BAB IV ANALISIS POSISI PENDANAAN DANA PENSIUN PLN TERHADAP KENAIKAN MANFAAT PENSIUN

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 113/PMK.05/2005 TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN. LAPORAN AKTIVA BERSIH

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 77/KMK.017/1995 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN BULANAN DANA PENSIUN I.

INFORMASI UMUM. Lampiran IIA Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor : KEP-4777/LK/2003 Tanggal : 21 Agustus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendekatan-pendekatan yang menjelaskan pengertian tingkat kecukupan dana

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Tabel 4.1 Data Kepesertaan

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016

1 L a p o r a n T a h u n a n

INFORMASI UMUM. Lampiran IIC Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor : KEP-4777/LK/2003 Tanggal : 21 Agustus

DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN TUGU MANDIRI LAPORAN KEUANGAN DAN INFORMASI TAMBAHAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 31 DESEMBER ASET Semester II 2015 Semester I 2015

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang semakin ketat hal ini. kesejahteraan masa tua karyawan dengan mengikuti

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang

JUMLAH AKTIVA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP).

Tabel Laporan Aset Bersih, Perhitungan Hasil Usaha dan Neraca Dana Pensiun 2015

Tabungan/ Deposito On Call/

Laporan Aset Bersih, Perhitungan Hasil Usaha dan Neraca Dana Pensiun Periode Januari-Agustus 2015

JUMLAH ASET LANCAR

Presiden Direktur : Farida Taher Dir Administrasi&Kepensiunan : Nanang Hendriana Dir Keuangan & Investasi : A.B. Hadi Karyono

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

LAPORAN TAHUNAN DEWAN PENGAWAS DANA PENSIUN BRI TAHUN 2012

30 September 31 Desember Catatan

STRUKTUR ORGANISASI DANA PENSIUN

DANA PENSIUN ANTAM ) ASET INVESTASI

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

PEDOMAN PENGISIAN FORMULIR DATA ELEKTRONIK UNTUK LAPORAN AKTUARIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.219, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Program Tabungan Hari Tua. Kesehatan Keuangan.

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

A. LAPORAN PENGURUS. I. Kepesertaan 1. Jumlah Peserta per 31 Desember 2010.

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN AKTUARIA DAN PENDANAAN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

SURVEI KHUSUS DANA PENSIUN DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN (SKDPP) TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Imbal hasil investasi dan rasio kecukupan Dana Pensiun PLN pada tahun 2016 diatas target yang direncanakan.

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Per 01 Januari 2017 s/d 31 Januari 2017

Oleh Pengurus Dana Pensiun

1 L a p o r a n T a h u n a n

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Per 01 Januari 2017 s/d 31 Agustus 2017

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Aset Neto Per 28 Februari 2017

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Per 01 Mei 2017 s/d 31 Mei 2017

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Per 01 April 2017 s/d 30 April 2017

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Per 01 Maret 2017 s/d 31 Maret 2017

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Per 01 Juni 2017 s/d 30 Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

) ( ASET INVESTASI

Perkembangan Dana Pensiun PLN

SURVEI KHUSUS DANA PENSIUN DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN (SKDPP) TAHUN 2013

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

SOSIALISASI PROGRAM PENSIUN PADA FORUM PERWAKILAN PESERTA AKTIF, UNSUR PENSIUNAN dan SERIKAT PEKERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

Daftar Pustaka. Artikel:

Sedangkan pengertian Pensiun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003; 850) adalah :

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

30 Juni 31 Desember

DANA PENSIUN PERHUTANI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO Per 31 Desember Ref

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 13 AKUNTANSI UNTUK INVESTASI

DAPENMA PAMSI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO Per 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015

LAPORAN BULANAN PT JAMSOSTEK (PERSERO) Per./ Bulan. Tahun.. (Alamat Perusahaan)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat

Penerimaan iuran pensiun tahun... sebesar Rp. 000,- terjadi kenaikan Rp. 000,- atau 0,00% dari tahun. Uraian Tahun Tahun

BAB 3 GAMBARAN UMUM KEBIJAKAN IMBALAN KERJA DI PT. PGN (Persero) Tbk.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

AKUNTANSI UNTUK INVESTASI

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN

(Dalam jutaan Rp.) Januari Tahun Desember Tahun 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA


BAB 4. AKTIVITAS KETIGA

KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI PENDIRI DANA PENSIUN PERHUTANI Nomor : 446 /Kpts/Dir/2011. Tentang

LAPORAN BULANAN PT TASPEN (PERSERO) Per./ Bulan. Tahun.. (Alamat Perusahaan)

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan harganya yang cenderung selalu naik. Kenaikan harga properti

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS POSISI PENDANAAN DANA PENSIUN PLN TERHADAP KENAIKAN MANFAAT PENSIUN 4.1 Gambaran Posisi Pendanaan Dana Pensiun PLN Pendanaan Dana Pensiun adalah kemampuan dana pensiun dalam memenuhi kewajibannya kepada peserta dan kemampuan pemberi kerja dalam mendanai program pensiunnya. Posisi Pendanaan Dana Pensiun dipengaruhi oleh besarnya Kewajiban Solvabilitas, Kewajiban Aktuaria, dan Kekayaan untuk Pendanaan. Serta terlihat dari Kualitas Pendanaan Dana Pensiun tersebut. Rasio pendanaan hanyalah salah satu kriteria keberhasilan pengelolaan suatu program pensiun. Kriteria lain adalah kemampuan untuk mengembangkan kekayaannya, karena dari pengembangan kekayaan inilah yang akan menentukan apakah suatu Dana Pensiun mampu menaikkan manfaat pensiun atau tidak. Banyak dana pensiun yang bertahun-tahun dalam kondisi funded tetapi tidak mampu menaikkan manfaat pensiun karena pertumbuhan kekayaannya kecil sekali. Pertumbuhan kekayaan suatu Dana Pensiun berasal baik dari kenaikan aliran kas yang berasal penghasilan bunga, dividen dan iuran Pendiri maupun dari pertambahan nilai (capital gain) dari surat berharga, saham, serta revaluasi penyertaan dan properti. Sebagai ukuran untuk menentukan kualitas pendanaan Dana Pensiun tersebut baik atau tidak, selain dilihat dari kemampuan pengelolaan dan pengembangan kekayaannya, juga dilihat berdasarkan perhitungan Kewajiban Aktuaria dan Kewajiban Solvabilitas akan diperoleh Posisi pendanaan Dana Pensiun ditetapkan dengan mengelompokkan ke dalam 3 keadaan kualitas pendanaan, yaitu: a. Kualitas Pendanaan Tingkat Pertama adalah keadaan pendanaan Dana Pensiun apabila berada dalam keadaan Dana Terpenuhi (Kekayaan tidak kurang dari Kewajiban Aktuaria). Dengan kata lain rasio Kekayaan terhadap Kewajiban Aktuaria atau rasio pendanaannya di atas 100%. b. Kualitas Pendanaan Tingkat Kedua adalah keadaan pendanaan Dana Pensiun apabila Kekayaan kurang dari Kewajiban Aktuaria tetapi lebih

besar dari Kewajiban Solvabilitas. Dengan kata lain rasio Kekayaan terhadap Kewajiban Solvabilitas atau rasio solvabilitasnya di atas 100% tetapi rasio pendanaannya kurang dari 100%. c. Kualitas Pendanaan Tingkat Ketiga adalah keadaan pendanaan Dana Pensiun apabila Kekayaan kurang dari Kewajiban Solvabilitas. Dengan kata lain baik rasio pendanaan maupun rasio solvabilitasnya kurang dari 100%. Posisi Pendanaan Dana Pensiun PLN tahun 2008 sangat baik dan kualitas pendanaan berada di Tingkat pertama. Tahun 2008 Dana Pensiun PLN dalam kondisi surplus atau funded. Artinya bahwa Dana Pensiun PLN telah berhasil mengelola dan mengembangkan kekayaan dana pensiunnya dengan baik. Tabel 4.1 Sumber: Laporan Tahunan Dana Pensiun PLN Dari hasil perhitungan Kewajiban Aktuaria dan Kewajiban Solvabilitas diperoleh bahwa kualitas pendanaan Dana Pensiun PLN berada dalam tingkat pertama, karena keadaan pendanaan Dana Pensiun apabila berada dalam keadaan Dana Terpenuhi (Kekayaan tidak kurang dari Kewajiban Aktuaria). Dengan kata lain rasio Kekayaan terhadap Kewajiban Aktuaria atau rasio pendanaannya di atas 100%.

Tabel 4.2 Posisi Pendanaan Dana Pensiun PLN Tahun 2006 2008 Per 31 Desember Per 31 Desember Per 1 September 2006 (Rp. Juta) 2007 (Rp. Juta) 2008 (Rp. Juta) Kewajiban 3.453.597 3.818.740 3.940.210 Aktuaria Kekayaan 3.582.741 3.988.231 4.162.483 Surplus (Defisit) 129.144 169.492 222.273 Rasio Pendanaan 103,74% 104,44% 105,6% Kualitas Pendanaan Tingkat I Tingkat I Tingkat I Untuk penjelasan mengenai Kewajiban Solvabilitas dan Kewajiban Aktuaria akan diberikan penjelasan lebih dalam pada analisa berikutnya. 4.1.1 Kekayaan untuk Pendanaan Kekayaan untuk Pendanaan adalah Kekayaan Dana Pensiun yang diperhitungkan untuk menentukan kualitas pendanaan Dana Pensiun. Kekayaan untuk Pendanaan dihitung dari aktiva bersih dikurangi dengan: a. Kekayaan dalam sengketa di pengadilan, atau yang dikuasai atau disita oleh pihak yang berwenang. b. Iuran, baik sebagian atau seluruhnya, yang pada tanggal perhitungan aktuaria belum disetor ke Dana Pensiun lebih dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal jatuh temponya. c. Kekayaan yang ditempatkan di luar negeri. d. Jenis kekayaan yang dikategorikan sebagai piutang lain-lain dan aktiva lain-lain.

e. Selisih lebih nilai investasi dari batasan per pihak sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan tentang Investasi Dana Pensiun. f. Selisih lebih nilai investasi dari batasan per jenis untuk tanah, bangunan, tanah dan bangunan sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.010/2008 tentang Investasi Dana Pensiun. Tabel 4.3 Kekayaan untuk Pendanaan Per 31 Desember 2006 Aktiva Bersih Rp.3.588.274.137.155,- Yang tidak masuk kategori Kekayaan utk Pendanaan: 1. Piutang Iuran yang berumur > 3 bulan a. Iuran Normal Pemberi Kerja b. Iuran Normal Peserta c. Iuran Tambahan 2. Piutang lain-lain Rp. 173.024.983,- 3. Aktiva lain-lain Rp. 5.531.288.814,- 4. Nilai lebih investasi 5. Jumlah Rp. 5.704.313.797,- Kekayaan untuk Pendanaan per 31 Desember 2006 Rp.3.582.569.823.358,-

Tabel 4.4 Kekayaan untuk Pendanaan Per 1 September 2008 Aktiva Bersih Rp.4.190.197.148.308,- Yang tidak masuk kategori Kekayaan utk Pendanaan: 1. Piutang Iuran yang berumur > 3 bulan a. Iuran Normal Pemberi Kerja b. Iuran Normal Peserta c. Iuran Tambahan Rp. 469.294.347,- 2. Piutang lain-lain Rp. 99.249.000,- 3. Aktiva lain-lain Rp. 27.144.858.651,- 4. Nilai lebih investasi 5. Jumlah Rp. 27.713.401.998,- Kekayaan untuk Pendanaan per 31 Desember 2006 Rp.4.162.483.746.310,- 4.1.2 Kewajiban Solvabilitas Kewajiban Solvabilitas adalah kewajiban Dana Pensiun yang dihitung dengan anggapan bahwa Dana Pensiun dibubarkan pada tanggal perhitungan aktuaria. Besar Kewajiban Solvabilitas dihitung berdasarkan jumlah yang lebih besar diantara himpunan iuran peserta dan hasil pengembangannya, dan nilai sekarang Manfaat Pensiun yang dihitung berdasarkan asumsi bahwa peserta berhenti bekerja pada tanggal perhitungan aktuaria dan seluruhnya telah memiliki hak atas dana. Tabel 4.5 Kewajiban Solvabilitas Kewajiban Solvabilitas Rp.3.422.934.221.000,- Rp.3.486.813.944.002,-

4.1.3 Kewajiban Aktuaria Kewajiban Aktuaria adalah kewajiban Dana Pensiun yang dihitung berdasarkan anggapan bahwa Dana Pensiun terus berlangsung sampai terpenuhinya seluruh kewajiban kepada peserta dan pihak yang berhak. Besar kewajiban aktuaria dihitung berdasarkan jumlah yang lebih besar antara Kewajiban Solvabilitas dan bagian dari nilai sekarang dari Manfaat Pensiun yang dialokasikan pada masa sebelum tanggal perhitungan aktuaria menurut metode perhitungan aktuaria yang digunakan untuk menentukan iuran normal. Tabel 4.6 Kewajiban Aktuaria Kewajiban Aktuaria Rp.3.453.597.278.000,- Rp.3.940.210.245.133,- 4.1.4 Surplus (Defisit) Solvabilitas Kelebihan (kekurangan) Solvabilitas diperoleh dari selisih antara Kekayaan untuk pendanaan Dana Pensiun dengan Kewajiban Solvabilitas. Tabel 4.7 Surplus (Defisit) Solvabilitas a. Kekayaan untuk pendanaan Dana Pensiun Rp.3.582.569.823.358,- Rp.4.162.483.746.310,- b. Kewajiban Solvabilitas Rp.3.422.934.221.000,- Rp.3.486.813.944.002,- c. Kelebihan (kekurangan) Solvabilitas (a b) Rp. 159.635.602.358,- Rp. 675.669.802.308,-

4.1.5 Rasio Pendanaan, Rasio Solvabilitas dan Kualitas Pendanaan a. Rasio Pendanaan adalah hasil bagi kekayaan untuk pendanaan Dana Pensiun dengan Kewajiban Aktuaría. Tabel 4.8 Rasio Pendanaan a. Kekayaan untuk pendanaan Dana Pensiun Rp.3.582.569.823.358,- Rp.4.162.483.746.310,- b. Kewajiban Aktuaria Rp.3.453.597.278.000,- Rp.3.940.210.245.133,- c. Rasio Pendanaan (a : b) x 100% 103,73% 105,6% b. Rasio Solvabilitas adalah hasil bagi Kekayaan untuk pendanaan Dana Pensiun dengan Kewajiban Solvabilitas. Tabel 4.9 Rasio Solvabilitas a. Kekayaan untuk pendanaan Dana Pensiun Rp.3.582.569.823.358,- Rp.4.162.483.746.310,- b. Kewajiban Solvabilitas Rp.3.422.934.221.000,- Rp.3.486.813.944.002,- c. Rasio Solvabilitas (a : b) x 100% 104,66% 119,37%

c. Kualitas Pendanaan adalah keadaan pendanaan Dana Pensiun. Selama tahun 2006 dan 2008 kualitas pendanaan Dana Pensiun PLN berada di Tingkat Pertama, yaitu apabila berada dalam keadaan Dana Terpenuhi (Kekayaan tidak kurang dari Kewajiban Aktuaria). Dengan kata lain rasio Kekayaan terhadap Kewajiban Aktuaria atau rasio pendanaannya di atas 100%. Tabel 4.10 Kualitas Pendanaan a. Kekayaan untuk pendanaan Dana Pensiun Rp.3.582.569.823.358,- Rp.4.162.483.746.310,- b. Kewajiban Aktuaria Rp.3.453.597.278.000,- Rp.3.940.210.245.133,- c. Rasio Pendanaan (a : b) x 100% 103,73% 105,6% d. Kualitas pendanaan Tingkat I Tingkat I 4.1.6 Surplus (Defisit) Pendanaan Kelebihan (kekurangan) Solvabilitas diperoleh dari selisih antara Kekayaan untuk pendanaan Dana Pensiun dengan Kewajiban Aktuaria. Tabel 4.11 Surplus (Defisit) Pendanaan a. Kekayaan untuk pendanaan Dana Pensiun Rp.3.582.569.823.358,- Rp.4.162.483.746.310,- b. Kewajiban Aktuaria Rp.3.453.597.278.000,- Rp.3.940.210.245.133,- c. Surplus (Defisit) Rp. 128.972.545.358,- Rp. 222.273.501.177,-

4.2 Analisis Kenaikan Manfaat Pensiun Dana Pensiun PLN Kenaikan Manfaat Pensiun telah dilakukan pada tahun 2006. Pada saat itu kenapa dilakukan kenaikan Manfaat Pensiun, karena melihat kondisi pendanaan Dana Pensiun PLN yang surplus, serta melihat keadaan ekonomi saat itu yang menuntut adanya pengeluaran yang lebih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini dilakukan dalam rangka peningkatan kesejahteraan para pensiunan. Berikut ini akan disajikan perbandingan perhitungan Aktuaria sebelum kenaikan Manfaat Pensiun dan sesudah kenaikan Manfaat Pensiun: Tabel 4.12 Perbandingan Per 31 Maret 2006 dan Per 31 Desember 2006 Per 31 Maret 2006 Per 31 Desember 2006 Kewajiban: a. Aktuaria b. Solvabilitas Rp. 3.296.986.290.000,- Rp. 3.069.619.818.000,- Rp.3.453.597.278.000,- Rp.3.422.934.221.000,- Kekayaan Rp. 3.312.226.142.000,- Rp.3.582.569.823.358,- Surplus Rp. 15.239.852.000,- Rp. 128.972.545.358,- Rasio Pendanaan 100,46 % 103,73% Kualitas Pendanaan Tingkat Satu Tingkat Satu Dari data tersebut di atas, telah terjadi peningkatan besar Kewajiban Aktuaria, Kewajiban Solvabilitas, Kekayaan untuk Pendanaan, besarnya surplus, dari Dana Pensiun PLN padahal telah terjadi kenaikan Manfaat Pensiun. Rasio Pendanaan Dana Pensiun PLN juga meningkat, serta Kualitas Pendanaan masih berada di Tingkat Pertama. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan kenaikan Manfaat Pensiun yang dilakukan Dana Pensiun

PLN tidak membawa pengaruh yang signifikan terhadap besarnya Kewajiban Aktuaria, Kewajiban Solvabilitas, dan Kekayaan untuk Pendanaan Dana Pensiun PLN. Berikut ini akan disajikan perbandingan perhitungan Aktuaria per 31 Desember 2006 dengan perhitungan Aktuaria per 1 September 2008: Tabel 4.13 Perbandingan Per 31 Desember 2006 dan Per 1 September 2008 Kewajiban: a. Aktuaria b. Solvabilitas Rp.3.453.597.278.000,- Rp.3.422.934.221.000,- Rp.3.940.210.245.133,- Rp.3.486.813.944.002,- Kekayaan Rp.3.582.569.823.358,- Rp.4.162.483.746.310,- Surplus Rp. 128.972.545.358,- Rp. 222.273.501.177,- Rasio Pendanaan 103,73 % 105,6% Kualitas Pendanaan Tingkat I Tingkat I Sebagaimana diuraikan di atas, setiap kenaikan manfaat pensiun akan mempengaruhi perhitungan kewajiban aktuaria baik untuk peserta pensiun maupun untuk pegawai aktif, dengan konsekuensi Pendiri harus melakukan setoran iuran tambahan apabila terjadi kekurangan dalam pendanaan. Dalam kondisi jumlah pegawai PT. PLN (persero) yang sangat besar dan struktur penggajian yang sudah tinggi, dapat dibayangkan kenaikan kewajiban aktuaria sebagai akibat kenaikan manfaat pensiun akan sangat besar sekali. Hal tersebut yang masih menjadi kekawatiran bagi Pendiri untuk menaikkan manfaat pensiun. Dari data tersebut di atas, bisa dilihat bahwa terjadi peningkatan besar Kewajiban Aktuaria, Kewajiban Solvabilitas, Kekayaan untuk Pendanaan, besarnya surplus, dari Dana Pensiun PLN. Rasio Pendanaan Dana Pensiun PLN juga meningkat, serta Kualitas Pendanaan masih berada di Tingkat Pertama. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Dana

Pensiun PLN sangat baik, dan dari hal tersebut mungkin bisa dijadikan salah satu faktor untuk membuat keputusan kenaikan Manfaat Pensiun yang akan dilakukan Dana Pensiun PLN. 4.3 Analisis Hasil Penelitian Untuk mengukur keberhasilan Dana Pensiun menurut peneliti, antara lain adalah keberhasilan dalam: a. Kecukupan Pendanaan (dengan Surplus Dana dibanding Kewajiban Aktuaria) b. Peningkatan Manfaat Peserta (naiknya Manfaat yang diterima Pensiunan) c. Pengembangan/ Investasi Dana Kelolaan (yang memberikan return di atas rata-rata tingkat bunga Bank ditambah inflasi) d. Kelancaran Iuran yang masuk ke Dana Pensiun (tidak adanya tunggakan atau piutang karena Iuran) Dana Pensiun yang telah berhasil mengembangkan dananya pasti Kekayaan Pendanaannya cukup bahkan lebih besar dari pada Kewajiban Aktuaria, atau dengan kata lain Surplus. Surplus tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan Manfaat bagi Peserta dengan meningkatkan PhDP (Penghasilan Dasar Pensiun) tanpa menambah Iuran yang harus disetor, sehingga para pensiunan dapat menerima kenaikan pensiun untuk mengatasi kenaikan harga-harga barang karena inflasi. Seperti telah penulis sebutkan di atas, peningkatan Manfaat yang dirasakan oleh Peserta dan Pensiunan merupakan hasil kinerja Pengurus dalam pengelolaan Dana Pensiun, yaitu berhasil dalam Pengembangan/ Investasi Dana Kelolaan dan menjaga Kelancaran Iuran yang masuk ke Dana Pensiun. Melihat kondisi dan perkembangan kekayaan Dana Pensiun PLN di atas peneliti berkeyakinan bahwa Dana Pensiun PLN mampu untuk memberikan tambahan kenaikan manfaat pensiun. Sudah barang tentu perlu analisis yang lebih tajam untuk mengkaji sampai sejauh mana Dana Pensiun dan pendiri mampu menaikkan manfaat pensiun. Masalahnya, kewenangan untuk menaikkan Manfaat Pensiun tidak berada di tangan Dana Pensiun PLN tetapi ditangan pendiri. Jadi perlu suatu forum untuk meyakinkan pendiri

bahwa Dana Pensiun PLN sebenarnya mempunyai kemampuan finansial yang cukup besar untuk memperbaiki kesejahteraan pensiunan.