Business Law PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS (ALTERNATIF DISPUTE RESOLUTION (ADR) DAN ARBITRASE) ANDRI HELMI M, SE., MM 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG 6 M E D I A S I A.

A. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan

BAB I PENDAHULUAN. * Dosen Pembimbing I ** Dosen Pembimbing II *** Penulis. A. Latar Belakang

Ditulis oleh Administrator Jumat, 05 Oktober :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 05 Oktober :47

Socialization ON ADR MEDIASI DALAM ARBITRASE INTERNASIONAL. Le Meridien Hotel Jakarta, 9 Oktober Dr. Frans H. Winarta (ICC Indonesia)

In House Training Pengenalan Konflik, ADR, Negosiasi dan Mediasi. Manado Rabu, 03 Juni 2015

Dalam melaksanakan tugasnya, Kelompok Kerja telah melakukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan proses penyusunan revisi PERMA tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. atau di dengar dalam kehidupan sehari-hari. Konflik atau sengketa bisa

Alternative Dispute Resolution dalam Sengketa Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. bernegara, agar tercipta kehidupan yang aman, tertib, dan adil.

KODE ETIK MEDIATOR Drs. H. HAMDAN, SH., MH. Pendahuluan. Terwujudnya keadilan yang cepat, sedarhana dan biaya ringan merupakan dambaan dari setiap

BAB I PENDAHULUAN. serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Kegiatan usaha

Pengertian Mediasi. Latar Belakang Mediasi. Dasar hukum pelaksanaan Mediasi di Pengadilan adalah Peraturan Mahkamah Agung RI No.

SISTEMATIKAN PEMBAHASAN I. ENVIRONMENTAL DISPUTE RESOLUTON SECARA UMUM 11/10/2011

ARBITRASE SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA Firda Zulfa Fahriani

Christian Daniel Hermes Dosen Fakultas Hukum USI

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG 14 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL A.

BAB IV. A. Analisa terhadap Prosedur Mediasi di Pengadilan Agama Bangkalan. cepat dan murah dibandingkan dengan proses litigasi, bila didasarkan pada

MEDIASI ATAU KONSILIASI DALAM REALITA DUNIA BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. membuat manusia mampu menjalani kehidupannya. Contoh kecil yaitu manusia tidak bisa

BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS

PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN. Karakteristik Pengadilan Negeri. Penyelesaian Sengketa Melalui Litigasi 11/8/2014

A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi

Bahan Ajar Mata Kuliah PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF

Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Organisasi Dan Tata Laksana. Berdasarkan Pasal 185 Surat Keputusan Direksi PT. Kereta Api (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara modern. Hukum memiliki peran yang dominan dalam. ekonomi dan budaya pada masa pembangunan suatu negara.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II PENGATURAN PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN SYARIAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PPHI H. Perburuhan by DR. Agusmidah, SH, M.Hum

CARA MENYELESAIKAN SENGKETA DALAM EKONOMI MAKALAH. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum dalam Bisnis

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 93 TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup diatas tanah dan memperoleh bahan pangan dengan mendayagunakan. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA

PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

BAB I PENDAHULUAN. sengketa dengan orang lain. Tetapi di dalam hubungan bisnis atau suatu perbuatan

PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Oleh : Abu Sopian, S.H., M.M.

PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia sebagai makhluk sosial tidak

Oleh: Hengki M. Sibuea *

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Arbitrase. Miko Kamal. Principal, Miko Kamal & Associates 28/06/12 1

STIE DEWANTARA Sengketa Bisnis & Penyelesaiannya

BAB V P E N U T U P. forum penyelesaian sengketa yang pada awalnya diharapkan dapat menjadi solusi

MEDIASI. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

06 ICC Publication ENG

TINJAUAN HUKUM PROSES PENYELESAIAN SENGKETA TANAH SECARA MEDIASI OLEH PENGADILAN NEGERI LIMBOTO

PRESPEKTIF SMALL CLAIM COURT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Bouman, mengungkapkan bahwa manusia baru menjadi manusia. adanya suatu kepentingan (Nurnaningsih Amriani, 2012: 11).

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI MEDIASI DI LUAR PENGADILAN DI INDONESIA

PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP INVESTOR ASING JIKA TERJADI SENGKETA HUKUM DALAM PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. 1. Kebutuhan masyarakat akan kendaraan bermotor saat ini mudah diperoleh dengan cara

HPI PEMAKAIAN HUKUM ASING PERTEMUAN XIII, XIV & XV. By Malahayati, SH, LLM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perusahaan, antara perusahaan dengan negara, antara negara satu dengan. lokal, nasional maupun internasional.

file://\\ \web\prokum\uu\2004\uu htm

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini banyak terjadi sengketa baik dalam kegiatan di

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL. Oleh : Gunarto, SH, SE, Akt,MHum

Konvensi ini mengandung 16 pasal. Dari pasal-pasal ini dapat ditarik 5 prinsip berikut dibawah ini:

membutuhkan satu sama lain dan juga saling berinteraksi antara wan prestasi atas suatu pekerjaan dan sebagainya. Perselisihan atau sengketa

III. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial Pancasila. Dasar Hukum Aturan lama. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

BAB II PERANAN MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PEMBAGIAN WARIS POLIGAMI

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat diselesaikan secara musyawarah mufakat. Peradilan sebagai

PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF MELALUI MEDIASI. Oleh : Prof. Rehngena Purba, SH., MS.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, hal ini

Oleh : Made Dwi Pranata A.A. Sri Indrawati Dewa Gede Rudy Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

2013, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indone

BAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan musyawarah dengan para shahabatnya. pikiran, gagasan ataupun ide, termasuk saran-saran yang diajukan dalam

PENUGASAN-PENUGASAN KEINVESTIGASIAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan kerjasama, tolong menolong, bantu-membantu untuk

Lex Administratum, Vol. III/No. 8/Okt/2015

BAB I PENDAHULUAN. melalui negosiasi, mediasi, dan arbitrase. Pengertian arbitrase termuat dalam

Moh Jamin, SH,MH Fakultas Hukum UNS

BAB III PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN SYSTEM COURT CONNECTED MEDIATION DI INDONESIA. memfasilitasi, berusaha dengan sungguh-sungguh membantu para pihak

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. menimbulkan pengaruh terhadap berkembangnya transaksi-transaksi bisnis yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat adat yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini terlihat dari

Lex et Societatis, Vol. III/No. 5/Juni/2015

Sengketa Lingkungan PEMICU SENGKETA PENGERTIAN DASAR SENGKETA

Mahkamah Agung yang berfungsi untuk melaksanakan kekuasaan. wewenang yang dimiliki Pengadilan Agama yaitu memeriksa, mengadili,

Arbitrase. Pengertian arbitrase

dengan hukum atau yang tidak dapat dilaksanakan atau yang memuat iktidak tidak baik (Pasal 17 ayat 3).

PENEGAKAN HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KETENAGAKERJAAN MELALUI PERADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL. Yati Nurhayati ABSTRAK

Pokok-Pokok Masalah Pelaksanaan Putusan Arbitrase Internasional di Indonesia oleh: M. Husseyn Umar *)

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : 02 Tahun 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

Oleh: Marhendi, SH., MH. Dosen Fakultas Hukum Untag Cirebon

PERAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NOTARIS DAN MEDIATOR. kalimat yang disampaikan narasumber. Tanda atau karakter yang dimaksud adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berdirinya lembaga-lembaga perekonomian yang menerapkan

Jenis-Jenis Perundingan, Perundingan Kolektif, Peran Serikat Pekerja, Pengusaha dan Pemerintah Dalam Perundingan dan Pengadilan Hubungan

PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI MEDIASI OLEH PARA PIHAK DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR DALAM PERKARA PERDATA. oleh

BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 12 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. yang berperan selama ini. Keberadaan lembaga peradilan sebagai pelaksana

PROSES PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JURUS MENGHINDARI BIAYA PERKARA 1. Oleh: Agus S. Primasta, S.H. 2.

Transkripsi:

Business Law PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS (ALTERNATIF DISPUTE RESOLUTION (ADR) DAN ARBITRASE) ANDRI HELMI M, SE., MM 1

Definisi dan jenis penyelesaian sengketa bisnis Bipartit Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa yang melibatkan pihak ketiga yang independen (mediator) dan membantu menyelesaikan masalah Arbitrase adalah salah satu jenis alternatif penyelesaian sengketa dimana para pihak menyerahkan kewenangan kepada kepada pihak yang netral, yang disebut arbiter, untuk memberikan putusan Pengadilan

DASAR HUKUM ALTERNATIF DISPUTE RESOLUTION (ADR) Dasar Filosofi Pancasila (asas penyelesaian sengketa melalui musyawarah untuk mencapai mufakat) Reglement op de Burgelijke Rechtvordering (RV) pengaturan mengenai Arbitrase Konvensi Washington (dgn UU No. 5/68) Konvensi New York (dgn Kepres No. 34/81) UU No. 14/70 ttg Kekuasaan Kehakiman telah diakomodir hal sbb: Penyelesaian perkara di luar pengadilan, atas dasar perdamaian atau melalui wasit (arbitrase) {penjelasan ps. 3 UU No. 14/70} Tahun 1977 didirikan BADAN ARBITRASE NASIONAL (BANI) 3

DASAR HUKUM ADR Dasar Hukum NEGOSIASI, MEDIASI, KONSILIASI belum ada pengaturan secara tegas, hanya berpedoman pada ETIKA BISNIS UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (isinya lebih cocok disebut UU ttg Arbitrase dan mekanisme proses penyelesaian sengketa melalui arbitrase, sedangkan lembaga ADR lain tidak dibahas 4 Hukum Bisnis (Mediasi)

DASAR- DASAR TEKNIK PENYELESAIAN SENGKETA Penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui jalur: Litigasi Non Litigasi (Alternative Dispute Resolution) 5 Hukum Bisnis (Mediasi)

Waktu lama Mahal Litigasi Pertikaian Kurang Jujur proses penyelesaian sengketa melalui Jalur Pengadilan Kurang Netral 6 Hukum Bisnis (Mediasi)

Murah Hub. baik Cepat ADR Sukarela Non Judicial (luwes) proses penyelesaian sengketa di luar Jalur Pengadilan Sesuai Kebutuhan Netral Rahasia 7 Hukum Bisnis (Mediasi)

LATAR BELAKANG ADR Tuntutan Dunia Bisnis Kritik Bagi Lembaga Peradilan Peradilan Tidak Responsif Kemampuan Hakim yang Generalis 8 Hukum Bisnis (Mediasi)

BENTUK-BENTUK ADR Negosiasi Mediasi Konsoliasi Arbitrase 9 Hukum Bisnis (Mediasi)

Mediasi vs Arbitrase Di dalam mediasi, para pihak masih yakin dapat menyelesaikan sengketa secara damai, yang mereka butuhkan adalah kehadiran pihak ketiga yang netral yang akan membimbing mereka ke arah perdamaian. Di dalam arbitrase, para pihak sudah tidak dapat lagi berdamai, yang mereka butuhkan adalah kehadiran pihak ketiga yang netral yang akan memeriksa sengketa dan menjatuhkan keputusan yang final dan mengikat kepada para pihak.

Ciri-ciri yang membedakan mediasi dengan arbitrase adalah sebagai berikut: 1. Para pihak menyerahkan kewenangan kepada pihak ketiga untuk memutuskan, sedangkan di dalam mediasi, pihak ketiga hanya bertindak sebagai fasilitator; 2. Hasil dari mediator sangat ditentukan oleh kehendak para pihak, sedangkan hasil dari arbitrase sangat ditentukan oleh benar-salah menurut hukum; 3. Proses mediasi ditentukan sendiri oleh para pihak sehingga proses beracaranya tidak formal, sedangkan proses arbitrase sering merujuk kepada peraturan dari lembaga arbitrase yang dipilih dan undang-undang mengenai arbitrase sehingga proses beracaranya lebih formal.

Dasar pemilihan Arbitrase Ketidakpercayaan pada Pengadilan Negeri Prosesnya cepat Dilakukan secara rahasia Bebas memilih arbiter Diselesaikan oleh ahlinya Putusan akhir dan mengikat Bebas memilih hukum yang berlaku

Perbedaan arbitrase dengan pengadilan? Persidangan Tertutup Terbuka Tuntutan atas perkara Jika sudah ada perjanjian awal Proses beracara Tidak terlalu kaku / formal Orang yang menangani perkara Sistem hukum yang dipakai Arbiter Spesialis Tidak mengenal yurisprudensi Diajukan oleh siapapun Sangat formal Hakim Generalis Menggunakan yurisprudensi Putusan Final dan mengikat Bisa banding / peninjauan kembali

Lembaga Arbitrase Adalah badan yang dipilih oleh para pihak yang bersengketa atau ditunjuk oleh pengadilan negeri, untuk memberikan puitusan mengenai sengketa tertentu Beberapa contoh lembaga arbitrase: 1. Badan Arbitrase Nasional Indonesia 2. Badan Arbitrase Muamalat Indoesia 3. The International Centre for Settlement of Invesment Disputes (ICSID) 4. The court of Arbitrasetion of The International Chamber of Commerce (ICC)

Ruang lingkup Arbitrase Menangani semua jenis sengketa dalam bidang keperdataan

Dasar hukum berarbitrase UU nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan dan alternatif penyelesaian sengketa UU nomor 5 tahun 1968 tentang persetujuan atas konvensi penyelesaian perselisihan antar negara dan warga negara asing mengenai penanaman modal Peraturan Mahkamah agung nomor 1 tahun 1990 mengenai arbitrase asing

Pelaksanaan putusan Arbitrase Nasional Instansi yang berhak melaksanakan putusan adalah pengadilan negeri - pendaftaran putusan arbitrase - permohonan eksekusi Arbitrase Internasional Putusan arbitrase hanya bisa dilaksanakan di negara yang telah mempunyai kerjasama / perjanjian ekstradisi

Prosedur Arbitrase Permohonan arbitrase Penunjukan arbiter Proses pemeriksaan

DEFINISI MEDIATION Upaya penyelesaian sengketa secara damai dimana ada keterlibatan pihak ketiga yang netral (mediator), yang secara aktif membantu pihak-pihak yang bersengketa untuk mencapai suatu kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak (MEDIASI). Kovach Facilitated negotiation. It is a process by which a neutral third party, the mediator, assist disputing parties in reaching a mutually satisfactory resolution. Nolan Haley A short term, structured, task, oriented, participatory intervention process. Disputing parties work with a neutral third party, the mediator, to reach a mutually acceptable agreement 19 Hukum Bisnis (Mediasi)

MENGAPA MEDIATION Penyelesaian melalui mediasi tidak hanya dilakukan di luar pengadilan saja, akan tetapi Mahkamah Agung berpendapat prosedur mediasi patut untuk ditempuh bagi para pihak yang beracara di pengadilan. Langkah ini dilakukan pada saat sidang pertama kali digelar. Adapun pertimbangan dari Mahkamah Agung, mediasi merupakan salah satu solusi dalam mengatasi menumpuknya perkara di pengadilan. Proses ini dinilai lebih cepat dan murah, serta dapat memberikan akses kepada para pihak yang bersengketa untuk memperoleh keadilan atau penyelesaian yang memuaskan atas sengketa yang dihadapi. Di samping itu institusionalisasi proses mediasi ke dalam ststem peradilan dapat memperkuat dan memaksimalkan fungsi lembaga pengadilan dalam penyelesaian sengketa di samping proses pengadilan yang bersifat memutus (ajudikatif). 20 Hukum Bisnis (Mediasi)

MEDIASI DI PENGADILAN Peraturan Mahkamah Agung (Perma) Nomor 2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan memberikan definisi sebagai: penyelesaian sengketa melalui proses perundingan para pihak dengan dibantu oleh mediator. Mediasi dilaksanakan melalui suatu perundingan yang melibatkan pihak ketiga yang bersikap netral (non intervensi) dan tidak berpihak (impartial) kepada pihakpihak yang bersengketa serta diterima kehadirannya oleh pihak-pihak yang bersengketa. 21 Hukum Bisnis (Mediasi)

MEDIASI DI PENGADILAN Pihak ketiga tersebut adalah mediator atau penengah yang tugasnya hanya membantu pihak-pihak yang bersengketa dalam menyelesaikan masalahnya dan tidak mempunyai kewenangan untuk mengambil keputusan. Dapat dikatakan seorang mediator hanya bertindak sebagai fasilitator saja. Melalui mediasi diharapkan dicapai titik temu penyelesaian masalah atau sengketa yang dihadapi para pihak, yang selanjutnya dituangkan sebagai kesepakatan bersama. Pengambilan keputusan tidak berada di tangan mediator, tetapi berada di tangan para pihak yang bersengketa. 22 Hukum Bisnis (Mediasi)

UNSUR-UNSUR MEDIASI Sebuah proses penyelesaian sengketa berdasarkan perundingan. Adanya pihak ketiga yang bersifat netral yang disebut sebagai mediator (penengah) terlibat dan diterima oleh para pihak yang bersengketa dalam perundingan itu. Mediator tersebut bertugas membantu para pihak yang bersengketa untuk mencari penyelesaian atas masalah-masalah sengketa. Mediator tidak mempunyai kewenangan membuat keputusankeputusan selama proses perundingan berlangsung. Mempunyai tujuan untuk mencapai atau menghasilkan kesepakatan yang dapat diterima pihak-pihak yang bersengketa guna mengakhiri sengketa. 23 Hukum Bisnis (Mediasi)

SKEMA MEDIATION PIHAK A PIHAK B MEDIATOR 24 Hukum Bisnis (Mediasi)

KEUNTUNGAN MEDIASI Para pihak yang bersengketa dapat tetap berhubungan baik. Hal ini sangat baik bagi hubungan bisnis karena pada dasarnya bertumpu pada good relationship dan mutual trust Lebih murah dan cepat Bersifat rahasia (confidential), sengketa yang timbul tidak sampai diketahui oleh pihak luar, penting untuk menjaga reputasi pengusaha karena umumnya tabu untuk terlibat sengketa Hasil-hasil memuaskan semua pihak Kesepakatan-kesepakatan lebih komrehensif Kesepakatan yang dihasilkan dapat dilaksanakan 25 Hukum Bisnis (Mediasi)

Fungsi Mediator Sebagai katalisator (mendorong suasana yang kondusif). Sebagai pendidik (memahami kehendak, aspirasi, prosedur kerja, dan kendala usaha para pihak). Sebagai penerjemah (harus berusaha menyampaikan dan merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yang lain). Sebagai nara sumber (mendaya gunakan informasi). Sebagai penyandang berita jelek (para pihak dapat emosional). Sebagai agen realitas (terus terang dijelaskan bahwa sasarannya tidak mungkin dicapai melalui suatu proses perundingan). Sebagai kambing hitam (pihak yang dipersalahkan) 26 Hukum Bisnis (Mediasi)

PROSES MEDIASI Tahap pertama: menciptakan forum. Dalam tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Rapat gabungan. Pernyataan pembukaan oleh mediator, dalam hal ini yang dilakukan adalah: mendidik para pihak; menentukan pokok-pokok aturan main; membina hubungan dan kepercayaan. Pernyataan para pihak, dalam hal ini yang dilakukan adalah: dengar pendapat (hearing); menyampaikan dan klarifikasi informasi; cara-cara interaksi. 27 Hukum Bisnis (Mediasi)

PROSES MEDIASI Tahap kedua: mengumpulkan dan membagi-bagi informasi. Dalam tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan mengadakan rapat-rapat terpisah yang bertujuan untuk: Mengembangkan informasi selanjutnya; Mengetahui lebih dalam keinginan para pihak ; Membantu para pihak untuk dapat mengetahui kepentingannya ; Mendidik para pihak tentang cara tawar menawar penyelesaian masalah. 28 Hukum Bisnis (Mediasi)

PROSES MEDIASI Tahap ketiga: pemecahan masalah. Dalam tahap ketiga yang dilakukan mediator mengadakan rapat bersama atau lanjutan rapat terpisah, dengan tujuan untuk: Menetapkan agenda. Kegiatan pemecahan masalah. Menfasilitasi kerja sama. Identifikasi dan klarifikasi isu dan masalah. Mengembangkan alternatif dan pilihan-pilihan. Memperkenalkan pilihan-pilihan tersebut. Membantu para pihak untuk mengajukan, menilai dan memprioritaskan kepentingan-kepentingannya. 29 Hukum Bisnis (Mediasi)

PROSES MEDIASI Tahap keempat: pengambilan keputusan. Dalam tahap ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebagai berikut: Rapat-rapat bersama. Melokalisasikan pemecahan masalah dan mengevaluasi pemecahan masalah. Membantu para pihak untuk memperkecil perbedaanperbedaan. Mengkonfirmasi dan klarifikasi kontrak. 30 Hukum Bisnis (Mediasi)

PROSES MEDIASI Tahap keempat: pengambilan keputusan. Membantu para pihak untuk memperbandingkan proposal penyelesaian masalah dengan alternatif di luar kontrak. Mendorong para pihak untuk menghasilkan dan menerima pemecahan masalah. Mengusahakan formula pemecahan masalah berdasarkan winwin solution dan tidak ada satu pihakpun yang merasa kehilangan muka. Membantu para pihak untuk mendapatkan pilihannya. Membantu para pihak untuk mengingat kembali kontraknya. 31 Hukum Bisnis (Mediasi)

Ketrampilan dan Teknik Mediator Ketrampilan pengorganisasian perundingan. Merencanakan dan menjadwalkan pertemuan. Tepat waktu. Menyambut kedatangan para pihak dalam perundingan. Dll. Ketrampilan perundingan. Mengarahkan pertemuan. Mengingatkan penyelesaian perundingan bukan mediator. Menentukan siapa yang memulai pembicaraan. Kapan kaukus diasakan dan skorsing. 32 Hukum Bisnis (Mediasi)

Ketrampilan dan Teknik Mediator Ketrampilan menfasilitasi Mengubah posisi menjadi isu-isu yang diperlukan. Mengatasi emosi. Menghadapi kemungkinan jalan buntu (deadlock). Melintasi halangan terakhir (the last gap). Ketrampilan komunikasi. Komunikasi verbal. Mendengar secara efektif. Membingkai ulang. Komunikasi non verbal. Kemampuan bertanya. Mengulang pertanyaan. Menyimpulkan. Membuat catatan. Empati. Humor. 33 Hukum Bisnis (Mediasi)

KAUKUS Definisi Caucus (USA: Separate meetings) Australia : Private Meetings Merupakan proses paling penting dan merupakan ciri khas dari mediasi. Bisa dilakukan dengan salah satu pihak dan pengacaranya atau hanya dengan salah satu pihak. 34 Hukum Bisnis (Mediasi)

FUNGSI KAUKUS Memungkinkan salah satu pihak untuk mengungkapkan kepentingan yang tidak ingin mereka ungkapkan didepan mitra rundingnya. Mediator mencari informasi tambahan. Membantu mediator dalam memahami motivasi dan prioritas para pihak dan membangun empati serta kepercayaan secara individual. Memberikan pada para pihak waktu dan kesempatan untuk menyalurkan emosi kepada mediator tanpa membahayakan kemajuan mediasi. Memungkinkan mediator untuk menguji seberapa realistis opsi-opsi yang diusulkan. 35 Hukum Bisnis (Mediasi)

FUNGSI KAUKUS Memungkinkan mediator untuk mengarahkan para pihak untuk melaksanakan perundingan yang konstruktif. Memungkinkan mediator dan para pihak untuk mengembangkan dan mempertimbangkan alternatifalternatif baru. Memungkinkan mediator untuk mempengaruhi para pihak untuk menerima penyelesaian. 36 Hukum Bisnis (Mediasi)

WAKTU KAUKUS Di awal mediasi Bertujuan untuk menumpahkan emosi, merancang prosedur negosiasi, mengidentifikasikan isu. Di tengah mediasi Mencegah komitmen yang prematur. Di akhir mediasi Mengatasi kebuntuan, merancang proposal, menformulasikan kesepakatan. 37 Hukum Bisnis (Mediasi)