PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD, Tbk.

dokumen-dokumen yang mirip
PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Periode yang Berakhir Pada 31 Maret 2013 (Tidak Diaudit)

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD, Tbk.

PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD, Tbk.

PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD, Tbk.

PT SIANTAR TOP Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT TRIWIRA INSANLESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT ALDIRACITA CORPOTAMA DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk

PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011 Dan Laporan Auditor Independen

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA)

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4-5. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6-7

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

POSISI KEUANGAN (NERACA) 30 JUNI 2015 DAN 31 DESEMBER

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

- 0 - PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI 2014 DAN 2013

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN (MATA UANG RUPIAH INDONESIA)

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK LAPORAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL - TANGGAL 31 MARET 2013 DAN 2012

PT FORTUNE INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

POSISI KEUANGAN (NERACA) 31 DESEMBER 2014, 31 DESEMBER 2013 DAN 1 JANUARI

Jumlah aset lancar


PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (MATA UANG INDONESIA)

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 31 Maret 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

POSISI KEUANGAN (NERACA) 30 JUNI 2016 DAN 31 DESEMBER

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014

Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan Beserta Laporan Auditor Independen

DAFTAR ISI. 1. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Pada 31 Maret 2012 dan 31 Desember

PT LIPPO SECURITIES Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SIANTAR TOP Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT LIPPO SECURITIES Tbk

PT Alam Karya Unggul Tbk (d/h PT Aneka Kemasindo Utama Tbk) dan Entitas Anak

PT. BUKIT DARMO PROPERTY Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT)

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT SIDOMULYO SELARAS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN


PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)


LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT ALKINDO NARATAMA TBK

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

PT TIGA PILAR SEJAKTERA FOOD Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2011 dan 2010

PT TRUST FINANCE INDONESIA Tbk

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. EVERGREEN CAPITAL. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 beserta. Laporan Auditor Independen

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT LIPPO SECURITIES Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

30 Juni 31 Desember

PT SIDOMULYO SELARAS Tbk Dan ANAK PERUSAHAAN

PT YULIE SEKURINDO TBK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN - Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3-4. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 5

PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 Dan Laporan Auditor Independen

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT LIPPO SECURITIES Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK

Transkripsi:

PT. TIGA PILAR SEJAHTERAA FOOD Tbk Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD, Tbk.

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Daftar isi Halaman 1. Surat Pernyataan Direksi 2. Posisi Keuangan /Neraca Konsolidasi 1-2 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi 3 4. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 4 5. Laporan Arus Kas Konsolidasi 5 6. Catatan atas laporan keuangan konsolidasi 6-48

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 dan 01 Januari 2011 (0) 0 0 ASET Catatan 30 Juni 31 Desember 01 Januari 2011 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas 2.d, 2.t, 3 299,005,190,352 634,672,876,385 15,427,089,579 Investasi Jangka Pendek 4 160,000,000,000 170,000,000,000 -- Piutang Usaha 5 Pihak Berelasi -- -- 1,157,632,728 Pihak Ketiga 626,439,188,749 473,757,880,683 159,842,650,186 (Setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai masing-masing 701.139.443 pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta. 843.384.890 pada 01 Jan 2011) Piutang Lain-lain 10,956,388,289 790,661,356 2,024,215,896 Persediaan 2.e, 7 551,699,524,092 331,898,256,013 424,331,967,810 Pajak Dibayar di Muka 2.r, 8.a 5,200,580,763 3,071,793,711 1,084,772,871 Biaya Dibayar di Muka 2.f 31,286,474,881 4,762,068,517 1,545,100,278 Uang Muka 9 105,125,365,957 107,626,771,670 60,595,561,320 Jumlah Aset Lancar 1,789,712,713,083 1,726,580,308,335 666,008,990,669 ASET TIDAK LANCAR Piutang Pihak Berelasi 2.v, 6 43,364,435,281 43,364,315,281 43,257,390,000 Investasi pada Perusahaan Asosiasi 33,144,999 31,069,000 29,439,000 Aset Pajak Tangguhan 2.r 4,355,960,505 4,271,711,164 6,581,178,521 Aset Tetap 2.g, 11 929,960,468,002 933,668,188,870 620,042,870,163 (Setelah dikurangi Akumulasi Penyusutan 403.935.797.349 369.330.010.036, 310.243.502.773 masing masing pada 30 Juni 2012, 31 Des 2011 dan 01 Jan 2011) Tanaman Perkebunan 2.i, 12 Tanaman Menghasilkan 79,837,805,237 82,194,106,284 38,780,675,677 (Setelah dikurangi Akumulasi Penyusutan 14.414.236.660 12.057.935.613, 7.179.733.269 masing masing pada 30 Juni 2012, 31 Des 2011 dan 01 Jan 2011) Tanaman belum menghasilkan 331,170,464,163 291,421,848,936 285,233,886,458 Biaya Hak Atas Tanah Ditangguhkan - Bersih 2.k, 13 162,667,977,324 153,478,332,555 143,696,625,271 Uang Muka Jangka Panjang 14 54,500,522,484 54,105,688,233 45,171,944,910 Aset Tetap yang Tidak Digunakan 2.g, 11 9,216,155,903 9,216,155,903 9,216,155,903 Aset Tidak Berwujud Bersih 2.o, 10 285,146,620,521 285,030,050,657 77,102,992,339 Aset Lain-lain 8,510,887,596 6,945,333,014 1,827,292,228 Jumlah Aset Tidak Lancar 1,908,764,442,015 1,863,726,799,897 1,270,940,450,470 TOTAL ASET 3,698,477,155,098 3,590,307,108,232 1,936,949,441,139 Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan 1

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 dan 01 Januari 2011 Catatan 30 Juni 31 Desember 01 Januari LIABILITAS 2011 LIABILITAS JANGKA PENDEK Pinjaman Jangka Pendek 2.t, 15 602,237,231,926 553,355,117,625 305,622,256,759 Hutang Usaha 16 Pihak Berelasi 10,545,191,890 8,601,206,921 -- Pihak ketiga 41,233,669,705 21,515,257,172 44,605,654,014 Hutang Pajak 2.r, 8.b 70,626,590,962 47,460,078,901 23,613,003,797 Uang Muka Penjualan 5,351,114,017 5,212,236,175 170,694,089 Biaya yang Masih Harus Dibayar 17 27,630,376,530 27,575,708,119 22,080,392,165 Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun Hutang Sewa Pembiayaan 18 4,887,103,252 2,798,799,653 17,202,360,164 Hutang Bank Jangka Panjang 19 251,078,708,160 218,084,943,994 101,104,777,261 Hutang Lain-lain 283,275,680 27,228,918,061 3,894,964,445 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 1,013,873,262,122 911,832,266,621 518,294,102,694 LIABILITAS JANGKA PANJANG Bagian Liabilitas Jangka Panjang - setelah dikurangi bagian yang Jatuh Tempo Satu Tahun Hutang Sewa Pembiayaan 18 12,287,826,679 2,267,555,210 24,544,065,680 Hutang Bank Jangka Panjang 19 695,481,041,666 825,006,109,530 576,900,337,989 Liabilitas Jangka Panjang Lainnya -- -- 60,000,000,000 Hutang Pihak Berelasi 2.v, 6 74,390,000 1,680,008,505 151,921,076,478 Liabilitas Pajak Tangguhan 2.r 284,121,414 284,121,414 3,571,270,481 Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan 2.l, 20 16,419,092,996 16,419,092,996 11,650,267,810 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 724,546,472,755 845,656,887,655 828,587,018,438 TOTAL LIABILITAS 1,738,419,734,877 1,757,489,154,276 1,346,881,121,132 EKUITAS Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk : Modal Saham Nilai Nominal Saham Seri A : 500 Saham Seri B : 200 Modal Dasar Saham Seri A: 135.000.000 Lembar Saham Seri B : 4.652.500.000 Lembar Modal ditempatkan dan di setor Penuh Saham Seri A : 135,000,000 Lembar Saham Seri B : 2.791.000.000 Lembar pada 30 Juni 2012 dan 1.537.000.000 Lembar pada 01 Januari 2011 Modal Saham 21 625,700,000,000 625,700,000,000 374,900,000,000 Agio Saham 2.n 657,539,614,608 657,256,325,655 217,816,324,655 Uang Muka Setoran Modal -- 381,553,424,226 -- Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali 2.p 1,215,758,371 1,215,758,371 1,215,758,371 Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Entitas Anak 188,474,897,946 (60,496,985) (60,496,985) Saldo Laba (Defisit) 219,043,393,519 108,797,630,365 (18,108,858,195) Ekuitas yang di atribusikan kepada pemilik Entitas Induk 1,691,973,664,444 1,774,462,641,632 575,762,727,846 KEPENTINGAN NON PENGENDALI 268,083,755,778 58,355,312,324 14,305,592,161 JUMLAH EKUITAS 1,960,057,420,221 1,832,817,953,956 590,068,320,007 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 3,698,477,155,098 3,590,307,108,232 1,936,949,441,139 Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan 2

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Untuk Periode 30 Juni 2012 dan 2011 Catatan 30 Juni 30 Juni PENJUALAN - BERSIH 22 1,285,891,989,914 746,129,066,606 BEBAN POKOK PENJUALAN 23 1,018,553,090,756 569,773,573,185 LABA KOTOR 267,338,899,158 176,355,493,421 BEBAN USAHA Beban Pemasaran dan Penjualan 24 (35,250,957,715) (27,497,705,068) Beban Umum dan Administrasi 25 (23,303,526,176) (25,807,520,488) Pendapatan Bunga 5,547,825,652 289,022,643 Selisih Kurs Mata Uang Asing 2.t 12,402,249,721 (419,046,939) Beban Bunga dan Keuangan (72,535,451,959) (59,650,664,157) Beban Administrasi Bank dan Provisi (4,910,494,583) (1,236,287,600) Lain-lain - Bersih 4,406,752,154 (5,528,637,765) LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 153,695,296,252 56,504,654,047 BEBAN PAJAK PENGHASILAN Pajak Kini (26,738,557,750) (15,260,629,764) Pajak Tangguhan -- (595,885,492) Beban Pajak Penghasilan (26,738,557,750) (15,856,515,256) JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 126,956,738,503 40,648,138,791 LABA TAHUN BERJALAN YANG DIATRIBUSIKAN KEPADA : Pemilik Entitas Induk 110,245,763,154 36,084,031,957 Kepentingan Non - Pengendali 16,710,975,349 4,564,106,834 JUMLAH 126,956,738,503 40,648,138,791 JUMLAH LABA KOMPREHENSIF YANG DIATRIBUSIKAN KEPADA : Pemilik Entitas Induk 110,245,763,154 36,084,031,957 Kepentingan Non - Pengendali 16,710,975,349 4,564,106,834 JUMLAH 126,956,738,503 40,648,138,791 LABA PER SAHAM DASAR 2.s, 26 Laba Bersih 43.39 21.58 Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan 3

DAN PERUSAHAAN ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Periode 30 Juni 2012 Serta 31 Desember 2011 dan 01 Januari 2011 Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan Jumlah Nonpengendali Ekuitas Capital Stock Tambahan Selisih Nilai Selisih Transaksi saldo Laba Jumlah Ekuitas Modal Disetor Transaksi Perubahan Ekuitas (Defisit) yang Restrukturisasi Entitas Anak dan Diatribusikan Entitas Transaksi dengan kepada Sepengendali Pihak Pemilik Nonpengendali Entitas Induk SALDO PER 31 DESEMBER 2010 374,900,000,000 217,816,324,655 1,215,758,371 (60,496,985) (18,108,858,195) 575,762,727,845 14,305,592,161 590,068,320,007 Penambahan Modal di Setor dari Penawaran Umum Terbatas III - Bersih 250,800,000,000 439,440,001,000 -- -- -- 690,240,001,000 -- 690,240,001,000 Laba Komprehensif Tahun Berjalan -- -- -- -- 126,906,488,560 126,906,488,560 23,045,351,132 149,951,839,692 Penerimaan Uang Muka Setoran Modal dari Pihak Ketiga oleh Entitas Anak -- -- -- 381,553,424,226 -- 381,553,424,226 -- 381,553,424,226 Penambahan Kepentingan Non Pengendali -- -- -- -- -- -- 21,004,369,031 21,004,369,031 SALDO PER 31 DESEMBER 2011 625,700,000,000 657,256,325,655 1,215,758,371 381,492,927,241 108,797,630,365 1,774,462,641,631 58,355,312,324 1,832,817,953,956 Penambahan Modal di Setor dari Penawaran Umum Terbatas III - Bersih -- 283,288,953 -- -- -- 283,288,953 -- 283,288,953 Laba Komprehensif Periode Berjalan -- -- -- -- 110,245,763,154 110,245,763,153 16,710,975,349 126,956,738,502 Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak -- -- -- 188,535,394,931 -- 188,535,394,931 -- 188,535,394,931 Selisih transaksi Atas Penambahan Modal Entitas Anak -- -- -- -- -- -- -- -- Penambahan Kepentingan Non Pengendali -- 193,017,468,104 193,017,468,104 Penambahan Setoran Modal dari Pihak Ketiga -- -- -- -- -- -- -- -- oleh Entitas Anak -- -- -- (381,553,424,226) -- (381,553,424,226) -- (381,553,424,226) SALDO PER 30 JUNI 2012 625,700,000,000 657,539,614,608 1,215,758,371 188,474,897,946 219,043,393,519 1,691,973,664,443 268,083,755,778 1,960,057,420,221 0 Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 4

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk Periode 30 Juni 2012 dan 2011 30 Juni 2012 30 Juni 2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari Pelanggan 1,258,647,321,388 750,969,550,016 Pembayaran kepada Pemasok dan Pihak Ketiga (1,066,174,024,094) (617,661,560,271) Kas yang dihasilkan dari Operasi 192,473,297,294 133,307,989,745 Penerimaan Bunga 5,547,284,875 289,022,643 Pembayaran Pajak (19,859,521,580) (3,238,139,592) Pembayaran Bunga dan beban Keuangan (31,027,715,731) (28,208,099,501) Pembayaran Karyawan (44,833,806,245) (48,119,347,296) Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi 102,299,538,613 54,031,425,999 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penambahan Tanaman Perkebunan (39,748,615,227) -- Pengeluaran atas hak atas tanah (10,720,675,911) (4,468,000,000) Uang Muka Jangka Panjang (1,960,388,835) (17,017,299,403) Pemeliharaan Tanaman Perkebunan -- (1,768,457,119) Perolehan Aset tetap Keuntungan Pengalihan Lahan kepada Plasma (31,801,638,093) -- (30,780,335,552) -- Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (84,231,318,066) (54,034,092,075) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari Hutang Bank - Jangka Pendek 276,572,426,931 209,661,173,740 Penerimaan dari Hutang Bank - Jangka Panjang -- 62,782,616,153 Pembayaran Bunga Sewa Pembiayaan (411,311,930) -- Pembayaran Pihak-pihak Berelasi (1,605,738,505) (916,513,202) Pembayaran Bunga Hutang Jangka Panjang (41,096,424,298) (25,766,395,235) Pembayaran Hutang Sewa Pembiayaan (2,920,644,201) (8,690,062,654) Pembayaran Hutang Bank - Jangka Panjang (96,531,099,993) (47,189,825,328) Pembayaran Hutang Bank - Jangka Pendek (500,145,364,304) (136,945,000,000) Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (366,138,156,301) 52,935,993,474 KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (348,069,935,754) 52,933,327,398 DAMPAK SELISIH KURS ATAS KAS DAN SETARA KAS 12,402,249,721 (53,115,140) SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE 634,672,876,385 15,427,089,577 SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE 299,005,190,352 68,307,301,835 Jumlah Kas dan Setara Kas pada Akhir Periode Terdiri dari : Kas 907,981,793 476,965,712 Bank 279,127,508,559 61,295,336,123 Deposito Berjangka 18,969,700,000 6,535,000,000 Jumlah Kas dan Setara Kas 299,005,190,352 68,307,301,835 (0.40) (0) -- Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 5

1. Umum 1.a. Pendirian Perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 26 Januari 1990 berdasarkan Akta Pendirian No. 143 yang dibuat dihadapan Winanto Wiryomartani, S.H., Notaris di Jakarta, dengan nama PT Asia Intiselera. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-1827.HT.01.01.Th.91tanggal 31 Mei 1991 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 65, Tambahan No. 2504 tanggal 13 Agustus 1991. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir melalui Akta pernyataan Keputusan Rapat No. 41 tanggal 8 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, mengenai penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40/2007. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan No. AHU-85499.AH.01.02.Tahun.2008 tanggal 13 Nopember 2008. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha bidang perdagangan, perindustrian, peternakan, perkebunan, pertanian, perikanan dan jasa. Pada saat ini kegiatan usaha Perusahaan dan Entitas Anak meliputi usaha industri mie dan perdagangan mie, khususnya mie kering, mie instan dan bihun, snack, industri biskuit, permen, perkebunan kelapa sawit, pembangkit tenaga listrik, pengolahan dan distribusi beras. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung Alun Graha, Jl. Prof. Dr. Soepomo No. 233 Jakarta. Lokasi pabrik mie kering, biskuit dan permen terletak di Sragen, Jawa Tengah. Usaha perkebunan kelapa sawit terletak di beberapa lokasi di Sumatera dan Kalimantan. Usaha pengolahan dan distribusi beras terletak di Cikarang, Jawa Barat dan Sragen, Jawa Tengah. 1.b. Penawaran Efek Perusahaan Pada tanggal 14 Mei 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dengan suratnya No.S-919/PM/1997 untuk melakukan penawaran umum 45 juta saham dengan nilai nominal 500 (dalan Rupiah penuh) per saham kepada masyarakat. Pada tanggal 11 Juni 1997, saham tersebut telah efektif dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tanggal 5 September 2002, Perusahaan memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengeluarkan 230 juta saham Seri B dengan nominal 200 (dalam Rupiah penuh) dan obligasi konversi sebesar 60 miliar yang dapat dikonversi dengan saham Perusahaan dengan harga pelaksanaan sebesar 200 (dalam Rupiah penuh) per saham tanpa melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.D.4, lampiran Kep-44/PM/1998. Pada tanggal 6 Nopember 2002 dan 29 Nopember 2002, BEI menyetujui pencatatan saham seri B dan pencatatan pre-list saham hasil obligasi konversi. Pada tanggal 24 Oktober 2003, Perusahaan memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengeluarkan 547,5 juta saham seri B dengan nominal 200 (dalam Rupiah penuh) dalam rangka Penawaran Umum Terbatas (PUT) I Perusahaan. Pada tanggal 7 Nopember 2003, saham tersebut telah dicatatkan di BEI. Pada tanggal 27 Oktober 2003, PT Tiga Pilar Sekuritas sebagai salah satu pemilik obligasi konversi melaksanakan konversi 53 lembar obligasi konversi senilai 26,5 miliar menjadi 132,5 juta saham Seri B Perusahaan dengan nominal 200 (dalam Rupiah penuh) per lembar saham. Saham tersebut telah dicatatkan di BEI pada tanggal 19 Nopember 2003. Saham-saham hasil pelaksanaan konversi tersebut tidak akan diperjualbelikan (lock-up) selama 6 (enam) bulan. 6

Pada tahun 2008, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) II kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sejumlah 627.000.000 saham biasa Seri B dengan nilai nominal 200 (dalam Rupiah penuh) per saham dan harga penawaran 522 (dalam Rupiah penuh) per saham. Penawaran tersebut telah mendapat pemberitahuan efektif berdasarkan Surat Ketua Bapepam LK No. S-2478/BL/2008 tanggal 28 April 2008, dan telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 29 April 2008. Pada tanggal 14 Mei 2008, saham tersebut telah dicatatkan pada BEI sehingga jumlah saham yang beredar menjadi 1.672.000.000 saham pada tanggal 31 Desember 2008. Pada tahun 2011, Perusahaan melakukan PUT III dalam rangka penerbitan HMETD sebanyak 1.254.000.000 Saham Biasa Seri B atau setara dengan 42,86% dari modal yang ditempatkan dan disetor dengan nilai. 200 (dalam Rupiah penuh) per saham dan harga penawaran. 560 (dalam Rupiah penuh) per saham. Penawaran tersebut telah mendapat surat pemberitahuan efektif berdasarkan Surat Ketua Bapepam-LK No. S-12623/BL/2011 tanggal 24 Nopember 2011, dan telah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 24 Nopember 2011. Pada tanggal 20 Desember 2011, saham tersebut telah dicatatkan pada BEI sehingga jumlah saham yang beredar menjadi 2.926.000.000 saham pada 31 Desember 2011. 1.c. Struktur Entitas Anak Perusahaan memiliki, baik secara langsung dan tidak langsung, lebih dari 50% saham dan/atau mempunyai kendali atas manajemen perusahaan-entitas Anak sebagai berikut: Entitas Anak Domisili Jenis Usaha Tahun Operasi 30-Jun-12 31-Dec-11 30-Jun-12 31-Dec-11 Komersial % % PT Tiga Pilar Sejahtera Solo Industri dan Perdagangan Mie 1990 99.90 99.90 1,071,686,539,205 1,095,636,777,240 PT Poly Meditra Indonesia Solo Industri Makanan Ringan 2000 99.90 99.90 328,767,182,437 375,522,456,016 PT Patra Power Nusantara* Solo Industri Pembangkit Tenaga Listrik -- 99.90 99.90 97,336,021,327 97,352,653,150 PT Bumiraya Investindo dan Entitas Anak Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Sawit 1993 64.95 99.90 949,845,535,112 986,481,045,886 PT Charindo Palma Oetama Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Sawit 2006 99.99 99.99 133,410,890,103 110,747,276,198 PT Muarobungo Plantation Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Sawit 2007 99.99 99.99 57,451,320,836 41,845,551,264 PT Airlangga Sawit Jaya Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Sawit 2006 99.99 99.99 87,437,491,771 74,114,758,827 PT Mitra Jaya Agro Palm Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Sawit 2000 99.99 99.99 210,577,102,745 204,356,605,548 PT Tugu Palma Sumatera Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Sawit 2008 99.96 99.96 12,577,280,001 11,173,598,403 PT Dunia Pangan dan Entitas Anak Sragen Industri dan Perdagangan Beras 2008 70.00 70.00 859,138,323,316 733,839,162,300 PT Jatisari Srirejeki Karawang Industri dan Perdagangan Beras 2003 99.99 99.99 362,773,457,647 259,456,427,711 PT Indo Beras Unggul Jakarta Industri dan Perdagangan Beras 2008 70.00 70.00 315,618,764,096 314,700,887,041 PT Balaraja Bisco Paloma dan Entitas Anak Balaraja Distribusi, Perdagangan dan Keagenan 2011 99.90 99.90 399,894,355,137 321,970,615,906 PT Putra Taro Paloma Jakarta Industri Makanan Ringan 2011 99.96 99.96 366,065,694,143 289,319,315,742 *) dalam Tahap Pengembangan Persentase Kepemilikan Total Asset PT. Balaraja Bisco Paloma didirikan berdasarkan Akta No. 143 tanggal 18 Mei 2001 yang di buat dihadapan Arry Supratno, S.H., Notaris di Jakarta. Akta Pendirian perusahaan telah disahkan oleh Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-27301.AH.01.01. Tahun 2011 tanggal 30 Mei 2011. Pada bulan September 2011, PT. Balaraja Bisco Paloma, entitas anak, mengakuisisi 2.499 saham PT Putra Taro Paloma senilai 1.249.500.000 yang mewakili 99,96% kepemilikan saham. 7

Pada Tanggal 20 Januari 2012, PT. Bumi Raya Investindo, entitas anak, melakukan perubahan struktur permodalan perusahaan dengan mengeluarkan saham baru perseroan sejumlah 66.662 lembar saham dalam bentuk seri saham baru yang disebut saham seri B dimana saham baru tersebut diambil dan disetor penuh oleh BUNGE AGRIBUSINESS SINGAPORE PTE LTD. Sehingga porsi kepemilikan Perusahaan mengalami penurunan dari 99,9% di tahun 2011 menjadi 57,66% di Maret 2012, Akta perubahan saham ini dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., LL, M dengan No. 82 tanggal 20 Januari 2012 dan telah disahkan oleh Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-05122.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 31 Januari 2012. Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 30 di hadapan Mala Mukti, S.H., LL, M, notaris di Jakarta, pada tanggal 7 Juni 2012, PT Bumi Raya Investindo, entitas anak, melakukan perubahan struktur permodalan perusahaan dengan mengeluarkan saham baaru perseroan sejumlah 32.800 lembar saham seri A dimana saham baru tersebut diambil dan disetor baru oleh Perusahaan, dengan mengkonversi Marketable Convertible Bond (MCB). Porsi kepemilikan Perusahaan meningkat menjadi 64.95% yang semula sebesar 57,66% di Maret 2012. Akta ini telah disahkan oleh Menteri Hukun dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-32565.AH.01.02 tahun 2012 tanggal 14 Juni 2012. 1.d. Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite Audit dan Karyawan Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 35 tanggal 12 Juni 2012 yang dibuat di hadapan Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta dan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 76 tanggal 28 Juni 2011 yang dibuat di hadapan Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut : Dewan Komisaris 30 Juni 2012 31 Desember 2011 Komisaris Utama Anton Apriyantono Priyo Hadi Sutanto Wakil Komisaris Utama Kang Hongkie Widjaja Kang Hongkie Widjaja Komisaris Hengky Koestanto Hengky Koestanto Komisaris Independen Bondan Haryo Winarno Bondan Haryo Winarno Haryadi Haryadi Dewan Direksi Direktur Utama Stefanus Joko Mogoginta Stefanus Joko Mogoginta Direktur Budhi Istanto Suwito Hengky Koestanto Achmad Subchan Edi Susanto Direktur tidak terafiliasi Jo Tjong Seng -- Corporate Secretary Perusahaan pada Tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing dijabat oleh Yulianni Liyuwardi. Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing dijabat sebagai berikut: 30 Juni 2012 31 Desember 2011 Komite Audit Ketua Haryadi Haryadi Anggota Trisnawan Widodo Trisnawan Widodo Sri Wahyuni Sri Wahyuni 8

Remunerasi yang dibayarkan kepada Dewan Direksi dan Komisaris adalah sebesar 2.766.875.000 pada periode 30 Juni 2012 serta 5.230.150.000 pada tanggal 31 Desember 2011. Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan karyawan tetap Perusahaan dan Entitas Anak adalah 2.059 orang. 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting 2.a. Kepatuhan Terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Laporan Keuangan Perusahaan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), serta Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) No. VIII.G.7 (Revisi 2000) tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan Keputusan No. KEP-554/BL/2010 tentang perubahan atas Peraturan No. VIII.G.7 dan ketentuan akuntansi lainnya yang lazim berlaku di Pasar Modal. 2.b. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar accrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian yang menggunakan dasar kas. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang didasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan konsep langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah. 2.c. Prinsip-prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan dan entitas-entitas yang dikendalikan secara langsung ataupun tidak langsung dengan persentase kepemilikan lebih dari 50%. Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat: a. kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain; b. kekuasaan yang mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian; c. kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut; atau d. kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut. Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang dapat dilaksanakan atau dikonversi pada tanggal periode pelaporan harus dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas mempunyai kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas lain. Entitas dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian efektif beralih kepada Perusahaan dan tidak lagi dikonsolidasikan sejak Perusahaan tidak mempunyai pengendalian efektif. Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara perusahaan-perusahaan di dalam Perusahaan yang material 9

telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan sebagai satu kesatuan. Kepentingan non pengendali atas laba (rugi) bersih dan ekuitas entitas anak dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas entitas anak. Perubahan atas transaksi ekuitas entitas anak disajikan sebagai penambahan modal dalam akun Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Entitas Anak pada laporan posisi keuangan konsolidasian. 2.d. Setara Kas Setara kas meliputi deposito yang jatuh tempo sama atau kurang dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatan, tidak dijadikan jaminan, tidak dibatasi penggunaannya serta dapat segera dijadikan kas tanpa terjadi perubahan nilai yang signifikan. Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan, atau telah ditentukan penggunaannya dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatan disajikan sebagai Investasi Jangka Pendek. Deposito disajikan sebesar nilai nominal. 2.e. Persediaan Persediaan dinyatakan menurut nilai yang terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasikan. Harga perolehan meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke lokasi dan kondisi yang diinginkan. Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga jual persediaan yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual barang tersebut. Harga perolehan dihitung dengan menggunakan metode Masuk Pertama Keluar Pertama. Penyisihan untuk persediaan usang ditetapkan berdasarkan penelaahan berkala terhadap kondisi fisik persediaan. 2.f. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka akan diamortisasi sesuai jangka waktu manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus. 2.g. Aset Tetap Aset tetap dicatat berdasarkan model biaya yang dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset, jika ada, kecuali tanah yang dicatat pada harga perolehan dan tidak didepresiasi. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan dan Infrastruktur 10 20 Mesin 4 10 Peralatan Pabrik 8 Kendaraan 4 8 Perabot dan Peralatan Kantor 4 8 Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya sedangkan pemugaran dan penambahan yang menambah umur masa manfaat aset tetap atau taksiran manfaat di masa mendatang dikapitalisasi. Ketika aset tetap sudah tidak digunakan lagi atau dilepas, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari aset tetap yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul dilaporkan di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Aset dalam penyelesaian disajikan sebagai bagian dalam aset tetap. Seluruh biaya yang dikeluarkan, termasuk biaya pinjaman yang digunakan untuk konstruksi aset terkait selama periode konstruksi, dikapitalisasi. Aset dalam 10

penyelesaian akan dipindahkan ke aset tetap yang tepat pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan. 2.h. Sewa Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Semua bentuk sewa lainnya diklasifikasikan sebagai sewa menyewa biasa. Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Penilaian nilai wajar aset ditentukan pada awal kontrak. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan dengan praktis, jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset. Kebijakan penyusutan aset sewaan adalah konsisten dengan aset tetap yang dimiliki sendiri. 2.i. Perkebunan Plasma Pengembangan perkebunan plasma dibiayai oleh kredit investasi perkebunan plasma dari bank atau melalui pembiayaan sendiri. Biaya-biaya yang terjadi dalam tahap pengembangan perkebunan plasma sampai perkebunan plasma tersebut diserahkan kepada petani plasma dikapitalisasi. Akumulasi biaya pengembangan disajikan sebesar nilai bersihnya setelah dikurangidengan kredit investasi yang diterima sebagai aset atau liabilitas pada laporan posisi keuangan kondolidasian. Selisih antara akumulasi biaya pengembangan dengan nilai konversi (jumlah disepakati antara bank dan petani plasma) dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif pada saat perkebunan plasma diserahkan kepada petani plasma. 2.j. Tanaman Perkebunan Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan yang meliputi biaya persiapan lahan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan termasuk biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai pengembangan tanaman belum menghasilkan dan biaya tidak langsung lainnya yang diukur secara proporsional berdasarkan luas hektar tanam. Pada saat tanaman sudah menghasilkan, akumulasi harga perolehan tersebut akan direklasifikasi ke tanaman menghasilkan. Tanaman menghasilkan akan disusutkan dengan metode garis lurus selama taksiran masa produktif selama 20 tahun. 2.k. Biaya Hak atas Tanah Ditangguhkan Seluruh biaya sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak kepemilikan tanah ditangguhkan pembebanannya dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah yang bersangkutan. 2.l. Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada Perusahaan dan entitas anak dalam suatu periode akuntansi. Imbalan pasca kerja diakui sebesar jumlah yang diukur dengan menggunakan dasar diskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada Perusahaan dan entitas anak dalam suatu periode akuntansi. Liabilitas dan beban diukur dengan menggunakan teknik aktuaria yang mencakup pula kewajiban konstruktif yang timbul dari praktik kebiasaan Perusahaan dan entitas anak. Dalam perhitungan liabilitas, imbalan harus didiskontokan dengan 11

menggunakan metode projected unit credit. Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan dan entitas anak berkomitmen untuk: a. Memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun normal; atau b. Menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela. 2.m. Obligasi Diperoleh Kembali Perolehan kembali intrumen hutang yang tidak dimaksudkan sebagai pelunasan, diperlakukan seolah-olah telah terjadi pelunasan dalam pelaporan keuangan konsolidasian. Selisih antara nilai nominal instrument hutang dengan nilai wajar yang dikreditkan atau dibebankan pada tahun yang bersangkutan. 2.n. Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham merupakan biaya yang berkaitan dengan penerbitan saham Perusahaan. Biaya ini mencakup fee dan komisi yang dibayarkan kepada penjamin emisi, lembaga dan profesi penunjang pasar modal, serta biaya pencetakan dokumen pernyataan pendaftaran, biaya pencatatan efek ekuitas di bursa efek, dan biaya promosi. Biaya emisi saham dicatat sebagai pengurang modal disetor dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam akun Tambahan Modal Disetor. 2.o. Aset Tidak Berwujud Biaya sehubungan dengan pembelian piranti lunak komputer dan biaya pemutakhirannya ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa manfaatnya. Goodwil merupakan Selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar aset bersih perusahaan yang diperoleh pada tanggal akuisisi. Goodwil diuji setiap tahun untuk penurunan dan diakui sebesar kerugian penurunan biaya perolehan dikurangi akumulasi. Penurunan kerugian pada goodwil tidak dapat dipulihkan. Keuntungan dan kerugian atas divestasi entitas termasuk nilai tercatat goodwil terkait dengan entitas yang dijual. Goodwil dialokasikan terhadap unit penghasil kas untuk tujuan menguji penurunan nilai. Alokasi dilakukan terhadap masing-masing unit penghasil kas atau kelompok unit penghasil kas yang diharapkan untuk memperoleh keuntungan dari kombinasi bisnis di mana goodwil timbul. Merek-merek dagang tertentu yang tidak mempunyai wujud fisik dan mempunyai manfaat ekonomis di masa depan, diamortisasi selama periode 20 tahun menggunakan metode garis lurus. 2.p. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali berupa pengalihan aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok yang sama, bukan merupakan perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas dalam kelompok perusahaan tersebut. Karena transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, saham, liabilitas atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset maupun liabilitas yang pemilikannya (dalam bentuk hukumnya) dialihkan, dicatat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku tersebut bukan merupakan Goodwill. Jika substansi sepengendalian antara entitas yang melakukan transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tersebut telah hilang atau terjadi pelepasan aset, liabilitas, saham, atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari 12

terjadinya selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali kepada pihak lain yang tidak sepengendali, maka saldo akun selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali akan diakui sebagai laba atau rugi yang direalisasi pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. 2.q. Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Penjualan yang dibayar di muka diakui sebagai pendapatan pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya. 2.r. Pajak Penghasilan Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan menggunakan balance sheet liability method. Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang telah secara subtantif berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan dan yang akan digunakan pada saat aset dipulihkan atau liabiliatas dilunasi. Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan, atau jika mengajukan banding pada saat keputusan atas banding tersebut telah ditetapkan. Pajak kini diakui berdasarkan laba kena pajak untuk tahun yang bersangkutan, yang dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. 2.s. Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam tahun/periode yang bersangkutan. Laba per saham dilusian mempertimbangkan pula instrument keuangan lain yang diterbitkan yang sifatnya berpotensi dilutive bagi seluruh saham biasa yang beredar sepanjangn periode pelaporan. 2.t. Saldo dan Transaksi dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan dengan kurs tengah dari Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Kurs yang digunakan pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: 30 Juni 31 Desember USD 1 9,480.00 9,068.00 SGD 1 7,415.24 6,974.33 EUR 1 11,801.19 11,738.99 Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun yang bersangkutan. 13

2.u. Instrumen Keuangan Aset Keuangan Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. (i) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi (FVTPL) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL) adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Perusahaan dan entitas anak tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. (ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Aset keuangan yang dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang adalah kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain pihak berelasi dan pihak ketiga, dan uang jaminan yang dicatat sebagai bagian dari aset tidak lancar lainnya. (iii) Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (HTM) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain: a. Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; b. Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c. Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang. (iv) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual (AFS) Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual (AFS) adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas konsolidasian kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi konsolidasian dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian laporan perubahan ekuitas konsolidasian akan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Sedangkan penghasilan bunga yang dihitung 14

menggunakan metode suku bunga efektif, dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas Liabilitas keuangan dan instrument ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrument ekuitas. Instrumen Ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung. Perolehan kembali modal saham yang telah diterbitkan oleh Perusahaan dicatat dengan menggunakan metode biaya. Saham yang dibeli kembali dicatat sesuai dengan harga perolehan kembali dan disajikan sebagai pengurang modal saham. Perusahaan dan entitas anak tidak memiliki instrument ekuitas. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas Keuangan yang Diukur pada FVTPL Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Pada saat pengakuan awal seluruh liabilitas keuangan diakui pada nilai wajarnya setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan mengunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan dan entitas anak tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi adalah pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang, hutang usaha piak ketiga, hutang lain-lain pihak ketiga dan biaya yang masih harus dibayar. Penurunan Nilai Aset Keuangan Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal pengukuran aset keuangan dan peristiwa 15

yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai. Beberapa bukti objektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut: Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan. Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang. Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laporan laba rugi konsolidasian periode berjalan. Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi periode berjalan tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas. Reklasifikasi Aset Keuangan Reklasifikasi hanya diperkenankan dalam situasi yang jarang terjadi dan dimana aset tidak lagi dimiliki untuk tujuan dijual dalam jangka pendek. Dalam semua hal, reklasifikasi aset keuangan hanya terbatas pada instrumen hutang. Reklasifikasi dicatat sebesar nilai wajar aset keuangan pada tanggal reklasifikasi. Penghentian Pengakuan Aset Keuangan Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas 16

arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan dan entitas anak tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan dan entitas anak mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan dan entitas anak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan dan entitas anak masih mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan dan entitas anak telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Metode Suku Bunga Efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal. Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL. Estimasi Nilai Wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal neraca. Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar biaya perolehan. Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan dipasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Perusahaan dan entitas anak menggunakan metode discounted cash flows dengan menggunakan asumsi-asumsi berdasarkan kondisi pasar yang ada pada saat tanggal neraca untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya. 2.v. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi Pihak-pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan yang menyiapkan laporan keuangannya ( Perusahaan pelapor ) : Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan pelapor jika orang tersebut: a) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan pelapor, b) memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan pelapor, atau c) personal manajemen kunci Perusahaan pelapor atau perusahaan induk Perusahaan pelapor. Suatu perusahaan berelasi dengan Perusahaan pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut : a) Perusahaan dan Perusahaan pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya perusahaan induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan perusahaan lain). b) Satu perusahaan adalah perusahaan asosiasi atau ventura bersama dari perusahaan lain (atau perusahaan asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana perusahaan lain tersebut adalah anggotanya). c) Kedua perusahaan tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. d) Satu perusahaan adalah ventura bersama dari perusahaan ketiga dan perusahaan yang lain adalah perusahaan asosiasi dari perusahaan ketiga. e) Perusahaan tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu 17