BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 34/PRT/M/2007 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERAN PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG

SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN RI. Jabatan Fungsional. Rumpun Kesehatan.

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

-1- GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LOGO PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUELIK INDONESIA TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kepegawaian. Jabatan. Pencabutan.

Peraturan...

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL KABUPATEN BLORA. Disampaikan oleh : BAMBANG SETYA KUNANTO, SE Kepala Bidang Mutasi Pegawai BKD Blora

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

================================================================ PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 40 TAHUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1994 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Disampaikan oleh Biro Kepegawaian Yogyakarta, 3 Oktober 2014 KEBIJAKAN FORMASI D-IV KESEHATAN

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

Daftar Jabatan Fungsional Khusus (Tertentu)

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

ALOKASI FORMASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BAGI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN KESEHATAN RI T.A 2013

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.48/MEN/2011 TENTANG

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

BERITA DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 12 SERI D NOMOR SERI 2 PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI UTARA NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG

2016, No Birokrasi Nomor PER/219/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Perkayasa dan angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 T

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN. *."rj5[t,',?5]*.r,o. 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang. 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM ALOKASI FORMASI ASN. Dr. Ir. Setiawan Wangsaatmaja, Dipl., S.E. M. Eng. Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PAN dan RB

- 2 - Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republ

2 c. bahwa penataan organisasi dan tata kerja di lingkungan Badan Kepegawaian Negara telah disetujui oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Re

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

2017, No Universitas Terbuka; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Ind

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lemb

SALINAN. b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana. 2. Undang-Undang Nomor S Tahun 2Ol4 tentang. 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 3 - Pasal Jabatan

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS TERBUKA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI

BUPATI MEMPAWAH, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pember

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. NOMOR : 20/PER/M.K0MlNF0/ 4 / 2009 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2013, No BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disebut LAN adalah lembaga pemerintah nonke

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1877, 2014 KEMENKES. Jabatan Fungsional. Pembinaan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, Kementerian Kesehatan memandang perlu untuk melakukan upaya pembinaan bagi para pegawainya melalui jalur jabatan fungsional sebagai jabatan karir Pegawai Negeri Sipil; b. bahwa untuk meningkatkan pembinaan kepegawaian khususnya para Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional di lingkungan Kementerian Kesehatan, dipandang perlu adanya peraturan sebagai acuan dalam pembinaan jabatan fungsional; c. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut pada huruf a dan b perlu ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik

2014, No.1877 2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah di ubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121); 3. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 97 tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 235); 4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741). Memperhatikan: 1. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 58/KEP/M.PAN/8/2000 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat dan Angka 2. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 17/KEP/M.PAN/11/2000 tentang Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan dan Angka 3. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 18/KEP/M.PAN/11/2000 tentang Jabatan Fungsional Entomolog Kesehatan dan Angka 4. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19/KEP/M.PAN/11/2000 tentang Jabatan Fungsional Sanitarian dan Angka 5. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 41/KEP/M.PAN/12/2000 tentang Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundangundangan dan Angka

3 2014, No.1877 6. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 42/kep/m.pan/12/2000 tentang Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan dan Angka 7. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 16/KEP/M.PAN/3/2001 tentang Jabatan Fungsional Perencana dan Angka 8. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 23/KEP/M.PAN/4/2001 tentang Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka 9. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22/KEP/M.PAN/4/2001 tentang Jabatan Fungsional Perawat Gigi dan Angka 10.Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 94/KEP/M.PAN/11/2001 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka 11.Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka 12.Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 23/KEP/M.PAN/2/2003 tentang Jabatan Fungsional Teknisi Penelitian dan Perekayasaan dan Angka 13.Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 37/Kep.M.PAN/4/2003 tentang Jabatan Fungsional Statistisi dan Angka 14.Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 66/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Jabatan Fungsional Pranata Komputer dan Angka 15.Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 117/KEP/M.PAN/10/2003 tentang Jabatan Fungsional Pranata Hubungan Masyarakat dan Angka 16.Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 139/KEP/M.PAN/11/2003 tentang Jabatan Fungsional Dokter dan Angka 17.Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 141/KEP/M.PAN/11/2003 tentang Jabatan Fungsional Dokter Gigi dan Angka

2014, No.1877 4 18.Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/03/M.PAN/1/2004 tentang Jabatan Fungsional Pekerja Sosial dan Angka 19.Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/04/M.PAN/1/2004 tentang Jabatan Fungsional Fisioterapis dan Angka 20.Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/128/M.PAN/9/2004 tentang Jabatan Fungsional Peneliti dan Angka 21.Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/47/M.PAN/4/2005 tentang Jabatan Fungsional Refraksionis Optisien dan Angka 22.Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/48/M.PAN/4/2005 tentang Jabatan Fungsional Terapis Wicara dan Angka 23.Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/122/M.PAN/12/2005 tentang Jabatan Fungsional Ortotis Prostetis dan Angka 24.Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/123/M.PAN/12/2005 tentang Jabatan Fungsional Okupasi Terapis dan Angka 25.Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/36/M.PAN/II/2006 tentang Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian dan Angka 26.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/08/M.PAN/3/2006 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan dan Angka 27.Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/4/2007 tentang Jabatan Fungsional Teknisi Transfusi Darah dan Angka 28.Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/06/M.PAN/4/2007 tentang

5 2014, No.1877 Jabatan Fungsional Teknisi Gigi dan Angka 29.Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 01/PER/M.PAN/1/2008 tentang Jabatan Fungsional Bidan dan Angka 30.Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/07/M.PAN/4/2008 tentang Jabatan Fungsional Apoteker dan Angka 31.Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/08/M.PAN/4/2008 tentang Jabatan Fungsional Asisten Apoteker dan Angka 32.Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/12/M.PAN/5/2008 tentang Jabatan Fungsional Fisikawan Medis dan Angka 33.Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/11/M.PAN/5/2008 tentang Jabatan Fungsional Psikolog Klinis dan Angka 34.Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Nomor 51 Tahun 2012; 35.Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/17/M.PAN/9/2008 tentang Jabatan Fungsional Dokter Pendidik Klinis dan Angka 36.Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 14 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka 37.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/03/M.PAN/3/2009 tentang Jabatan Fungsional Arsiparis dan Angka 38.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor PER/03/M.PAN- RB/1/2010 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan dan Angka

2014, No.1877 6 39.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 40 Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian dan Angka 40.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 77 Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa dan Angka 41.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja dan Angka Kreditnya, sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 47 Tahun 2013; 42.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Teknisi Elektromedik dan Angka 43.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Radiografer dan Angka 44.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 30 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Perekam Medis dan Angka 45.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 46 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya. M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Kesehatan ini yang dimaksud dengan :

7 2014, No.1877 1. Unit Pembina adalah unit kerja yang membina jabatan fungsional berangka kredit, dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsinya; 2. Unit Pengelola Kepegawaian adalah unit kerja yang melaksanakan tugas pengelolaan kepegawaian meliputi formasi, pengadaan, kepangkatan dan penggajian, diklat, pensiun, analisis dan evaluasi jabatan, kepegawaian dan tata usaha kepegawaian; 3. Unit Pengelola Kediklatan adalah unit kerja yang melaksanakan tugas pengelolaan kediklatan meliputi koordinasi program pendidikan dan pelatihan fungsional, penyusunan kurikulum dan modul, penyelenggaraan pelatihan, akreditasi pelatihan, sertifikasi pelatihan, monitoring pelatihan dan evaluasi pasca pelatihan; 4. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri; 5. Jabatan Fungsional Keahlian adalah jabatan fungsional kualifikasi profesional yang dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keahlian meliputi pengembangan pengetahuan dan teknologi di bidang keahliannya; 6. Jabatan Fungsional Keterampilan adalah jabatan fungsional kualifikasi teknis atau penunjang profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan pengetahuan teknis pada satu bidang ilmu pengetahuan atau lebih; 7. Pengelolaan Kepegawaian adalah proses kegiatan perencanaan, pembinaan, dan ketatausahaan kepegawaian pada unit kerja pemerintah; 8. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh setiap pejabat fungsional dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya; 9. Tim Penilai Angka Kredit adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas untuk membantu menilai prestasi kerja pejabat fungsional. BAB II TUJUAN DAN TUGAS Pasal 2 Pembinaan jabatan fungsional di lingkungan Kementerian Kesehatan bertujuan untuk mengoptimalkan:

2014, No.1877 8 a. produktivitas unit kerja; b. produktivitas kerja pegawai negeri sipil; c. karier pegawai negeri sipil; dan d. profesionalisme pegawai negeri sipil. Pasal 3 Pembinaan jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi: a. Pemberdayaan pejabat fungsional sebagai mitra kerja yang bersinergi dengan unit kerjanya; b. Peningkatan peran unit pembina jabatan fungsional di lingkungan Kementerian Kesehatan; c. Pelaksanaan langkah-langkah yang tepat bagi pembinaan dan pengembangan jabatan fungsional. Pasal 4 Dalam melaksanakan pembinaan jabatan fungsional di lingkungan Kementerian Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 perlu menetapkan dan memberikan tugas kepada : a. Unit Pembina Jabatan Fungsional; b. Unit Pengelola Kepegawaian; c. Unit Pengelola Kediklatan. Pasal 5 (1) Unit pembina jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf a meliputi: a. Unit Pembina Jabatan Fungsional Berangka Kredit Bidang Kesehatan; b. Unit Pembina Jabatan Fungsional Berangka Kredit Non Kesehatan. (2) Penunjukan unit kerja sebagai Unit Pembina Jabatan Fungsional berangka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan kesesuaian antara tugas dan fungsi unit kerja dengan tugas pokok dari jabatan fungsional berangka kredit. (3) Unit Pembina Jabatan Fungsional Berangka Kredit Bidang Kesehatan sebagaimana di maksud pada ayat (1) huruf a adalah: a. Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar untuk jabatan fungsional Dokter Gigi dan Teknisi Transfusi Darah; b. Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan untuk jabatan fungsional Dokter dan Dokter Pendidik Klinis;

9 2014, No.1877 c. Direktorat Bina Kesehatan Jiwa untuk jabatan fungsional Psikolog Klinis; d. Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan untuk jabatan fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan dan Radiografer; e. Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik untuk jabatan fungsional Bidan, Fisikawan Medis, Perawat, Perawat Gigi, Perekam Medis, Fisioterapis, Okupasi Terapis, Ortotis Prostetis, Refraksionis Optisien, Teknisi Elektromedis, Teknisi Gigi, dan Terapis Wicara; f. Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan untuk jabatan fungsional Apoteker dan Asisten Apoteker; g. Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang untuk jabatan fungsional Entomolog Kesehatan; h. Direktorat Surveilans, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matra untuk jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan; i. Direktorat Penyehatan Lingkungan untuk jabatan fungsional Sanitarian; j. Direktorat Bina Gizi untuk jabatan fungsional Nutrisionis; k. Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga untuk jabatan fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja; l. Pusat Promosi Kesehatan untuk jabatan fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat; dan m. Biro Hukum dan Organisasi untuk jabatan fungsional Administrator Kesehatan. (4) Unit Pembina Jabatan Fungsional Berangka Kredit Non Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah: a. Sekretariat Inspektorat Jenderal untuk jabatan fungsional Auditor dan Auditor Kepegawaian; b. Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan untuk jabatan fungsional Peneliti dan Teknisi Litkayasa; c. Sekretariat Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan untuk jabatan fungsional Dosen dan Pranata Laboratorium Pendidikan; d. Pusdiklat Aparatur untuk jabatan fungsional Widyaiswara; e. Biro Perencanaan dan Anggaran untuk jabatan fungsional Perencana;

2014, No.1877 10 f. Biro Kepegawaian untuk jabatan fungsional Analis Kepegawaian; g. Biro Keuangan dan Barang Milik Negara untuk jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa; h. Biro Umum untuk jabatan fungsional Arsiparis; i. Biro Hukum dan Organisasi untuk jabatan fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan; j. Pusat Data dan Informasi untuk jabatan fungsional Pranata Komputer dan Statistisi; dan k. Pusat Komunikasi Publik untuk jabatan fungsional Pustakawan dan Pranata Hubungan Masyarakat. (5) Unit Pembina Jabatan Fungsional Berangka Kredit Bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a mempunyai tugas: a. Menyusun rancangan ketentuan pelaksanaan (Petunjuk Pelaksanaan) dan ketentuan teknis (Petunjuk Teknis) jabatan fungsional yang menjadi b. Menyusun pedoman formasi jabatan fungsional yang menjadi c. Menetapkan standar kompetensi jabatan fungsional yang menjadi d. Mengusulkan formasi jabatan fungsional yang menjadi e. Menyusun rancangan standar kompetensi jabatan fungsional yang menjadi f. Melakukan pengkajian dan pengusulan tunjangan jabatan fungsional yang menjadi g. Mensosialisasikan kebijakan jabatan fungsional yang menjadi binaannya secara berkesinambungan; h. Menyusun rancangan usulan kurikulum pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis jabatan fungsional yang menjadi i. Mengusulkan jenis dan jumlah peserta pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis jabatan fungsional yang menjadi j. Mengembangkan sistem informasi jabatan fungsional yang menjadi k. Melakukan pembinaan secara berjenjang terhadap pejabat fungsional yang menjadi l. Menetapkan Tim Penilai jabatan fungsional yang menjadi m. Melakukan pembinaan terhadap Tim Penilai jabatan fungsional yang menjadi

11 2014, No.1877 n. Memfasilitasi pelaksanaan jabatan fungsional yang menjadi o. Memfasilitasi pembentukan organisasi profesi jabatan fungsional yang menjadi p. Memfasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi dan kode etik jabatan fungsional yang menjadi q. Memfasilitasi penyelenggaraan uji kompetensi jabatan fungsional yang menjadi r. Melakukan monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan jabatan fungsional yang menjadi binaannya s. Melakukan update data/pemutakhiran data jabatan fungsional yang menjadi binaannya setiap akhir tahun; t. Menyampaikan hasil pelaksanaan pembinaan jabatan fungsional secara berkala sesuai dengan perkembangan pelaksanaan pembinaan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan tembusan Kepala Badan Kepegawaian Negara. (6) Unit Pembina Jabatan Fungsional Berangka Kredit Non Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mempunyai tugas: a. Mengusulkan formasi jabatan fungsional yang menjadi b. Mensosialisasikan kebijakan jabatan fungsional yang menjadi binaannya secara berkesinambungan untuk lingkup Kementerian Kesehatan; c. Mengusulkan jenis dan jumlah peserta pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis jabatan fungsional yang menjadi d. Mengembangkan sistem informasi jabatan fungsional yang menjadi e. Melakukan pembinaan terhadap pejabat fungsional yang menjadi f. Menetapkan Tim Penilai jabatan fungsional yang menjadi g. Melakukan pembinaan terhadap Tim Penilai jabatan fungsional yang menjadi h. Mengusulkan uji kompetensi jabatan fungsional yang menjadi i. Melakukan monitoring dan evaluasi jabatan fungsional yang menjadi j. Melakukan update data/pemutakhiran data jabatan fungsional

2014, No.1877 12 yang menjadi binaannya setiap akhir tahun; k. Menyampaikan hasil pelaksanaan pembinaan jabatan fungsional secara berkala sesuai dengan perkembangan pelaksanaan pembinaan kepada Instansi Pembina jabatan fungsional terkait; l. Memfasilitasi pelaksanaan jabatan fungsional yang menjadi binaannya. Pasal 6 (1) Unit Pengelola Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b sebagai berikut: a. Biro yang membidangi kepegawaian; b. Bagian yang membidangi kepegawaian. (2) Biro yang membidangi kepegawaian mempunyai tugas: a. Menyusun formasi Calon Pegawai Negeri Sipil jabatan fungsional di lingkungan Kementerian Kesehatan; b. Menetapkan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan fungsional atas usulan unit kerja terkait dengan tembusan kepada unit Eselon I terkait; c. Menetapkan pembebasan sementara dari jabatan fungsional atas usulan unit kerja terkait dengan tembusan kepada unit Eselon I terkait; d. Menetapkan pengangkatan kembali ke dalam jabatan fungsional atas usulan unit kerja terkait dengan tembusan kepada unit Eselon I terkait; e. Menetapkan pemberhentian dari jabatan fungsional atas usulan unit kerja terkait dengan tembusan kepada unit Eselon I terkait; f. Mengembangkan sistem informasi jabatan fungsional; g. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian yang terpadu dalam pengembangan karir, maupun mutasi kepegawaian atas usulan unit Eselon I di lingkungan Kementerian Kesehatan terkait. (3) Bagian yang membidangi kepegawaian pada unit pembina jabatan fungsional kesehatan mempunyai tugas: a. Menyusun rancangan usulan formasi jabatan fungsional kesehatan atas usulan Unit Kerja terkait; b. Mengoordinir usulan standar kompetensi yang telah disusun oleh pembina jabatan fungsional terkait; c. Menyusun rancangan usulan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan fungsional terkait;

13 2014, No.1877 d. Menyusun rancangan usulan pembebasan sementara dari jabatan fungsional terkait; e. Menyusun rancangan usulan pengangkatan kembali ke dalam jabatan fungsional terkait; f. Menyusun rancangan usulan pemberhentian dari jabatan fungsional terkait; g. Menyusun rancangan sistem informasi jabatan fungsional terkait; h. Melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi jabatan fungsional terkait; i. Menyusun rancangan usulan pembentukan dan revisi kebijakan jabatan fungsional terkait; j. Menyusun rancangan usulan jenis dan jumlah kebutuhan pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional terkait; k. Menyusun rancangan usulan mutasi jabatan fungsional terkait. (4) Bagian yang membidangi kepegawaian pada unit pembina jabatan fungsional non kesehatan mempunyai tugas: a. Menyusun rancangan usulan formasi jabatan fungsional non kesehatan atas usulan unit kerja terkait; b. Menyusun rancangan usulan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan fungsional terkait; c. Menyusun rancangan usulan pembebasan sementara dari jabatan fungsional terkait; d. Menyusun rancangan usulan pengangkatan kembali ke dalam jabatan fungsional terkait; e. Menyusun rancangan usulan pemberhentian dari jabatan fungsional terkait; f. Menyusun rancangan sistem informasi jabatan fungsional terkait; g. Melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi jabatan fungsional terkait; h. Menyusun rancangan usulan jenis dan jumlah kebutuhan pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional terkait; i. Menyusun rancangan usulan mutasi jabatan fungsional terkait. j. Memfasilitasi pelaksanaan pembinaan jabatan fungsional di unit kerja. Pasal 7 (1) Unit Pengelola Kediklatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c sebagai berikut:

2014, No.1877 14 a. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur; b. Balai Besar Pelatihan Kesehatan; c. Balai Pelatihan Kesehatan. (2) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a mempunyai tugas: a. Menyelenggarakan TOT jabatan fungsional kesehatan; b. Menyelenggarakan TOT Tim penilai jabatan fungsional kesehatan; c. Mengoordinasikan program pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional kesehatan; d. Menyusun kurikulum dan modul jabatan fungsional kesehatan; e. Melakukan akreditasi dan sertifikasi pelatihan jabatan fungsional kesehatan; f. Melakukan monitoring pelatihan jabatan fungsional kesehatan; g. Melakukan evaluasi pasca pelatihan jabatan fungsional kesehatan yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Kesehatan, Balai Pelatihan Kesehatan dan unit Eselon I. (2) Balai Besar Pelatihan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mempunyai tugas: a. Menyelenggarakan pelatihan jabatan fungsional kesehatan dan non kesehatan; b. Mengusulkan akreditasi dan sertifikasi pelatihan jabatan fungsional kesehatan; c. Mengusulkan akreditasi dan sertifikasi pelatihan jabatan fungsional non kesehatan; (4) Balai Pelatihan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c mempunyai tugas: a. Menyelenggarakan pelatihan jabatan fungsional kesehatan dan non kesehatan; b. Mengusulkan akreditasi dan sertifikasi pelatihan jabatan fungsional kesehatan; c. Mengusulkan akreditasi dan sertifikasi pelatihan jabatan fungsional non kesehatan; Pasal 8 Unit Pembina Jabatan Fungsional di lingkungan Kementerian Kesehatan dapat menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional untuk pengangkatan pertama dalam jabatan fungsional bekerjasama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kementerian Kesehatan.

15 2014, No.1877 Pasal 9 1. Setiap pimpinan unit pembina jabatan fungsional dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi serta bekerjasama baik dalam lingkungannya maupun dengan unit kerja lain; 2. Prosedur dan Tata Cara pelaksanaan tugas dan fungsi unit pembina dilakukan berdasarkan pada peraturan Penetapan Jabatan Fungsional, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis masing-masing jabatan fungsional terkait. Pasal 10 Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan mengoordinasikan pelaksanaan tugas pembinaan dan pengawasan pada Unit Pembina yang unit kerjanya ditunjuk sebagai unit pembina, meliputi administratif, prosedur pelaksanaan tugas serta pendidikan dan pelatihan dalam pelaksanaan jabatan fungsional yang berada di lingkungan Kementerian Kesehatan. BAB III PEMBIAYAAN Pasal 11 Pembiayaan untuk pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada Bab II menjadi tanggung jawab masing-masing unit pembina jabatan fungsional terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IV PENUTUP BAB IV Pasal 12 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

2014, No.1877 16 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 10 Oktober 2014 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NAFSIAH MBOI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 8 Desember 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY