Penguatan Kelembagaan BUM Desa

dokumen-dokumen yang mirip
- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 78

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 38 TAHUN 2016 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DI KABUPATEN PROBOLINGGO

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik. melalui peningkatan pendapatan dan memberikan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 06 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

ANGGARAN DASAR BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA OBOR SUDIMARA ) DESA SUDIMARA KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGELOLAAN DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KUWU LIMPAS KECAMATAN PATROL KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DESA LIMPAS NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BUPATI BANYUMAS PROVINSIJAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA

BUMDES DI BALI HARUS PRODUKTIF DAMPINGI MASYARAKAT

Mendorong BUMdes Menjadi Kekuatan Baru Ekonomi di Desa FGD, Grand Cemara, 14 April 2016 STAF AHLI BIDANG PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KEMENTERIAN DESA,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG

STRATEGI PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA SECARA BERKELANJUTAN

Ir. ISMINTARTI, M.Si. Kepala Bidang Program dan Materi, Pusat Pelatihaan Masyarakat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigraasi

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI KECAMATAN ROGOJAMPI KEPALA DESA ROGOJAMPI JL.KH.ZAINUDIN NOMOR : 07 NOMOR TELEPON : ( 0333 ) R O G O J A M P I

Maka, demokrasi ekonomi indonesia akan ditopang oleh 3 pelaku utama yaitu BUMN/D (Badan Usaha Milik Negara/Daerah), Koperasi dan Swasta.

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2015 menurut Undang-undang No.6 Tahun menteri Desa No.21 tahun 2015 tentang prioritas penggunaan

PEMERINTAH KAMPUNG OMON DISTRIK GRESI SELATAN KABUPATEN JAYAPURA

BUPATI PADANG PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN NOMOR 5 TAHUN 2016

PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU DESA

SALINAN KEPALA DESA KALIGONDO KECAMATAN GENTENG KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA KALIGONDO NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG

MEMBANGUN DAN MEMBERDAYAKAN DESA MELALUI UNDANG-UNDANG DESA Oleh : Mardisontori, LLM *

PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

KEPALA DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI PERATURAN DESA CABAK NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG

UU No. 6 Tahun 2014 kesatuan masyarakat hukum berwenang untuk mengatur dan mengurus

Hari Prasetyo Controll and Analysis Program Implementation Specialist Tim Advisory PNPM Mandiri Perkotaan.

BUPATI FLORES TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA

KEUCHIK GAMPONG PEUNAYONG KECAMATAN KUTA ALAM KOTA BANDA ACEH REUSAM GAMPONG PEUNAYONG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BADAN USAHA MILIK DESA. Oleh: Dr. Oyong Lisa,SE.,M.M,CMA,Ak,CA,CIBA

PERATURAN DESA MALLASORO NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG. RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA (RKPDes)

KEPALA DESA BANJARANYAR KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS PERATURAN DESA BANJARANYAR NOMOR : 6 TAHUN 2015

MENGEMBANGKAN DEMOKRATISASI DESA. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia

BUPATI SIJUNJUNG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

TINJAUAN HUKUM ATAS MEKANISME PENYALURAN, PENGGUNAAN, DAN PELAPORAN SERTA PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA. Sumber : id.wordpress.com

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

KEWENANGAN PEMERINTAH DESA DALAM MENDIRIKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN

Perspektif Kemendes No. 2 dan 4 Tahun 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

KEPALA DESA MIAU MERAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DESA MIAU MERAH NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

BAB II PENGATURAN PEMERINTAH DESA DALAM MENDIRIKAN BADAN USAHAMILIK DESA. A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Badan Usaha Milik Desa

Lex Et Societatis Vol. V/No. 9/Nov/2017

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

Indikator Pelayanan Sosial Dasar di Desa

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata

Pengelolaan. Pembangunan Desa. Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

Badan Usaha Milik Desa (Dalam Alur Regulasi)

Disampaikan pada: SOSIALISASI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA dan TRANSISI PNPM MANDIRI Jakarta, 30 April 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DESA CABAK NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 12 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

Pengembangan BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA) Dalam Mendukung Poros Maritim

Oleh: Bito Wikantosa Kasubdit Perencanaan dan Pembangunan Partisipatif

Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Serial: BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa)

PENGAWALAN AKUNTABILITAS KEUANGAN DESA

PENGARAH : Marwan Jafar (Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia)

BAB II PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENGATUR PERALIHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN. A. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

Perspektif Kemendes No. 3 Tahun 2015

Tinjauan Yuridis Pelestarian Aset UEP SPP Hasil PPK dan/atau PNPM MPd

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA

SOLUSI DANA AMANAH MASYARAKAT

PENDAMPING DESA. oleh: Ahmad Erani Yustika

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

Rencana Strategis Bidang Pemerintahan Desa

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPALA DESA KARANGPAPAK KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA KARANGPAPAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

KEPALA DESA KALENSARI KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DESA KALENSARI NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA BERKAH MANDIRI

PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA. Oleh: Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. Munawar Kholil, S.H., M.Hum.

BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

2015, No dan Usaha Kecil dan Menengah yang dilaksanakan dan dikelola secara efisien, efektif, berdaya guna dan berhasil guna yang dikelola Satua

KEPALA DESA KEHIDUPAN BARU KABUPATEN BATANG HARI PERATURAN DESA KEHIDUPAN BARU NOMOR : 05 TAHUN 2016 TENTANG

BADAN USAHA MILIK DESA LANDASAN HUKUM

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

-2- No.1934, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tenta

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

KEPALA DESA MIAU MERAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DESA MIAU MERAH NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

Penguatan Kelembagaan BUM Desa Oleh: Aris Ahmad Risadi (Relawan Desa) Pengantar Focus Group Discussion Mendorong BUM Desa Menjadi Kekuatan Baru Ekonomi di Desa Diselenggarakan Staf Ahli Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Bidang Pengembangan Ekonomi Lokal Jakarta, 14 April 2016

PENGANTAR 1. Faktor utama pendukung: Paradigma baru yang diusung UU Desa. 2. Bentuk dukungan standar kepada BUM Desa sebagai badan usaha, yaitu: Peningkatan kualitas pada faktor-faktor manajemen usaha (SDM, Produksi, Keuangan, Pemasaran). 3. Dukungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kab./Kota diupayakan melalui kebijakan dan anggaran. 4. Dibutuhkan Peningkatan kemampuan Pemerintahan Desa dan masyarakat Desa dalam kerjasama antar desa melalui pembangungan kawasan perdesaan, kerjasama antar BUM Desa, atau Pembentukan BUMADes (BUM Desa antar Desa / BUM Desa Bersama). 5. Kendala : Pemahaman tentang Legalitas BUM Desa. 2

Apa itu BUM Desa / BUMDes? Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesarbesarnya kesejahteraan masyarakat Desa. (UU No. 6/2014 tentang Desa Pasal 1, Ayat (6) 3

Apa itu Desa? Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (UU No. 6/2014 tentang Desa Pasal 1, Ayat (1) Catatan Kaki : Kesatuan masyarakat menunjuk kepada pengertian masyarakat organik, yang tersusun dalam kerangka kehidupan berorganisasi dengan saling mengikatkan diri untuk kepentingan mencapai tujuan bersama (MK, 2011). 4

Sejarah BUM Desa Staatblad 357 tahun 1929, Rijksblad No 9 tahun 1938 BADAN KREDIT DESA (BKD) : perusahaan milik desa yang beroperasi diwilayah desa yang diurus sebagai perusahaan tersendiri dan terpisah dari kekayaan lain milik desa yang bersangkutan. UU No 7/ tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10/ tahun 1998 pasal 58 : Berbagai Program Pemerintah dalam rangka Pemberdayaan Masyarakat Bank Desa, lumbung Desa,Bank Pasar,Bank Pegawai,Lumbung Pitih Nagari(LPN),Lembaga Perkreditan Desa(LPD),Badan Kredit Desa(BKD),Badan Kredit Kecamatan(BKK),Kredit Usaha Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan(LPK), Bank Karya Produksi Desa(BKPD) dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan ini diberikan status sebagai Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan Undang-Undang ini dengan memenuhi persyaratan tata cara yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Pengelolaan dana bergulir oleh kelompok-kelompok masyarakat (seperti UPK PNPM Mandiri) Ada 61.000 LKMB3K (Lembaga Keuangan Mikro Bukan Bank Bukan Koperasi) (Data Kemendagri, 2010). 5

TRANSFORMASI LKMB3K Sasaran pelaksanaan Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro adalah beralihnya lembaga keuangan mikro yang belum berbadan hukum menjadi: 1. Bank Perkreditan Rakyat (BPR); atau 2. Koperasi; atau 3. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes); atau 4. Lembaga keuangan lainnya sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku (seperti modal ventura). Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dan Gubernur Bank Indonesia Nomor: 351.1/KMK.010/2009; Nomor: 900-639A Tahun 2009; Nomor: 01/SKB/M- KUKM/IX/2009; dan Nomor: 11/43A/KEP.GBI/2009 tentang Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro, tanggal 7 September 2009. 6

MODEL PENGUATAN EKONOMI DESA MELALUI PERAN BUM DESA PEMKAB/KOTA PEMDES MASYARAKAT BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa) UNIT USAHA KEUANGAN UNIT USAHA RIIL WILAYAH EKONOMI DESA WILAYAH EKONOMI LUAR (SUPRA) DESA PIHAK KETIGA 7

Tahapan Pengembangan BUM Desa PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGUATAN KAPASITAS (CAPACITY BUILDING) PENGUATAN PASAR KEBERLANJUTAN Regulasi / Pengaturan Organisasi Pemberdayaan Pelatihan Fasilitasi Kerjasama Pihak Ketiga Perluasan Pasar Fasilitasi Akses Pengorganisasian Forum Advokasi Promosi 8

LANDASAN HUKUM BUM DESA UU 32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah PP 72 Tahun 2010 Tentang Desa Permendagri 39/2010 tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Perda Kab/Kota tentang Tatacara Pembentukan dan Pengelolaan BUMDes Perdes tentang Pendirian BUMDesa BUM Desa UU 6/2014 tentang Desa PP No. 47/2015 tentang. Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Permendesa No. 4 /2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa Permendesa No. 5/2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015 Perdes tentang Pendirian BUM Desa BUM Desa 9

UU DESA SPIRIT BARU BUM DESA 10

Amanat UUD 1945 Pasal 18B Ayat (2) mengatur soal hak istimewa pada kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat, sebagaimana diatur dalam pasal berbunyi Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang. Pasal 18 Ayat (7): Susunan dan Tata Cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang. Kesepakatan DPR dan Pemerintah: Perdebatan yang panjang antara DPR dan pemerintah akhirnya membuahkan kesepakatan bahwa desa berdasarkan pada Pasal 18 B ayat (2) dan Pasal 18 ayat (7) serta berasaskan rekognisi dan subsidiaritas. 11

DESA LAMA Vs DESA BARU ASPEK DESA LAMA DESA BARU Payung hukum UU No. 32/2004 dan PP No. 72/2005 UU No. 6/2014 Asas utama Desentralisasi-residualitas Rekognisi-subsidiaritas Kedudukan Posisi dan peran kabupaten/ Kota Delivery kewenangan dan Program Politik tempat Posisi dalam pembangunan Model pembangunan Pendekatan dan tindakan Sumber: Sutoro Eko (2014) Sebagai organisasi pemerintahan yang berada dalam sistem pemerintahan kabupaten/kota (local state government) Kabupaten/kota mempunyai kewenangan yang besar dan luas dalam mengatur dan mengurus desa. Target Lokasi: Desa sebagai lokasi proyek dari atas Obyek Government driven development atau community driven development Imposisi dan mutilasi sektoral Sebagai pemerintahan masyarakat, hybrid antara self governing community dan local self government. Kabupaten/kota mempunyai kewenangan yang terbatas dan strategis dalam mengatur dan mengurus desa; termasuk mengatur dan mengurus bidang urusan desa yang tidak perlu ditangani langsung oleh pusat. Mandat Arena: Desa sebagai arena bagi orang desa untuk menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan dan Kemasyarakatan Subyek Village driven development Fasilitasi, emansipasi dan konsolidasi 12

Asas Rekognisi dan Subsidiaritas Rekognisi : pengakuan terhadap hak asal usul Eksistensi desa dalam hal ini mencakup hak asal-usul (bawaan maupun prakarsa lokal yang berkembang) wilayah, pemerintahan, peraturan maupun pranata lokal, lembaga-lembaga lokal, identitas budaya, kesa tuan masyarakat, prakarsa desa, maupun kekayaan desa. Konsep mengakui dan menghormati berarti bukan campur tangan (intervensi), memaksa dan mematikan institusi (tatanan, organisasi, pranata, kearifan) yang ada, melainkan bertindak memanfaatkan, mendukung dan memperkuat institusi yang sudah ada. Subsidiaritas : penetapan kewenangan berskala lokal dan pengambilan keputusan secara lokal untuk kepentingan masyarakat Desa. Asas subsidiaritas berlawanan dengan asas residualitas yang selama ini diterapkan dalam UU No. 32/2004, Desa menerima pelimpahan sebagian (sisa-sisa) kewenangan dari bupati/walikota. Makna : 1. Urusan lokal atau kepentingan masyarakat setempat yang berskala lokal ditangani oleh organisasi lokal, dalam hal ini desa. 2. negara bukan menyerahkan kewenangan seperti asas desentralisasi, melainkan menetapkan kewenangan lokal berskala desa menjadi kewenangan desa melalui undang-undang. Dalam penjelasan UU No. 6/2014 subsidiaritas mengandung makna penetapan kewenangan lokal berskala desa menjadi kewenangan desa. 3. Pemerintah tidak melakukan campur tangan (intervensi) dari atas terhadap kewenangan lokal desa, melainkan melakukan dukungan dan fasilitasi terhadap desa. 13

BUM Desa sebuah Pilihan Pasal 87 (1) Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang disebut BUM Desa. (2) BUM Desa dikelola dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan. (3) BUM Desa dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 14

UU No. 6 / 2014 tentang Desa Pasal 88 (1) Pendirian BUM Desa disepakati melalui Musyawarah Desa. (2) Pendirian BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa. Diperintahkan Undang-Undang 15

DUKUNGAN TERHADAP BUM DESA UU No. 6/2014 Pasal 90: Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa mendorong perkembangan BUM Desa dengan: a. memberikan hibah dan/atau akses permodalan; b. melakukan pendampingan teknis dan akses ke pasar; dan c. memprioritaskan BUM Desa dalam pengelolaan sumber daya alam di Desa. 16

Bentuk Organisasi BUM Desa Pasal 7 (1) BUM Desa dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan hukum. (2) Unit usaha yang berbadan hukum dapat berupa lembaga bisnis yang kepemilikan sahamnya berasal dari BUM Desa dan masyarakat. (3) Dalam hal BUM Desa tidak mempunyai unit-unit usaha yang berbadan hukum, bentuk organisasi BUM Desa didasarkan pada Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3). PERATURAN DESA SUDAH CUKUP SEBAGAI PAYUNG HUKUM 17

Penjelasan UU No. 6/2014 Pasal 87 ayat (1) BUM Desa secara spesifik tidak dapat disamakan dengan badan hukum seperti perseroan terbatas, CV, atau koperasi. Oleh karena itu, BUM Desa merupakan suatu badan usaha bercirikan Desa yang dalam pelaksanaan kegiatannya di samping untuk membantu penyelenggaraan Pemerintahan Desa, juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa. BUM Desa juga dapat melaksanakan fungsi pelayanan jasa, perdagangan, dan pengembangan ekonomi lainnya. Dalam hal kegiatan usaha dapat berjalan dan berkembang dengan baik, sangat dimungkinkan pada saatnya BUM Desa mengikuti badan hukum yang telah ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. 18

Bentuk Organisasi BUM Desa Pasal 8 (Permendesa No. 4/2015) BUM Desa dapat membentuk unit usaha meliputi: a. Perseroan Terbatas sebagai persekutuan modal, dibentuk berdasarkan perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan modal yang sebagian besar dimiliki oleh BUM Desa, sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang Perseroan Terbatas; dan b. Lembaga Keuangan Mikro dengan andil BUM Desa sebesar 60 (enam puluh) persen, sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang lembaga keuangan mikro. UU NO. 1 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN MIKRO 19

UU No. 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro Pendirian LKM paling sedikit harus memiliki (Pasal 4): a. bentuk badan hukum; b. permodalan; dan c. mendapat Izin Usaha. Bentuk badan hukumnya adalah (Pasal 5 ayat 1 ): a. Koperasi; atau b. Perseroan Terbatas. LKM hanya dapat dimiliki oleh (Pasal 8): a. warga negara Indonesia; b. BumDes; c. Pemda; dan/atau d. koperasi. 20

KLASIFIKASI JENIS USAHA BUM DESA (Permendesa 4/2015) No. Jenis Usaha/Bisnis Contoh 1 Bisnis Sosial (Social Business) Sederhana : memberikan pelayanan umum (serving) kepada masyarakat dan memperoleh keuntungan finansial (Pasal 19) a. air minum Desa; b. usaha listrik Desa; c. lumbung pangan; dan d. sumber daya lokal dan teknologi tepat guna lainnya. 2 Bisnis Penyewaan (renting) barang: untuk melayani kebutuhan masyarakat Desa dan ditujukan untuk memperoleh Pendapatan Asli Desa. (Pasal 20) a. alat transportasi; b. perkakas pesta; c. gedung pertemuan; d. rumah toko; e. tanah milik BUM Desa; dan f. barang sewaan lainnya. 3 Usaha Perantara (brokering) yang memberikan jasa pelayanan kepada warga (Pasal 21) a. jasa pembayaran listrik; b. pasar Desa untuk memasarkan produk yang dihasilkan masyarakat; dan c. jasa pelayanan lainnya. 21

No. Jenis Usaha/Bisnis Contoh 4 KLASIFIKASI JENIS USAHA BUM DESA Bisnis yang Berproduksi dan/atau Berdagang (Trading) : barang-barang tertentu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dipasarkan pada skala pasar yang lebih luas (Pasal 22) (Permendesa 4/2015) a. pabrik es; b. pabrik asap cair; c. hasil pertanian; d. sarana produksi pertanian; e. sumur bekas tambang; dan f. kegiatan bisnis produktif lainnya. 5 6 Bisnis Keuangan (Financial Business) yang memenuhi kebutuhan usahausaha skala mikro yang dijalankan oleh pelaku usaha ekonomi Desa (Pasal 23) Usaha Bersama (Holding) sebagai induk dari unit-unit usaha yang dikembangkan masyarakat Desa baik dalam skala lokal Desa maupun kawasan perdesaan (Pasal 24) Memberikan akses kredit dan peminjaman yang mudah diakses oleh masyarakat Desa a. dapat berdiri sendiri serta diatur dan dikelola secara sinergis oleh BUM Desa agar tumbuh menjadi usaha bersama. b. dapat menjalankan kegiatan usaha bersama meliputi: 1) pengembangan kapal Desa berskala besar untuk mengorganisir nelayan kecil agar usahanya menjadi lebih ekspansif; 2) Desa Wisata yang mengorganisir rangkaian jenis usaha dari kelompok masyarakat; dan 3) kegiatan usaha bersama yang mengkonsolidasikan jenis usaha lokal lainnya. 22

Modal BUM Desa Pasal 17 (1) Modal awal BUM Desa bersumber dari APB Desa. (2) Modal BUM Desa terdiri atas: a. penyertaan modal Desa; dan b. penyertaan modal masyarakat Desa. Pasal 18 (1) Penyertaan modal Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf a terdiri atas: a. hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan/atau lembaga donor yang disalurkan melalui mekanisme APB Desa; b. bantuan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang disalurkan melalui mekanisme APB Desa; c. kerja sama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan/atau lembaga donor yang dipastikan sebagai kekayaan kolektif Desa dan disalurkan melalui mekanisme APB Desa; d. aset Desa yang diserahkan kepada APB Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan tentang Aset Desa. (2) Penyertaan modal masyarakat Desa berasal dari tabungan masyarakat dan simpanan masyarakat. 23

Permendesa No. 5/2015 PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2015 Pasal 5. Prioritas penggunaan Dana Desa untuk pembangunan Desa dialokasikan untuk mencapai tujuan pembangunan Desa yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan, melalui: a. pemenuhan kebutuhan dasar; b. pembangunan sarana dan prasarana Desa; c. pengembangan potensi ekonomi lokal; dan d. pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Pasal 9 butir a (Penjelasan Pasal 5 butir c). Prioritas penggunaan Dana Desa didasarkan atas kondisi dan potensi Desa, sejalan dengan pencapaian target RPJM Desa dan RKP Desa setiap tahunnya, yang diantaranya untuk pendirian dan pengembangan BUM Desa; 24

KINERJA BUM DESA UU 32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah PP 72 Tahun 2010 Tentang Desa Permendagri 39/2010 tentang Badn Usaha Milik Desa (BUMDes) Perda Kab/Kota tentang Tatacara Pendirian BUMDes Perdes tentang Pendirian BUMDesa 3.064 BUM Desa Sumber : Ditjen PMD, Kemendagri, 2014 UU 6/2014 tentang Desa PP No. 47/2015 tentang. Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Permendesa No. 4 /2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa Permendesa No. 5/2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015 Perdes tentang Pendirian BUM Desa 12.115 BUM Desa Sumber : Dit. PUED, Ditjen PPMD, Kemendesa Desember 2015 25

BUM DESA DI KAWASAN PERDESAAN [1] MEMBANGUN DESA DESA MEMBANGUN ISU BUM DESA ( Pembangunan ( Pembangunan Desa ) Kawasan Perdesaan ) Basis Lokasi Desa Kawasan Perdesaan Tujuan Kewenangan Perekonomian Desa dan pelayanan usaha untuk warga se-tempat Berdasarkan Kewenangan Lokal Berskala Desa Kerjasama antar Desa dan pelayanan usaha antar-desa Kewenangan Lokal Berskala Desa antar- Desa berkolaborasi dengan Kewenangan Pemerintah dan Pemda Prosedur Musyawarah Desa Musyawarah antar Desa 26

BUM DESA DI KAWASAN PERDESAAN [2] ISU BUM DESA Skala Usaha Institusi Otoritatif DESA MEMBANGUN ( Pembangunan Desa ) 1. Pelayanan (serving) 2. Penyewaan (renting) 3. Perdagangan (trading) 4. Jasa Perantara (brokering) Desa (Pemerintah Desa dan Mas-yarakat Desa) MEMBANGUN DESA ( Pembangunan Kawasan Perdesaan ) 1. Kerjasama kemitraan strategis antar- Desa 2. Diversifikasi usaha berorientasi bisnis keuangan (banking) dan usaha bersama (holding) 3. Rencana investasi dengan pihak ketiga (investor) BKAD (Badan Kerjasama Antar Desa), terdiri dari: Kelembagaan BUM Desa dapat terdiri dari unit usaha non-berbadan hu-kum, maupun unit usaha berbadan hukum. Pemdes, BPD, LKD, lembaga Desa lainnya, tokoh masyarakat berbasis keadilan gender 1. BUM Desa Bersama 2. Kerjasama antar 2 (dua) BUM Desa Penetapan Perdes tentang Pendirian BUM Desa 1. Peraturan Bersama Kepala Desa tentang Pendirian BUM Desa Bersama. 2. Naskah Perjanjian Kerjasama antar BUM Desa Sumber: Anom Surya Putra Badan Usaha Milik Desa : Spirit Usaha Kolektif Desa (2015) 27

SEKIAN DAN TERIMA KASIH ARIS AHMAD RISADI Relawan Desa Tinggal di Gunung Putri, Bogor HP. 0812.868.2754 28

LAMPIRAN 29

KEDUDUKAN PERATURAN DESA DALAM HIRARKI PERUNDANGAN UU NO. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan BAB III JENIS, HIERARKI, DAN MATERI MUATAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Pasal 7 (1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; d. Peraturan Pemerintah; e. Peraturan Presiden; f. Peraturan Daerah Provinsi; dan g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. 30

KEDUDUKAN PERATURAN DESA DALAM HIRARKI PERUNDANGAN UU NO. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan BAB III JENIS, HIERARKI, DAN MATERI MUATAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Pasal 8 (1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat. (2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan. 31

REKAP DATA BUMDES SELURUH INDONESIA PER 17 NOVEMBER 2014 JUMLAH BUM Desa NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA KABUPATEN KECAMATAN Desa PERDA PERBUB PERGUB PERDES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 ACEH 18 289 6,464 1 4 58 1 44 2 SUMATERA UTARA 25 436 5,281 13 42 53 3 SUMATERA BARAT 12 179 886 10 39 55 4 RIAU 10 163 1,594 10 99 204 3 29 5 JAMBI 9 138 1,391 2 4 4 1 6 SUMATERA SELATAN 11 228 2,768 3 5 5 2 1 7 BENGKULU 9 126 1,356 1 2 4 8 LAMPUNG 12 225 2,375 13 50 106 9 BANGKA BELITUNG 6 47 313 4 17 42 10 KEPRI 5 65 274 4 8 9 1 2 11 DKI JAKARTA 1 44-12 JAWA BARAT 17 626 5,295 18 310 786 6 72 13 JAWA TENGAH 29 573 7,809 31 258 547 2 14 DIY 4 78 392 4 38 55 1 5 15 JAWA TIMUR 30 664 7,722 38 392 1136 18 64 3.064 Sumber : Ditjen PMD, Kemendagri, 2014

DATA BUMDES TAHUN 2015 (Direktorat PUED - Kemendesa, PDT, dan Transmigrasi) No. Nama Provinsi Jumlah Kab/Kota Jumlah Kecamatan Jumlah Desa Jumlah BUMDesa Terbentuk 1 Aceh 23 289 6474 6474 2 Bangka Belitung 7 47 309 6 3 Bali 9 57 636 288 4 Banten 8 155 1238 63 5 Bengkulu 10 126 1341 360 6 Gorontalo 6 77 657 58 7 Jawa Barat 27 626 5319 416 8 Jawa Tengah 35 573 7803 35 9 Jatim 38 664 7723 869 10 Jambi 11 138 1398 5 11 Kalimantan Barat 14 174 1908 29 12 Kalimantan Selatan 13 152 1864 152 13 Kalimantan Utara 5 50 447 13 14 Kalimantan Tengah 14 136 1434 252 15 Kalimantan Timur 10 103 833 255 16 Kep. Riau 7 66 275 20 17 Lampung 15 225 2435 255 18 Maluku 11 118 1191 5 19 Maluku Utara 10 113 1063 9 20 NTB 10 116 995 49 21 NTT 22 306 2950 44 22 Papua 29 524 5118-23 Papua Barat 13 203 1628 7 24 Riau 12 163 1592 319 25 Sulawesi barat 6 69 576 196 26 Sulawesi selatan 17 231 2817 313 27 Sulawesi tengah 13 174 1839 496 28 Sulawesi tenggara 17 209 1820 46 29 Sulawesi utara 15 167 1490 629 30 Sumatera barat 19 179 880 150 31 Sumatera selatan 24 306 2253 154 32 Sumatera utara 33 436 5389-33 Yogya 5 78 392 148 TOTAL JUMLAH 12.115 33