BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era persaingan yang semakin kompetitif pada industri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian HadoriYunus

2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SETELAH MERGER BERD ASARKAN FORMULA CAMEL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menjadi perantara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis sebagai intermediary institution dan

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan tersebut yakni industri perbankan. untuk menjalankan industri perbankan agar tidak merusak tatanan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia terhadap struktur ekonomi dan moneter dalam negeri sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN. demikian, rasio tersebut relatif lebih rendah di banding negara kawasan Asia lainnya

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

kemaslahatan, Keseimbangan, dan Universalisme.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan investasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi, salah satunya yaitu sektor keuangan yang mencakup industri perbankan. Perkembangan perbankan yang sangat pesat serta

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia berkembang sejalan dengan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 5 PENUTUP. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. bank, maka dituntut adanya pelaksanaan usaha yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan. Salah satu dari lembaga-lembaga keuangan tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat, baik dari sisi volume usaha, mobilisasi dana

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian negara Indonesia tidak lepas dari. pengaruh peran perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya Bank adalah suatu industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bahkan dunia. dana tersebut ke masyarakat serta memberi jasa-jasa bank lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era persaingan yang semakin kompetitif pada industri perbankan, baik dalam menarik dana masyarakat maupun dalam pengucuran kredit, menuntut bank-bank di Indonesia untuk selalu mengembangkan strategi agar dapat bertahan atau bahkan berkembang dan lebih berkembang. Untuk dapat mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya, bank perlu mengembangkan suatu strategi yang tepat. Salah satu cara agar bank dapat mempertahankan eksistensinya adalah dengan cara konsolidasi. Konsolidasi perbankan bisa melalui merger, akuisisi dan penyertaan modal antar bank. Konsolidasi ini akan semakin marak mengingat persaingan yang ketat, ekspansi bank besar dan tekanan dari Bank Indonesia sebagai otoritas perbankan yang berencana mempercepat konsolidasi perbankan. Menurut Merkusiwati (2007) Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Di samping itu, bank juga sebagai suatu industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga mestinya tingkat kesehatan bank perlu dipelihara. Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu 1

2 perekonomian. Kestabilan ini tidak saja dilihat dari jumlah uang yang beredar, namun juga dilihat dari jumlah bank yang ada sebagai perangkat penyelenggara keuangan. Arsitektur Perbankan Indonesia (API) merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu 5-10 tahun ke depan. API dilandasi visi mencapai sebuah sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien untuk menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Upaya ini diwujudkan dalam bentuk perampingan sejumlah bank yang dianggap bermodal cekak. API ini pun memberikan batas waktu kepada perbankan untuk segera memenuhi batas modal inti minimum. Dalam API, Bank Indonesia mengharapkan tahun 2011 semua bank memiliki modal minimum Rp 100 miliar. Dalam sepuluh tahun ke depan perbankan nasional memiliki dua sampai tiga bank internasional, tiga sampai lima bank nasional, dan 30 sampai 50 bank fokus pada segmen usaha tertentu. Bank Indonesia dengan tegas memberitahukan bahwa hingga akhir 2007 para bank paling tidak harus memenuhi modal minimum sekitar Rp 80 miliar. Dengan adanya pernyataan bank Indonesia tersebut, bank umum optimis dapat memenuhinya dengan dua cara, yaitu dengan cara organik atau cari uang sendiri, tumbuh sendiri, atau bergabung dengan pihak lain (contohnya akuisisi). Akuisisi pada dasarnya merupakan tindakan untuk membeli atau mengambil alih perusahaan lain. Akuisisi dipandang sebagai alat yang cukup efektif dalam strategi pengembangan bisnis, karena dengan akuisisi perusahaan

3 atau bank yang sudah beroperasi bisa lebih cepat berkembang dengan bantuan dana segar dan manajemen yang lebih baik. Adanya nilai tambah seperti inilah, bank akan memilih akuisisi sebagai taktik strategi memenuhi tuntutan persaingan dan tuntutan yang diberikan bank Indonesia yaitu adanya batas waktu untuk segera memenuhi batas modal inti minimum. Akibatnya, bank yang terutama bermodal minim, dituntut memperkuat permodalan agar memiliki kemampuan yang lebih besar untuk bersaing. Ironisnya, alih-alih ingin menambah modal, sejumlah bank malah memilih untuk diakuisisi bank asing. Alasanya, mereka tertekan dan terdesak dengan batas waktu yang sudah ditargetkan Bank Indonesia (BI). Akuisisi ini akan berlanjut mengingat longgarnya aturan mengenai akuisisi ini. Hingga kini, tidak ada pelarangan kepemilikan asing di Bank lokal sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No 10/1998 tentang Perbankan. Bahkan pemilik asing diberi kebebasan menguasai sektor perbankan hingga 99%. Melihat peluang seperti ini memberi ide kepada bank-bank kecil untuk diakuisisi bank asing. Penjualan kepada pihak asing harganya jauh lebih tinggi dibandingkan diakuisisi bank lokal, prosesnya pun lebih cepat. Sebetulnya kejadian seperti ini membahayakan perekonomian Indonesia. Jika terjadi guncangan ekonomi didalam negeri, maka mereka akan kabur ke luar lebih dulu. Bila ekonomi menurun, pemerintah pun tidak bisa berharap banyak. Indonesia dapat dikatakan pasar yang menjanjikan bagi para investor asing. Pasalnya, Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar di kawasan Asia Tenggara. Didukung oleh jumlah penduduk 220 juta dan pendapatan per kapita US$1.300 per tahun, investor asing

4 tidak akan segan-segan menanamkan modalnya di Indonesia. Mereka dapat meraup keuntungan yang besar mengingat suku bunga kredit perbankan nasional masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan suku bunga di luar negeri. Investor asing pun lebih banyak membidik bank-bank berukuran kecil karena selain harganya tidak terlalu mahal, kinerjanya tak kalah dari bank-bank besar. Bank-bank kecil pun lebih menyukai dirinya diakuisisi bank asing daripada merger dengan bank lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Prosesnya cepat, harganya pun bagus dan tidak akan dipusingkan dengan penyesuaianpenyesuaian di antara para pemiliknya. Berbeda dengan merger yang menimbulkan banyak kesulitan seperti perseteruan antar kubu, dan restrukturisasi karyawan. Bank-bank kecil pun dapat memenuhi modal minimum yang disyaratkan Bank Indonesia dengan bantuan bank yang telah mengakuisisi dirinya. Bank NISP berani diakuisisi oleh bank asing, padahal bank NISP tidak sedang berada dalam keadaan tidak ada masalah dalam dunia perbankan. Kinerja bank NISP menunjukan pertumbuhan yang signifikan, indikator kesehatan perbankan seperti CAR, kredit bermasalah (NPL), ROA sama sekali tidak ada masalah. Penilaian kualitas kinerja suatu Bank dapat dilakukan dengan menggunakan analisis terhadap laporan keuangannya. Laporan keuangan bank berupa neraca memberikan informasi kepada pihak diluar bank, misalnya bank sentral, masyarakat umum, dan investor, mengenai gambaran posisi keuangannya, yang lebih jauh dapat digunakan pihak eksternal untuk menilai besarnya risiko

5 yang ada pada suatu bank. Dalam konteks ini, Bank NISP telah melakukan akuisisi dengan tujuan meningkatkan nilai kualitas kinerja dan kesehatan perusahaannya. Cara yang paling sederhana dalam mengukur kinerja akuisisi menguntungkan atau tidak adalah dengan membandingkan laporan keuangan bank setelah diakuisisi dengan laporan keuangan bank sebelum diakuisisi dengan cara melihat dari segi tingkat kesehatan bank tersebut. Apakah tingkat kesehatannya meningkat, sama saja, atau cenderung menurun. Analisis tingkat kesehatan bank merupakan analisis terhadap hasil usaha bank dalam kurun waktu tertentu. Bank yang sehat diharapkan akan tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga mampu menjaga kepentingan dan kepercayaan masyarakat serta mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi nasional. Alat analisis yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank adalah Capital, Asset Quality, Management, Earning, Liquidity (CAMEL) RATING SYSTEM. Aspek-aspek tersebut menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank. Capital Adequacy, Asset Quality, Management, Earning Ability, dan Liquidity Sufficiency (CAMEL) merupakan faktor yang menentukan tingkat kesehatan suatu bank. Sistem analisis ini menitikberatkan pada lima aspek analisis, yaitu Capital (Permodalan), Asset Quality (Kualitas Aktiva Produktif), Management (Manajemen), Earning (Rentabilitas), dan Liquidity (likuiditas). Dari penilaian kesehatan bank ini pada akhirnya akan diketahui kinerja bank tersebut.

6 Berdasarkan uraian tersebut penulis merasa tertarik untuk mengkaji tema akuisisi terhadap kinerja keuangan Bank NISP dengan mengangkat judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Nilai Inti Sari Penyimpanan (NISP) Sebelum dan Sesudah Diakuisisi oleh Bank Overseas Chinese Banking Corporation Limited (OCBC) dengan Menggunakan Metode CAMEL. 1.2 Identifikasi Masalah Mengacu pada latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian dilakukan untuk meneliti kinerja keuangan bank NISP sebelum akuisisi dan sesudah akuisisi. Secara spesifik, masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kinerja keuangan Bank NISP sebelum akuisisi? 2. Bagaimana kinerja keuangan Bank NISP setelah diakuisisi oleh Bank OCBC? 3. Apakah kinerja keuangan Bank NISP setelah diakuisisi Bank OCBC lebih baik dibandingkan sebelum akuisisi? 1.3 Maksud dan Tujuan Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh kelulusan jenjang Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Manajemen pada Universitas Widyatama Bandung. Di samping itu tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mendapatkan jawaban atas permasalahan yang telah diidentifikasikan di atas, yaitu:

7 1. Untuk mengetahui kinerja keuangan Bank NISP sebelum akuisisi. 2. Untuk mengetahui kinerja keuangan Bank NISP setelah diakuisisi oleh Bank OCBC. 3. Untuk mengetahui kinerja keuangan Bank NISP setelah diakuisisi Bank OCBC lebih baik dibandingkan sebelum akuisisi. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini berguna bagi : 1. Bank Sebagai masukan bagi bank khususnya di bidang keuangan dalam menilai hasil kebijakan bank dan diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan dan bahan pertimbangan keputusan bank di masa yang akan datang. 2. Penulis Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang manajemen keuangan khususnya berkaitan dengan masalah pertumbuhan perusahaan setelah melakukan akuisisi. 3. Pihak lain Sebagai sumbangan pemikiran tentang penelitian yang berkaitan dengan akuisisi dan menambah cakrawala pengetahuan-pengetahuan dalam praktiknya.

8 1.5 Kerangka Pemikiran Di dalam dunia persaingan perbankan yang kompetitif dan banyaknya tantangan yang dihadapi, perbankan harus dapat mengatisipasinya dengan mengambil suatu langkah strategis. Langkah strategis ini dapat mencapai kinerja perbankan menuju arah yang lebih baik. Salah satu langkah strategis perbankan dalam menjaga eksistensinya adalah dengan konsolidasi seperti akuisisi. Bank Indonesia pun selaku bank sentral menuntut adanya percepatan konsolidasi perbankan. Selain itu, sosialisasi API (Arsitektur Perbankan Indonesia) akan berjalan semakin baik ke depannya, menuntut manajemen bank segera bertindak untuk menyesuaikan diri dengan cara menambah modal atau merger atau akuisisi dengan bank lain guna memperkuat diri. Bank Indonesia mengharapkan sejak tahun 2011 semua bank umum memiliki modal minimum Rp 100 miliar. Sehingga bank umum harus memilih langkah strategis yang tepat antara cari uang sendiri atau diakuisisi dengan pihak lain untuk mengatisipasi keadaan ini. Akuisisi dipandang sebagai alat yang cukup efektif dalam langkah strategis bisnis karena dengan akuisisi, bank yang sudah beroperasi bisa lebih berkembang dengan bantuan dana yang segar dan manajemen yang lebih baik. Menurut Glossary Indonesian Stock Exchange istilah akuisisi adalah : Penggabungan badan usaha dengan cara menguasai sebagian besar saham badan usaha lain. Dengan akuisisi, dua atau lebih badan usaha tersebut tetap eksis secara hukum dan badan usaha yang menguasai saham paling besar menjadi induk perusahaan yang harus menyajikan laporan keuangan konsolidasi. Jadi, pada prinsipnya saham atau asset dari suatu perusahaan dibeli atau diambil alih oleh pihak lain baik perusahaan atau perorangan.

9 Akuisisi berpengaruh besar terhadap terciptanya efisien dan efektivitas perbankan baik dari segi operasional maupun segi manajemen secara keseluruhan. Dengan adanya peningkatan produksi dan manajemen yang lebih baik dari suatu akuisisi membuat perbankan lebih efektif dalam menggunakan seluruh asset yang dimiliki dan perluasan pangsa pasar karena bertambahnya kekuatan modal yang ada. Akuisisi pun bertujuan mentransfer keunggulan dari keterampilan manajemen kepada bank target sehingga meningkatkan kinerja bank target. Tingkat kinerja suatu bank pada dasarnya dinilai dari aspek-aspek yang berpengaruh pada kondisi dan perkembangan suatu bank. Salah satu sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan itu akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasikan perubahanperubahan pokok pada trend jumlah, dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu mengintepretasikan berbagai hubungan kunci serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan di masa mendatang. Untuk menganalisis kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan cara melihat tingkat kesehatan bank tersebut. Analisis kesehatan bank dapat dinilai dari lima aspek faktor,diantaranya kecukupan modal, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas,dan likuiditas, atau yang biasa dikenal dengan Capital Adequacy, Asset Quality, Management, Earning Ability, dan Liquidity Sufficiency (CAMEL). Rasio CAMEL adalah menggambarkan suatu hubungan atau

10 perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu bank. Indikator yang digunakan dalam menganalisis kinerja perbankan ini diantaranya: 1. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang mengukur modal dengan membandingkan capital atau modal dengan asset berisiko. 2. NPL (Non Performing Loan) adalah rasio yang menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah. 3. NPM (Net Profit Margin) adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. 4. ROA (Return on Asset) adalah rasio yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total asset bank yang bersangkutan. 5. LDR (Loan to Deposit Rasio) adalah rasio yang mengukur kemampuan bank dalam mengelola dana dengan membandingkan besarnya pinjaman yang diberikan oleh bank dengan besarnya simpanan. Dari penjabaran kerangka pemikiran di atas penulis mencoba untuk menganalisa pokok permasalahan yang menjadi fenomena dalam dunia usaha mengenai akuisisi. Hasil dari proses akuisisi sebenarnya dilihat dari bagaimana kinerja keuangan perusahaan dalam hal ini, kinerja keuangan target setelah diakuisisi lebih baik dikarenakan terjadinya peningkatan di segala aspek yaitu

11 aspek permodalan, kualitas aktiva, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Dalam penelitian ini diambil contoh perusahaan yang berani melakukan akuisisi dengan pembelian saham yang cukup besar, yaitu Bank NISP. Keputusan Bank NISP untuk diakuisisi OCBC merupakan keputusan yang tepat. Hal ini karena OCBC merupakan Bank ketiga terbesar di Asia. Pada awalnya OCBC Bank membeli 22,5% saham Bank NISP seharga 2,5 net tangible asset (NTA). Lalu OCBC bank menambah pembelian sahamnya sebesar 28,5% atau sebanyak 1.178.184.135 saham. Angka ini merupakan angka penjualan tertinggi yang pernah dicapai oleh perbankan di Indonesia bahkan di kawasan Asia sekalipun. Melalui penelitian ini dapat dilihat apakah akuisisi berpengaruh atau tidak terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan. Apakah setelah diakuisisi oleh bank OCBC, kinerja keuangan bank NISP lebih tinggi, sama saja atau cenderung menerima dibandingkan sebelum diakuisisi. Pengukuran kinerja bank NISP ini memakai metode CAMEL yang dapat mengukur tingkat kesehatan suatu Bank. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prema Pradiksa (2011) yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada Bank Devisa Nasional yang Diakuisisi oleh Lembaga Keuangan Asing Periode 2004-2007 Berdasarkan Metode CAMEL, diperoleh hasil bahwa pengujian terhadap uji hipotesis Wilcoxon Signed Ranks memperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan pada rasio CAR, PPAPAP, PDN, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR bank antara periode sebelum dengan periode sesudah akuisisi. Hasil penelitian ini

12 menunjukan bahwa akuisisi tidak memberikan dampak yang cukup berarti terhadap kinerja keuangan bank. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya perbedaan pada seluruh rasio bank periode sebelum dan sesudah akuisisi. Penelitian yang dilakukan Payamta dan Sholikah (2001) yang menganalisis pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja perbankan di Indonesia menggunakan metode CAMEL dengan hasil penelitian tidak adanya perbedaan yang signifikan pada tingkat kinerja bank yang diukur dengan rasio CAMEL untuk satu tahun dan satu tahun sesudah merger dan akuisisi. Dalam penelitiannya Payamta dan Setiawan (2004), bertujuan untuk menganalisis pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan rasio keuangan dan return saham, hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengujian secara serentak terhadap semua rasio keuangan (likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas) perusahaan manufaktur setelah melakukan merger dan akuisisi ternyata tidak mengalami perbaikan dibandingkan dengan sebelum melakukan merger dan akuisisi. Menurut penelitian Yudyatmoko dan Na im (2000) yang melakukan pengujian pada terhadap 34 kasus merger dan akuisisi selama 1989-1995 menunjukan hasil dimana tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah melakukan merger dan akuisisi.

13 Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran Bank Diakuisisi Berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Kinerja Keuangan sebelum Diakuisisi Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Kinerja Keuangan setelah Diakuisisi Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik hipotesis penelitian sebagai berikut: Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank NISP sebelum dan sesudah diakuisisi oleh Bank OCBC.

14 1.6 Metode Penilitian Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif dan komparatif. Menurut Nazir (2003:54): Penelitian deskriptif merupakan sebuah metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sedangkan definisi penelitian komparatif menurut Sugiyono (2003:11): Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank OCBC NISP Cabang Universitas Widyatama. Tempat penelitian juga dilakukan di Pojok Bursa Universitas Widyatama. Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai dari bulan Maret 2012 sampai dengan bulan Mei 2012.