BAB I PENDAHULUAN. dari 45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi yang diseleksi melalui beberapa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (BEI) sampai tahun 2011, sektor perbankan ini mengalami fluktuasi pada harga

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan perusahaan kepada masyarakat/publik (go public).

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. saham dilakukan dengan maksud untuk menambah modal yang kemudian modal

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

BAB I PENDAHULUAN. risiko (Robin Wiguna dan Anastasia Sri Mendari, 2008:130). Besar kecilnya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya agar tercapai tujuan perusahaan. menentukan struktur dan strategi keuangannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. penawaran. Kebanyakan perusahaan tidak akan cenderung menetapkan harga

BAB I PENDAHULUAN. pada emiten akan semakin kuat. Semakin banyak permintaan saham pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba dari operasi perusahaan. Dari laba yang diperoleh maka

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan bukanlah suatu hal yang asing bagi masyarakat di Indonesia.

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri, kondisi ekonomi, dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai

BAB I PENDAHULUAN. membentuk Gross Domestic Product. Perkembangan pasar modal akan

I. PENDAHULUAN. saat ini dimana pasar modal dapat menjadi cerminan aktivitas perekonomian. Pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan harga saham di Indonesia relatif mengalami fluktuasi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, pasar modal telah menjadi bagian penting pada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakter perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan usaha perbankan di Indonesia memiliki peran yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keputusan keuangan yang saling berkaitan yaitu keputusan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatkan atau memperluas jaringan bisnisnya. terlebih lagi jika jumlah uang yang akan diinvestasikan sangat besar.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan dari kenaikan harga saham atau pembayaran sejumlah dividen oleh

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III.METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor perbankan sebagai lembaga intermediate antara

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB V PENUTUP. ROA dan ROE pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar (listing) pada Bursa

BAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual

BAB I PENDAHULUAN. dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari

2015 PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA BANK MILIK PEMERINTAH YANG TERDAFTAR DI BEI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan

BAB IV GAMBARAN UMUM. profitabilitas (ROA), ukuran perusahaan (SIZE), capital adequacy ratio

BAB I PENDAHULUAN. negara tentunya memerlukan dana, salah satu altenatif yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perseroan terbatas

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (retained earning). Sedangkan sumber pembiayaan yang lain, berasal

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (closing price) yang tercatat di indeks LQ 45 periode yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari penjualan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indeks LQ 45 dibuat dan diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia. Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Indeks LQ 45 sebagai salah satu indikator indeks saham di BEI yang dapat dijadikan acuan sebagai bahan untuk menilai kinerja perdagangan saham. Diantara saham saham yang ada di pasar modal Indonesia, saham LQ 45 yang ada di Bursa Efek Indonesia merupakan banyak diminati oleh para investor. Hal ini dikarenakan saham LQ 45 memiliki kapitalisasi tinggi serta frekuensi perdagangan yang tinggi sehingga prospek pertumbuhan dan kondisi keuangan saham baik. Menariknya indeks ini hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih setelah melalui beberapa kriteria pemilihan dari saham-saham dengan likuiditas tinggi. Salah satu sub sektor yang masuk dalam indeks LQ 45 pada tahun 2009-2013 adalah sektor perbankan yang berjumlah 11 perusahaan. Namun setelah melalui beberapa kriteria tertentu, terpilihlah 10 perusahaan perbankan yang di antaranya, 4 bank umum milik negara dan 6 bank umum milik swasta.

2 Tabel 1.1 Daftar Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2013 Bank Umum Milik Negara Bank Rakyat Indonesia Bank Mandiri Bank Negara Indonesia Bank Tabungan Negara Bank Umum Milik Swasta Bank Central Asia Bank Danamon Indonesia Bank Bukopin Bank International Indonesia Bank CIMB Niaga Bank Pan Indonesia Sumber : Data diolah Sektor industri perbankan merupakan salah satu industri yang cukup digemari oleh investor di Bursa Efek Indonesia. Dikarenakan profil perusahaan perbankan dianggap sebagai profil perusahaan yang bergengsi dan dianggap sebagai perusahaan yang credible karena peraturan operasi perbankan yang sangat ketat diatur oleh Bank Sentral, dan merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat penting peranannya dalam pembangunan ekonomi Indonesia terutama dalam menghadapi era pasar bebas dan globaliasi, baik sebagai perantara antara sektor defisit dan sektor surplus maupun sebagai agent of development yang dalam hal ini masih dibebankan pada bank bank pemerintah. Bank merupakan perusahan jasa yang menyediakan jasa keuangan kepada seluruh masyarakat. Bank mempunyai fungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu memberikan jasa lalu lintas pembayaran, serta sebagai sarana dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Menariknya perbankan memiliki beberapa macam jenis bank antara lain, jenis bank berdasarkan fungsinya yaitu, bank umum dan bank perkreditan rakyat. Jenis

3 bank berdasarkan kepemilikannya yaitu, bank milik pemerintah, bank milik swasta nasional, bank milik koperasi, bank milik campuran dan bank milik asing. Jenis bank berdasarkan segi statusnya yaitu, bank devisa dan bank non devisa. Jenis bank berdasarkan kegiatan operasionalnya yaitu, bank konvensional dan bank syariah. Berdasarkan jenis dan peranan bank tersebut, maka negara senantiasa berupaya agar lembaga perbankan selalu berada dalam kondisi yang stabil, sehat dan aman. Kesehatan perbankan dan kestabilan sistem keuangannya akan selalu dipantau oleh bank sentral Bank Indonesia. Kestabilan seperti inilah yang membuat investor tertarik menanamkan modalnya di sektor perbankan. Pemegang saham (investor) dalam melakukan investasi memerlukan beberapa informasi penting tentang perusahaan. Hal ini berguna bagi pemegang saham (investor) untuk memprediksi sejauh mana prestasi perusahaan dari saham yang akan dipilih serta keuntungan optimal yang akan diperoleh. Selain itu juga informasi tersebut membantu investor untuk meminimalisir resiko dalam pengambilan keputusan. Informasi yang dibutuhkan para pemegang saham (investor) dapat diperoleh melalui penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan. Sesuai dengan keputusan Ketua Bapepam No. Kep.38/PM/1996 yang mewajibkan para perusahaan untuk menyampaikan laporan tahunan agar terdapat transparasi informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan yang bersangkutan. Dengan begitu, pemegang saham (investor) lebih mudah mendapatkan informasi dan sekaligus mengetahui reputasi dan kinerja perusahaan.

4 Ditinjau dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan dimasa datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diisyaratkan investor. Salah satu indikator yang dilihat oleh investor saat ingin berinvestasi adalah laba bersih perusahaan. Laba perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya yang menunjukkan nilai atau prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, investor hanya akan menginvestasikan dananya kepada perusahaan yang mempunyai reputasi baik. Perusahaan yang mempunyai reputasi baik adalah perusahaan yang mampu meningkatkan laba perusahaan dan memberikan dividen secara konstan kepada pemegang saham. Semakin meningkatnya laba yang dicapai perusahaan maka semakin tinggi pula harga saham perusahaan tersebut. Berikut perkembangan daftar laba perusahaan perbankan yang listing dalam LQ 45. Tabel 1.2 menunjukkan rata-rata laba perusahaan perbankan meningkat tiap tahunnya. Diantara 10 perusahaan tersebut, kenaikan laba tertinggi dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia Tbk pada tahun 2013, yaitu sebesar Rp. 21.354.330, dan penurunan laba terendah dimiliki oleh Bank International Indonesia Tbk, yaitu sebesar Rp. (40.969).

5 Tabel 1.2. Laba Bersih Perusahaan Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2013 (dalam rupiah) NO Kode Emiten Laba Bersih 2009 2010 2011 2012 2013 1. BBRI 7.308.292 11.472.385 15.087.996 18.687.380 21.354.330 2. BMRI 7.155.464 9.218.298 12.695.885 16.043.618 18.829.934 3. BBNI 2.483.995 4.101.706 5.779.209 7.048.362 9.057.941 4. BBTN 490.453 915.938 1.118.661 1.363.962 1.562.161 5. BBCA 6.807.242 8.479.273 10.817.798 11.718.460 14.256.239 6. BDMN 1.532.533 2.883.486 3.402.209 4.117.148 4.159.320 7. BNGA 1.575.328 2.562.553 3.176.960 4.249.861 4.296.151 8. PNBN 915.298 1.257.925 2.053.115 2.278.335 2.454.475 9. BNII (40.969) 531.126 671.096 1.211.121 1.570.316 10. BBKP 362.191 492.761 741.478 834.719 934.622 Rata-rata 2.858.983 4.191.545 5.554.441 6.755.297 7.847.549 Sumber : Laporan Keuangan yang terdaftar di BEI Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut akan cenderung meningkatkan. Sebaliknya, pada saat banyak orang menjual saham, maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan (Pakarti dan Anoraga, 2001). Perusahaan perbankan di Indonesia dapat berkembang pesat, hal ini terlihat dari jumlah keuntungan perusahaan yang mana juga berdampak terhadap

6 meningkatnya harga saham. Berikut perkembangan harga saham pada beberapa perusahaan sektor perbankan pada tahun 2009-2013 : Tabel 1.3. Harga Saham Penutupan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2013 (dalam rupiah) NO Kode Emiten Harga Saham 2009 2010 2011 2012 2013 1. BBCA 4850 6400 8000 9100 9600 2. BMRI 4622 6392 6750 8100 7850 3. BBRI 3825 5250 6750 6950 7250 4. BDMN 4418 5535 4100 5650 3775 5. BBNI 1877 3875 3800 3700 3950 6. BBTN 807 1577 1163 1450 870 7. BNGA 697 1910 1220 1100 920 8 PNBN 760 1140 780 630 660 9 BBKP 321 557 516 552 620 10. BNII 318 774 417 402 310 Rata-rata 2249 3341 3350 3763 3580 Sumber : www.duniainvestasi.com Saham LQ 45 merupakan saham yang aktif sehingga terus-menerus dapat mengalami perubahan harga. Dapat diketahui dari Tabel 1.3, terjadi fluktuasi harga saham penutupan dari tahun 2009-2013. Kenaikan harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 3763, sedangkan penurunan harga saham terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 3580.

7 Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan juga dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kinerja keuangan perusahaan, permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga, tingkat risiko, laju inflasi, kebijakan pemerintah, kondisi pasar, politik dan keamanan suatu negara. Walaupun demikian, kondisi dan kinerja keuangan pada umumnya masih mempunyai pengaruh yang dominan terhadap pembentukan harga saham. Kinerja operasional suatu perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas. Rasio Profitabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Apakah hasil dari operasional perusahaan yang telah dicapai pada periode ini lebih menguntungkan dari tahun-tahun sebelumnya atau justru mengalami kerugian. Adapun Rasio profitabilitas yang digunakan yaitu Return on equity (ROE). Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi makin tinggi (Lestari dan Sugiharto, 2007). Berikut adalah data return on equity pada perusahaan sektor perbankan yang tercantum dalam Indeks LQ 45 periode 2009-2013. Tabel 1.4 menunjukkan bahwa ROE Bank Rakyat Indonesia Tbk pada tahun 2012 dan 2013 mengalami penurunan dari 28,80 menjadi 26,92 akan tetapi, harga saham pada tahun tersebut justru mengalami peningkatan dari Rp.6950,00 menjadi Rp.7250,00. Hal tersebut menjelaskan bahwa, terdapat ketidaksesuaian dengan teori yang dikemukakan oleh (Ang, 1997) yaitu Dengan rasio keuangan

8 yang baik akan mencerminkan kondisi keuangan yang baik pula, sehingga akan mempengaruhi harga saham. Tabel 1.4. Return On Equity Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013 No 1 Nama Emiten ROE 2009 2010 2011 2012 2013 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 26,81 31,28 30,28 28,80 26,92 2 Bank Mandiri (Persero) Tbk 20,38 22,55 20,26 20,96 21,21 3 Bank Negara Indonesia Tbk 12,98 12,39 15,35 16,19 19,00 Bank Tabungan Negara 4 (Persero) Tbk 8,98 14,21 15,28 13,27 13,52 5 Bank Central AsiaTbk 24,44 24,86 25,74 22,58 22,29 6 Bank Danamon Indonesia Tbk 9,70 16,17 13,35 14,33 13,18 7 Bank CIMB Niaga Tbk 14,05 18,61 17,29 18,76 16,60 8 Bank Pan Indonesia Tbk 9,63 11,55 14,27 12,91 9,93 Bank International Indonesia 9 Tbk -0,2 7,35 8,44 12,53 12,66 10 Bank Bukopin Tbk 14,28 17,07 16,95 16,76 13,58 Rata-rata 14,105 17,604 17,721 17,709 16,889 Sumber : Laporan keuangan tahunan perusahaan dan data diolah Rasio solvabilitas menggambarkan seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Solvabilitas dapat diukur dengan Debt to equity ratio (DER) (Andarini, 2007). Berikut adalah data debt to equity ratio pada perusahaan sektor perbankan yang tercantum dalam Indeks LQ 45 periode 2009-2013. Tabel 1.5 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan debt to equity ratio antar perusahaan perbankan yang listing dalam Indeks LQ 45 tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Terlihat bahwa rata-rata debt to equity ratio perusahaan sektor

9 perbankan mengalami penurunan setiap tahunnya dari 9,474 menjadi 9,19 dan menurun kembali menjadi 8,482 kemudian menurun menjadi 8,14 dan pada tahun 2013 kembali mengalami penurunan menjadi 7,96. Tabel 1.5. Debt to Equity Ratio Perusahaan Sektor Perbankan yang Listing dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013 No 1 Nama Emiten DER 2009 2010 2011 2012 2013 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10,63 10,02 8,43 7,50 6,89 2 Bank Mandiri (Persero) Tbk 10,23 9,81 7,81 7,31 7,26 3 Bank Negara Indonesia Tbk 10,88 6,50 6,90 6,66 7,11 Bank Tabungan Negara 4 (Persero) Tbk 9,71 9,61 11,17 9,87 10,35 5 Bank Central AsiaTbk 9,14 8,51 8,09 7,52 6,76 6 Bank Danamon Indonesia Tbk 5,23 5,40 4,49 4,26 4,84 7 Bank CIMB Niaga Tbk 8,55 9,43 8,08 7,72 7,45 8 Bank Pan Indonesia Tbk 6,16 7,81 6,85 7,43 6,89 Bank International Indonesia 9 Tbk 10,56 9,36 10,93 10,98 10,33 10 Bank Bukopin Tbk 13,65 15,45 12,07 12,15 11,72 Rata-rata 9,474 9,19 8,482 8,14 7,96 Sumber : laporan keuangan tahunan perusahaan dan data diolah Rasio keuangan yang baik akan mencerminkan kondisi keuangan yang baik pula, sehingga akan mempengaruhi harga saham (Ang, 1997). Akan tetapi kenyataan yang terjadi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Indeks LQ 45 periode 2009-2013 tidak selalu menunjukkan pertumbuhan pada harga saham meskipun rasio-rasio keuangan mengalami kenaikan, demikian pula sebaliknya, penurunan rasio keuangan tidak selalu diikuti dengan penurunan harga saham, hal ini jelas bertentangan dengan pernyataan (Ang, 1997 dalam Hanry Dwi Purnomo, 2011) yang menyatakan di mana kinerja keuangan perusahaan akan menjadi tolak ukur

10 seberapa besar risiko yang akan ditanggung investor untuk memastikan kinerja perusahaan berada dalam keadaan baik atau buruk dilakukan dengan menganalisa rasio keuangan dari laporan keuangan. Jadi secara teoritis jika kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan, maka harga saham akan meningkat demikian juga sebaliknya. Adanya fenomena dari pergerakan harga saham yang terjadi pada perusahaan perbankan, hal ini terlihat dari kinerja keuangan bank yang dilihat dari ROE perusahaan yang pada kenyataanya pada perusahaan perbankan yang terdaftar (listing) di Indeks LQ 45 menunjukkan ketidaksesuaian dengan teori yang ada, pada Bank Tabungan Negara Tbk misalnya, terjadi peningkatan ROE pada tahun 2012 ke tahun 2013 yaitu sebesar 13,27 menjadi 13,52. Namun peningkatan ROE pada tahun tersebut tidak diikuti dengan peningkatan harga saham, bahkan harga saham mengalami penurunan yaitu sebesar Rp. 1450,00 per lembar saham menjadi Rp. 870,00 per lembar saham. Fenomena dari uraian teori dan pernyataan sebelumnya tersebut dalam penelitian ini akan dianalisa untuk dikaji lebih lanjut mengenai hubungan rasio keuangan terhadap harga saham yang dimiliki. Banyaknya teori yang menyatakan bahwa kondisi rasio keuangan yang baik, nantinya akan membawa pengaruh yang positif terhadap kondisi keuangan perusahaan yang juga akan berpengaruh positif terhadap harga saham, dalam penelitian ini akan dikaji ulang sehingga apa yang menjadi hasil penelitian nantinya akan mempertegas dan memperkuat teori yang ada. Adanya fenomena dari ketidaksesuaian teori tersebut, maka peneliti tertarik

11 untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013. 1.2 Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham? 2. Apakah solvabilitas berpengaruh negatif terhadap harga saham? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas terhadap harga saham sektor perbankan. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memperoleh informasi yang akurat dan beberapa manfaat yaitu : a. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu dasar pertimbangan manajemen untuk dijadikan bahan masukan untuk kemajuan perusahaan dan pertimbangan dalam memutuskan untuk investasi. b. Bagi Akademisi

12 Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang sejauh mana pengaruh rasio profitabilitas dan rasio solvabilita terhadap harga saham pada sektor perbankan. Selain itu untuk memberikan kontribusi sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis. 1.5 Kerangka Penelitian Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Dari informasi profitabilitas investor dapat melakukan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan harga saham. Dari sekian banyak rasio keuangan, diambil beberapa rasio yang dinilai berkaitan secara signifikan dengan harga saham menurut Mulyono (2000) dan Imron Rosyadi (2002), salah satunya rasio profitabilitas yang diukur menggunakan Return on equity (ROE). ROE digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham (Harahap, 2007). Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang saham. ROE diukur dalam satuan persen. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cenderung naik.

13 Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi (Harahap, 2004). Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total modal dengan total aktiva (Kasmir, 2008). Rasio ini menunjukan beberapa banyak utang yang digunakan membiayai aset-aset perusahaan. Hubungan rasio profitabilitas dan solvabilitas terhadap harga saham. Rasio profitabilitas diukur menggunakan ROE. Menurut Riyadi (2006) rasio ini menunjukkan tingkat persentase yang dapat dihasilkan. ROE sangat penting bagi para pemegang saham dan calon investor, karena ROE yang tinggi berarti para pemegang saham akan memperoleh dividen yang tinggi pula dan kenaikan ROE akan menyebabkan kenaikan saham. Sedangkan rasio solvabilitas diukur menggunakan DER. Semakin tinggi DER, maka risiko kebangkrutan perusahaan semakin tinggi sehingga harga saham akan turun karena para investor menganggap berinvestasi pada perusahaan tersebut akan sangat berisiko. Maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

14 Indeks LQ 45 Perusahaan Sektor Perbankan Rasio Keuangan Profitabilitas Solvabilitas Harga Saham Gambar 1.5 Kerangka Penelitian 1.6 Hipotesis H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham. H2 : Solvabilitas berpengaruh negatif terhadap harga saham