Laporan Triwulan I Perjalanan Tindak Lanjut Kampanye REDD+ dan HKm Ekosistem Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Oktober-Desember 2011

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Triwulan Kedua Inisiatif Masyarakat Kelompok dalam Persiapan HKm dan REDD+ = Bonus sebagai Pencapaian Triwulan Kedua Januari-Maret 2012

Laporan Final. STRATEGI TINDAK LANJUT KAMPANYE REDD dan HKm EKOSISTEM SUAKA MARGASATWA SUNGAI LAMANDAU Oktober 2011-September 2012

Konservasi Ekosistem Nipah dan Hutan Penyangga Bagian Timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Sebagai Kawasan Pencadangan Hutan Kemasyarakatan (HKm)

Kelompok HKm Danau Seluluk Jaya- Menginspirasi Gerakan Kebun Bibit Rakyat di Kotawaringin Barat dan Lamandau

Pembuat Laporan : Eddy Santoso-Manajer Kampanye Bangga SMSL

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF

: Membuat dan Menyebarkan Media Pemasaran Pesan Kampanye Pride Baru untuk SM Sungai Lamandau

Memanen padi tanpa asap di gambut Lamandau

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Laporan Strategi Tindak Lanjut Kampanye Bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia November 2010 Oktober 2011

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.

: Cetak, Bea Kirim dan Distribusi Media Pemasaran Pesan Kampanye Pride SM Sungai Lamandau. : Manajer Alumni Kampanye Bangga SMSL

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 5. Hasil Kampanye

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

VIII. ANALISIS KEBUTUHAN LAHAN DAN ALTERNATIF PILIHAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP DALAM KERANGKA REDD

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN FINAL 20 Februari September 2013

VISI ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI MISI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

TENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

KERANGKA ACUAN LATAR BELAKANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 4

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STRATEGI TINDAK LANJUT

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG HUTAN HAK

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP)

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

Konservasi Hutan Berbasis Masyarakat dan Mitigasi Perubahan Iklim di Bentang Alam Kerinci Seblat Konsorsium Perkumpulan WALESTRA (WALESTRA, ICS &

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebuah komitmen untuk melibatkan masyarakat di dalam pembangunan

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG

4 Dinas Tata Ruang, Kebersihan dan Pertamanan

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SUMATERA BARAT, SEBAGAI JANTUNG SUMATERA UNTUK PERLINDUNGAN HUTAN MELALUI SKEMA HUTAN NAGARI DAN HKM, DAN KAITANNYA DENGAN SKEMA PENDANAAN KARBON

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN

Policy Brief. Skema Pendanaan Perhutanan Sosial FORUM INDONESIA UNTUK TRANSPARANSI ANGGARAN PROVINSI RIAU. Fitra Riau

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia menunjukkan nilai rata-rata 33,37 1 pada skala 1 sampai dengan 100.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mempunyai luas hutan negara berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakat

BAB 6. Analisa Kritis Kampanye

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

Oleh: Ir. Agus Dermawan, M.Si. Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

BAB 1. PENDAHULUAN. Kalimantan Tengah pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 292 MtCO2e 1 yaitu

Judul. Rehablitasi Lahan Dan Hutan Melalui Pengembangan Hkm Untuk Peningkatan Daya Dukung DAS Moyo Kabupaten Sumbawa Lembaga Olah Hidup (Loh)

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM.

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya yang kita miliki terkait dengan kepentingan masyarakat

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir : Pengalaman Pendampingan terhadap Kelompok Nelayan

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.382/Menhut-II/2004 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU (IPK) MENTERI KEHUTANAN,

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN MENANAM POHON BELITUNG TIMUR PELANGI

HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo

I. PENDAHULUAN. Kehutanan, 2008). Hutan Indonesia sebagai salah satu sub sektor pertanian

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2001 NOMOR 79 SERI C NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 48 TAHUN 2001

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan yang mengancam eksistensi kawasan konservasi (khususnya

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. itu merupakan suatu anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Menurut UU RI No.

2016, No informasi geospasial dengan melibatkan seluruh unit yang mengelola informasi geospasial; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Cagar lam merupakan sebuah kawasan suaka alam yang berarti terdapat

05/12/2016 KUALA PEMBUANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENUNDAAN PEMBERIAN IZIN BARU DAN

Konservasi dan Rehabilitasi Lahan dan Hutan Gambut di Area PT Hutan Amanah Lestari Barito Selatan dan Barito Timur

KRITERIA DAN STANDAR IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN PADA HUTAN PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 37/Menhut-II/2007 TENTANG HUTAN KEMASYARAKATAN MENTERI KEHUTANAN,

SERBA SERBI HUTAN DESA (HD)

ISU ISU STRATEGIS KEHUTANAN. Oleh : Ir. Masyhud, MM (Kepala Pusat Humas Kemhut) Pada Orientasi Jurnalistik Kehutanan Jakarta, 14 Juni 2011

Transkripsi:

Laporan Triwulan I Perjalanan Tindak Lanjut Kampanye REDD+ dan HKm Ekosistem Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Oktober-Desember 2011 Disusun oleh: Eddy Santoso-Yayorin (Alumni Pride RARE-cohort 3 metamorfosa) Sebelumnya mohon maaf atas keterlambatan waktu untuk berbagi cerita kepada semua yang mendukung kegiatan ini. Semoga apa yang Kami sajikan belum terlambat dan masih bisa menjadi cerita menarik dan menginspirasi serta tidak menyurutkan semangat dukungan teman-teman dunia untuk mendukung kampanye pelestarian eksositem Suaka Margasatwa Sungai Lamandau melalui isu kebakaran lahan dan hutan mempengaruhi perubahan iklim dan mendorong REDD+ melalui skenario Hutan Kemasyarakatan (HKm). Peta usulan kawasan Hkm di bagian timur blok penyangga SM Sungai Lamandau sekaligus kawasan yang diinisiasi sebagai kawasan penyerapan karbon (REDD+) Kampanye ini merupakan kelanjutan dari perjalanan kampanye untuk mengurangi aktivitas kebakaran lahan dan hutan akibat perladangan berpindah tebas bakar yang menjadi ancaman terbesar dari kelestarian SM Sungai Lamandau dan dapat berdampak pada perubahan suhu udara. Dari kampanye ini juga menghasilkan model konseptual SM Sungai Lamandau dan salah satu masalah yang teridentifikasi adalah adanya peluang perluasan perkebunan sebagai bentuk ancaman dan untuk mencegah ini maka kegiatan dengan isu yang berkaitan dengan REDD+ difokuskan. Selain itu kegiatan ini merupakan rekomendasi dari kegiatan kampanye sebelumnya dimana rekomendasi itu menyatakan : 1. Perlu ada kegiatan tindak lanjut yang fokus untuk menyosialisasikan hutan kemasyarakatan dan perubahan iklim dalam skenario REDD+. 2. Mengajak masyarakat melaukan gerakan menanam pohon di lahan sendiri. 3. Mendorong pembentukan Hutan Kemasyarakatan di wilayah desa penyangga bagian timur ekosistem SM Sungai Lamandau dan Hutan Desa di wilayah desa target primer kampanye. Kawasan penyangga hutan ekosistem Suaka Margasatwa Sungai Lamandau sendiri pada proyek REDD merupakan salah satu dari 21 bentuk portofolio yang diajukan bagi demonstrasi proyek REDD. Program ini ditujukan untuk menggambarkan bagaimana proyek REDD dapat berkontribusi untuk membantu masyarakat yang hidup tergantung pada keberadaan hutan dapat keluar dari kemiskinan, melestarikan hutan tropis dan memastikan adanya pengurangan yang nyata terhadap emisi Gas Rumah Kaca (GRK). 1

Hal ini dikaitkan dengan isu penggunaan/pengolahan lahan, perubahan tutupan lahan dan deforestasi. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu strategi, yaitu dengan cara : Mempromosikan tindakan awal demonstrasi proyek REDD+ di Indonesia untuk mengurangi laju deforestasi dan degradasi hutan dan membuat REDD+ bekerja pada tataran masyarakat miskin di pedesaan. Strategi ini akan dilakukan dengan pendekatan metode pemasaran sosial (social marketing). Menyosialisasikan definisi dan pemahaman konsep Hutan Kemasyarakatan (HKm). Strategi ini akan dilakukan dengan pendekatan metode pemasaran sosial (social marketing) dan forum pertemuan/diskusi masyarakat. Menjamin persetujuan yang telah diberitahukan lebih dahulu kepada masyarakat yang hidup tergantung pada keberadaan hutan untuk seluruh prioritas di kawasan proyek REDD+ dengan memperkuat proses konsultasi dan keterlibatan penduduk asli dan masyarakat lokal selama rancangan dan implementasi proyek. Metode yang dilakukan adalah FPIC, dimana hak masyarakat untuk mendapatkan informasi (Informed) sebelum (Prior) sebuah program atau proyek pembangunan dilaksanakan dalam wilayah mereka, dan berdasarkan informasi tersebut, mereka secara bebas tanpa tekanan (Free) menyatakan setuju (Consent) atau menolak atau dengan kata lain sebuah hak masyarakat (adat) untuk memutuskan jenis kegiatan pembangunan macam apa yang mereka perbolehkan untuk berlangsung dalam tanah adat mereka. Mendorong pembentukan forum kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan Kelompok Agroforestri yang sudah ada menjadi satu kelompok besar dan dikuatkan dengan status badan hukum, misalnya menjadi sebuah kelompok Koperasi Forum Hutan Kemasyarakatan Ekosistem Suaka Margasatwa Sungai Lamandau. Hal ini diharapkan masyarakat mempunyai kekuatan dalam melakukan pengajuan usulan pemanfaatan beberapa kawasan penyangga yang dipilih sesuai ketentuan peraturan yang dibenarkan di dalam pengelolaan Hutan Kemasyarakatan. Melihat capaian hasilnya pada tahun 2009/2010, kegiatan yang telah dilakukan pada periode tahun pertama ini adalah mengidentifikasi target utama yang akan disasar dalam kegiatan HKm dan REDD, yaitu masyarakat kelompok tani ladang dan ikan, pemantung (penyadap getah jelutung) dan pengikan (nelayan sungai dan laut). Gambaran isu yang disampaikan adalah perubahan iklim sebagai pengantar menuju REDD sekaligus memberikan gambaran tentang fungsi dan manfaat hutan bagi masyarakat di 4 desa target kelurahan Mendawai, kelurahan Mendawai Seberang, desa Tanjung Terantang dan desa Tanjung Putri. Kelompok masyarakat yang akan dijadikan target juga adalah kelompok masyarakat agroforestri di desa Tempayung dan desa Babual Baboti. Hal ini diharapkan akan meningkatkan kepedulian dan pengetahuan mereka tentang pentingnya hutan tropis di kawasan penyangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau yang terdapat tidak jauh dari kawasan desa dimana mereka tinggal. Selain itu proses komunikasi bersama masyarakat juga dilaksanakan dengan metode FPIC, sehingga di masa yang akan datang persetujuan pelaksanana proyek juga mendapat dukungan yang positif tanpa ada unsur pemaksaan dari semua pihak. Untuk periode tahun kedua (2010/2011), fokus kegiatan merupakan bagian yang terintegrasi dari kegiatan tahun pertama dengan beberapa langkah tambahan sesuai dengan skema dan kemajuan project di tahun pertama dan hasil studi kelayakan yang dilakukan oleh ICRAF yang merekomendasikan pelibatan 2

masyarakat sebagai komponen utama (proponent) REDD melalui skema HKm, termasuk pelibatan kaum perempuan dalam semua kegiatan (isu gender). Hasilnya pada tahun 2011 ada masyarakat yang telah berhasil dalam pengolahan manfaat hasil hutan bukan kayu, seperti buah nipah yang disadap niranya menjadi gula merah nipah di desa Tanjung Putri dan perlu pemantapan. Kemudian di desa Tanjung Terantang dengan pengelolaan perikanan kolam air tawar, sedangkan di kelurahan Mendawai dan Mendawai Seberang menginisiasi wilayah pengembangan hortikultura, tanaman jelutung dan karet. Kemudian telah terbentuknya 3 kelompok HKm, yaitu Kelompok Serumpun Wana Lestari di desa Tanjung Putri, Kelompok Danau Seluluk Jaya di dusun Karang Anyar-Kelurahan Mendawai dan Kelompok Sepakat yang merupakan kelompok gabungan pemantung dan pengikan di 3 jalur sungai dalam kawasan SM Sungai Lamandau. Sedangkan untuk target petani agroforestri, pada tahun 2011 ini targetnya akan mengurangi 39 KK pada tahun 2010 yang berladang menetap masih tebas bakar dan 45 KK pada tahun 2010 yang berladang berpindah tebas bakar atau sebanyak 84 KK. Capaian SMART 2011 ini akan mengubah 50% dari 84 KK = 42 KK menjadi peladang menetap tanpa tebas bakar. Sekarang sampai Juni 2011 sudah ada 77 KK (91,66%) yang sudah berladang menetap tanpa tebas bakar dari 84 KK dan telah melebihi target capaian. Masih ada 2 KK di desa Tempayung yang berladang menetap tapi masih membuka lahan dengan membakar dan 5 KK di desa Babual Baboti yang berladang berpindah tebas bakar. Data ini sebagai data utama pada kampanye 2011 dari dukungan dana alumni dan masih berkampanye mengajak berladang menetap tanpa bakar berslogan hemat di lahan sendiri. Sebagai data kedua yang dicatat dari hasil monitoring bahwa dari 202 KK awal yang telah mengadopsi pola pertanian demplot kebun campuran sampai Juni 2011 tercatat 47 KK yang mengadopsi pola pertanian yang dilakukan di demplot kebun campuran. Kegiatan ini sebuah proses pendampingan dan penguatan untuk rencana pendampingan 2012-2013 di desa target primer kampanye. Untuk menjaga keberlanjutan kegiatan dan menjaga minat berladang dengan sistem kebun campuran, pada bulan Juni dan Juli 2011, di desa Tempayung telah difasilitasi pembuatan draf langkah pengelolaan demplot berkelanjutan dan membuat model konsep demplot berkelanjutan untuk pengembangan pengelolaan demplot oleh desa secara mandiri dan berkelanjutan. Semua hal yang akan dilakukan nantinya menjadi bagian strategi kegiatan dalam rencana pengelolaan 20 tahun Ekosistem SM Sungai Lamandau yang pada tahun 2011 ini akan diajukan ke Direktorat Jenderal PHKA, Kementrian Kehutanan RI. Meskipun demikian masih ada beberapa hal penting yang perlu ditindak lanjuti untuk menjamin bahwa perubahan yang sedang terjadi dapat terus terjaga dan berlanjut di proyek kampanye ini. Beberapa hal penting itu diantaranya adalah : Bahwa kegiatan tindak lanjut ini akan difokuskan di 6 desa target primer, yaitu dusun Karang Anyar-kelurahan Mendawai, kelurahan Mendawai Seberang, desa Tanjung Terantang, desa Tanjung Putri di kecamatan Arut Selatan, berikutnya desa Tempayung dan desa Babual Baboti di kecamatan Kotawaringin Lama. Mendorong kelompok HKm yang sudah terbentuk, yaitu Kelompok Serumpun Wana Lestari di desa Tanjung Putri, Kelompok Danau Seluluk Jaya di kelurahan Mendawai dan Kelompok Sepakat gabungan beberapa Pemantung dan Pengikan dalam kawasan Sungai Buluh untuk menjadi satu kelompok forum besar HKm dengan inisiasi dalam bentuk naungan Koperasi. Mendorong kelompok petani ladang pola agroforestri di desa Tempayung dan desa Babual Baboti bergabung menjadi bagian kelompok forum besar HKm. 3

Mendorong dan memantapkan masyarakat yang masih melakukan perladangan menetap/berpindah untuk lebih membiasakan tidak melakukan pembakaran dan lebih tertarik mengadopsi kegiatan demplot kebun campuran menetap tanpa bakar. Mendorong dan menguatkan partisipasi masyarakat dan pemerintah desa Tempayung untuk membuat kelembagaan pengelolaan demplot kebun campuran dan menguatkan kelompok pengelola demplot kebun campuran. Mendampingi kegiatan pengelolaan demplot pertanian kebun campuran menetap tanpa bakar di desa Tempayung dan desa Babual Baboti, juga mengembangkan demplot perikanan tawar (kolam dan karamba) masyarakat dan kelompok dampingan di desa Tanjung Putri, desa Tanjung Terantang, dusun Karang Anyar-kelurahan Mendawai, kelurahan Mendawai Seberang. Memfasilitasi penguatan keterampilan dan pengembangan pemasaran usaha dan promosi hasil tani dan perikanan serta hasil hutan bukan kayu, seperti gula merah nipah, madu, gula aren/hanau dan kerajinan tangan di desa penyangga ekosistem SM Sungai Lamandau sebagai desa target kampanye. Memastikan rencana tindak lanjut ini dalam implementasinya bisa terintegrasi dengan program-program di lembaga dan program para mitra lembaga. Strategi tindak lanjut yang ditekankan di sini, dibangun berdasarkan isu-isu di atas. Dalam pelaksanannya, strategi implementasi kegiatan dilakukan melalui kegiatan: Sosialisasi dan ajakan untuk partisipasi dalam proyek REDD dan HKm dengan pendekatan metode FPIC dan metode pemasaran sosial mengikuti fase perkembangan khalayak yang saat ini dalam fase sebagian perawatan dan sebagian akan melakukan. Menggalang dukungan partisipatif mitra Yayorin untuk mendukung kegiatan kampanye. Kampanye ini kembali akan diintegrasikan bersama program kegiatan di lembaga dan dibeberapa kegiatan mitra Yayorin yang bersifat untuk mempromosikan potensi dan kegiatan desa target kampanye terkait upaya mendukung perlindungan satwa liar dan hutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar ekosistem SM Sungai Lamandau. Berikut adalah gambaran kegiatan per bulan yang dicapai dan kendala/hambatan yang dilalui/dihadapi. Laporan ini juga menceritakan pencapaian lain sebagai capaian ikutan di luar target jangkauan dari rencana tindak lanjut kampanye ini. 1. Pencapaian Triwulan Pertama Kegiatan triwulan pertama mulai dilaksanakan sejak bulan Oktober Desember 2011, setelah nota perjanjian kegiatan dengan RARE disetujui, kemudian Yayorin memulai kegiatannya. Pada tahap ini kegiatan masih fokus pada kegiatan di kelompok masyarakat HKm dan kelompok pendukung kegiatan HKm dan REDD+. Kelompok masyarakat HKm yang diinisiasi telah melakukan bermacam kegiatan, diantaranya: 1. Melakukan sosialisasi tentang HKm. Informasi tentang HJm terkait REDD+ disampaikan kepada kelompok HKm dan masyarakat desa target melalui pertemuan rutin bulanan yang telah disepakati di masing-maisng kelompok. Ini dilakukan di Kelompok HKm Danau Seluluk Jaya di Dusun 4

Karang Anyar-kelurahan Mendawai, Kelompok HKm Serumpun Wana Lestari desa Tanjung Putri dan Kelompok HKm Sepakat desa Tanjung Putri (yang terdiri dari pemantung dan pengikan di Sungai Buluh-SM Sungai Lamandau). Sosialisasi ini juga dilakukan di kelompok pendukung di luar HKm seperti di kelompok Wanita Mandiri desa Tanjung Putri, Kelompok Tani Wanita Cabe Rawit dusun Karang Anyar-Kelurahan Mendawai dan Kelompok Petani Ikan Setia Kawan desa Tanjung Terantang serta Kelompok lain nya yang ada di tiap desa, seperti kelompok Sungai Gandis kelurahan Mendawai Seberang, kelompok Tebu Telur, Kayu Manis dan Kacang Panjang di dusun Karang Anyar-kelurahan Mendawai Seberang, Kelompok Tani Sejati RT 23 kelurahan Mendawai. Hasil sosialisasi adalah munculnya 4 kelompok masyarakat baru yang tertarik memproyeksikan kegiatannya dalam pengelolaan HKm. Sedangkan kelompok pendukung yang muncul ada 10 kelompok. Tiap kelompok beranggotakan 15-30-an orang, dan bahkan ada yang ingin hanya satu kelompok dengan jumlah anggota 200 orang. Untuk menjaga kestabilan kelompok Kami melakukan pendampingan, juga monitoring dan evaluasi kelompok. Dari hasil sosialisasi juga mendorong kelompok melakukan survei lokasi sekaligus pengukuran dan pemberian tanda batas kawasan kelola HKm masing-masing, yaitu Kelompok Sepakat dan Kelompok Serumpun Wana Lestari desa Tanjung Putri, Kelompok Danau Seluluk Jaya dusun Karang Anyar-kelurahan Mendawai dan Kelompok Sungai Gandis kelurahan Mendawai Seberang. Mereka juga membuat aturan pengelolaan HKm, diantaranya bagaimana melakukan monitoring pengawasan kawasan HKm dari perambahan, kebakaran dan kegiatan ilegal di luar kewenangan kelompok. Kelompok-kelompok HKm yang telah terbentuk telah membentuk struktur dan membuat aturan main, anggaran rumah tangga dan legalitas kelompok. Atas : Survei lokasi HKm oleh kelompok Danau Seluluk Jaya dan bawah: kelompok Sepakat melakukan pendataan batas calomn wilaya HKmnya Selain itu ada kelompok pendukung dari kelompok wanita bernama Wanita Mandiri. Kelompok ini fokus 5

pada kegaitan pengelolaan berbasis hayati. Salah satu yang dilakukan adalah pembuatan gula merah nira nipah dan beberapa anggota dari kelompok ini juga berinisiatif menciptakan kegiatan matapencaharian alternatif, diantaranya membuat kerajinan makanan ringan berupa kerupuk ikan laut dan sungai pengelolaan ikan asin. Kegiatan berbasis hayati ini juga mendapat dukungan dan dari BKSDA Kalimantan Tengah yang diperoleh melalui dana Dipa untuk inisiatif pembentukan Desa Konservasi. Kelompok lainnya yang didukung dana Dipa BKSDA Kalimantan Tengah adalah kegiatan Kelompok Tani Wanita Cabe Rawit dengan pengolahan kerupuk ikan dan pembuatan tempe dan makanan ringan (seperti kue ulat sutera yang berbahan pisang dan tepung tidak menggunakan keju). Tim evaluator indpenden untuk Clinton Foundation juga telah menilik semua hasil kegiatan kelompok wanita tersebut. Produk hasil olahan berbasis hayati (kiri ke kanan):1) gula merah dari nira nipah, 2) es buah dari dagiung buah nipah kemudian dari kiri ke kanan bawah : 1) kerupuk dari olahan ikan sungai 2) olahan ikan asin 2. Pada bulan November 2011, tiga kelompok HKm yang terbentuk di awal (Danau Seluluk Jaya, Serumpun Wana Lestari dan Sepakat) telah mengajukan usulan pencadangan kawasan HKm di blok zona penyangga SM Sungai Lamandau bagian timur seluar lebih kurang 23.000 hektar kepada Bupati Kotawaringin Barat. Usulan ini belum mendapat tanggapan karena terkendala oleh situasi politik kabupaten dalam pemilu kepala daerah yang belum selesai sampai awal tahun 2012. Setelah situasi politik di kabupaten reda seiring waktu usulan ini akhirnya mendapat 3 kelompok HKm didampingi Yayorin mengajukan usulan kawasan pencadangan HKm kepada Kepala Dinas Kehutanan Kotawaringin Barat 6

tanggapan positif dari pihak pemda Kabupaten Kotawaringin Barat yang kemudian surat usulan kelompok HKm didisposisikan ke Dinas Kehutanan Kotawaringin Barat. Kemudian Dinas Kehutanan Kotawaringin Barat langsung merespon disposisi dengan membuat Surat Pertimbangan Teknis dan menyebutkan seluas 15.000 hektar bisa segera dicadangkan menjadi daerah kelola HKm kepada Sekretariat Daerah (Setda) Kotawaringin Barat yang sampai saat ini masih dipelajari kembali. Hal ini perlu terus didorong melalui keaktifan kelompok sehingga Bupati Kotawaringin Barat segera membuat surat permohonan ijin pencadangan kawasan yang diusulkan kelompok HKm menjadi kawasan kelola HKm kepada Menteri Kehutanan RI. Menanggapi hal ini selain Dinas Kehutanan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kotawaringin Barat juga turut mendukung status tata ruang yang diajukan sebagai kawasan HKm untuk tidak menjadi daerah peruntukan lain (APL). Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kotawaringin Barat juga mendukung kawasan ini menjadi wilayah serapan dan penyimpan karbon. Kelompok HKm masih mendorong pembuatan surat ijin Bupati untuk diusulkan ke Kementrian Kehutanan dan melakukan survei lokasi HKm juga membuat rencana kegiatan. 3. Kegiatan lain yang muncul hasil dampak sosialisasi HKm, di Kelompok HKm Danau Seluluk Jayadusun Karang Anyar pada bulan Desember 2011 membuat usulan Kebun Bibit Rakyat (KBR) untuk inisiasi menanami lahan tidur di wilayah desanya dengan tanaman karet, rambutan garuda, jabon dan sengon juga meranti. Ada 125 hektar dan 125 KK yang menanam. Bantuan untuk KBR ini didukung dana kegiatan dari Program KBR Dinas Kehutaan Kotawaringin Barat dengan bibit yang telah disemaikan, diantaranya 30.000 bibit sengon, 15.000 bibit karet. Tindak lanjutnya mereka akan mengembangkan usaha pembibitan bernilai ekonomis yang dapat mendukung program pemerintah dalam pengadaan bibit, seperti pembibitan jelutung. Kegiatan ini juga didukung kelompok Tani Wanita Cabe Rawit. Hal serupa juga dilakukan kelompok HKm Serumpun Wana Lestari desa Tanjung Putri sebelumnya juga telah membuat persemaian program KBR dan bibit telah diambil masyarakat untuk ditanam. Persemaian Kebun Bibit Rakyat Kelompok Hkm Danau Seluluk Jaya, Dusun Karang Anyar-kelurahan Mendawai (kiri ke kanan) 7

4. Pada bulan Desember juga sebagian besar kegiatan melakukan penguatan kelompok dampingan HKm, salah satunya adalah membuat pelatihan pembuatan proposal terkait kegiatan untuk mendukung proses HKm. Beberapa hasil rencana kegiatan yang dibuat kelompok dari hasil pelatihan proposal adalah di kelompok Sepakat Sungai Buluh membuat usulan rencana pengadaan bibit jelutung untuk penanaman di wilayah blok penyangga yang diusulkan sebagai wilayah kelola HKm kelompok Sepakat. Kegiatan kelompok lainnya adalah kelompok Serumpun Wana Lestari mencoba menbuat rencana usulan untuk pembibitan sengon. Kemudian di kelompok pendukung Wanita Mandiri membuat rencana kerja kelompok serta melakukan perawatan lahan bernipah. Selain itu di kelompok Petani Ikan desa Tanjung Terantang aktif membuat usulan kegiatan untuk mendorong penguatan kegiatan kelompoknya, seperti mengajukan ke Dinas Kehutanan Kotawaringin Barat untuk Bansos Kehutanan, usulan desa Penyangga Kawasan Hutan dari BKSDA Kalimantan Tengah. Kelompok Danau Seluluk Jaya mengajukan kegiatan pembibitan tanaman yang dijaukan ke Dinas Kehutanan Kotawaringin Barat melalui program Kebun Bibit Rakyat (KBR) dan Kelompok Tani Wanita Cabe Rawit membuat usulan pengolahan produk makanan kecil dari olahan ikan sungai. Pada triwulan pertama ini pencapaian yang dihasilkan adalah kebanyakan masih dalam tahap sosialisasi tentang HKm, pendampingan penguatan kelompok pada upaya peningkatan matapencaharian alternatif serta tetap mendorong kelompok HKm melakukan koordinasi kepada Dinas Kehutanan dan Pemda mengenai usulan wilayah pencadangan HKm. Secara garis besar sosialisasi HKm dan REDD+ telah dilaksanakan kepada tiap kelompok HKm maupun kelompok pendukung (kelompok pendukung yang dimaksud adalah kelompok yang akan membantu menyebarluaskan pengertian HKm, isu perubahan iklim terkait dengan REDD+. Kendala yang dihadapi dalam melakukan sosialisasi sempat situasi politik kabupaten terkait hasil pemilu kepala daerah kabupaten sehingga pertemuan di masyarakat untuk sosialisasi sering tertunda. Pembelajaran yang didapat dalam situasi seperti ini, tim pelaksana membuat strategi penyampaian pesan melalui pelatihan kader mengenai isu HKm dan REDD+ kepada wakli kelompok yang dijadikan kader, kemudian kader yang bergerak menyampaikan kepada teman, keluarga, rumah ke rumah dan obrolan di tempat umum, seperti warung. Hasilnya cukup Atas : pembukaan di pelatihan Proposal kepada peserta kelompok HKm dan pendukung dari desa target, Bawah : kelompok dari Wanita Mandiri mempresentasikan rencana usulannya, salah satunya kegiatan pembuatan gula nira nipah 8

efektif, banyak masyarakat yang menjadi mempertanyakan bagaimana ikut dalam pengelolaan HKm. Kami yakin ini akan berhasil dan mendapat respon positif warga desa target dan pemerintah daerah (baik kabupaten maupun provinsi juga pusat). Tentunya dukungan pusat (kementrian kehutanan) juga dunia Kami tunggu, untuk mendorong keberlanjutan upaya penguatan masyarakat dalam kesempatannya membantu pelestarian hutan, khususnya kawasan penyangga SM Sungai Lamandau melalui HKm yang juga mendukung kegiatan REDD+. -Salam Lestari- 9