BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET. 1980, dalam bahasa Prancis ondelette, yang berarti gelombang kecil.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HILBERT

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem tenaga listrik, maka diperlukan proteksi dengan teknik yang tepat

Teknik Proteksi Diferensial Transformator Daya Tiga Fasa Menggunakan Transformasi Wavelet

BAB II LANDASAN TEORI

Aplikasi Transformasi Wavelet Untuk Menghilangkan Derau Pada Sinyal Peluahan Sebagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam segi peningkatan kualitas sistem tenaga listrik, banyak aspek yang bisa

Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Starting

KORELASI JENIS BELITAN TRAFO TERHADAP NILAI SETTING RELAI PROTEKSI DIFFERENSIAL BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET PAKET

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

TEKNIK PROTEKSI DIFFERENSIAL DIJITAL PADA TRANSFORMATOR DAYA TIGA FASA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HILBERT LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

BAB II LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN RELAY DIFFERENSIAL. Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan

BAB III PROSEDUR PENENTUAN LOKASI GANGGUAN DENGAN TRANSFORMASI WAVELET

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. waktu adalah suatu deret observasi yang berurut dalam waktu. Analisis data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

BAB III PROTEKSI GANGGUAN TANAH PADA STATOR GENERATOR. Arus gangguan tanah adalah arus yang mengalir melalui pembumian. Sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

Analisa Multiwavelet untuk Kompresi Suara

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

PERTEMUAN VIII SISTEM PER UNIT DAN DIAGRAM SEGARIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV 4.1. UMUM. a. Unit 1 = 100 MW, mulai beroperasi pada tanggal 20 januari 1979.

Kombinasi Wavelet dan ANFIS sebagai Algoritma Rele Jarak Pada Saluran Transmisi Yang Dikompensasi Seri

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 1 FASA KE TANAH PADA SUTT 150 KV (APLIKASI GI PIP PAUH LIMO)

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

ANALISIS ARUS INRUSH TERHADAP PENGARUH KINERJA RELAI DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR 150 KV

Transformasi Wavelet Diskrit (Discrete Wavelet Transforms): Teori dan Penerapan Pada Sistem Daya

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN RELAY DEFERENSIAL DAN RELEY DEFERENSIAL GRL 150

BAB 4 ANALISA KONSEP ADAPTIF RELE JARAK PADA JARINGAN SALURAN TRANSMISI GANDA MUARA TAWAR - CIBATU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN EK.353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

Deteksi dan Klasifikasi Gangguan pada Saluran Transmisi berbasis Transformasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen, peranan transformator daya pada Gardu Induk Pauh Limo

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Listrik

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

Jurnal Neutrino Vol. 2, No. 1 Oktober

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di Laboratorium Sistem Tenaga Elektrik

BAB III PERANCANGAN ALAT

ANALOG TO DIGITAL CONVERTER

BAB III METODOLOGI. 3.2 Tahap Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akhir

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi karena bergetarnya suatu benda, yang menyebabkan udara di sekelilingnya

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

Adaptor/catu daya/ Power Supply

STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

Melalui persamaan di atas maka akan terbentuk pola radargram yang. melukiskan garis-garis / pola pendekatan dari keadaan yang sebenarnya.

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

GT 1.1 PLTGU Grati dan Rele Jarak

Penggunaan Bilangan Kompleks dalam Pemrosesan Signal

RANCANGBANGUN TRANSFORMATOR STEP UP

Deteksi Lokasi Untuk Gangguan Multi Point Pada Jaring Tiang Distribusi 20 KV Dengan Menggunakan Metode Perambatan Gelombang Sinyal Arus Balik

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERHITUNGAN DAN PETUNJUK UMUM UNTUK PEMILIHAN PENGENAL ARRESTER

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

Transkripsi:

BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET A. Dasar Teori Transformasi Kata dikemukakan oleh Morlet dan Grossmann pada awal tahun 1980, dalam bahasa Prancis ondelette, yang berarti gelombang kecil. Dan setelah itu dalam bahasa Inggris kata onde diganti menjadi wave sehingga menjadi. Transformasi wavelet merupakan suatu transformasi linear yang hampir mirip dengan transformasi Fourier, dengan satu perbedaan penting: transformasi wavelet membolehkan penempatan waktu dalam komponen-komponen frekuensi yang berbeda dari sinyal yang diberikan. Untuk menganalisa sinyal yang frekuensinya bervariasi pada satuan waktu, diperlukan suatu transformasi yang dapat memberikan resolusi frekuensi dan waktu disaat yang bersamaan, biasa disebut analisis multi resolusi (AMR). AMR dirancang untuk memberikan resolusi waktu yang baik dan resolusi frekuensi yang kurang baik pada frekuensi tinggi suatu sinyal, serta resolusi frekuensi yang baik dan resolusi waktu yang kurang baik pada frekuensi rendah suatu sinyal. Transformasi wavelet memiliki beberapa keistimewaan unik yang membuatnya sangat cocok untuk aplikasi khusus ini. Tidak seperti fungsi-fungsi dasar yang digunakan dalam analisa Fourier, wavelet tidak hanya dibatasi pada frekuensi tapi juga pada waktu. Pembatasan atau penempatan ini memperhitungkan deteksi waktu dari kejadian gangguan-gangguan yang terjadi 22

secara tiba-tiba, seperti gangguan transien. Aturan dari multi resolusi ini sangat berguna untuk menganalisa gangguan transien yang mengandung komponenkomponen frekuensi tinggi yang dilokalisir pada sinyal-sinyal frekuensi daya. Analisis wavelet adalah sebuah teknik penjendelaan variabel (variable windowing technique) dan mengijinkan penggunaan interval waktu yang panjang dimana kita menginginkan informasi frekuensi rendah yang lebih tepat, dan daerah/wilayah yang lebih pendek dimana kita menginginkan komponenkomponen frekuensi yang lebih tinggi. Secara garis besar transformasi wavelet terbagi dua yaitu : transformasi wavelet kontinyu dan transformasi wavelet diskrit. 1. Transformasi Kontinyu Cara kerja transformasi wavelet kontinyu (TWK) adalah dengan menghitung konvolusi sebuah sinyal dengan sebuah jendela modulasi pada setiap waktu dengan setiap skala yang diinginkan. Jendela modulasi yang mempunyai skala fleksibel inilah yang biasa disebut induk wavelet atau fungsi dasar wavelet. 2. Transformasi Diskrit Dibandingkan dengan TWK, transformasi wavelet diskrit (TWD) dianggap relatif lebih mudah pengimplementasiannya. Prinsip dasar dari TWD adalah bagaimana cara mendapatkan representasi waktu dan skala dari sebuah sinyal menggunakan teknik pemfilteran digital dan operasi sub-sampling. Untuk bentuk TWD, persamaan yang diberikan adalah: TWD(m,n) = Σ (a 0 m ) -0,5 f(k)[ψ((n-ka0 m )/(a0 m ))]. (3.1) 23

Dimana ψ(k) dan f(k) adalah fungsi wavelet (wavelet induk) dan sinyal asli/original, a 0 m dan ka0 m masing-masing adalah konstanta skala dan translasi dan k,m adalah variabel integer. Gambar 3.1 Skema low-pass dan high-pass dari TWD dibentuk menggunakan filter FIR low-pass dan high-pass. Keluaran dari filter low-pass dan high-pass ini dapat dinyatakan secara matematis oleh : yhp[k] = Σ u[m]. g[2k m] (3.2) ylp[k] = Σ u[m]. h[2k m]. (3.3) Invers TWD kemudian digunakan untuk membangun kembali sinyal ke sinyal asli dengan tidak kehilangan informasi. Keluaran dari filter low-pass dan high-pass dalam tahap rekonstruksi sinyal dapat dinyatakan oleh : u[m] = Σ {y HP (k).g[2k-m] + y LP (k).h[2k-m]}. (3.4) 24

B. Transformasi Paket Transformasi wavelet paket (TWP) adalah pengembangan dari struktur pohon algoritma TWD menjadi struktur pohon biner penuh (full binary tree). Keuntungan menganalisis sinyal dengan menggunakan wavelet adalah memungkinkan untuk mempelajari sinyal dengan lebih rinci dari skala karakteristik. Lebih dari itu, TWP memungkinkan untuk membuat multiresolusi analisis sinyal, karena dilakukan oleh output sinyal dari kedua transformasi wavelet yang halus dengan sinyal yang rapat dan simetris dari hubungan skala fungsi untuk menghindari bias pada lokasi sinyal minimum dan maksimum dari sinyal. Gambar 3.2 Skema Transformasi Paket Dari skema diatas dengan menguraikan sinyal (a 0 ) pada frekuensi rendah dan tinggi, frekuensi rendah dari tingkat pertama adalah pendekatan (a 1 ) dari sinyal dan frekuensi tinggi adalah (d 1 ) dari sinyal masukan. Dimana bagian 1 dan 2 mengacu pada tingkat 1 dan tingkat 2 dari dekomposisi wavelet masing. Setiap bagian dalam tingkat pertama juga terurai dengan cara yang sama menjadi dua bagian perkiraan dan rincian. Oleh karena itu, akan menghasilkan empat sub-band 25

dengan menggunakan filter yang sama yang digunakan dalam tingkat pertama dekomposisi. Fungsi-fungsi dasar yang dihasilkan dari satu fungsi dasar yang disebut mother wavelet. Tingkat pertama dan kedua sub-band yang diperoleh menggunakan dua filter (rendah dan tinggi). Filter ini dapat dinyatakan secara matematis sebagai operasi konvolusi melingkar. Tingkat pertama dua sub-band dapat dinyatakan sebagai : (Adel, 2012). Dimana, g (k) dan h (k) adalah koefisien low pass dan high filter dari Daubechies (db4) masing-masing. Dengan cara yang sama, tingkat kedua empat sub-band dapat dinyatakan sebagai : 26

Jumlah koefisien k untuk fungsi mother wavelet mencapai nilai minimum, dianggap sebagai salah satu yang optimal. Filter wavelet dapat dioptimalkan menggunakan kriteria mother wavelet juga. Perlu diketahui bahwa filter wavelet yang optimal untuk sinyal, belum tentu yang terbaik untuk jenis dari sinyal lain (Adel, 2011). C. Prinsip Kerja Metode yang Diajukan Pemodelan dengan menggunakan Ms.Visio 07 dibawah ini akan menunjukan sistem yang akan digunakan pada percobaan. Dapat dilihat gangguan yang terjadi apakah gangguan internal, eksternal, atau magnetizing inrush. Gangguan akan dapat diketahui ketika melakukan percobaan yang akan dibahas pada bab selanjutnya. Transformator Daya CT 1 CT 2 13,8 / 150 kv PMT PMT PMT PMT PMT PMT 0,5 GVA 1,5 GVA F1 F2 25 km 25 km Dc Db Da Ia Ib Ic RELAY Gambar 3.3 Diagram Satu Garis Transformator Daya dengan Proteksi Diferensial 27

D. Pemodelan Sistem Tenaga Listrik Software Matlab Simulink digunakan untuk menghasilkan data gangguan hubung singkat pada jaringan sistem tenaga listrik di daerah sekitar transformator daya. Transformator yang digunakan memiliki spesifikasi 13.8/150 kv hubungan Y/Δ serta frekuensi 50 Hertz. Titik netral dari hubungan Y diketanahkan. Parameter sumber pada sisi tegangan rendah transformator adalah 0.5 GVA dan pada sisi tegangan tinggi setelah saluran transmisi adalah 1.5 GVA. Panjang saluran transmisi adalah 50 Kilometer. Sumber 1.5 GVA pada sisi tegangan tinggi setelah saluran transmisi merupakan interpretasi dari sistem jaringan tenaga listrik. Interpretasi sumber 1.5 GVA cukup untuk mewakili kondisi riil di lapangan untuk menganalisis gangguan. Titik terjadinya gangguan adalah pada titik F1 dan F2. Titik F1 terletak didalam daerah pengukuran trafo arus yaitu gangguan dalam. Titik F2 terletak sejauh 25 Kilometer dari transformator daya dan diluar daerah pengukuran trafo arus, merupakan gangguan luar Maka jumlah dari kedua jarak F1 Dan F2 merupakan panjang total saluran yaitu 50 Kilometer. Parameter-parameter instalasi untuk model sistem jaringan transmisi adalah sebagai berikut : 1. Parameter sumber : Generator G1 : 0.5 GVA, 13.8kV, X/R = 5 Generator G2 : 1.5 GVA, 150 kv,x/r = 5 2. Parameter transformator daya : 50 MVA, 3 fasa, 13.8/150 kv, Yg/Δ solid grounding Kumparan primer : R = 0.002 pu, X = 0.08 pu 28

Kumparan sekunder : R = 0.002 pu, X = 0.08 pu Impedansi Magnetisasi : Rm = 500 pu, Lm = 500 pu 3. Parameter saluran transmisi : R1 = 0.001273 Ω/km ; R0 = 0.3864 Ω/km L1 = 0.00293 H/km ; L0 = 0.00413 H/km C1 = 0.012 μf/km ; C0 = 0.007 μf/km 4. Resistansi tanah dan resistansi gangguan : Resistansi gangguan (Rf) = { 0.01 ; 5 ; 20 ;50 ohm } Resistansi tanah (Rg) = 5 ohm Simulasi gangguan akan menghasilkan data untuk mengetahui arus yang terdeteksi dari sistem. Setiap trafo arus pada sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah dari transformator tidak memiliki hubungan rangkaian langsung dengan trafo arus lainnya, yang mana ini bersifat independen. Oleh karena itu transfomator arus tidak dihubungkan dengan hubungan Δ/Y. E. Pemodelan Sistem dengan Saturasi Trafo Arus Saturasi yang terjadi didalam trafo arus menunjukkan bentuk gelombang yang sebanding dengan sisi arus primer sampai dengan inti trafo arus tersebut mengalami saturasi. Pada saat inti dari trafo arus mengalami saturasi, maka akan mempengaruhi bentuk gelombang sisi sekunder dari trafo arus sehingga dapat mempengaruhi besaran arus yang terdeteksi pada kumparan relai. Agar dapat menggambarkan keadaan saturasi trafo arus tersebut maka akan diberikan 29

parameter-parameter saturasi pada komponen trafo arus. Komponen trafo arus pada simulasi ditunjukkan pada gambar dibawah 3.4. Gambar 3.4 Pemodelan Simulasi Saturasi Trafo Arus F. Algoritma Metode yang Diajukan Algoritma dari metode proteksi ini secara umum dapat dituliskan sebagai berikut : 1. Langkah pertama, data yang diperoleh berupa sinyal arus dari transformator daya dari terminal arus trafo arus. 2. Langkah kedua, mengolah data sinyal arus dari sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah menjadi sinyal kompleks dengan transformasi Paket. 3. Langkah ketiga, membandingkan sinyal output pada kedua sisi dengan menggunakan perbandingan arus biasa. 4. Langkah keempat, menentukan sinyal trip relay. 30

Algoritma tersebut dirancang pada program Matlab Simulink dimana data input berupa arus dari saluran tenaga listrik akan diolah. Output yang dihasilkan akan ditampilkan berupa sinyal-sinyal yang akan menentukan besarnya arus yang keluar pada trafo arus tegangan rendah dan trafo arus tegangan tinggi, yang kemudian kita akan membandingkannya. Flowchart dari algoritma metode yang diajukan dapat dilihat pada gambar 3.5. Start Sinyal dari Trafo Arus : Ia, Ib dan Ic Transfomasi Kalkulasi Sinyal Output 0 No Yes Gangguan Internal Trip Relay Stop Gambar 3.5 Flowchart Metode yang Diajukan 31