BAB 3 PROFIL SANITASI WILAYAH

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

BAB III Profil Sanitasi Wilayah

Profil Sanitasi Wilayah

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

BAB 5 INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

BAB 2 PROFIL SANITASI SAAT INI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR III - 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

PPSP BAB 3 PROFIL SANITASI WILAYAH BUKU PUTIH SANITASI Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene

LAMPIRAN I HASIL KAJIAN ASPEK NON TEKNIS DAN LEMBAR KERJA AREA BERISIKO

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Tabel 3.35 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin...

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara. lain:

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

BAB 3 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA TERNATE BAB 3

BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB. III Profil Sanitasi Kabupaten Jembrana

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TOJO UNA-UNA

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

Adanya Program/Proyek Layanan Pengelolaan air limbah permukiman yang berbasis masyarakat yaitu PNPM Mandiri Perdesaan dan STBM

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

Guna menghasilkan strategi sanitasi Kabupaten sebagaimana tersebut di

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

B A B I I I ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

Target. Real isasi. Real isasi 0% 10% 0%

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 1

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Transkripsi:

BAB 3 PROFIL SANITASI WILAYAH Perkembangan pendanaan sanitasi kota metro untuk sub sektor air limbah, sampah rumah tangga, drainase lingkungan dari tahun 2009 sebesar Rp. 1.225.147.465 terjadi peningkatan sampai dengan tahun 2012 sebesar Rp. 11.928.221.686 dengan pertumbuhan rata-rata 2,29%. Tingkat perkembangan pendanaan sanitasi oleh APBD kota Metro dapat dilihat pada tabel berikut : No Tabel 3.1 : Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kota Metro Tahun 2009-2013 Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) 1.225.147.465 2.138.364.088 5.009.158.816 11.928.221.686 1.758.425.223 2,29 1.1 Air Limbah Domestik - 870.699.525 865.076.200 979.602.030 34.675.100 0,06 1.2 Sampah rumah tangga 868.775.310 1.125.719.563 1.383.989.652 5.360.828.586 1.616.736.210 1,88 1.3 Drainase lingkungan 49.872.100 65.496.000 2.370.346.550 5.056.872.400 36.275.000 38,10 1.4 PHBS 306.500.055 76.449.000 389.746.414 530.918.670 70.738.913 2,97 2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) - - - - - - 2.1 DAK Sanitasi - - - - - - 2.2 DAK Lingkungan Hidup - - - - - - 2.3 DAK Perumahan dan Permukiman - - - - - - 3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi - - - - - - 4 Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi - - - - - - Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) 1.225.147.465 2.138.364.088 5.009.158.816 11.928.221.686 1.758.425.223 2,29 Total Belanja Langsung 137.393.450.624 181.965.098.126 241.197.749.898 220.039.667.736 264.611.315.238 0,10 % APBD murni terhadap Belanja Langsung 0,89 1,18 2,08 5,42 0,66 1,81 Sumber : Realisasi APBD tahun 2009 2013, diolah Belanja Sanitasi (Rp.) Untuk realisasi dan potensi retribusi sanitasi hanya terdapat pada sub sektor air limbah dan sampah dengan besaran retribusi terus meningkat dari tahun 2009 sebesar Rp. 177.264.450 menjadi Rp. 128.472.000 di tahun 2013 dengan rata-rata pertumbuhan 0,11%. Realisasi dan potensi retribusi sanitasi di Kota metro dapat di jelaskan pada tabel berikut : No Tabel 3.2 : Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi per Komponen Tahun 2009-2013 SKPD 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata Pertumbuhan 1 Retribusi Air Limbah 10.500.000,00 12.500.000,00 13.300.000,00 15.400.000,00 14.000.000,00 0,16 1.a Realisasi retribusi 5.500.000,00 6.500.000,00 6.800.000,00 7.900.000,00 4.000.000,00 0,15 1.b Potensi retribusi 5.000.000,00 6.000.000,00 6.500.000,00 7.500.000,00 10.000.000,00 0,17 2 Retribusi Sampah 342.001.450,00 348.188.000,00 357.573.450,00 438.207.800,00 433.872.000,00 0,09 2.a Realisasi retribusi 171.764.450,00 174.451.000,00 180.331.450,00 226.965.800,00 124.472.000,00 0,11 2.b Potensi retribusi 170.237.000,00 173.737.000,00 177.242.000,00 211.242.000,00 309.400.000,00 0,08 3 Retribusi Drainase - - - - - - 3.a Realisasi retribusi - - - - - - 3.b Potensi retribusi - - - - - - 4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) 177.264.450,00 180.951.000,00 187.131.450,00 234.865.800,00 128.472.000,00 0,11 5 Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b) 175.237.000,00 179.737.000,00 183.742.000,00 218.742.000,00 319.400.000,00 0,08 6 Proporsi Total Realisasi Potensi Retribusi Sanitasi (4/5) 1,01 1,01 1,02 1,07 0,40 0,02 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Metro Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Pertumbuhan (%) PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 3-1

3.1 Promosi Higiene dan Sanitasi 3.1.1 Tatanan Rumah Tangga Promosi Higiene dan Sanitasi Rumah Tangga Berdasarkan Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA di Kota Metro yang dilaksanakan pada bulan Mei - Juni tahun 2013 dengan menerapkan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni 1) wawancara (interview) dan 2) pengamatan (observation). Kegiatan wawancara dilakukan terhadap 40 responden per Kelurahan yang tersebar pada 22 Kelurahan di 5 kecamatan. Promosi Higiene dan Sanitasi Rumah Tangga dengan mengacu pada 5 Pilar STBM dapat dijelaskan sebagai berikut : a. CTPS (Cuci tangan pakai sabun). Dari aspek kesehatan masyarakat, khususnya pola penyebaran penyakit menular, cukup banyak penyakit yang dapat dicegah melalui kebiasan atau perilaku higienes dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS), seperti penyakit diare, typhus perut, kecacingan, flu burung, dan bahkan flu babi. Seperti halnya perilaku buang air besar sembarangan, perilaku cuci tangan, terlebih cuci tangan pakai sabun merupakan masih merupakan sasaran penting dalam promosi kesehatan, khususnya terkait perilaku hidup bersih dan sehat. Sejak dulu kala, nenek moyang kita sudah mengajarkan kepada anak cucunya supaya menjaga kebersihan diri. Salah satunya adalah dengan melakukan cuci tangan dengan air bersih sebelum makan dan tentunya juga sesudahnya. Metode sederhana ini, ternyata banyak dilupakan orang, sehingga belum menjadi budaya atau belum menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Sabun adalah bahan yang digunakan untuk membersihkan sesuatu yang kotor, seperti pakaian, badan, dan alat-alat rumah tangga. Saat ini sabun merupakan bahan kebutuhan primer bagi setiap orang untuk kebersihan. Tangan adalah bagian dari tubuh manusia yang paling sering berhubungan dengan mulut dan hidung secara langsung, sehingga tangan menjadi salah satu penghantar utama masuknya kuman penyebab penyakit ke dalam tubuh manusia. Apabila tangan manusia menyentuh tinja/feses, akan terkontaminasi dengan lebih dari 10 juta virus dan satu juta bakteri yang dapat menimbulkan penyakit. Virus dan bakteri tidak terlihat, sehingga sering diabaikan dan mudah masuk kedalam tubuh manusia. Cuci tangan pakai sabun, bagi sebagian besar masyarakat sudah menjadi kegiatan rutin seharihari. Tapi, bagi sebagian masyarakat lainnya, cuci tangan pakai sabun belum menjadi kegiatan rutin, terutama bagi anak-anak. Cuci tangan pakai sabun dapat menghilangkan sejumlah besar virus dan bakteri yang menjadi penyebab berbagai penyakit, terutama penyakit yang menyerang saluran cerna, seperti diare dan penyakit infeksi saluran nafas akut. Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun, namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada saat yang penting. Tidak terbatas bagi orang awam atau anakanak, bahkan di kalangan petugas medis pun kebiasaan ini acapakali belum membudaya. Hasil study EHRA di Kota Metro dengan responden 1.050 orang yang tersebar di 22 desa dengan pertanyaan waktu kritis Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di lima waktu penting menunjukan bahwa baru 24,2 % responden sudah melakukan CTPS dan 76,8 % responden belum melakukan CTPS. Gambaran Kondisi diatas dapat dilihat pada grafik CTPS (Cuci tangan pake sabun) di lima waktu penting berikut ini : PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 3-2

Gambar 3.1 : Grafik CTPS di lima waktu penting b. Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada pembuangan tinja merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas. Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat terutama dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat kaitannya dengan prilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan. Mengingat tinja merupakan bentuk kotoran yang sangat merugikan dan membahayakan kesehatan masyarakat, maka tinja harus dikelola, dibuang dengan baik dan benar. Untuk itu tinja harus dibuang pada suatu wadah atau sebut saja jamban keluarga. Jamban yang digunakan masyarakat bisa dalam bentuk jamban yang paling sederhana, dan murah, misal jamban cemplung, atau jamban yang lebih baik, dan lebih mahal misal jamban leher angsa dari tanah liat, atau bahkan leher angsa dari bahan keramik. Berdasarkan hasil study EHRA dapat dilihat dapat diketahui masyarakat Kota Metro mayoritas untuk tempat buang air besar sudah menggunakan jamban pribadi sebanyak 89,1 %, MCK/WC umum sebesar 6,63 %,namun masih ada beberapa yang masih buang air besar di sungai 1,52%, wc helicopter 0,38%, lubang galian 0,38%, kebun 0,47%, selokan 0,57 % dan lainya (numpang ) 5,2%. Untuk lebih jelas dapat kita lihat pada Gambar 3.3 Grafik berikut. PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 3-3

Gambar 3.2 : Grafik Persentase Penduduk yang melakukan BABS c. Pengelolaan Air Minum. Pengelolaan air minum rumah tangga di Kota Metro secara keseluruhan masih belum memenuhi persyaratan ini dapat diihat dari total responden 1056 sebanyak 62,1 % menggunakan air terlindung dan sebanyak 37,9 % masih menggunakan air beresiko tercemar. Kelurahan yang menggunakan air beresiko tercemar tertinggi berada dikelurahan Imopuro 79,2%, Purwosari 75%, Hadimulyo Timur 66,7%, Hadimulyo barat 62,5%, Yosomulyo dan Metro 52,1%. Dalam peananganan sumber air sebanyak 95 % responden mengolah air dengan cara direbus sebelum diminum dan memasak hanya sebanyak 5 % responden tidak mengolah. Untuk lebih jelas lihat gambar grafik dan grafik berikut Gambar 3.3 : Grafik Pengelolaan Air Minum (pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air) PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 3-4

d. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. Pengelolaan sampah di Kota Metro belum optimal, Berdasarkan Hasil survey study EHRA diperoleh gambaran mengenai pengelolaan sampah rumah tangga di masing masing kelurahan, dari 1056 responden presentase paling tinggi yang dilakukan masyarakat dalam pengelolan sampah adalah dengan cara dibakar sebesar 65,2%, presentase terbesar kedua adalah dikumpulkan dan dibuang ke TPAS sebesar 18,5 %. Ada beberapa kelurahan yang dilewati irigasi/sungai seperti Kel.Metro, Imopuro, Hadimulyo timur dan Iring Mulyo masyarakat masih ada yang membuang sampah kesungai/irigasi. Pengelolaan sampah secara garis besar dibagi dalam 2 kategori,yaitu : a. Penerima layanan sampah Hasil survey menunjukan bahwa tingkat layanan persampahan di Kota Metro masih belum optimal, hanya beberapa kelurahan saja yang terlayani mobil pengangkut sampah. Hal ini terbukti dari 1056 responden hanya ada 195 responden (18,5%) yang mengelola sampah dengan cara dikumpulkan dan dibuang ke TPAS. b. Non penerima layanan sampah Pengelolaan sampah bagi masyarakat non penerima sampah masih belum memenuhi standar kesehatan serta memiliki tingkat resiko yang sangat tinggi. Rincian pengelolaannya dengan cara dibakar yaitu 65,2%, dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah 5,8 %, Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk 3,8%, Dibuang ke sungai/kali/laut/danau 8%, Dibiarkan saja sampai membusuk 1% kemudian yang menjawab lain-lain 8%, tidak tahu 1,2% atau seperti tergambar dalam grafik dan tabel berikut ini Gambar 3.4 : Grafik Pengelolaan Sampah Setempat (3R) PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 3-5

e. Pengelolaan SPAL. Pengelolaan Limbah yang ada di Kota Metro, dari hasil Study EHRA menunjukan bahwa 76,6% responden telah memiliki SPAL dan sebanyak 23,4 % responden tidak memiliki SPAL, walupun angka kepemilikan SPAL tinggi tetapi masih ada pencemaran SPAL dibeberapa kelurahan dengan prosentase tinggi sebanyak 100%, seperti Kelurahan Metro, Mulyojati, Yosomulyo.Hal ini menunjukan bahwa SPAL yang dimiliki oleh masyarakat Kota Metro masih belum memenuhi syarat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar grafik dibawah berikut : Gambar 3.5 : Grafik Pencemaran karena SPAL f. Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis. Permasalahan Mendesak dan insu strategis terkait hasil study ehra dapat di jelaskan pada tabel berikut ini : Tabel 3.3 : Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis No Permasalahan Mendesak Isu Strategis 1 Masih Kurangnya kesadaran Masyarakat tentang PHBS Masih ada 24,2 % masyarakat belum melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Ditemui sebanyak 37,9 % Masyarakat masih menggunakan air beresiko tercemar. Kelurahan yang menggunakan air beresiko tercemar tertinggi berada dikelurahan Imopuro 79,2%, Purwosari 75%, Hadimulyo Timur 66,7%, Hadimulyo barat 62,5%, Yosomulyo dan Metro 52,1%. 2 Masih ada Masyarakat yang kurang peduli terhadap kesehatan lingkungan Masih ada beberapa yang masih buang air besar di sungai 1,52%, wc helicopter 0,38%, lubang galian 0,38%, kebun 0,47%, selokan 0,57 % dan lainya (numpang ) 5,2%. Masih ditemui sebanyak 23,4 % masyarakat belum memiliki SPAL PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 3-6

3.1.2 Tatanan Sekolah Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar anak usia 5-19 tahun terpajan dengan lembaga pendidikan dalam jangka waktu cukup lama. Sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah seorang anak, sebab di sekolah seorang anak dapat mempelajari berbagai pengetahuan termasuk kesehatan. Promosi kesehatan di sekolah membantu meningkatkan kesehatan siswa, guru, karyawan, keluarga serta masyarakat sekitar, sehingga proses belajar mengajar berlangsung lebih produktif. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan institusi pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memberdayakan dan meningkatkan kemampuan masyarakat institusi pendidikan (pengajar, anak didik dll) dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Institusi pendidikan dalam hal ini adalah dari tingkat TK/RA/BA,SD/MI,SLTP/MTs sampai dengan SLTA/ MA. Sekolah harus memberikan pengajaran baik kepada guru maupun murid bagaimana cara memelihara jamban sekolah yang akan di bangun dan sarana cuci tangan. Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya terdiri atas dua unit, yaitu satu untuk guru dan yang lain untuk murid. Sementara kondisi jamban murid sangat berbeda jauh dengan jamban guru, dimana jamban murid sangat jauh dari kondisi bersih dan terpelihara atau tidak jarang dalam kondisi rusak. Akibatnya banyak murid yang kemudian buang air kecil maupun buang air besar di halaman sekolah. Kebiasaan ini membuat sekolah menjadi bau dan sangat rentan untuk menjadi sarang penyakit. Selain itu, seringkali jamban di sekolah tidak dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Murid yang masih duduk di kelas 1 atau 2 akan merasa takut untuk menggunakan jamban yang kondisinya gelap, berbau dan kotor. Kondisi seperti ini harus dihindari dengan cara membuat jamban dengan penerangan yang cukup baik dari lampu ataupun sinar matahari beserta ventilasi yang memadai. PHBS tatanan institusi pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan institusi pendidikan. Ada 12 indikator dari 3 variabel yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah, salah satu variabel yaitu variabel lingkungan sekolah sehat dengan indikator air bersih, jamban, sampah dan warung sekolah. Berikut dapat digambarkan kondisi sarana sanitasi sekolah dikota metro pada tabel 3.4 dan 3.5 : PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 3-7

Tabel 3.4 : Kondisi sarana sanitasi di sekolah/ (Sumber Air,toilet, SPAL dan tempat cuci tangan) Sumber Air Bersih Tempat Pembuangan Air Kotor Siapa yang membersihkan Toilet Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Guru PDAM SPT SGL Jml Toilet/WC Guru Jumlah Toilet/WC Murid Dari Dari Dari Dari Air Kamar Toilet Talang hujan mandi Fas. Cuci Tangan Persediaan Sabun Siswa Guru Pesuruh L P L P S K T S K T S K T L P L P Y T Y T L P L P L P SD N I Metro Pusat 403 443 14 34 - - - 1 - - 1 - - - - 2 3 - - - - 4 - - - - - - - - - SD N II Metro Pusat 155 114 4 10 - - - 1 - - - - - - - 2 3 - - - - 8 - - - - - - - - - SD N III Metro Pusat 152 154 7 16 - - - 1 - - 1 - - - - 4 4 - - - - 6 - - - - - - - - - SD N IV Metro Pusat 214 145 9 19 - - - 1 - - 1 - - - - 4 6 - - - - 6 - - - - - - - - - SD N V Metro Pusat 296 655 11 21 - - - 1 - - 1 - - - - 2 2 - - - - 10 - - - - - - - - - SD N VI Metro Pusat 235 223 8 16 - - - 1 - - 1 - - - - 2 2 - - - - 8 - - - - - - - - - SD Teladan M.P 437 452 18 41 - - - 1 - - 1 - - - - 4 5 - - - - 11 - - - - - - - - - SD Muhammadyah 420 440 14 32 - - - 1 - - - - - - - 8 8 - - - - 24 - - - - - - - - - SD Xaverius 293 316 9 21 - - - 1 - - 1 - - - - 12 12 - - - - 10 - - - - - - - - - SD Kristen 79 52 4 8 - - - 1 - - - - - - - 6 5 - - - - 2 - - - - - - - - - SD Min II 95 105 9 20 - - - 1 - - 1 - - - - 3 3 - - - - 10 - - - - - - - - - MI Al-Arsyad 61 37 3 8 - - - 1 - - - - - - - 3 1 - - - - 1 - - - - - - - - - SD Min I 121 93 8 16 - - - 1 - - 1 - - - - 2 4 - - - - 3 - - - - - - - - - SD N VII Metro Pusat 174 162 7 16 1 - - 1 - - 1 - - - - 5 4 - - - - 12 - - - - - - - - - SD N VIII Metro Pusat 95 82 6 11 - - - 1 - - 1 - - - - 4 4 - - - - 12 - - - - - - - - - SD N IX Metro Pusat 71 78 5 9 - - - 1 - - 1 - - - - 6 1 - - - - 6 - - - - - - - - - SD N X Metro Pusat 205 168 9 18 - - - 1 - - - - - - - 3 3 - - - - 15 - - - - - - - - - SD N XI Metro Pusat 195 201 8 18 - - - - - - 1 - - - - 6 6 - - - - 15 - - - - - - - - - SD N XII Metro Pusat 93 106 4 9 - - - 1 - - - - - - - 5 5 - - - - 10 - - - - - - - - - MIN II 46 45 6 11 - - - - - - 1 - - - - 1 - - - - - 6 - - - - - - - - - MI Al-Khairiyah 32 46 3 7 - - - - - - 1 - - - - 1 1 - - - - 6 - - - - - - - - - MI Muhammadyah 41 52 4 8 - - - - - - 1 - - - - 1 1 - - - - 9 - - - - - - - - - SLB 32 35 2 4 - - - 1 - - 1 - - - - 5 5 - - - - 4 - - - - - - - - - SD N 1 Metro Utara 238 234 9 21 - - - - - - 1 - - - - 8 - - - - - 15 - - - - - - - - - SD N 2 Metro Utara 120 135 6 13 - - - 1 - - 1 - - - - 2 - - - - - 6 - - - - - - - - - SD N 3 Metro Utara 66 55 6 9 - - - 1 - - - - - - - 5 - - - - - 6 - - - - - - - - - MIM Banjarsari 88 81 5 11 - - - - - - 1 - - - - 2 - - - - - 6 - - - - - - - - - MIN 52 34 4 9 - - - - - - 1 - - - - 2 2 - - - - ada - - - - - - - - - SD N 4 Metro Utara 26 194 6 13 - - - 1 - - - - - - - 4 4 - - - - ada - - - - - - - - - SD N 5 Metro Utara 97 69 5 11 - - - 1 - - 1 - - - - 3 2 - - - - 10 - - - - - - - - - SD N 7 Metro Utara 203 184 8 19 - - - 1 - - 1 - - - - 3 3 - - - - 10 - - - - - - - - - SD N 6 Metro Utara 141 102 7 11 - - - 1 - - 1 - - - - 4 5 - - - - 8 - - - - - - - - - SD N 8 Metro Utara 108 126 3 11 - - - 1 - - 1 - - - - 6 7 - - - - 9 - - - - - - - - - SD N 06 Metro Barat 275 247 9 20 - - - 1 - - 1 - - - - 6 5 - - - - 11 - - - - - - - - - SD N 07 Metro Barat 95 94 4 8 - - - 1 - - - - - - - 6 6 - - - - 8 - - - - - - - - - SD N 08 Metro Barat 105 90 5 9 - - - - - - 2 - - - - 5 5 - - - - 9 - - - - - - - - - SD N 09 Metro Barat 197 197 9 18 - - - 2 - - 1 - - - - 6 6 - - - - 14 - - - - - - - - - SD Al-Qur'an 27 22 3 7 - - - 1 - - 1 - - - - 3 3 - - - - 3 - - - - - - - - - SD BPK Penabur 114 132 4 9 - - - 1 - - - - - - - 3 4 - - - - 4 - - - - - - - - - SD N 1 Mulyosari 141 140 5 9 - - - - - - 1 - - - - 2 2 - - - - ada - - - - - - - - - SD N 2 Mulyosari 121 123 5 9 - - - - - - 1 - - - - 2 2 - - - - ada - - - - - - - - - SD N 3 Mulyojati 117 123 4 8 - - - 1 - - - - - - - 1 1 - - - - ada - - - - - - - - - SD N 4 Mulyojati 115 121 6 5 - - - - - - 1 - - - - 2 2 - - - - ada - - - - - - - - - SD N 5 Mulyojati 150 132 7 10 - - - - - - 1 - - - - 3 3 - - - - ada - - - - - - - - - SD N 1 Metro Timur 196 177 8 13 - - - - - - 1 - - - - 1 1 - - - - ada - - - - - - - - - SD N 2 Metro Timur 259 229 9 19 - - - - - - 1 - - - - 1 1 - - - - ada - - - - - - - - - SD N 3 Metro Timur 75 46 6 10 - - - - - - 1 - - - - 1 1 - - - - ada - - - - - - - - - SD N 8 Metro Timur 199 206 7 16 - - - - - - 1 - - - - 1 1 - - - - ada - - - - - - - - - SD N 9 Metro Timur 51 41 4 7 - - - - - - 1 - - - - 1 1 - - - - ada - - - - - - - - - SD N 10 Metro Timur 117 119 7 9 - - - - - - 1 - - - - 1 1 - - - - ada - - - - - - - - - SD N 4 Metro Timur 231 226 12 22 - - - 1 - - 1 - - - - 11 9 - - - - 22 - - - - - - - - - SD N 5 Metro Timur 128 114 6 9 - - - 1 - - - - - - - 5 5 - - - - 9 - - - - - - - - - SD N 6 Metro Timur 126 94 6 11 - - - - - - 1 - - - - 2 1 - - - - 6 - - - - - - - - - SD N 7 Metro Timur 117 82 7 6 - - - - - - 1 - - - - 2 1 - - - - 6 - - - - - - - - - SD IT Wahdatul Umah 98 122 7 20 1 - - 1 - - - - - - - 2 3 - - - - 10 - - - - - - - - - SD N 7 Metro Selatan 50 43 4 4 - - - - - - 1 - - - - 1 1 - - - - ada - - - - - - - - - SD IT Metro Selatan 69 38 3 13 - - - - - - 1 - - - - 1 1 - - - - ada - - - - - - - - - SD N 4 Metro Selatan 56 60 7 11 - - - - - - 1 - - - - 1 1 - - - - 0 - - - - - - - - - MI YPI Metro Selatan 22 13 4 5 - - - - - - 1 - - - - 1 1 - - - - 0 - - - - - - - - - SD N 1 Metro Selatan 64 56 6 10 - - - - - - 1 - - - - 1 1 - - - - 0 - - - - - - - - - SD N 2 Metro selatan 115 115 6 13 - - - - - - 1 - - - - 1 1 - - - - 0 - - - - - - - - - SD N 3 Metro Selatan 53 43 7 2 - - - - - - 1 - - - - 1 1 - - - - 0 - - - - - - - - - SD N 5 Metro Selatan 71 75 6 13 - - - - - - 1 - - - - 1 1 - - - - 0 - - - - - - - - - SD N 6 Metro Selatan 42 41 3 7 - - - - - - 1 - - - - 1 1 - - - - 0 - - - - - - - - - SD N 8 Metro Selatan 103 81 7 11 - - - - - - 1 - - - - 1 1 - - - - 0 - - - - - - - - - Keterangan : L : Laki-laki P : Perempuan S : Selalu tersedia air K : Kadang-kadang T : Tidak ada persediaan air Y : Ya T : Tidak SPT : Sumur pompa tangan SGL : Sumur gali PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013

Nama Sekolah Tabel 3.5 : Kondisi sarana sanitasi sekolah (pengelolaan sampah, dan higiene dan sanitasi) Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat Ya, saat mata pertemuan / pelajaran Tidak pernah penyuluhan PenJas di tertentu kelas Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya Tidak Dikumpulkan Cara Pengelolaan Sampah Dipisahkan Rencana perbaikan sanitasi sekolah SD N I Metro Pusat - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N II Metro Pusat - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N III Metro Pusat - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N IV Metro Pusat - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N V Metro Pusat - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N VI Metro Pusat - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD Teladan M.P - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD Muhammadyah - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD Xaverius - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD Kristen - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD Min II - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada MI Al-Arsyad - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD Min I - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N VII Metro Pusat - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N VIII Metro Pusat - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N IX Metro Pusat - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N X Metro Pusat - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N XI Metro Pusat - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N XII Metro Pusat - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada MIN II - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada MI Al-Khairiyah - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada MI Muhammadyah - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SLB - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 1 Metro Utara - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 2 Metro Utara - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 3 Metro Utara - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada MIM Banjarsari - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada MIN - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 4 Metro Utara - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 5 Metro Utara - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 7 Metro Utara - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 6 Metro Utara - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 8 Metro Utara - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 06 Metro Barat - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 07 Metro Barat - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 08 Metro Barat - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 09 Metro Barat - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD Al-Qur'an - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD BPK Penabur - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 1 Mulyosari - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 2 Mulyosari - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 3 Mulyojati - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 4 Mulyojati - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 5 Mulyojati - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 1 Metro Timur - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 2 Metro Timur - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 3 Metro Timur - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 8 Metro Timur - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 9 Metro Timur - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 10 Metro Timur - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 4 Metro Timur - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 5 Metro Timur - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 6 Metro Timur - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 7 Metro Timur - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD IT Wahdatul Umah - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 7 Metro Selatan - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD IT Metro Selatan - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 4 Metro Selatan - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada MI YPI Metro Selatan - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 1 Metro Selatan - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 2 Metro selatan - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 3 Metro Selatan - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 5 Metro Selatan - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 6 Metro Selatan - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada SD N 8 Metro Selatan - - - - - Tidak Pernah - Belum Ada Dibuat kompos Kapan Tangki Septik Dikosongkan Kondisi Higiene Sekolah Sumber : Dinas Kesehatan Kota Metro PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013

3.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik 3.2.1 Kelembagaan 3.2.1.1. Institusi yang berwenang dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik Penanganan pengelolaan limbah cair di Kota Metro secara formal dilaksanakan oleh Dinas Dinas Tata Kota dan Pariwisata Kota Metro. Dalam pengelolaan air limbah domestik di Kota Metro terdapat kelompok stakeholder sebagai berikut: 1. Kelompok Basis: Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Tata Kota dan Pariwisata, Dinas PU, Dinas Kesehatan, Bappeda, Walikota dan DPRD. 2. Kelompok Pendukung: Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi, Bagian Hukum, Satpol PP, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, PKK. 3. Kelompok Sasaran Pemberdayaan: masyarakat, kelurahan, dan swasta Tabel 3.6 : Daftar pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan air limbah domestik PERENCANAAN Pemerintah Kabupaten/Kota Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik) Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja) Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) Membangun sarana IPLT dan atau IPAL PENGELOLAAN Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja Mengelola IPLT dan atau IPAL Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah domestik Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN FUNGSI Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestic, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik Sumber : Dinas Tata Kota dan Pariwisata Kota Metro PEMANGKU KEPENTINGAN Swasta Masyarakat PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 3-10

3.2.1.2. Peraturan dan Kebijakkan Pengelolaan Air Limbah Domestik Landasan hukum pengelolaan limbah cair di Kota Metro masih mengacu pada Peraturan Pemerintah dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian lingkungan Hidup, belum ada peraturan daerah yang khusus mengatur tentang pengelolaan limbah cair. Peraturan-peraturan tersebut antara lain : Undang-Undang Republik Indonesia 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air; 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Utilitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Keputusan Menteri Republik Indonesia 1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih; 2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Petunjuk Teknis 1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan; 2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi Pengolahan Air Sistem Berpindah-pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik; 3. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis engelolaan Drainase Perkotaan; 4. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara Pengoperasian dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus; 5. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK. Kondisi dukungan kebijakan bagi optimalnya pengelolaan air limbah domestik di Kota Metro saat ini belum memadai. Hal ini dapat dilihat dari : 1. Belum adanya kebijakan Pemerintah di Kota Metro yang diarahkan untuk mewajibkan seluruh pihak untuk melakukan upaya pengelolaan air limbah domestik untuk lingkungan pemukiman rumah tangga / individu. 2. Belum adanya kebijakan Pemerintah di Kota Metro untuk mendukung kepastian sarana dan prasarana pengolahan air limbah domestik saat ini. Perda Kota Metro yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk pengelolaan air limbah domestik untuk lingkungan permukiman saat ini belum ada. Penegakkan aturan masih lemah, hal itu bisa dillihat dari : 1. Belum efektifnya upaya pembinaan dan sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepatuhan berbagai pihak di Kota Metro terhadap Perda IMB yang saat ini merupakan satu-satunya instrumen kebijakan Pemerintah Kota Metro yang dapat PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 3-11

digunakan untuk mengendalikan penyediaan sarana pengolahan air limbah domestik setempat (on-site). 2. Belum adanya Perda atau perangkat aturan lainnya yang secara tegas mewajibkan pengelolaan air limbah domestik pada seluruh pihak di Kota Metro. Kondisi penanganan air limbah domestik di Kota Metro termuat dalam tabel 3.4 dibawah ini. Tabel 3.7 : Daftar peraturan terkait air limbah domestik Kota Metro Peraturan AIR LIMBAH DOMESTIK Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik Ada (Sebutkan) Tidak Ada Efektif Dilaksanakan Belum Efektif Dilaksanakan Retribusi penyedotan air limbah domestik Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran Sumber : Dinas Tata Kota dan Pariwisata Kota Metro Ketersediaan Pelaksanaan Tidak Efektif Dilaksanakan Keterangan Belum ada PERDA Air Limbah Belum ada PERDA Air Limbah Belum ada PERDA Air Limbah Belum ada PERDA Air Limbah Belum ada PERDA Air Limbah Belum ada PERDA Air Limbah Belum ada PERDA Air Limbah Belum ada PERDA Air Limbah Belum ada PERDA Air Limbah 3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Sistem sanitasi permukiman di Kota Metro, khusus untuk black water pada umumnya menggunakan sistem on site, dimana limbah yang ada ditampung pada suatu wadah yang disebut dengan tangki septic dan terjadi penguraian oleh bakteri anaerobik. Dari penguraian ini menghasilkan limpahan tangki septik yang dimasukkan ke dalam sumur resapan dan langsung meresap ke dalam air tanah, selain itu juga menghasilkan endapan lumpur yang mengendap di dasar tangki. Lumpur ini tidak boleh dibuang ke sungai karena BOD nya masih terlalu tinggi yaitu > 2000 mg/liter, dan perlu diolah melalui instalasi pengolahan limbah, jadi masih memerlukan off site untuk lumpurnya. PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 3-12

Dari tempat buang air besar yang dimiliki mayoritas masyarakat Kota Metro menyalurkan limbah tinja ke tanki septic sebanyak 81,25 %, pipa sewer 0,66 %, cubluk galian tanah 5,21 %, tidak tahu 10,98 %, Untuk lebih jelas dapat kita lihat pada Gambar 3.4 Grafik Gambar 3.6 : Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja Dari hasil study EHRA menunjuka bahwa Sebagian besar masyarakat Kota Metro tidak pernah menguras tanki septic nya seperti di kelurahan purwosari,banjarsari,purwoasri 100% responden menjawab tidak pernah mengosongkan septic, dan dari 1056 responden yang ada sebanyak 50,9% tanki septic tidak aman dan 49,1 % mnenjawab tanki septic tank aman.untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar grafik dan tabel berikut. Gambar 3.7 : Grafik Persentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 3-13

Peta 3.1 : Peta cakupan layanan pengelolaan air limbah domestik Keterangan : Peta Ukuran A3 Terlampir Peta 3.2 : Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan air limbah domestik. Keterangan : Peta Ukuran A3 Terlampir PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 3-14

Untuk mengetahui kondisi pengelolaan air limbah rumah tangga di Kota Metro, digunakan metode dengan menggunakan alat bantu Diagram Sistem Sanitasi (DSS). Adapun hasil dari pemetaan kondisi sanitasi terkait dengan pengelolaan air limbah rumah tangga, baik black water maupun grey water di Kota Metro dapat dilihat pada tabel 3.8 dan 3.9 berikut : Tabel 3.8 : Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestik Input User Interface Pengumpulan dan Penampungan/ Pengolahan Awal Pengaliran Pengolahan Akhir Pembuangan/ Daur Ulang Black Water WC Sentor Tanki septik Truk Tinja IPLT Sungai Black Water WC Sentor Cubluk - - Sungai Black Water WC Sentor Tanki septik - - Resapan Grey Water Grey Water Tempat Cuci, Kamar mandi Tempat Cuci, Kamar mandi Sumber Data : Dinas Tata Kota dan Pariwisata Kota Metro - Drainase - Sungai - Drainase Saluran Irigasi Sungai Kode/Nama Aliran Aliran Limbah (AL1) Aliran Limbah (AL3) Aliran Limbah (AL4) Aliran Limbah (AL5) Aliran Limbah (AL6) Kelompok Fungsi Tabel 3.9 : Sistem pengelolaan air limbah yang ada di Kota Metro Teknologi yang digunakan Jenis Data Sekunder (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data A B C D E Black Water User Interface WC Sentor Jumlah (kuantitas) 30.871 WC Dinas Kesehatan KK Tersambung 30.871 KK Dinas Kesehatan Penampungan Awal Tangki Septik Jumlah (kuantitas) 30.264 Tangki Dinas Kesehatan Cubluk Jumlah (kuantitas) 895 Cubluk Dinas Kesehatan Pengaliran Truk Tinja Jumlah (kuantitas) 2 Unit Dinas Tata Kota Pembuangan/Daur Ulang IPLT Jumlah (kuantitas) 1 Unit Dinas Tata Kota Sungai ----- ----- Dinas Tata Kota Resapan ----- ----- Dinas Tata Kota Sumber : Dinas Kesehatan dan Dinas Tata Kota Tahun 2013 3.2.3 Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK Berdasarkan studi EHRA yang dilaksanakan di Kota Metro, sistem sanitasi dalam pengelolaan air limbah masih banyak yang tanpa melalui pengelolaan terlebih dahulu, karena langsung di buang ke badan air/sungai sebanyak 15,87%, dibuang ke alam (kebun, halaman, jalan) sebanyak 5,49% dan di saluran terbuka 37,39%. Untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan perlu dikembangkan adanya sikap dan perilaku yang arif terhadap lingkungan, yang intinya adalah kesadaran bahwa alam mempunyai daya dukung PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 3-15

yang terbatas. untuk menanamkan sikap pembangunan yang arif terhadap lingkungan, harus dipertimbangkan empat faktor yaitu : 1. Kesadaran terhadap lingkungan hidup harus dikembangkan sampai setiap individu mengetahui peran yang dimilikinya sebagai anggota masyarakat di dunia, 2. Dikembangkannya etika baru dalam penggunaan sumber daya alam, 3. Sikap terhadap alam lingkungan dikembangkan berdasarkan keharmonisan, 4. Manusia mengembangkan pemikiran bahwa untuk generasi yang akan datang perlu diwariskan keuntungan bukan malapetaka. PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 3-16

Tabel 3.10 : Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh masyarakat Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan RT RW Jumlah Pddk miskin Jamban Keluarga Dikelola RT Jumlah MCK Dikelola RW Dikelola CBO Dikelola Lainnya Tahun MCK dibangun Kecamatan Metro Pusat 1. Metro 53 18 5.373 1.343 - - - - - - - - - - 2. Imopuro 33 6 2.648 662 - - - - - - - - - - 3. Hadimulyo Timur 39 15 4.681 1.170 - - - - - - - - - - 4. Hadimulyo Barat 43 9 2.935 734 - - - - - - - - - - 5. Yosomulyo 44 14 2.842 711 - - - - - - - - - - Kecamatan Metro Utara 1. Banjarsari 59 12 9.605 2.401 - - - - - - - - - - 2. Purwossari 44 7 5.014 1.254 - - - - - - - - - - 3. Purwoasri 30 8 3.464 866 - - - - - - - - - - 4. Karangrejo 46 11 7.656 1.914 - - - - - - - - - - Dikelola RT Jumlah Sanimas Dikelola RW Dikelola CBO Dikelola Lainnya Tahun Sanimas dibangun Kecamatan Metro Selatan 1. Rejomulyo 29 7 4.604 1.151 - - - - - - - - - - 2. Margarejo 25 6 4.696 1.174 - - - - - - - - - - 3. Margodadi 25 6 2.755 689 - - - - - - - - - - 4. Sumbersari Bantul 18 4 3.085 771 - - - - - - - - - - Kecamatan Metro Timur 1. Iring Mulyo 42 18 11.114 2.778 - - - - - - - - - - 2. Yosodadi 32 12 6.964 1.741 - - - - - - - - - - 3. Yosorejo 37 9 5.968 1.492 - - - - - - - - - - 4. Tejosari 22 8 2.449 612 - - - - - - - - - - 5. Tejo Agung 33 8 4.782 1.195 - - - - - - - - - - Kecamatan Metro Barat 1. Mulyojati 27 6 7.147 1.787 - - - - - - - - - - 2. Mulyosari 20 5 2.488 622 - - - - - - - - - - 3. Ganjar Agung 40 12 5.458 1.365 - - - - - - - - - - 4. Ganjarsari 51 11 7.362 1.841 - - - - - - - - - - Sumber : Dinas Kesehatan Kota Metro PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013

Tabel 3.11 : Kondisi sarana MCK No Kelurahan Jumlah Jumlah Pemakai MCK Sumber Air PDAM SPT SGL RT RW L P S K T S K T S K T L P L P Y T Y T Y T 1 Kecamatan Metro Pusat 1. Metro 53 18 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2. Imopuro 33 6 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3. Hadimulyo Timur 39 15 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4. Hadimulyo Barat 43 9 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 5. Yosomulyo 44 14 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 Kecamatan Metro Utara - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1. Banjarsari 59 12 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2. Purwossari 44 7 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3. Purwoasri 30 8 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4. Karangrejo 46 11 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3 Kecamatan Metro Selatan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1. Rejomulyo 29 7 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2. Margarejo 25 6 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3. Margodadi 25 6 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4. Sumbersari Bantul 18 4 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4 Kecamatan Metro Timur - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1. Iring Mulyo 42 18 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2. Yosodadi 32 12 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3. Yosorejo 37 9 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4. Tejosari 22 8 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 5. Tejo Agung 33 8 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 5 Kecamatan Metro Barat - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1. Mulyojati 27 6 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2. Mulyosari 20 5 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3. Ganjar Agung 40 12 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4. Ganjarsari 51 11 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Keterangan: L = laki-laki S = selalu tersedia air Y = ya SPT = Sumur pompa tangan P = perempuan T = tidak ada persediaan air T = tidak SGL = Sumur gali K = kadang-kadang Jml Toilet/WC Jml kmr mandi Fas. Cuci Tangan Persediaan Sabun Ada biaya pemakaian MCK Tempat buangan air kotor Tangki Septik Cubluk Kapan tangki septik dikosongkan PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013

Perilaku berwawasan lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti tingkat pendidikan, status sosial, keinovatifan, pengetahuan tentang lingkungan, sikap terhadap kebersihan lingkungan dan sebagainya. Untuk itu perlu adanya upaya peningkatan kesadaran melalui program pemberdayaan masyarakat. Dalam pelaksanaan pemberdayaan hendaknya masyarakat dilibatkan sejak awal, sehingga mereka merasa menjadi bagian penting dalam sistem lingkungan. Berikut disampaikan hasil pemetaan study PMJK di Kota Metro sebagai berikut : Tabel 3.12 : Daftar program/proyek layanan air limbah domestik yang berbasis masyarakat No 1 Komponen Air Limbah Domestik: Onsite Individual Nama Program / Proyek / Layanan Program Stimulan sarana sanitasi dasar masyarakat miskin (Jamban) Pelaksana/PJ Masyarakat/ Dinas Kesehatan Tahun Mulai Kondisi Sarana Saat ini Fungsi Tidak Fungsi Aspek PMJK Rusak PM JDR MBR 2005 - - - 2 Air Limbah Domestik: Onsite Komunal 3.2.4 Pemetaan Media Peran media dalam pengelolaan air limbah adalah sangat penting, karena sebagai salah satu bentuk kampanye kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat di Kota Metro. Kegiatan Komunikasi terkait komponen air limbah di kota metro hingga saat ini belum ada. Tabel 3.13 : Kegiatan komunikasi terkait komponen air limbah di Kota Metro No Kegiatan Tahun 1 Pameran Pembangunan Kota Metro 2006 - sekarang Dinas Pelaksana Dinas Kesehatan Tujuan Kegiatan Promosi kesehatan masyarakat Khalayak Sasaran Masyarakat Kota Metro Pesan Kunci 10 Indikator PHBS Pembelajaran 2 Penyuluhan PHBS melalui Kegiatan Wayang Kulit 3 Promosi Kesehatan dengan kendaraan keliling ke kelurahankelurahn 4 Kemah Saka bhakti Husada 2010-2012 2012 - sekarang 2012 - sekarang Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan PHBS Promosi kesehatan masyarakat Promosi kesehatan siswa dan masyarakat Masyarakat Kota Metro Masyarakat Kota Metro Promosi kesehatan siswa dan masyarakat 10 Indikator PHBS 10 Indikator PHBS 10 Indikator PHBS 5 Kegiatan wilayah percontohan pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan 2013 Dinas Kesehatan Promosi kesehatan masyarakat Masyarakat Kota Metro 10 Indikator PHBS PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 3-19

No Kegiatan Tahun Dinas Pelaksana Tujuan Kegiatan Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran 6 Penyuluhan ke pondok pesanten 2013 Dinas Kesehatan Sanitasi di pondok pesantren Pondok pesantren di kota metro 10 Indikator PHBS 7 Penyuluhan makanan dan minuman 8 Penyuluhan penyehatan lingkungan 2013 Dinas Kesehatan 2005 - sekarang Dinas Kesehatan Higiene sanitasi, makanan dan minuman tentang Kesehatan lingkungan Pengelola jasa boga di kota metro Masyarakat Kota Metro 10 Indikator PHBS 10 Indikator PHBS 9 Sosialisasi tentang 3R 2013 KLH Pengelolaan sampah 3R Sumber : Dinas Kesehatan Kota Metro & KLH Masyarakat Kota Metro 10 Indikator PHBS Target utama kegiatan komunikasi dengan melibatkan peran media massa ini adalah peningkatan kesadaran masyarakat akan perlunya memprioritaskan sanitasi khususnya dalam pengelolaan air limbah rumah tangga dalam kehidupannya yang memacu perubahan pola hidup kearah perilaku hidup bersih dan sehat. Adapun media komunikasi yang turut berperan dalam kegiatan ini hingga saat ini belum ada. Tabel 3.14 : Media komunikasi dan Kerjasama terkait komponen air limbah di Kota Metro No Jenis Media Khalayak Pendanaan Isu yang Diangkat Pesan Kunci Efektivitas 1 Radio RAPEMDA Masyarakat APBD Tentang PHBS 10 Indikator PHBS Baik 2 Leaflet Masyarakat APBD Tentang PHBS 10 Indikator PHBS Baik 3 Spanduk Masyarakat APBD Tentang PHBS 10 Indikator PHBS Baik 4 Televisi "Tegar TV" Masyarakat APBD Tentang Kesehatan Masyarakat Gizi, Sanitasi, PHBS, pencegahan dan pengendalian penyakit, Jamkesmas 5 Media Cetak Lokal Masyarakat APBD Tentang PHBS 10 Indikator PHBS Baik 6 Media Film Masyarakat APBD Tentang PHBS 10 Indikator PHBS Baik 7 Billboard Masyarakat APBD Pesan-Pesan Kesehatan 8 Papan Himbauan Masyarakat APBD Tentang kebersihan Lingkungan Sumber : Dinas Kesehatan Kota Metro & KLH Baik 10 Indikator PHBS Baik Peringatan dan sanksi tentang prilaku tidak tidak menjaga kebersihan lingkungan Baik PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 3-20

3.2.5 Partisipasi Dunia Usaha Sampai dengan saat ini, Kota Metro belum mempunyai penyedia layanan air limbah domestik yang dijalankan oleh swasta. Selama ini, kegiatan layanan air limbah seperti penyedotan tinja dan air limbah baik domestik dan industri dilayani oleh Dinas Tata Kota dan Pariwisata Kota Metro. Tabel 3.15 : Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kota Metro No Nama Provider/Mitra Potensial Tahun mulai operasi/ Berkontribusi Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi Potensi Kerjasama a b c d e Komponen : Air Limbah Keterangan : Belum ada Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kota Metro 3.2.6 Pendanaan dan Pembiayaan Pendanaan dan pembiayaan dari sub sektor pengelolaan air limbah selama ini sesuai dengan hasil study keuangan, berasal dari pemerintah yaitu APBD sebagaimana yang tertera pada tabel berikut ini : Tabel 3.16 : Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik Kota Metro Tahun 2009-2013 No Komponen Belanja (Rp) Pertumbuhan Rata-rata 2009 2010 2011 2012 2013 (%) 1 Air Limbah (1a+1b) 1.a Pendanaan Investasi air limbah - 870.699.525,00 865.076.200,00 979.602.030,00 34.675.100,00 550.010.571,00 0,06 1.b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD - - - - - - - 1.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun - - - - - - - Sumber : Laporan Realisasi Keuangan APBD Kota Metro Tahun 2009-2013 Untuk Tahun 2013 per bulan Juni 2013 Tabel 3.17 : Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik Tahun 2009 2013 No SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) 2009 2010 2011 2012 2013 Pertumbuhan (%) 1 Retribusi Air Limbah 10.500.000,00 12.500.000,00 13.300.000,00 15.400.000,00 14.000.000,00 0,16 1.a Realisasi retribusi 5.500.000,00 6.500.000,00 6.800.000,00 7.900.000,00 4.000.000,00 0,15 1.b Potensi retribusi 5.000.000,00 6.000.000,00 6.500.000,00 7.500.000,00 10.000.000,00 0,17 Sumber : Laporan Realisasi Keuangan APBD Kota Metro Tahun 2009-2013 Untuk Tahun 2013 per bulan Juni 2013 PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 3-21

3.2.7 Permasalahan mendesak dan isu strategis Pengelolaan air limbah domestik di Kota Metro merupakan tanggung jawab Dinas Tata Kota dan Pariwisata dan Badan Lingkungan Hidup Kota Metro. Untuk Badan Lingkungan Hidup Kota Metro Berdasarkan visi, misi dan tupoksinya dapat diidentifikasi potensi dan kendala kemudian dikaji adanya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mempengaruhi. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Dengan evaluasi faktor eksternal dan internal dengan menggunakan pembobotan pada faktor-faktor yang teridentifikasi dalam pengelolaan air limbah domestik didapatkan : Tabel 3.18 : Permasalahan mendesak dan isu strategis No Permasalahan Mendesak Isu Strategis 1. Belum adanya Master Plan dan peta pengelolaan air limbah domestik Belum adanya perencanaan menyeluruh terkait sistem pengelolaan air limbah domestik 2. Dukungan Perda Belum ada Belum adanya peraturan daerah yang mendukung pengelolaan air limbah domestik 3. IPLT belum optimal di operasikan.. Air limbah domestik masih belum dilakukan secara maksimal 4. Masih ada masyarakat yang BAB sembarangan Kurangnya sarana dan prasarana jamban dan MCK bagi masyarakat miskin 3.3 Pengelolaan Persampahan Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Pengelolaan sampah perkotaan merupakan permasalahan yang akan terus menerus dihadapi baik oleh pemerintah Kota maupun penduduknya. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk tidak akan terlepas dari bertambahnya jumlah volume sampah. Sementara tempat pembuangan akhir sampah semakin hari semakin penuh. 3.3.1 Kelembagaan 3.3.1.1 Institusi yang berwenang dalam Pengelolaan Persampahan Unsur pelaksana Pemerintah Daerah dalam bidang kebersihan sampah, pertamanan, air limbah dan pelaksanaan tugas pemantauan di Kota Metro dilakukan oleh UPT Dinas Tata Kota dan Pariwisata mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan Daerah di bidang Pengelolaan Persampahan sesuai dengan kebijakan Kepala Daerah. Berikut adalah fungsi dari UPT Dinas Tata Kota dan Pariwisata Kota Metro : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pengelolaan Persampahan; b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang Pengelolaan Persampahan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pengelolaan Persampahan; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas di bidang Pengelolaan Persampahan. PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 3-22

Pada UPT Dinas Tata Kota dan Pariwisata bidang yang bertanggungjawab menangani sampah yaitu bidang Kebersihan dan tata kota, yang mempunyai tugas mengendalikan, menanggulangi dan memelihara kebersihan dan keindahan sebagai upaya mengatasi dampak lingkungan terutama di Perkotaan, berikut Daftar Pemangku Kepentingan yang terkait dalam Pengelolaan Persampahan di Kota Metro : Tabel 3.19 : Daftar pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan persampahan FUNGSI Pemerintah Kabupaten/Kota PEMANGKU KEPENTINGAN Swasta Masyarakat PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota, Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Membangun sarana TPA Menyediakan sarana komposting PENGELOLAAN Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS Mengelola sampah di TPS Mengangkut sampah dari TPS ke TPA Mengelola TPA Melakukan pemilahan sampah* Melakukan penarikan retribusi sampah Memberikan izin usaha pengelolaan sampah PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 3-23