTAKA

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

Penyelesaian : Penentuan beban kerja (Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983) : Penutup atap (genteng) = 50 kg/m2

PERHITUNGAN BALOK DENGAN PENGAKU BADAN

Soal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m

Tugas Besar Struktur Bangunan Baja 1. PERENCANAAN ATAP. 1.1 Perhitungan Dimensi Gording

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD

II. KONSEP DESAIN. A. Pembebanan Beban pada struktur dapat berupa gaya atau deformasi sebagai pengaruh temperatur atau penurunan.

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 12

MODUL 6. S e s i 4 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 2

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

BAB I. Perencanaan Atap

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

STUDI KEKUATAN RANGKA ATAP MONOFRAME MENGGUNAKAN PROFIL C GANDA DENGAN SAMBUNGAN LAS

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Sambungan Baut.

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Profil C merupakan baja profil berbentuk kanal, bertepi bulat canai,

Komponen Struktur Tarik

TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II TYPE KUDA - KUDA VAULTED PARALLEL CHORD

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

5- STRUKTUR LENTUR (BALOK)

Dinding Penahan Tanah

CAHYA PUTRI KHINANTI Page 3

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

Studi Analisis Tinggi Lubang Baja Kastilasi dengan Pengaku.Ni Kadek Astariani 25

ANALISIS TINGGI LUBANG BAJA KASTILASI DENGAN PENGAKU BADAN PADA PROFIL BAJA IWF 500 X 200

BAB III METODE PERANCANGAN

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA

Kata kunci: Balok, bentang panjang, beton bertulang, baja berlubang, komposit, kombinasi, alternatif, efektif

BAB III METODOLOGI. 3.1 Dasar-dasar Perancangan

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

E. PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER 3. PERENCANAAN TRAP TRIBUN DIMENSI

Perilaku Material Baja dan Konsep Perencanaan Struktur Baja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

TUGAS AKHIR PERANCANGAN BANGUNAN KUBAH (DOME) MENGGUNAKAN SISTEM STRUKTUR RANGKA BATANG BAJA (TRUSS STRUCTURE)

BAB III METODE DESAIN DAN PERENCANAAN RANGKA BALOK BAJA

ABSTRAK. Kata Kunci : Gedung Parkir, Struktur Baja, Dek Baja Gelombang

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

Pertemuan XI : SAMBUNGAN BAUT

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Struktur Baja 2 KOMPONEN STRUKTUR LENTUR

BAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Las Pertemuan - 14

PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN

BALOK PELAT BERDINDING PENUH (GIRDER PLATE BEAM)

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Tekuk Torsi Lateral. Pertemuan 13, 14, 15

32 Media Bina Ilmiah ISSN No

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG PARKIR UNISMA BEKASI DENGAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA

4.3.5 Perencanaan Sambungan Titik Buhul Rangka Baja Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS PADA GEDUNG APARTEMEN METROPOLIS

LENDUTAN PELAT LANTAI GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI FLOOR PLATES DEFLECTION OF A RECTORATE BUILDING AT ISLAMIC UNIVERSITY "45" BEKASI

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 5

Beban yang diterima gording : - Berat atap = 7,5 x 1.04 x 6 = kg - Berat gording = 4,51 x 6 =

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

MODUL STRUKTUR BAJA II 4 BATANG TEKAN METODE ASD

LAMPIRAN 1 PRELIMINARY DESAIN

STUDI ANALISA BAJA RINGAN PADA BALOK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA

STRUKTUR BETON BERTULANG I DESAIN BALOK PERSEGI. Oleh Dr. Ir. Resmi Bestari Muin, MS

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan. Skematik struktur

ANALISIS CELLULAR BEAM DENGAN METODE PENDEKATAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS TUGAS AKHIR. Anton Wijaya

APLIKASI TEKLA STRUCTURES DAN SAP 2000 PADA PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA TUGAS AKHIR A. A. NGURAH GITA MANTRA

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

DAFTAR PUSTAKA. Analisis Harga Satuan Pekerjaan Kota Bandung. Dinas Tata Kota Propinsi Jawa Barat

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Studi kasus pada penyusunan Tugas Akhir ini adalah perancangan gedung

ABSTRAK. Kata Kunci : LRFD, beban, lentur, alat bantu, visual basic.

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

Transkripsi:

Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Balok Lentur Pertemuan 11, 12

TIU : Mahasiswa dapat merencanakan kekuatan elemen struktur baja beserta alat sambungnya TIK : Mahasiswa mampu mendesain balok akibat momen lentur Sub Pokok Bahasan : Leleh Lentur Kuat Lentur Rencana

Balok adalah komponen struktur yang memikul beban beban gravitasi, seperti beban mati dan beban hidup. Komponen struktur balok merupakan kombinasi dari elemen tekan dan elemen tarik Asumsi yang digunakan adalah bahwa balok tak akan tertekuk, karena bagian elemen yang mengalami tekan, sepenuhnya terkekang baik dalam arah sumbu kuat ataupun sumbu lemahnya. Asumsi ini mendekati kenyataan, sebab dalam banyak kasus balok cukup terkekang secara lateral, sehingga masalah stabilitas tidak perlu mendapat penekanan lebih.

Contoh 1 : Tentukan faktor bentuk penampang persegi berikut, dalam arah sumbu kuat (sumbu x)! 2 2 ). 2.( 4 1.. 2 1 w f f y t t d b t Z 2 ) 2.(. 4 1 ) (. f w f f x t d t t d b t Z x

Desain Balok Terkekang Lateral Tahanan balok dalam desain LRFD harus memenuhi persyaratan : dengan : b.m n > M u b = 0,90 M n M u = tahanan momen nominal = momen lentur akibat beban terfaktor

Dalam perhitungan tahanan momen nominal dibedakan antara penampang kompak, tak kompak dan langsing seperti halnya saat membahas batang tekan. Batasan penampang kompak, tak kompak dan langsing adalah : 1. Penampang kompak : < p 2. Penampang tak kompak : p < < r 3. Langsing : > r

M n = M p = Z.f y M n = M r = ( f y f r ).S M M M p r p p p r r n

Penampang Kompak Tahanan momen nominal untuk balok terkekang lateral dengan penampang kompak : dengan : M p Z f y M n = M p = Z.f y = tahanan momen plastis = modulus plastis = kuat leleh

Penampang Tak Kompak Tahanan momen nominal pada saat = r adalah : M n = M r = ( f y f r ).S dengan : f y = tahanan leleh f r = tegangan sisa S = modulus penampang Besarnya tegangan sisa f r = 70 MPa untuk penampang gilas panas, dan 115 MPa untuk penampang yang dilas.

Bagi penampang tak kompak dengan p < < r, maka besarnya tahanan momen nominal dicari dengan interpolasi linear, sehingga diperoleh : M n dengan : r M r p p r = kelangsingan penampang balok (= b/2t f ) Untuk balok balok hibrida dimana f yf > f yw maka perhitungan M r harus didasarkan pada nilai terkecil antara ( f yf f r ) dengan f yw. p p M

Lendutan Balok SNI 03-1729-2002 pasal 6.4.3 membatasi besarnya lendutan yang timbul pada balok Disyaratkan lendutan maksimum untuk balok pemikul dinding atau finishing yang getas adalah sebesar L/360, Sedangkan untuk balok biasa lendutan tidak boleh lebih dari L/240. Pembatasan ini dimaksudkan agar balok memberikan kemampulayanan yang baik ( serviceability ).

Contoh 2 : Rencanakan balok untuk memikul beban mati, D = 350 kg/m dan beban hidup, L = 1500 kg/m. Bentang balok, L = 12 m. Sisi tekan flens terkekang lateral. Gunakan profil baja WF dengan f y = 240 MPa

Contoh 3 : Rencanakan komponen struktur balok berikut yang memikul beban mati, D = 200 kg/m dan beban hidup L = 1200 kg/m. Panjang bentang balok L = 8 m. Mutu baja BJ 37. Disyaratkan batas lendutan tak melebihi L/300.

Contoh 4 : Rencanakanlah komponen struktur balok baja berikut ini dengan menggunakan profil WF seekonomis mungkin. Asumsikan terdapat kekangan lateral yang cukup pada bagian flens tekan profil. Disyaratkan pula bahwa lendutan tidak boleh melebihi L/300. Gunakan mutu baja BJ 37!

Tahanan Geser Nominal Penampang Gilas Kuat geser nominal pelat web ditentukan oleh SNI 03-1729-2002 pasal 8.8.3, yaitu : dengan : V n = y.a w 0,60.f yw.a w f yw A w = kuat leleh web = luas penampang web = d.t w

Persamaan tersebut dapat digunakan bila dipenuhi syarat kelangsingan untuk tebal pelat web sebagai berikut : h 1100 t w f yw Dan kuat geser rencana harus memenuhi persamaan : v.v n > V u

Contoh 1 : Tentukan tahanan geser rencana profil WF 300.300.10.15, Mutu baja BJ 37 ( f y = 240 MPa, f u = 370 MPa ) Data profil : d = 300 mm b = 300 mm t f = 15 mm t w = 10 mm r o = 18 mm h = d 2 ( r 0 + t f ) = 300 2 ( 18 + 15 ) = 234 mm

Lentur Dua Arah Untuk kasus balok yang mengalami lentur dua arah, harus dipenuhi : dengan : M u M n M. M b = 0,90 b ux nx M. M b uy ny 1 adalah momen terfaktor adalah tahanan lentur nominal

Contoh 2 : Rencanakanlah struktur gording pada suatu rangka atap dengan ketentuan ketentuan sebagai berikut : Jarak antar gording Jarak antar kuda kuda Sudut kemiringan atap = 1,25 m = 4 m = 25 o Penutup atap genteng, berat = 50 kg/m 2 Tekanan tiup angin = 40 kg/m 2

Contoh 2 (cont.) : Coba menggunakan profil light lip channel 150.65.20.3,2, dengan data data :

Beban mati : - berat gording = 7,51 kg/m - berat atap = 1,25(50) = 62,5 kg/m q = 70,01 kg/m Beban hidup : di tengah tengah gording P = 100 kg Beban angin : tekanan angin = 40 kg/m 2 koefisien angin tekan = 0,02-0,4 = 0,02(25) 0,4 = 0,1 koefisien angin hisap = 0,4 tekan = 0,1(40)(1,25) = 5 kg/m hisap = 0,4(40)(1,25) = 20 kg/m

Mencari momen momen pada gording : Pada arah sumbu lemah dipasang 1 trekstang pada tengah bentang sehingga L y = ½ jarak kuda kuda = 2 m. 1 sag rod/trekstang/jarum gording 2 sag rod/trekstang/jarum gording

Asumsikan penampang kompak : M nx M ny = Z x.f y = 44,331.10 3 (240) = 10639440 N.mm = Z y.f y = 12,268.10 3 (240) = 2944320 N.mm Cek kekuatan gording terhadap persyaratan : M. M b ux nx M. M b uy ny 1

Selanjutnya adalah melakukan perhitungan dimensi sag rod/trekstang/jarum gording Kekuatan sag rod diperiksa dengan menggunakan persamaan : T T n n T u 0, 75 0, 75 f u A b Nilai T u adalah beban yang harus dipikul oleh sag rod, yang diperoleh dari beban-beban gording yang berarah sejajar kemiringan atap Untuk contoh di atas : T D = q.cos 25(L) = 70,01(cos 25)(4) = 253,8 kg T L = P.sin 25 = 100(sin 25) = 42,26 kg T u = 1,2T D + 1,6T L = 372,176 kg = 3,651,05 N

T T 0, 75 0, 75 f A b n u T u 0, 75 0, 75 f u u A b 3. 65105, 0, 75 0, 75370 17, 54 mm 2 d 17, 54 0, 25 4, 73 mm USE :

Untuk struktur berpenampang I dengan rasio b f /d < 1,0 dan merupakan bagian dari struktur dengan kekangan lateral penuh maka harus dipenuhi persyaratan seperti pada SNI 03-1729- 2002 pasal 11.3.1 sebagai berikut : M b. M ux px Cmx. M b. M nx ux M b. M uy py Cmy. M b. M ny uy 1,0 1,0 Dengan ketentuan : Untuk b f /d < 0,5 : = 1,0 Untuk 0,5 < b f /d < 1,0 : = 1,6 Untuk b f /d < 0,3 : = 1,0 Untuk 0,3 < b f /d < 1,0 : = 0,4 + b f /d > 1,0

Contoh 3 : Periksalah kekuatan profil WF 250.250.9.14 untuk memikul momen akibat beban mati M Dx = 2 ton.m, M Dy = 0,6 ton.m serta momen akibat beban hidup M Lx = 6 ton.m dan M Ly = 2,8 ton.m. Asumsikan terdapat sokongan lateral yang cukup untuk menjaga kestabilan struktur. Gunakan mutu baja BJ 37!