TERAPI RELAKSASI TERHADAP NYERI DISMENORE PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG. Jl. Kedungmundu Raya no.18 Semarang, Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP NYERI MENSTRUASI PADA SISWI SMA 3 KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 Kelurahan

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA KARYAWATI BIMBINGAN BELAJAR QUANTUM KIDS PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya nyeri saat haid atau dysmenorrhea dan disebut juga menstrual

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Perbedaan Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Kompres Hangat Dalam Menurunkan Dismenore Pada Remaja SMA Negeri 3 Padang

BAB 1 PENDAHULUAN. keluar (Smeltzer & Bare, 2001). Siklus menstruasi endometrium terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di. Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Responden Penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah adalah ibu primigravida

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI DISMENORE (Pada Mahasiswi Tingkat 1 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan)

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

EFEKTIVITAS PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI DISMINORE PADA REMAJA DI SMPN III COLOMADU KARANGANYAR

EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI PERSALINAN KALA I DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMINOREA PADA MAHASISWI TINGKAT II AKBID GRIYA HUSADA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

Eva Marvia, Nia Firdianty, IGA Mirah Adhi Staf Pengajar STIKES Mataram ABSTRAK

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

Lilin Turlina*, Heny Ekawati** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI DI MTsN NGEMPLAK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

Transkripsi:

TERAPI RELAKSASI TERHADAP NYERI DISMENORE PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG ERNAWATI 1, TRI HARTITI 2, IDRIS HADI 3 1. FakultasIlmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kedungmundu Raya no.18 Semarang, Indonesia 2.. FakultasIlmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kedungmundu Raya no.18 Semarang, Indonesia. ABSTRAK Nyeri pada saat menstruasi atau haid sering dikeluhkan seorang wanita sebagai sensasi tidak nyaman, bahkan karena timbulnya nyeri tersebut dapat mengganggu aktivitas dan memaksa penderita untuk istrahat dan meninggalkan pekerjaan atau aktivitas rutinnya selama beberapa jam atau beberapa hari. Puncak insiden dismenore primer terjadi pada akhir masa remaja (adolescence) dan di awal usia 20, insiden dismenore pada remaja (adolescence) dilaporkan sekitar 92%. Rasa ketidaknyamanan jika tidak diatasi akan mempengaruhi fungsi mental dan fisik individu sehingga mendesak untuk segera mengambil tindakan/terapi secara farmakologis atau non farmakologis. Dalam lingkup keperawatan dikembangkan terapi non farmakologis sebagai tindakan mandiri perawat. Penelitian ini untuk menjelaskan perbedaan derajat nyeri dismenore sebelum dengan sesudah dilakukan terapi relaksasi pada mahasiswi keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Penelitian ini menggunakan Quasi eksperimental dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design. Pengambilan subyek dilakukan berdasarkan Proporsional Random Sampling dan yang memenuhi syarat inklusi yaitu sebanyak 50 orang. Usia responden berkisar antara 17 28 tahun, sebelum dilakukan terapi relaksasi nafas dalam mengalami nyeri sedang sebanyak 31 orang (62,0%) dan sesudah dilakukan teknik relaksasi sebagian besar kategori nyeri ringan sebanyak 35 orang (70,0%). dengan uji Wilcoxon diketahui nilai significant difference p = 0,000, <α (0,05). Sehingga ada perbedaan yang bermakna antara nyeri dismenore sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam pada mahasiswi S-1 Keperawatan UNIMUS dan ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam relaksasi dengan nyeri dismenore. Kata Kunci : Tehnik relaksasi nafas dalam, dismenore PENDAHULUAN Nyeri pada saat menstruasi atau haid sering dikeluhkan seorang wanita sebagai sensasi tidak nyaman, bahkan karena timbulnya nyeri tersebut dapat mengganggu aktivitas dan memaksa penderita untuk istrahat dan meninggalkan pekerjaan atau aktivitas rutinnya selama beberapa jam atau beberapa hari. Karakteristik nyeri ini sangat khas karena muncul secara reguler dan periodik menyertai menstruasi yaitu rasa tidak enak di perut bagian bawah sebelum dan selama haid disertai mual disebabkan meningkatnya kontraksi uterus. Hal ini dilaporkan sebagai dismenore. Istilah dismenore (dysmenorrhoea) berasal dari bahasa Greek yang artinya dys (gangguan/nyeri hebat/abnormalitas) meno (bulan) rrhea ( flow atau aliran) sehingga dari makna tersebut, dismenore adalah gangguan aliran darah haid atau nyeri haid (Widjanarko, 2006). Wanita yang mengalami dismenore memproduksi prostaglandin 10 kali lebih banyak dari wanita yang tidak dismenore. Prostaglandin menyebabkan meningkatnya kontraksi uterus, dan pada kadar yang berlebih akan mengaktivasi usus besar. Penyebab lain dismenore dialami wanita dengan kelainan tertentu, misalnya endometriosis, infeksi pelvis (daerah panggul), tumor rahim, apendisitis, kelainan organ pencernaan, bahkan kelainan ginjal. (Anonim, 2008). Studi epidemiologi pada populasi remaja (berusia 12-17 tahun) di Amerika Serikat, Klein dan Litt melaporkan prevalensi dismenore mencapai59,7%. Dari mereka yang mengeluh nyeri, 12% berat, 37% sedang, dan 49% ringan. Studi ini juga melaporkan bahwa dismenore menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk sekolah. Penelitian tersebut juga menunjukan bahwa tidak ada perbedaan prevalensi yang )

signifikan diantara populasi yang berbeda, Puncak insiden dismenore primer terjadi pada akhir masa remaja (adolescence) dan di awal usia 20-an, insiden dismenore pada remaja (adolescence) dilaporkan sekitar 92%. Insiden ini menurun seiring dengan bertambahnya usia dan meningkatnya kelahiran (Anurogo, 2008). Rasa ketidaknyamanan jika tidak diatasi akan mempengaruhi fungsi mental dan fisik individu sehingga mendesak untuk segera mengambil tindakan/terapi secara farmakologis atau non farmakologis. Dalam lingkup keperawatan dikembangkan terapi non farmakologis sebagai tindakan mandiri perawat seperti terapi holostik. Kesehatan holistik merupakan suatu kelangsungan kondisi kesejahteraan yang melibatkan upaya merawat diri sendiri secara fisik, mengekspresikan emosi dengan benar dan efektif, menggunakan pikiran dengan konstruktif, secara kreatif terlibat dengan orang lain dan upaya memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi (Association for Holistic Health,1981 dalam Perry & Potter, 2006). Terapi holistic untuk mengatasi nyeri dapat menggunakan Sentuhan Terapeutik, Akupresur dan Relaksasi. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa nyeri serta dapat digunakan pada saat seseorang sehat ataupun sakit. (Perry & Potter, 2006). Teknik relaksasi merupakan intervensi keperawatan secara mandiri untuk menurunkan intensitas nyeri, meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan tegangan otot yang menunjang nyeri, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa relaksasi efektif dalam meredakan nyeri (Smeltzer, 2002). Relaksasi secara umum sebagai metode yang paling efektif terutama pada pasien yang mengalami nyeri (National Safety Council, 2003) sehingga perlu dilakukan penelitian pengaruh terapi relaksasi terhadap nyeri dismenore. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan derajat nyeri dismenore sebelum dengan sesudah dilakukan terapi relaksasi pada mahasiswi keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang. METODA PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Merupakan deskriptif korelasi karena mengungkapkan perbedaan korelasi antar variabel menggunakan Quasi eksperimental dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design. Rancangan pendekatan pada penelitian ini menggunakan cross sectional dapat digambarkan sebagai berikut : pretest Eksperiment treatment post test 01 X 02 Keterangan : 01 : Observasi sebelum dilakukan 02 : Obeservasi setelah dilakukan (X) : Perlakuan yang menggunakan teknik relaksasi nafas dalam 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Lingkungan Universitas Muhammadiyah Semarang. 3. Populasi Dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasisiswi tingkat I berjumlah 79 orang yang mengalami nyeri dismenore yang kuliah di program studi S-1 Ilmu Keperawatan di UNIMUS tahun 2008-2009. Sampel dipilih mahasiswi yang mengalami nyeri dismenore yang ditetapkan secara Propotional Random Sampling Adapun besarnya sampel ditentukan dengan menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2003) sebagai berikut :

N n = 2 1+ N( d ) (n = Jumlah sampel, N = Jumlah populasi, d = Tingkat signifikansi 0,05) Sehingga diperoleh besar sampel minimal h 66 orang. Kriteria inklusinya adalah mahasiswi tingkat 1 S-1 Keperawatan Unimus yang mengalami nyeri menstruasi pada hari ke dua dan bersedia menjadi responden. 4. Jenis Data /Variabel Penelitian a. Teknik relaksasi nafas dalam Cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan insipirasi secara maksimal) dan menghembuskan napas secara perlahan oleh responden (Skala : Nominal) b. Nyeri dismenore Nyeri yang dirasakan oleh responden yang berada di perut bawah yang timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-sama dengan permulaan haid yang berlangsung beberapa jam dengan klasifikasi menurut Potter (2005) dengan kriteria :Tidak nyeri (0); Nyeri ringan (1); Nyeri sedang (2); Menderita (3); Sangat menderita (4); Menyiksa (5) (Skala : Interval) 1. Metode Pengumpulan Data a. Tahap Pertama Adalah Pengumpulan data dasar unutk mengumpulkan responden yang memenuhi kriteria sejumlah 66 orang. b. Tahap Kedua Pengumpulan data variabel bebas, meliputi identitas responden, relaksasi nafas dalam yang merupakan bentuk intervensi. c. Tahap Ketiga Adalah pengukuran nyeri dismenore yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan observasi menurut Potter (2005) yang terbagi dalam 5 kriteria yaitu : tanpa rasa nyeri (0), nyeri ringan (1), nyeri sedang (2), menderita (3), sangat menderita (4), menyiksa (5). 2. Metode pengolahan dan analisa data Data diperoleh dengan cara memilih partisipan dalam penelitian sesuai tujuan penelitian kemudian mengukur tingkat nyeri dismenore sebelum dilakukan tindakan relaksasi. Mengajarkan tehnik relaksasi, melakukan tindakan mengatasi nyeri dismenore dengan terapi relaksasi dan mengukur tingkat nyeri dismenore setelah dilakukan tindakan. Data hasil kusioner dan observasi diperiksa dan kemudian diolah menggunakan bantuan program komputer. Analisis data digunakan analisis univariat dan bivariat. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran umum lokasi penelitian Program Studi S1 Keperawatan merupakan salah satu program studi di Fakultas llmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang yang mempunyai mahasiswa terbanyak dan mayoritas adalah perempuan. Masalah yang sering dialami oleh mahasiswi terkait organ reproduksinya seperti menstruasi, menyebabkan mereka harus absen dalam kuliah. Hal ini merupakan masalah penting yang harus diselesaikan mengingat siklus menstruasi terjadi setiap bulan. Mahasiswi keperawatan diharapkan memiliki pengetahuan dan praktik mengatasi nyeri yang baik sebagai terapi mandiri.

2. Gambaran umum subyek Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswi S1 Keperawatan tingkat I sebanyak 50 orang. Umur responden rata-rata adalah usia 19,15 tahun, sedangkan nilai median adalah pada usia 19 tahun dengan usia termuda adalah 17 tahun dan usia tertua adalah 28 tahun. Standar deviasinya berada pada angka 2,15. Tabel 1. Distribusi Subyek menurut karakteristik Karakteristik Mean Median Min Max SD Umur 19,14 19 17 28 2,15 3. Analisis Deskriptif a. Nyeri dismenore sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas dalam sebagian besar nyeri sedang sebanyak 31 orang (62,0%) sedangkan yang terendah nyeri ringan sebanyak 9 orang (18,0%) sebagaimana terlihat dalam tabel 2. Nyeri Dismenore Sebelum Dilakukan Frekuensi Prosentase (%) Teknik Relaksasi Nafas Dalam Nyeri Ringan Nyeri Sedang Menderita 9 31 10 18,0 62,0 20,0 Total 50 100 Nyeri merupakan sesuatu yang kompleks dan banyak faktor yang mempengaruhi tingkat nyeri seseorang. Smeltzer & Bare (2002), menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri individu diantaranya adalah : 1) Perhatian, tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Tehnik relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri. 2) Ansietas, hubungan antara nyeri dan cemas bersifat kompleks, cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang cemas. Gill (1990), melaporkan suatu bukti bahwa stimulus nyeri mengaktifkan bagian system limbik yang diyakini mengendalikan emosi seseorang. Sistem limbik dapat memproses reaksi emosi terhadap nyeri, yakni memperburuk atau menghilangkan nyeri. 3) Pengalaman masa lalu, seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri. 4) Keletihan, Keletihan meningkatkan persepsi nyeri, rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakain intensif dan menurunkan kemampuan koping. Apabila keletihan disertai kesulitan tidur, maka persepsi nyeri bahkan lebih berat lagi. Nyeri seringkali lebih berkurang setelah individu mengalami suatu periode tidur yang lelap dibandingkan pada akhir hari yang melelahkan. 5) Pola koping, Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri.

6) Support keluarga dan social, Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan dan perlindungan. 7) Kultur, orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap nyeri. (ex: suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri) 8) Makna nyeri, berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan bagaimana mengatasinya. Derajat dan kualitas nyeri yang dirasakan setiap responden sangat subjektif dan berbeda, hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti bahwa responden berasal dari berbagai latar belakang budaya, jauh dari lingkungan keluarga, keletihan setelah melaksanakan aktifitas perkuliahan dan jarang melakukan olahraga sehingga besar kemungkinan faktor-faktor tersebut berperan dalam menentukan tingkat dismenore responden. b. Nyeri Dismenore Setelah Dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Berdasarkan Tabel 3. diketahui bahwa nyeri dismenore setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam pada responden sebagian besar nyeri ringan sebanyak 35 orang (70,0%) sedangkan yang terendah kategori menderita sebanyak 4 orang (8,0%). Tabel 3. Distribusi frekuensi subyek berdasarkan nyeri dismenore setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam Nyeri Dismenore Setelah Dilakukan Teknik Frekuensi Prosentase (%) Relaksasi Nafas Dalam Nyeri Ringan Nyeri Sedang Menderita 35 11 4 70,0 22,0 8,0 Total 50 100 Jumah responden yang mengalami nyeri dismenore setelah peneliti lakukan intervensi teknik relaksasi nafas dalam adalah nyeri dismenore dengan kategori ringan yaitu sebanyak 35 orang (70,0%). Hal ini sesuai dengan teori Gate Control yang dikemukan oleh Wall (1978). Wall (1978), menjelaskan bahwa implus nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan implus dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar terapi untuk menghilangkan nyeri. Pemblokan ini dapat dilakukan melalui mengalikan perhatian ataupun dengan tindakan relaksasi. Teknik relaksasi napas dalam dapat menurunkan intensitas nyeri dengan cara merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami spasme dan iskemic. Teori lain yang mendukung bahwa teknik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan intensitas nyeri adalah teori huges dkk (1975). Menurutnya dalam keadaan tertentu tubuh mampu mengeluarkan opoid endogen yaitu endorphin dan enkefalin. Zat zat tersebut memiliki sifat mirip morfin dengan efek analgetik yang membentuk suatu system penekan nyeri. Tehnik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu keadan yang mampu merangsang tubuh untuk mengeluarkan opoid endogen sehingga terbentuk system penekan nyeri yang

akhirnya akan menyebabkan penurunan intensitas nyeri. Hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan penurunan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam, dimana setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam terjadi penurunan intensitas nyeri. Teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan secara berulang akan menimbulkan rasa nyaman. Adanya rasa nyaman inilah yang akhirnya akan meningkatkan toleransi seseorang terhadap nyeri. Orang yang memiliki toleransi nyeri yang baik akan mampu beradaptasi terhadap nyeri dan akan memilki mekanisme koping yang baik pula. Selain meningkatkan toleransi nyeri, rasa nyaman yang dirasakan setelah melakukan nafas dalam juga dapat meningkatkan ambang nyeri sehingga dengan meningkatkan ambang nyeri maka nyeri yang terjadi berada pada skala 2 (sedang) menjadi skala 1 (nyeri ringan) setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam (Kozier, 2004). Hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti bahwa responden yang melakukan teknik relaksasi nafas dalam dengan baik dan didukung dengan lingkungan yang tenang akan memberikan efek penurunan intensitas nyeri secara nyata. 4. Analisis Bivariat Hasil uji perbedaan nyeri dismenore sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam pada mahasiswi S-1 Keperawatan Unimus, diketahui berdasarkan hasil analisis dengan uji Wilcoxon Signed Ranks Test dengan nilai p = 0,000, <α (0,05) sebagaimana ditunjukkan tabel 4. maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan nyeri dismenore sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam pada mahasiswi S-1 Keperawatan Unimus. Tabel 4: Hasil Analisis Perbedaan Nyeri Dismenore Sebelum dan Sesudah Dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Variabel N Mean P Value Nyeri Dismenore Sebelum Sesudah 50 2,02 1,38 0.000 3.5 3.0 12348 96750 2.5 2.0 1.5 1.0 43 42 44 39 38 41 37 40 36.5 N = 50 Nyeri Dismenore sebe 50 Nyeri Dismenore Sesu Gambar 1. Pengaruh Relaksasi terhadap nyeri dismenore Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh teknik relaksasi terletak pada fisiologi system syaraf otonom yang merupakan bagian dari system syaraf perifer yang mempertahankan homeostatis lingkungan internal individu. Pada saat terjadi pelepasan mediator kimia seperti bradikinin, prostaglandin dan

substansi p, akan merangsang syaraf simpatis sehingga menyebabkan vasokostriksi yang akhirnya meningkatkan tonus otot yang menimbulkan berbagai efek seperti spasme otot yang akhirnya menekan pembuluh darah, mengurangi aliran darah dan meningkatkan kecepatan metabolisme otot yang menimbulkan pengiriman implus nyeri dari medulla spinalis ke otak dan dipresepsikan sebagai nyeri (Smeltzer & Bare, 2002) Priharjo (1996), menjelaskan bahwa paling tidak ada tiga hal penting yang menjadikan tindakan relaksasi bermakna secara signifikan terhadap skala nyeri yaitu posisi yang tepat, pikiran yang tenang dan lingkungan yang tenang. Kondisi - kondisi tersebut juga terjadi pada responden jika teknik relaksasi nafas dalam dilakukan secara baik ditambah dengan pikiran yang tenang dan kondisi lingkungan yang tenang, sangat memberikan kontribusi dalam proses penunuran skala nyeri dismenore pada responden mahasiswi S-1 Keperawatan UNIMUS. SIMPULAN 1. Nyeri dismenore sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas dalam sebagian besar kategori nyeri sedang sebanyak 31 orang (62,0%). 2. Nyeri dismenore setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam sebagian besar kategori nyeri ringan sebanyak 35 orang (70,0%). 3. Terdapat perbedaan nyeri dismenore sebelum dan setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam pada mahasiswi S-1 Keperawatan Unimus dengan uji Wilcoxon diketahui nilai significant difference p = 0,000, <α (0,05). 4. Ada pengaruh teknik relakasasi nafas dalam dengan nyeri dismenore pada mahasiswi S-1 Keperawatan Unimus. SARAN 1. Lebih meningkatkan cara-cara mengatasi nyeri dismenore secara alamiah dan mandiri pada wanita usia produktif khususnya mahasiswi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang. 2. Meningkatkan Pengetahuan dan praktik relaksasi nafas dalam secara benar untuk mengatasi nyeri dismenore DAFTAR PUSTAKA 1. Perry, Anne Griffin & Potter,Patricia A.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan;Konsep, Proses dan Praktik, Vol.2 Alih Bahasa. Editor Monica Ester Dkk, Jakarta : EGC 2. Bruner & Sudart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC 3. Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi IV. Jakarta: Rineka Cipta. 4. Dewi, s. (2003). Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi Pada Siswi SLTP Kelas I Desa dan Kota di Propinsi Riau. Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: tidak dipublkasikan. 5. Diah, M. (2004). Studi Kasus Mengenai Pengetahuan dan Penerimaan Putri Terhadap Menstruasi. Available http://www.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/ sslappage3.html 6. Mulyani..2006. Menstruasi. Available: http//situs.kespro.info/krr/ref2.html. (7Maret 2006). 7. Notoatmodjo, S. (2003). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 8. Prawirohardjo, S.(2002).Ilmu Kandungan. Edisi 2.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

9. Riani, dkk.(2006). Rasa sakit di hari pertama menstruasi.available: http//www.suaramerdeka.com. (27 Maret, 2006). 10. Wicaksono, Hanifa. (2004). Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 11. Bobak. 2004 Maternity and Gynekologi, Jakarta : EGCWidjanarko,Bambang. 2006. Tinjauan Terapi Pada Dismenore Primer. Mjalah Kedokteran Damianus. Vol.5. No.1 Januari